Perkembangan Embrio Pada Hewan
Perkembangan Embrio Pada Hewan
Perkembangan Embrio Pada Hewan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi (berkembang biak). Reproduksi
bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan keberadaan atau eksistensi
suatu sepesies tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu
vegetatif dan generatif.Setelah terjadi perkawinan (sperma berhasil masuk kedalam
ovum) terbentuklah zigot.
Dalam tahapan normal setelah terjadi pembuahan maka akan terbentuk morula,
Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk
rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan. Embrio
yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses
pembentukan blastula disebut blastulasi.Pembelahan hingga terbentuk blastula ini
terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan
mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-
apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan
mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap
selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut
implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi.
Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula
berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium
paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang
dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian
embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan,
sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat merangsang
dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3
lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah
tengah dan ectoderm di sebelah luar. Dalam proses gastrulasi disamping terus
menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam
gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan
susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan.
Katak merupakan hewan vetebrata yang termasuk dalam kelas amphibi. Kelompok
amphibi ini merupakan jenis hewan ovivar. Katak jantan dan katak betina tidak
memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat
kawin katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan
akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air dengan
menyemprotkan sel-sel gametnya keluar tubuh. Setiap ovum yang keluar akan
dilapisi selaput telur (membrane vitelin). Sebelumnya ovum katak yang telah
matang dan berjumlah sepasang akan ditampung oleh suatu corong. Perjalanan
ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa,
terdapat kantung yang mengembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk
katak betina terpisah dengan ureter. Oviduknya berkelok-kelok dan bermuara pada
kantong kloaka.
Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir,
merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempuyai jantung yang terdiri
dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan
pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya
dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput
tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam,
pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya mempunyai katup yang
mencegah air masuk kedalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembang
biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh
induknya atau pembuahan eksternal.
Habitat utama amphibia adalah hutan primer yaitu hutan yang masih belum
terganggu oleh campur tangan manusia, beberapa hidup di hutan primer seperti
Philautus sp, di hutan rawa biasanya banyak ditemukan spesies tumbuhan jelutung
Dyera cotulata, di sungai besar, adanya air mengalir secara terus-menerus, dasar
sungai batu-batu dan berpasir. Biasanya ditemukan Bufo asper, Rana hosii, di
sungai sedang juga ditemukan Bufo asper. Selain itu juga terdapat di anak sungai
seperti Rana signata dan ada juga pada kolam serta danau seperti Rana erythraea.
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi internal
yang di sebut hormon. Fungsinya mengatur dan mengontrol fungsi-fingsi tubuh,
merangsang baik yang bersifat mengaktifkan pertumbuhan. Pada dasar otak
terdapat glandula pituitaria, bagian anterior ini pada larva menghasilkan hormon
pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang
tulang. Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan
hormon yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Bagian tengah
akan menghasilkan hormone intermedine yang mempunyai pebufon dalam
pengaturan kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan
suatu hormone yang mengatur paengambilan air. Glandulae piroydea yang terdapat
di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormone thyroid yang mengatur
metabolisme secara umum. Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin yang
mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen) pada
permukaan ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang
kerjanya berlawanan dengan insulin (mengubah glikogen menjadi glukosa).
Sistem syaraf pada katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat
tersusun atas otak dan tali spinal. Sedangkan saraf tepi terdiri atas syaraf cranial,
syaraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh dua membrane yang tebal yaitu
durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiameter yang batasan dengan
jaringan syaraf.
B. Fase embriogenesis Pada Amphibi
1. Proses Morula
Pembelahan zigot (mitosis) menjadi banyak blastomer yang kemudian blastomer-
blastomer tersebut berkumpul membentuk seperti buah arbei yang di namakan
morula. Morula memiliki dua macam kutub yaitu kutub animal dan kutub vegetal.
Seperti yang sudah kita ketahui masuknya sperma katak ke dalam telur katak
memprakarsai beberapa kejadian. Ketika meosis telur sudah selesai (sempurna)
maka sabit abu-abu muncul bersebrangan dengan titik sperma itu memasuki telur,
dan nukleus sperma dan nukleus telurmelebur. Segera setelah bagian vital dalam
proses pembuahan sudah sempurna maka terjadilah pembelahan pertama. Nukleus
zigot berbelah melalui mitosis dan muncullah sebuah telur yang memanjang secara
membujur melalui kutub telur tersebut, maka segeralah telur membelah menjadi
dua paruhan.
Sekitar satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak juga melalui kutub
tapi tegak lurus pada yang pertama. Empat sel yang terbentuk kemudian secara
serempak membelah lagi dalam bidang horizontal. Bidang ini terletak lebih dekat
dengan kutub animal daripada kutub vegetal, sehingga akibatnya sel-sel kutub
hewan lebih kecil daripada sel-sel yang berisi kuning telur pada kutub vegetal.
Pembelahan akan terus berlanjut sehingga akan membentuk kumpulan-kumpulan
seperti buah arbei.
Fase Morula
2. Proses Blastula
Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan,
bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan, di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut
dengan blastosoel. Adapun proses pembentukan blastula di sebut blastulasi.
Blastulasi (proses pembentukan blastula) menunjukan perbedaan pada tingkat
takson masing-masing. Sebagai contoh blastulasi pada amphioxus, katak, ayam,
dan babi memiliki tahap pembentukan alat yang berbeda-beda dari tiap daerah
bakalnya sendiri-sendiri.
Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi ini.
Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus
mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga
pada bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut
dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel
epitel. Blastulasi ( proses pembentukan blastula ) menunjukan perbedaan pada
tingkatan takson masing-masing. Proses blastulasi akan diiringi oleh suatu proses
berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrula ini akan terjadi proses dinamisasi
daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai
bentuk dan susunan tubuh spesies yang bersangkutan. Dalam gastrulasi sel masih
terus membelah dan memperbanyak sel. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam
proses gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun
deretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-
masing.
Dalam hal ini ada dua kelompok gerakan :
a. Epiboli
Epiboli adalah gerakan melingkup yang berlangsung disebelah luar embrio.
Kegiatan ini berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Gerakan
berlangsung berdasarkan poros bakal anterior dan posterior tubuh. Bersamaan
dengan terus bergeraknya bakal mesoderm dan endoderm, epiboli menyesuaikan
diri sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh embrio.
b. Emboli
Emboli merupakan gerakan menyusup, gerakan ini berlangsung disebelah dalam
embrio yaitu pada daerah-daerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda dan
endoderm. Gerakan-gerakan tersebut mengarah ke blastocoel. Ada 7 macam
pergerakan pada emboli yaitu involusi (gerakan membelok
kedalam),konvergensi(gerakan menyempit),invaginasi(gerakan mencekuk dan
melipat suatu lapisan),evaginasi(gerakan menjulur),delaminasi( gerakan
memisahkan diri),divergensi(gerakan memencar),extensi(gerakan meluas).
Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi ini.
Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus
mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga
pada bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut
dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel
epitel.
3. Proses Gastrula
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula. Dalam gastrulasi sel
masih terus membelah dan memperbanyak diri. Selain terjadi perbanyakan sel, di
dalam gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun
deretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-
masing, yaitu gerakan epiboli dan gerakan emboli.
Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan yang di mulai dengan
berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses.
Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang
bergerak ke arah anterior bakal embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord
yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di
daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di
bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan
berada persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median.
Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal notochord bekonvergensi ke
bibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di
kedua sisi embrio dan juga ke arah ventral.
4. Neurulasi
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf,
jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm.
Sebagai inducer pada proses neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di
bawah neural ectoderm.
Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang
melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan
keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan
ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan
berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan
terbentuknya bumbung neural atau neural tube.
Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali dengan terbentuknya notochord
dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas arkenteron. Yang
kemudian bumbung neuron berawal sebagai lempengan ectoderm dorsal, tepat
diatas notochord yang sedang berkembang. Setelah notocord terbentuk,lempeng
neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi bumbung neuron (neural
tube).
Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau
tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest) yang bertujuan
membentuk banyak stuktur, yang nantinya akan membentuk tulang dan otot
tengkorak, sel-sel pigmen kulit dan adrenal,dan ganglia peripheral system
saraf.Akhirnya embrio dengan tabung neuron (bumbung neuron) yang sudah
selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas yang nantinya akan
terisi sel-sel saraf.
5. Organogenesis
Setelah semua tahapan telah mengalami ketiga tahapan tersebut maka tahapan
yang terahir adalah pada tahapan organogenesis. Dalam tahapan organogenesis ini
berarti embrio telah mengalami yang namanya kesempurnaan dalam
pertumbuhanya. Tahapan yang akan dilalui dalam organogenesis ini adalah:
1. Perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-
posterior dari tubuh embrio.
2. Tiga lapisan germinal (ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan
diri untuk berkembang menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa
(histogenesis).
3. Ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ
dari jaringan yang sudah terbentuk (organogenesis).
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan
tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Jumlah
lapisan yang ada adalah pada hewan-hewan sebagai berikut:
a) Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio
berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat
tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
b) Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio,
berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti
Porifera dan Coelenterata. Setelah ketiga tahapan tersebut telah selesai dalam
urutanya, maka tahapan selanjutnya akan terjadi yang namanya organogenesis.
Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup
(hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan
dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem
saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon),
alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti
ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Pada dasarnya proses organogenesis pada semua hewan sama, semuanya melalui
tahapan-tahapan di atas, yaitu adanya transformasi dan diferensiasi sel ataupun
jaringan yang akan berkembang dari bentuk primitif menjafi bentuk yang definitif.
Namun, yang berbeda hanyalah hasil dari tahapan tersebut akan membentuk organ-
organ yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Organogenesis adalah proses pembentukan organ. Setelah semua tahapan telah
mengalami ketiga tahapan tersebut maka tahapan yang terahir adalah pada tahaan
organogenesis. Daalm tahapan organogenesis ini berarti embrio telah mengalami
yang namanya kesempurnaan dalm pertumbuhanya. Tahapan yang akan dilalui
dalm organogenesis ini adalah perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal
menjadi arah anterior-posterior dari tubuh embrio. Tiga lapisan germinal
(ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan diri untuk berkembang
menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa (histogenesis). Ketiga lapisan
germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan yang
sudah terbentuk (organogenesis). Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti
hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan
dinding tubuh embrionya.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dan Pertumbuhan Pada Amphibi
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada hewan amphibi
yaitu :
1. Faktor luar (eksternal):
a.) Makanan Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh hewan termasuk manusia
adalah karbohidrat, lemak, protein,vitamin dan mineral. Zat makanan yang paling
penting dalam pertumbuhan hewan dan manusia adalah protein. Protein selain
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh juga berfungsi sebagai pembentuk hormon
yang nantinya juga berperan dalam pertumbuhan.
b.) Air Air merupakan medium paling baik untuk proses-proses kimia di dalam
tubuh. Dari proses" kimia tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan
dihasilkan energi. Energi tersebut kemudian untuk membantu pembentukan sel-sel
baru atau perbaikan jaringan tubuh.
c.) Aktifitas tubuh Aktifitas tubuh dapat mempengaruhi pertumbuhan apabila
dilakukan dalam jangka waktu yang lama. d.Cahaya Matahari Peranan cahaya
matahari terhadap pertumbuhan adalah dalam proses pembentukkkan tulang. kamu
pasti ingat kalo untuk ngubah provitamin D menjadi vitamin D diperlukan cahaya
matahari. kemudian vitamin D yg terbentuk digunakan untuk membantu
pembentukan tulang.