Makalah Struktur Kayu
Makalah Struktur Kayu
Makalah Struktur Kayu
UNIVERSITAS SAMAWA
ABDUL RAUF
13.01.05.0.002-01
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga Laporan MAKALAH STRUKTUR
KAYU ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan selesainya Makalah ini tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen Pembimbing Pak Trisatriawansyah ST.MT. dan Rekan - rekan
mahasiswa yang telah membantu sehingga terselesainya Makalah ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Khususnya
rekan mahasiswa teknik sipil.
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kayu berasal dari batang pohon yang besar dan kokoh yang kegunaanya
hanya sebagai kayu bakar. Tapi seiring berkembangnya jaman kayu tidak lagi
disepelekan melainkan mulai memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia.
B. Rumusan Masalah
BAB I
ANATOMI KAYU
Kulit Kayu, terdapat pada bagian paling luar pada batang. Kulit kayu terdiri
dari kulit luar dan kulit dalam. Kulit luar yang mati berfungsi sebagai pelindung
jaringan yang lain yang letaknya di dalam. Kulit dalam berfungsi sebagai transportasi
hasil fotosintesis dari daun.
Kayu Gubal, adalah bagian kayu yang masih hidup. Umumnya berwarna
lebih muda dan terang. Kayu gubal berfungsi sebagai saluran bahan makanan dari
akar ke daun untuk diolah lebih lanjut dan sebagai penyimpan cadangan makanan.
Kayu Teras, adalah kayu yang sudah mati. Umumnya berwarna lebih gelap
dan mengandung ekstraktif. Untuk kayu yang ekstraktifnya bersifat racun terhadap
orgnisme perusak kayu, kayu teras menjadi lebih awet dibanding kayu gubal.
Hati Kayu, terletak pada pusat lingkaran tahun. Merupakan kayu awal yang
dibentuk oleh pohon bersifat lunak dan rapuh.
Jari-Jari Kayu, merupakan jalur-jalur sel kayu dari pusat lingkaran ke arah
kulit pohon. Tersusun atas sel-sel kayu yang berbaring. Berfungsi sebagai saluran
makanan ke arah radial.
Sel Kayu, beberapa jenis dan pola susunan sel serta pengaturannya dalam
kayu akan mempengaruhi sifat-sifat kayu. Ada beberapa perbedaan penting dalam sel
kayu berdaun jarum & kayu berdaun lebar.
BAB II
A. SIFAT KAYU
a) Sifat Umum Kayu
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar
terutama dalam keadaan kering.
b) Sifat Fisik Kayu
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar
air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding
lurus dengan berat jenisnya.Umumnya makin tinggi Berat jenis kayu,
kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan
3. Warna
4. Tekstur
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang
pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu,
serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan
untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur), dan lain sebagainya.
8. Nilai Dekoratif
9. Higroskopis
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan
untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan
sumber panas.
1. Keteguhan Tarik
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan
tarik sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada
keteguhan geser sejajar arah serat.
5. Kekakuan
6. Keuletan
7. Kekerasan
8. Keteguhan Belah
b. Faktor dalam kayu (internal): Berat jenis, cacat mata kayu, serat
miring, dan lain sebagainya.
BAB III
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat
makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif,
sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau
makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk
mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini
dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat
struktur dalam menentukan jenis.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara
jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan
sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam
sifat kasar antara lain adalah :
a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
b. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
c. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
f. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
g. lingkaran tumbuh,
h. bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan
mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10
kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
a. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah
longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori
terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun
besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran,
jumlah dan bidang perforasi).
b. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu
bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang
lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih
cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan
berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu
parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak
berhubungan dengan pori).
c. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-
garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna
sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan
keseragaman ukurannya.
d. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang
berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada
pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu,
misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain
meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus
spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya,
saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah
longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada
bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran
interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel
kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
e. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya
seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu,
tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
f. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan
biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu
dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti
kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).
g. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu,
yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit.
Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu
yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati
(Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).
Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan
sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori
kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.
Pada sistem kartu, dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran
kartu pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan keterangan sifat-sifat kayu, dan
pada bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan
ditentukan jenisnya, diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifati tersebut, sifat
kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang sampai
ada kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan cara
yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai dengan hasil
pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu. Sebagai hasilnya, nama jenis yang
tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi.
Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan
sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan. Kesulitan tersebut adalah apabila
kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi. Walaupun
sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu,
keduanya tidak akan dapat membantu mendapatkan nama jenis kayu yang
dimaksud. Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai
dengan pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem
dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan suatu jenis kayu.
BAB IV
Jenis kayu yang baik untuk pekerjaan mengukir adalah jeniskayu yang memil
iki seratyang halus dan padat, seratnya lurus, tidakbanyak mata kayunya, dan kemba
ng susutnya sedikit. Berikut adalahjenis kayu yang biasa di gunakan untuk Pekerjaan
mengukir ataumebel.
a. Kayu Jati : Kayu jati ini banyak di gunakan untuk perabot rumahtangga danp
ekerjaan mengukir, karena sifatnya yang renyah (mudah dikerjakan ) seratnya
padat dan tidak mudah di seranghama kayu. Kayu jati apabila sudah tua berw
arna coklat muda,jika telah lama terkena sinar matahari dan udara warnanyam
enjadi sawo matang.
b. Kayu Mahoni : Jenis kayu ini juga memiliki serat yang padat danjarang mata
kayunya,kayu mahoni juga bagus untuk pekerjaanperabot rumah tangga dan
kerajinan ukir. Sifat kayu ini sedangdalam pengerjaanya, kembang susutnya s
edang, tekstur dandaya retaknya sedang.
c. Kayu Sono keling : Kayu sono keling juga bagus untukkerajinan ukir, serat
kayunya padat. Sifatnya kayunya agak kerasdan cukup liat. Warna kayu cokla
t kehitam-hitaman.
d. Kayu Ebony: Sebenarnya kayu ini juga bagus untuk pekerjaanmengukir, nam
un karena sifat kayunya yang mudah retak dankembang susutnya yang cukup
tinggi maka perlu penangananyang lebih ekstra. Kayu ini berwarna hitam kel
abu diselang-seling warna lebih muda.
e. Kayu Balsa: Warna kayu putih keabu-abuan, pengerjaannyamudah karena tid
ak terlalu keras, serat kayulurus bergelombangatau berpadu dengan tekstur ya
ng sangat halus, maka kayu inicocok untuk seni ukir.
f. Kayu Rengas : Istilah lain kayu ingas, jingah, umpah. Kayu iniberwarna cokla
t merah darah kekuning-kuningan dengan garis-garis gelap atau kuning. Sifat
kayu ini sedang sampai kerassehingga agak sulit dalam pengerjaannya, kemb
ang susutnyakecil tapi kelemahan kayu ini daya retaknya terlalu tinggi, seratl
urus terpadu sementara teksturnya agak kasar.
g. Kayu Jelutung : Kayu ini berwarna putih atau kekuning-kuningan,mudah dike
rjakan, kembang susutnya kecil, seratnya lurus danteksturnya agak halus dan
merata.
h. Kayu Surian : Warna kayu merah daging mudah dikerjakankelemahan kayu i
ni adalah daya retak dan kembang susutnyabesar, seratnya lurus, bergelomban
g dengan tekstur agak halus
i. Kayu Sono Kembang : Warna kayu ini kuning / coklat tua,mudah dikerjakand
aya kembang susutnya kecil dan dayaretaknya kecil teksturnya halus sampai
dengan agak kasar danseratnya lurus, berpadu, atau bergelombang.