281 929 1 SM
281 929 1 SM
281 929 1 SM
Ahmad Dumyati
Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
ABSTRAK
Penelitian tentang pemanfaatan pasir pantai sebagai agregat halus dalam pembuatan
beton ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan pasir pantai di alam dalam jumlah yang
sangat besar. Pasir pantai yang digunakan berasal dari daerah Pantai Sampur, kota
Pangkalpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kuat tekan
beton yang dihasilkan ketika menggunakan beberapa perlakuan terhadap pasir pantai
Sampur. Perlakuan yang digunakan terhadap pasir Pantai Sampur adalah : tanpa
perlakuan, disiram, dan dicuci. Kuat tekan beton direncanakan 17,5 MPa. Sampel
berbentuk silinder dan berjumlah 24 buah. Penelitian ini juga menggunakan beton normal
dari pasir yang berbeda sebagai kontrol, yaitu pasir daerah Padang Baru Kabupaten
Bangka Tengah. Campuran beton dengan pasir Padang Baru (beton normal)
menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 28,68 MPa. Sedangkan kuat tekan beton rata-
rata pada pasir pantai Sampur tanpa perlakuan sebesar 16,36 MPa, dengan perlakuan
disiram sebesar 17,52 MPa dan dengan perlakuan dicuci sebesar 22,14 Mpa. Kuat tekan
beton terbesar pasir Pantai Sampur terletak pada perlakuan dicuci yaitu sebesar 22,14
Mpa.
pasir sepempang mempunyai nilai modulus 5. Pencampuran yang cukup dari bahan-
halus butir (mhb) 3,07; berat jenis SSD bahan pembentuk beton
2,58; berat satuan 1,49, kandungan lumpur 6. Penempatan yang benar, penyelesaian,
0,44%, kandungan garam 242,77 ppm dan pemadatan beton
(0,024277%) dan kandungan ion khlorida 7. Perawatan beton
147,24 ppm (0,014724%). Beton dengan Adapun kelemahan beton adalah
fas 0,4 dengan kandungan semen berturut- sebagai berikut (Mulyono, 2003):
turut 475 kg/m dan 550 kg/m diperoleh 1. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
kuat tekan beton 37,33MPa dan 36,20 2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan
MPa, untuk fas 0,5 dengan kandungan ketelitian yang tinggi
semen berturut-turut 380 kg/m dan 450 3. Mempunyai bobot yang berat
kg/m diperoleh kuat tekan 35,51 MPa dan 4. Daya pantul suara yang besar
31,68 MPa, sedangkan untuk fas 0,6 Sedangkan kelebihan beton ini
dengan kandungan semen berturut-turut adalah sebagai berikut:
317kg/m dan 375kg/m masing-masing 1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai
kuat tekan beton adalah 27,69MPa dan dengan kebutuhan konstruksi
26,26 MPa. 2. Mampu memikul beban yang berat
3. Tahan terhadap temperatur yang tinggi
Beton 4. Biaya pemeliharaan yang kecil
Beton didapat dari pencampuran
bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu
Semen Portland
pasir, batu, batu pecah, atau bahan Semen merupakan bahan campuran
semacam lainnya, dengan menambahkan
yang secara kimiawi akan aktif setelah
secukupnya bahan perekat semen, dan air berhubungan dengan air. Fungsi utama
sebagai bahan pembantu guna keperluan semen adalah mengikat butir-butir agregat
reaksi kimia selama proses pengerasan dan sehingga membentuk suatu masa padat dan
perawatan beton berlangsung mengisi rongga-rongga udara diantara
(Dipohusodo, 1993).
butir-butir agregat tersebut. Walaupun
Adapun faktor-faktor yang komposisi semen dalam beton hanya
mempengaruhi sifat beton adalah sebagai sekitar 10%, namun karena fungsinya
berikut (Mulyono, 2003): sebagai bahan pengikat maka peranan
1. Kualitas semen (apabila digunakan semen menjadi sangat penting (Mulyono,
untuk konstruksi beton bertulang pada
T., 2003).
umumnya dipakai jenis semen yang
memenuhi syarat)
2. Proporsi semen terhadap campuran
3. Kekuatan dan kebersihan agregat
4. Interaksi antara pasta semen dengan
agregat
1. Agregat kasar
Tabel 1. Susunan unsur semen portland Agregat kasar adalah agregat yang
Oksida Persen (%) tertahan saringan no.4 atau ukuran 4,75
Kapur (CaO) 60 65
mm (Mulyono, 2003).
Silika (SiO2) 17 25
Alumina (Al2O3) 38 Persyaratan agregat kasar SK SNI S-
Besi (Fe2O3) 0,5 6 04-1989-F :
Magnesia (MgO) 0,5 4 a. Butir-butir tajam dan keras dengan
Sulfur (SO3) 12 indeks kekerasan 2,2.
Soda/potash Na2O+K2O) 0,5 1
Sumber : Tjokrodimuljo, 2007 b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh
cuaca (terik matahari dan hujan), jika
Agregat diuji dengan larutan garam natrium
Agregat adalah butiran mineral alami sulfat bagian yang hancur maksimum
yang berfungsi sebagai bahan pengisi 12%, sedangkan dengan larutan garam
dalam campuran mortar atau beton. magnesium sulfat maksimum 18%.
Agregat yang digunakan dalam campuran c. Tidak mengandung lumpur (butiran
beton dapat berupa agregat alam atau halus yang lewat ayakan 0,06 mm)
agregat buatan. Kandungan agregat dalam lebih dari 5%.
campuran beton biasanya sangat tinggi. d. Tidak mengandung zat organis terlalu
Komposisi agregat berkisar antara 60%- banyak, yang dibuktikan dengan
70% dari berat campuran beton percobaan warna dengan 3% NaOH,
(Tjokrodimuljo, 2007) yaitu warna cairan di atas endapan
Secara umum, agregat dapat agregat kasar tidak boleh lebih gelap
dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu daripada warna standar gradasi.
agregat kasar adalah agregat yang tertahan e. Modulus halus butir antara 5 - 8 dan
saringan no.4 atau ukuran 4,75 mm, dan variasi butir sesuai standar gradasi.
agregat halus adalah agregat yang lolos f. Khusus untuk beton dengan tingkat
saringan no.4 atau ukuran 4,75 mm keawetan tinggi, agregat harus tidak
(Mulyono, 2003). relatif terhadap alkali.
Agregat yang digunakan dalam 2. Agregat halus
campuran beton biasanya berukuran lebih Agregat halus adalah agregat yang
kecil dari 40 mm. agregat yang ukurannya lolos saringan no.4 atau ukuran 4,75 mm
lebih besar dari 40 mm digunakan untuk (Mulyono, 2003).
pekerjaan sipil lainyan, misalnya untuk Persyaratan agregat halus SK SNI
pekerjaan jalan, tanggul-tanggul penahan S-04-1989-F :
tanah, bronjong, atau bendungan dan a. Butir-butirnya keras dan tidak berpori.
lainnya. b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh
Menurut SK SNI S-04-1989-F, pengaruh cuaca (terik matahari dan
agregat yang memenuhi persyaratan hujan), jika di uji dengan larutan
sebagai berikut: garam natrium sulfat bagian yang
hancur maksimum 12%, jika di uji
Tiap m3
356 kg 166,468 lt 761,54 kg 1113,008 kg
Proporsi campuran
1 kg 0,47 2,13 3,12
Tiap 0,0053 m3
1,887 kg 0,882 lt 4,036 kg 5,899kg
(1 silinder)
Tiap 0,0318 m3
11,32 kg 5,294 lt 24,217 kg 35,397 kg
(6 silinder)
Dari hasil pengujian slump yang telah dilakukan maka diperoleh data hasil pengujian
yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Setelah melakukan pembuatan benda dilihat pada Tabel 6, Tabel 7, Tabel 8 dan
uji dan telah mencapai umur beton yang Tabel 9.
direncanakan yaitu umur 3 hari dan umur
28 hari,maka benda uji tersebut siap di tes
kekuatan betonnya. Hasil pengujian kuat
tekan beton pada penelitian ini dapat
perlakuan dengan mutu beton 17,5 MPa, Dari Gambar 9. dapat diketahui bahwa nilai
Dalam penelitian ini perlakuan yang kuat tekan beton pada umur 3 hari yang
digunakan adalah tanpa perlakuan, paling besar terdapat pada campuran beton
perlakuan dicuci, dan perlakuan disiram. dengan menggunakan pasir normal (pasir
Adapun hasil kuat tekan ini dapat dilihat padang baru). Nilai kuat tekan beton pada
pada gambar 3. umur 3 hari dengan pasir normal yaitu
sebesar 16,55 MPa, ini berarti lebih besar
dibandingkan dengan nilai kuat tekan beton
dengan pasir laut dicuci, disiram dan pasir
laut tanpa perlakuan, yaitu sebesar 15,78
MPa, 11,5 MPa dan 10,39 MPa.Begitu pula
untuk nilai kuat tekan beton pada umur 28
hari yang paling besar juga terdapat pada
campuran beton dengan menggunakan
Gambar 3. Nilai kuat tekan beton beton normal, nilai kuat tekan beton pada
dengan perlakuan agregat halus yang umur 28 hari dengan menggunakan pasir
berbeda pada umur 3 hari normal, yaitu sebesar 28,68MPa, nilai ini
lebih besar dibandingkan dengan nilai kuat
tekan beton dengan menggunakan pasir laut
dicuci, disiram dan pasir laut tanpa
perlakuan dengan nilai kuat tekan beton
22,14 MPa, 17,52 MPa dan 16,36 MPa,
jadi dapat disimpulkan bahwa pasir laut
dengan perlakuan dicuci dan disiram
mencapai mutu beton yang direncanakan
Gambar 4. Nilai kuat tekan beton dengan yaitu 17,5 MPa, dengan hasil kuat tekan
perlakuan agregat halus yang berbeda pada beton 17,52 MPa dan 22,14 MPa.
umur 28 hari
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini yang
dilakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. a) Pasir Pantai Sampur memenuhi
spesifikasi agregat halus yang
disyaratkan yaitu masuk keriteria pasir
tipe III yaitu pasir agak halus dengan
Gambar 5. Gabungan nilai kuat tekan beton modulus kehalusan 3,09, berat jenis
dengan perlakuan agregat halus yang (Bulk) 2,607, berat jenis permukaan
berbeda pada umur 3 hari dan umur 28 hari kering jenuh 2,637, berat jenis semu
DPU, 1990, Tata Cara Pembuatan Tjokrodimuljo, K., 1992, Teknologi Beton,
Rencana Campuran Beton Normal Andi Offset, Yogyakarta.
SK-SNI-T-1990-03, Departemen
Pekerjaan Umum Yayasan Lembaga Tjokrodimuljo, K., 2007, Teknologi Beton,
Penyelidikan Andi Ofset, Yogyakarta.