LAPORAN PRAKTIKUM Angin

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI
(Konversi Energi Angin)

Oleh :
Nama & NPM : Chondro Jati P 240110130060
Asri Sophiana M 240110130060
Encep Farokhi 240110130069
Nadyah Rachma D 240110130070
Ilham Makarim 240110130077
Rida Nurfaidah 240110120013
Hari, Tanggal Praktikum : 12 November 2015
Waktu : 08.00 - 10.00 WIB
Asisten : 1. Bung Pratiwi
2. Septian A. Wicaksana

LABORATORIUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN


DEPRTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin (PLTA) mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik
dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup
sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar
rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan
energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan. Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun
sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis,
disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global
di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun
pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor satu
pemanasan global.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang
paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy
Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan
oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari
total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara
terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total
kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total
kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800
kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas
masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan
kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau
Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka
Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional,
maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt
(MW) pada tahun 2025. Agar mengetahui besaran tegangan yang dihasilkan dari
kecepatan angin, perlu bagi kita untuk mempelajari hasil dari konversi energi
angin.

1.2 Tujuan
Setelah melaksanakan materi praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis proses konversi energi angin dengan
memanfaatkan perubahan energi kinetik kincir angin.
2. Mengidentifikasikan kuantitas energi listrik yang dihasilkan dari
jumlah/besar energi angin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konversi Energi Angin Menjadi Energi Listrik


Energi angin dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi menggunakan
kincir angin. Energi mekanik yang dihasilkan oleh kincir angin dapat
dimanfaatkan secara langsung atau dikonversi menjadi energi listrik.

Gambar 1. Konversi Energi Angin Menjadi Energi Mekanik


(Sumber : Anonim, 2013 )

Gambar 1 menunjukkan pemanfaatan energi mekanik secara langsung


terjadi sebagai berikut: Angin yang bergerak mengenai sayap kincir menyebabkan
kincir berputar. Perputaran kincir tersebut menyebabkan terbentuknya energi
mekanik, yang kemudian dapat menggerakan pompa sehingga air naik ke atas dan
di tampung ke dalam tangki.

Gambar 2. Konversi Energi Angin Menjadi Energi Listrik


(Sumber : Anonim, 2013)
Sedangkan konversi energi angin menjadi energi listrik (Gambar 2) adalah
sebagai berikut: Angin yang melalui sudu-sudu kincir menyebabkan kincir
berputar. Putaran kincir menyebabkan generator ikut berputar. Di dalam generator
energi angin diubah menjadi energi listrik. Untuk pembangkit tenaga listrik skala
kecil, karena kecepatan angin senantiasa berubah-ubah, maka perlu adanya
pengatur tegangan. Disamping itu perlu baterai untuk menyimpan energi, karena
seiring terdapat kemungkinan dimana angin tidak bertiup. Bila angin tidak
bertiup, generator tidak berfungsi sebagai motor, sehingga perlu sebuah pemutus
otomatik untuk mencegah generator bekerja sebagai motor.
Perlu menjadi catatan bahwa apabila energi mekanik yang dihasilkan maka
pada umumnya turbin angin disebut sebagai kincir angin, akan tetapi bila
dikonversi menjadi listrik maka disebut sebagai turbin angin.

2.2 Syarat-Syarat Kondisi Angin menjadi Energi Listrik


Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Tabel Tingkat Kecepatan Angin

(Sumber : Anonim, 2013)

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang
paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy
Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan
oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari
total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara
terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total
kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.

2.3 Jenis Jenis Kincir Angin


1. Turbin Angin Sumbu Horizontal
TASH memiliki poros rotor utama generator listrik di puncak menara.
Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling angin (baling-baling
cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya
menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah server motor.
Sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang
pelan menjadi lebih cepat berputar.
Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin
biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat
kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi.
Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu
dan sedikit dimiringkan.
2. Turbin Angin Sumbu Vertikal
TASV memiliki poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus. Dengan
sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi
menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan
perawatan.
Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga putaran yang
berdenyut. Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering
dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap
sebuah bangunan.
2.4 Kincir Angin Savonius
2.4.1 Manfaat Kincir Angin Savonius
1. Sebagai sumber energi penerangan di daerah petani / nelayan yang belum
mendapat sambungan. Listrik Kincir model ini sengaja dikembangkan
khusus untuk teknologi rakyat.
2. Daya dan putaran yang dihasilkan turbin savonius relatif rendah, sehingga
pada penerapannya digunakan untuk keperluan yang membutuhkan daya
kecil dan sederhana seperti memompa air.
2.4.2 Aplikasi Kincir Angin Savonius
1. Energi listrik mempunyai banyak kegunaan dari pemanas sampai penggerak
mesin-mesin industri, dari penghasil cahaya sampai penghidup komputer
dan sebagainya.
2. Turbin angin tipe Savonius sendiri digunakan pada lampu-lampu
penerangan di jalan tol. Selain itu, bisa digunakan sebagai kebutuhan rumah
tangga, dll. Lampu-lampu jalan tol tidak perlu lagi menggunakan listrik.
Cukup dengan turbin angin Savonius ini, lampu akan menyala.

2.4.3 Cara Kerja Kincir Angin Savonius


Kincir angin Savonius merupakan sumber energi alternatif yang ramah.
Cara kincir angin bekerja yaitu:
1. Angin (energy kinetic) meniup kincir angin sehingga sudu dan rotor
bergerak.
2. Sudu dan rotor akan berputar pada porosnya.
3. Putaran sudu dan rotor ini mempengaruhi kumparan stator yang ada di
bawah rotor. Dengan rotor berisi magnet dan stator berisi kumparan
(generator), maka
4. akan menghasilkan energy.
5. Melelui generator tersebut terjadi perubahan energy mekanik menjadi
energy listrik yang dapat menyalakan lampu.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Kincir angin
2. Kompresor
3. Multimeter
4. Penggaris

3.2 Prosedur Percobaan


1. Mempersiapkan alat yang akan digunakan.
2. Mengukur dimensi kincir dan penampang sudut secara teliti.
3. Mengatur kecepatan putar kipas angin untuk beberapa kali percobaan.
4. Menempatkan kincir di muka kipas angin, sedemikian hingga kincir
mendapatkan hembusan angin yang cukup untuk berputar.
5. Mengukur tegangan dan arus listrik yang dihasilkan.
6. Mendapatkan data tegangan dan arus pada kecepatan angin yang berbeda
sebanyak 5 data.
7. Melakukan langkah tersebut untuk pengukuran menggunakan kompressor.
8. Memplotkan data dalam bentuk grafik.
9. Menghitung nilai efisiensi kincir angin dengan membandingkan nilai daya
terukur terhadap nilai daya hasil hitungan secara teoritis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dimensi Kincir :
D = 25 cm Cp = 0,59
h = 30 cm = 1,225 kg/cm3
A =..D.h
=2.r.h
= 2 . 23,75 . 30
= 1425 cm2 = 0,1425 m2

Tabel 1. Kecepatan Angin

Tabel 2. Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus pada Perlakukan Berbeda


Kipas Angin
Kompressor
No Kecepatan III
V (mV) I () V (mV) I ()
1 34.10-3 1,7.10-5 1,3.10-3 0,5.10-6
2 25.10-3 0,2.10-5 2.10-3 1,5.10-6
3 38,9.10-3 0,4.10-5 5,4.10-3 4.10-6
-3
4 25,6.10 4,4.10-5 2,7.10-3 2,2.10-6
5 27,3.10-3 5,2.10-5 6,4.10-3 7,7.10-6
Rata-rata 0,03016 2,38.10-5 3,56.10-3 3,18.10-6


P teoritis = . . A . v3

P teoritis Kompresor = . 1,225 . 0,1425 . (7,4)3
= 35,368 Watt

P teoritis Kipas Angin kec. III= . 1,225 . 0,1425 . (7)3
= 29,297 Watt


P aktual Kipas Angin ke. III
=V.I
= 0,03016 . 2,38.10-5
= 7,17808.10-7 Watt


P aktual Kompresor
=V.I
= 0,00356 . 3,18 . 10-6
= 1,132 . 10-8 Watt

= . 100%

Kipas Angin kec. III = . 100%

= 2,02 .10-8%

Kompresor = . 100%

= 3,86 . 10-8%
Chondro Jati P

240110130060

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum teknologi konversi energi kali ini, materi yang


dipraktikumkan mengenai pengukuran kecepatan angin. Angin merupakan salah
satu bentuk energi, dimana angin ini dapat digunakan untuk menghasilkan energi.
Pada praktikum ini kita akan mengukur besarnya daya yang dihasilkan dari
kecepatan angin, yang dihasilkan oleh kipas angin. Untuk mengetahui besarnya
daya yang dihasilkan oleh kecepatan angin dari kipas angin ini, dapat dilakukan
menggunakan perhitungan secara teoritis maupun pengukuran daya secara aktual.
Pada pengukuran ini dihasilkan nilai tegangan serta arus yang didapatkan
dari berbagai tingkat kecepatan kipas angin. Hal tersebut dapat menunjukkan
berapa energi yang dapat dimanfaatkan dari kipas angin tersebut. pengukuran
tegangan dan arus dilakukan beberapa kali untuk masing-masing kecepatan agar
nantinya ditemukan rata-rata nilai tersebut. Pengukuran tegangan pada kipas angin
kecepatan III diperoleh rata-rata sebesar 0.03016 mV. Pada praktikum ini tingkat
kipas angin hanya diukur pada tingkat kecepatan III. Selanjutnya pengukuran arus
pada Kipas Angin Kecepatan III diperoleh rata-rata sebesar 2,38 x 10-5. pada
Tegangan serta arus yang dihasilkan tidak terlalu besar karna sumber energi yang
dipakai hanyalah kipas angin. Namun, dapat diketahui bahwa angin dapat
memberikan energi.
Perhitungan selanjutnya ialah menghitung Paktual, Pteoritis dan efisiensi untuk
setiap tingkat kecepatan. Berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa P aktual
Kipas Angin ke. III sebesar 7,17808.10-7 Watt. Untuk nilai P teoritis Kipas Angin
kec. III sebesar 29,297 Watt . untuk nilai P teoritis Kompresor adalah 35,368 Watt.
Dan nilai P aktual kompressor adalah 1,132 . 10-8 Watt
Sedangkan efisiensi untuk setiap tingkat kecepatan ialah sebesar 2,02 .10-8%
pada Kipas Angin kec. III, dan 3,86 . 10 -8% kompressor. Efisiensi yang lebih besar
dihasilkan pada tingkat kecepatan kompressor. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai efisiensi ini yaitu perbedaan putaran pada alat tersebut dan
kurang akuratnya hasil yang didapat pada multimeter karena multimeter yang
mungkin kinerjanya telah berkurang. Kecepatan angin terbesar diperoleh dari
kompresor, dan tekanan terbesar diperoleh dari kompresor. Perbedaan hasil
tersebut dipengaruhi oleh ketinggian yang berbeda-beda.
Asri Sopiana M

240110130061

Pratikum teknologi dan konversi energi kali ini adalah tentang konversi
energi angin. Pada praktikum ini kita menggunakan kincir savonius, kipas,
kompressor, dan multimeter. Dengan melakukan praktikum ini kita akan
menganalisis proses konversi energi, dan akan mengetahui kuantitas energi listrik
yang dihasilkan dari energi angin. Sehingga kita harus menghitung kecepatan
angin pada kincir. Namun sebelum melakukan pengukuran kecepatan angin pada
kincir kita terlebih dahulu mengukur dimensi kincir savonius. Kita harus mencari
berapa nilai diameter dari kincir tersebut. Setelah itu akan diperoleh luas, luas dari
kincir savoniusnya adalah 0,1425 m2. Setelah kita memperoleh A kita dapat
menghitung kecepatan angin, nilai kecepatan rata-rata pada perlakuan
menggunakan kipas angin dengan tingkat kecepatan high adalah 7 m/s, sedangkan
menggunakan kompressor 7,4 m/s. Selanjutnya pengukuran tegangan dan kuat
arus dengan menggunakan kipas angin dan kompressor. Dengan menggunakan
kipas angin diperoleh nilai rata-rata tegangannya adalah 0,03016 mV, sedangkan
kuat arus nya adalah 2,38.10-5 . Dengan menggunakan kompressor tegangannya
adalah 3,56.10-3mV, dan kuat arus 3,18.10-6 . Setelah itu kita dapat memperoleh P
teoritis kompresor dengan P teoritis kipas angin kecepatan III, nilai masing adalah
35,368 Watt dan 29,297 watt. Efisiensi dari kincir angin pada praktikum ini adalah
2,02 x 10-8 % untuk kipas angin kecepatan III dan 3,86 x 10 -8 %. Berdasarkan
litelatur nilai efisiensi kincir angin 59,26 %. Jika dibandingkan nilai efisiensinya
sangatlah jauh, hal ini dapat disebabkan karena tegangan pada kipas
angin/kompressor yang kita gunakan atau pembacaan angka pada multimeter yang
tidak tepat. Karena pada saat pembacaan multimeter angka sering tidak stabil
yang menyebabkan pembacaan menjadi tidak pas.
Jenis kincir angin yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis kincir
angin savonius. Bentuk kincir ini menyerupai lempengan yang dibentuk huruf s.
Dari hasil peragaan pada praktikum pengukuran besarnya tenaga angin, kincir
savonius dapat menghasilkan putaran rata-rata sebanyak 40 putaran per menit.
Besarnya daya yang dihasilkan kipas akan berbanding lurus dengan banyaknya
putaran dan berbanding terbalik dengan beban dari kincir angin. Jika daya yang
dihasilkan besar maka jumlah putaran dari kincir akan maksimal persatuan waktu,
namun akan sedikit jika beban yang berat terdapat dalam kincir angin.
Encep Farokhi

240110130069

Pada pengamatan Praktikum Teknologi Konversi Energi kali ini


mengamati mengenai tenaga angin sebagai energi alternatif. Proses ini yaitu
menyerap energi dari angin yang menggerakkan motor lalu digunakan sebagai
energi listrik alternatif. Pada praktikum ini memanfaatkan kekayaan alam yang tak
terbatas yaitu energi angin yang akan diubah menjadi energ listrik.
Kebutuhan energi sebenarnya tidak lain adalah energi yang dibutuhkan untuk
menghasilkan dan mendistribusikan secara merata sarana-sarana pemenuhan
kebutuhan pokok manusia. Penggunaan energi angin dengan menggunakan
sumber energi alternatif yang memiliki energi terbaru yang mudah diperoleh dari
lingkungan sekitar dan bersifat dapat diperbaharui.
Pengukuran dilakukan pertama kali yaitu menggunakan sumber angin yaitu
kipas angin dan alat pengukur kecepatan angin anemometer untuk dikonversi
menjadi tegangan, arus, untuk kemudian menghitung daya teoritis, daya aktual,
dan efisiensi menggunakan kincir savonius. Sebelum memulai pengukuran, diukur
terlebih dahulu nilai suhu dan kelembaban di tiga titik yang berbeda, kemudian di
hitung rata ratanya. Sumber angin juga menggunakan 3 macam pengukuran
yaitu kecepatan angin low, medium, hingga level high, namun dikarenakan
kecepatan yang medium dan low tidak bisa menggerakkan motor, hanya
digunakan kecepatan angina level high.
Pada pengukuran kecepatan angin pertama didapat hasil 6,2 m/s dan hasil
kedua dan ketiga sebesar 7,8 m/s dan 7 m/s. Didapat hasil kecepatan angin rata-
rata setelah tiga kali pengukuran sebesar 7 m/s.
Pada praktikum ini sangat penting dilakukan sehingga kita memahami konsep
dasar pengambilan energi dari angin. Selain itu, kita juga dapat mencoba teknik
sederhana dalam pengambilan energi angin dan penerapan sehari hari, yang dapat
diterapkan oleh masyarakat serta memahami penggunaan energi yang lebih
sempurna karena angin didapatkan secara gratis dari alam.
Dan pada percobaan yang kedua menggunakan kompresor, hasil yang didapat
menggunakan kompresor tidak jauh beda dengan menggunakan kipas angin, nilai
yang didapat sebesar 7,6, 7,2, dan 7,4 m/s, dan nilai rata-rata sebesar 7,4 m/s.
Untuk mengetahui berapa efisiensi dari percobaan kali ini adalah dengan
membandingkan daya aktual dan daya teoritis, pada daya teoritis kipas angina
didapati nilai daya sebesar 29,368 watt, dan daya aktual sebesar 7,17808x10 -7, dan
nilai efisiensinya adalah 2,02x10-8 watt, dan pada daya teoritis kompresor sebesar
35,368 watt, dan aktualnya 1,132x10-8 watt, terdapat nilai yang sangat jauh antara
nilai daya aktual dan teoritis, hal ini bisa disebabkan beberapa hal, bisa karena
faktor kesalahan saat melakukan praktikum dan alat yang digunakan tidak
berjalan dengan baik.
Tentu saja praktikum ini tidak sepenuhnya sempurna karena mungkin saja ada
beberapa faktor mengakibatkan hasil yang didapat tidak sesuai sebagaimana
mestinya. Faktor-faktor tersebut seperti kesalahan dalam mengarahkan alat yang
harus tepat pada datangnya angin, alat yang kurang memadai dan tidak sesuai
fungsinya, dan kurang teliti praktikan dalam pembacaan hasil praktikum. Faktor-
faktor tersebut harus diperhatikan agar hasil yang didapat menjadi lebih tepat.
Nadyah Rachma D
240110130070

Percobaan konversi energi ini berkaitan dengan pengukuran tenaga yang


dihasilkan oleh angin. Hal ini cukup menarik, karena kondisi Indonesia yang
membutuhkan alternativ energi dari sumber yang tersedia namun alami. Potensi
yang dapat dijadikan sebagai energi alternative salah satunya angin. Dalam
praktikum ini praktikan mencoba untuk mengkaji bagaimana potensi energi
angina ini, serta untuk mengetahui besarnya tenaga yang dihasilkan.
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan kalau angin memiliki
potensiuntuk dijadikan sebagai sumber energi alternativ. Perhitungan besarnya
tenaga yang dihasilkan oleh angin, dihitung dengan menggunakan persamaan P=
W/t, sedangkan W diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan persamaan W
=D2V3/8g. Nilai usaha yang diperoleh 499.154 joule, dan nilai daya atau tenaga
yang dihasilkan oleh angin secara perhitungan teoritis adalah sebesar 29,297 Watt
sedangkan secara perhitungan aktual daya yang diperoleh sebesar 7,17808 x 10 -7
Watt . Nilai daya yang dihasilkan ini berbeda cukup jauh dengan daya keluaran
dari kompresor, yaitu secara teoritis didapatkan hasil 35,368 watt dan secara
perhitungan aktual hasilnya didapatakan sebesar 1,132 x 10-8 Watt. Pengurangan
daya ini bisa saja disebabkan oleh tegangan dalam dari kipas angin serta kesalah
dalam pembacaan skala.
Pada praktikum ini, jenis kincir angin yang digunakan adalah jenis
savonius. Dengan jumlah putaran yang dihasilkan selama 5 menit adalah 33.49
putaran/5 menit. Jumlah putaran ini cukup minim. Banyaknya putaran dihitung
dengan menggunakan tachometer yang diarahkan pada batang kincir savonius.
Jumlah yang kurang tepat ini mungkin disebabkan oleh pada saat pengukuran,
tachomter tidak tepat diarahkan pada batang savonius, sehingga hasil yang
diperoleh tidak tepat. Bisa juga putaran yang minim ini disebabkan oleh bebandari
kincir angina savonius ini, serta konstruksi savonius yang tidak sempurna.
Banyaknya putaran menunjukkan seberapa kuat energi angina dapat
menggerakkan kincir dengan beban tertentu.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan bisa membuktikan bahwa
tegangan dengan kuat arus itu berbanding lurus, dan arus berbanding terbalik
dengan hambatan.Semakin tinggi kecepatan angin maka semkin besar arus dan
tegangan yang dihasilkan. Sedangkan untuk perhitungan efisiensi yang dihasilkan
oleh kipas angin adalah sebesar 2,02 x 10-8% dan efisiensi yang dihasilkan oleh
kompresor adalah sebesar 3,86 x 10-8%. Hal ini membuktikan bahwa alat yang
efektif untuk merubah angin menjadi energi adalah kompresor meskipun
selisihnya dengan kipas angin tidak terlalu besar. Efisiensi yang begitu kecil ini
dapat disebabkan oleh kesalahan pembacaan arus dan tegangan pada multimeter
atau kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh praktikan.
Ilham Makarim
240110130077

Praktikum kali ini mengenai konversi energi angin. Sumber angin berasal
dari kipas angin dengan 3 tingkat kecepatan dan kompresor. Pengukuran
dilakukan pada kincir angin yang mempunyai jumlah sudu atau baling-baling 2
buah, bernama kincir savonius vertikal. Angin merupakan salah satu energi yang
dapat diperbaharui, mudah diperoleh, mudah dikonversikan, tidak membutuhkan
biaya operasional yang tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik.
Namun dalam penggunaannya, energi angin tidak bisa langsung dimanfaatkan
sebagai energi listrik tetapi harus dilakukan pengkonversian energi angin ini
menjadi energi listrik dengan bantuan alat yang dapat bekerja dan menghasilkan
energi listrik seperti kincir angin. Cara kerja dari kincir angin ini dalam
mengkonversi angin menjadi enegi listrik adalah angin yang melalui sudu-sudu
kincir akan menyebabkan kincir berputar. Perputaran kincir ini menyebabkan
generator ikut berputar dan di dalam generator energi angin diubah menjadi energi
listrik.
Kincir angin dengan sumbu vertikal merupakan sistem sederhana sebagai
pembangkit listrik. Kincir angin sumbu vertikal memiliki kecepatan putar yang
tinggi dan tidak terpengaruh oleh arah angin, maka dari itu banyak digunakan
sebagai sarana atau alat dalam memanfaatkan energi angin menjadi energi listrik.
Dari data pengukuran putaran kincir tanpa generator dan dengan generator
diperoleh bahwa kincir akan lebih banyak berputar tanpa adanya generator, karena
penambahan generator ini dapat menambah beban kerja pada kincir sehingga
baling-balingnya lebih lambat berputar. Maka dari itu generator dipakai sebagai
beban yang menahan perputaran baling-baling kincir sehingga perputarannya
lebih lambat daripada pengukuran RPM kincir tanpa generator.
Praktikum ini dimaksudkan untuk mengetahui daya yang dihasilkan oleh
putaran kincir angin, namun karena terjadi kerusakan pada dudukan dinamo yang
mengharuskan dinamo ditahan dengan bantuan tangan maka hasil pengukuran
arus dan tegangan tidak akurat karena dinamo kadang bekerja kadang tidak.
Selain itu pengukuran sempat terhambat karena lamanya waktu mengisi angin
pada kompresor sehingga data yang didapatkan oleh setiap kelompok hanya satu
saja.
P teoritis diperoleh dengan menggunakan rumus P = Cp A V3, dengan nilai

dan Cp telah diketahui, nilai luasan dapat dihitung dan nilai kecepatan diperoleh

dari hasil rata-rata pengukuran kecepatan memakai anemometer. Maka diperoleh


P teoritis untuk kipas angin pada kecepatan 3 sebesar 29,297 watt dan untuk
kompresor sebesar 35,368 watt. Sedangkan P aktual dapat dihitung menggunakan
rumus P = V I, diperoleh nilai P aktual untuk kipas angin pada kecepatan 3 sebesar
7,17808.10-7 watt dan untuk kompresor sebesar 1,132.10-8 watt. Dengan
diperolehnya daya aktual maka nilai efisiensi dari kedua alat dapat ditentukan.
Untuk efisiensi kipas angin pada kecepatan 3 sebesar 2,02.10-8 % dan untuk
efisiensi kompresor sebesar 3,86.10-8 %.
Kincir angin yang digunakan untuk pembangkit listrik biasanya disebut turbin
angin. Ada 2 jenis turbin angin yaitu turbin angin sumbu horizontal dan turbin
angin sumbu vertikal. Perbedaan dari jenis turbin angin ini adalah bentuk baling-
balingnya yang dibuat secara tegak (vertikal atau horizontal). Turbin angin sumbu
horizontal memiliki poros rotor utama dan genertor listrik yang dipasang pada
puncak menara. dikarenakan sebuah menara menghasilkan turbulensi di
belakangnya, maka turbin biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara.
Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh
angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan
menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan. Turbin ini merupakan menara
yang tinggi sehingga dapat memudahkan akses angin yang lebih kuat namun
bagaimanapun, menara yang tinggi serta bilah sudu yang panjang enyebabkan
pengangkutan dan pemasangan turbin ini sulit dilakukan sehinga membutuhkan
biay operasional lebih mahal. Turbin angin sumbu vertikal memiliki sumbu rotor
utama dan balin-baling yang disusun tegak lurus. Turbin ini tidak harus diarahkan
ke angin agar menjadi efektif sehingga mampu mendayagunakan angin dari
berbagai arah. Turbin ini sulit dipasang di atas menara, oleh karena itu sering
dipasang di tanah atau atap sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada
ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin yang sedikit.
Untuk memperbesar nilai efisiensi kincir angin yang digunakan pada
praktikum ini adalah dengan tidak dipasangnya dinamo sehingga perputaran
baling-baling akan lebih cepat juga diberikannya sumber angin dengan kecepatan
tinggi. Kincir angin yang memiliki efisiensi paling tinggi adalah turbin angin
sumbu horizontal karena dengan menara yang tinggi, dapat mengakses angin yang
lebih kuat dan pada sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas,
kecepatan angin meningkat sebesar 20%. Sedangkan Kebanyakan turbin angin
sumbu vertikal memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi turbin angin sumbu
horizontal karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
Hal yang membedakan kecepatan dari tiap-tiap waktu pada masing-masing
kelompok adalah posisi kipas angin sebagai sumber energi angin sehingga arah
anginnya akan mempengaruhi putaran, ketidaktelitian praktikan saat mengukur
timer pada stopwatch dan faktor pemberian gaya awal pada baling-baling untuk
dapat memutarkan kincir. Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau
pergerakan udara per satuan waktu dan dinyatakan dalam satuan meter per detik
(m/s) ataupun kilometer per jam (km/j). Kecepatan angin bervariasi dengan
ketinggian dari permukaan tanah, sehingga dikenal adanya profil angin, dimana
makin tinggi suatu tempat maka gerakan angin makin cepat. Kecepatan angin
dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Anemometer atau
Anemograf.
Rida Nurfaidah
240110120013

Pada praktikum kali ini mengenai energi angin, energi angin merupakan
salah satu sumber energi yang bisa didapatkan atau diperoleh secara gratis, energi
angin pun bisa dimanfaatkan sebagai sumber tenaga salah satunya sumber tenaga
listrik, tujuan dari praktikum teknologi konversi energi kali ini yaitu mengetahui
cara pengkonversian dari energi angin menjadi energi listrik. Alat utama untuk
mendapatkan sumber energi angin ialah kipas angin. Pertama kali yang dilakukan
pada praktikum ini ialah mengukur dimensi dari kipas angin, luas permukaan
sudut pada kincir angin. Dari hasil pengukuran didapatkan diameter 25 cm dan
tinggi 30 cm. kemudian dapat kita hitung luas permukaannya dan didapatkan hasil
sebesar 0,1425 m2.
Dari hasil diatas didapatkan kecepatan rata-rata kipas angin kecepatan III
sebesar 7 m/s dan kecepatan compressor sebesar 7,4 m/s. selain itu kita juga
mengukur tegangan dan kuat arus pad kipas angina dan compressor. Tegangan
rata-rata yang didapatkan pada kipas angin kecepatan III yaitu sebesar 0,03016
Volt dan rata-rata kuat arus yang didapatkan yaitu sebesar 2,38.10 -5 A. sedangkan
tegangan rata-rata yang didapatkan pada compressor yaitu sebesar 3,56.10 -3 dan
kuat arus rata-rata yang didapatkan pada compressor sebesar 3,18.10 -6. Dari data
tersebut kita dapat menghitung daya yang dihasilkan oleh kipas angin dan
compressor. Daya teoritis kipas angin yang didapatkan sebesar 29,297 Watt dan
daya teoritis pada compressor yaitu sebesar 35,368 Watt. Daya actual kipas angin
sebesar 7,17808.10-7 Watt dan daya actual compressor sebesar 1,132 . 10-8 Watt.
Efisiensi kipas angina didapatkan sebesar 2,02 .10-8% sedangkan efisiensi
compressor didapatkan sebesar 3,86 . 10-8%.
Cara kerja kipas angin adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi
energi gerak. Dengan menggunakan motor listrik yang berguna untuk mengubah
energi listrik menjadi energy gerak. Dalam motor listrik tersebut, ada kumparan
besi yang bergerak dan sepasang magnet U pada bagian yang diam. Saat listrik
mengalir pada lilitan kawat dalam kumparan besi, peristiwa ini mengubah
kumparan besi menjadi magnet. Magnet tersebut menghasilkan gaya berputar
secara periodik pada kumparan besi, Hal ini disebabkan oleh sifat magnet yang
saling tolak menolak pada kedua kutubnya, sehingga gaya tolak menolak magnet
antara sepasang magnet dan kumparan besi membuat gaya berputar. Oleh karena
itu, poros kumparan menjadi tempat baling-baling kipas angin dikaitkan. Untuk
memperbesar hembusan angin pada kipas angin, perlu penambahan tegangan
listrik pada kumparan besi agar cara kerja kipas angin lebih optimal. Bila saklar
dinyalakan maka arus listrik akan mengalir pada kumparan stator motor dan
menimbulkan gaya gerak listrik sehingga rotor motor berputar, di ujung rotor
dipasang kipas untuk mengerakan putaran kipas.
Chondro Jati P

240110130060

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum panel surya ini yaitu sebagai berikut :
1. Kecepatan angin tertinggi diperoleh pada kecepatan tiga yang terdapat
pada kipas angin
2. Efisiensi terbesar dihasilkan pada tingkat kecepatan satu pada kipas angin.
3. Angin dapat dijadikan sebagai sumber energi dan dikonversikan.
4. Ketinggian, suhu, kelembaban dapat mempengaruhi kecepatan serta
tekanan angin.
5. Kecepatan angin rata-rata terbesar diperoleh pada pengamatan di
Lapangan Bola Sayang dan tekanan angin rata-rata terbesar diperoleh pada
pengamatan di Lapangan Merah.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini yaitu :
1. Praktikan sudah mengerti materi yang akan dipraktikumkan.
2. Praktikan dapat serius dalam melakukan praktikum.
3. Dalam melakukan pengukuran, sebaiknya dilakukan pada saat kondisi
matahari sedang terik agar hasil yang diperoleh maksimal.
4. Praktikan sebaiknya dapat datang tepat waktu.
Asri Sopiana M

240110130061

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Sistem energi angin adalah perubahan energi kinetik (pergerakan) dari
angin menjadi energi mekanik atau listrik yang bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan praktis
2. Berdasarkan literatur, nilai efisiensi dari kincir tipe baling-baling ini
mampu mencapai 60 %, secara teoritis efisiensi kincir angin hanya mampu
sebesar 59,26 % (Bentz limit, 2006).
3. Efisiensi dari kincir angin pada praktikum ini adalah 2,02 x 10-8 % untuk
kipas angin kecepatan III dan 3,86 x 10-8 %.
4. Kincir savonius dapat menghasilkan putaran rata-rata sebanyak 40 putaran
per menit.

6.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah :
1. Alat yang digunakan dicek terlebih dahulu agar tidak menghambat
praktikum.
2. Praktikan harus mengerti bahasan praktikum, agar praktikum berjalan
dengan lancar.
Encep F
240110130069

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Pada proses pengambilan energi angin, energi besar tergantung pada
posisi, kecepatan dan cuaca.
2. Dari data hasil praktikum diatas dari tempat yang berbeda dan waktu yang
berbeda tidak menjamin besar kecilnya energi angin yang didapat.
3. Penggunaan kincir angin sebagai energi alternatif hemat energi yang baik
namun biaya pada energi ini relatif mahal.
4. Angin memiliki energi yang paling banyak digunakan sehari hari, terutama
dipakai dalam rumah tangga, pertanian, masyarakat dan lain lain.

6.2 Saran
Adapun beberapa saran-saran dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1. Harus memahami dan mengerti teorinya terlebih dahulu sebelum
melakukan praktikum.
2. Mengerjakan atau melakukan praktikum harus dengan sungguh-sungguh
agar meminimalisir kesalahan pada saat praktikum berlangsung.
3. Periksa kondisi alat sebelum melakukan praktikum.
Nadyah Rachma D
240110130070

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan praktikum ini adalah :
1. Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan
yang rendah, yang terjadi dialam.
2. Energi angin adalah pemanfaatan angin sebagai sumber energi.
Sistemenergi angin adalah perubahan energi kinetik (pergerakan) dari
anginmenjadi energi mekanik atau listrik yang bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan praktis
3. Angin dikendalikan oleh energi dari matahari, merupakan udara yang
bergerak, sehingga ia mempunyai energi gerak yakni energi kinetik.
4. Alat yang umum digunakan dalam pengukuran kecepatan angin disebut
anemometer.

6.2 Saran
Untuk mengembangkan angin di suatu wilayah harus diperhatikan beberapa
faktor, antara lain:
1. Kecepatan angin dan perubahan kecepatan rata-rata (30-40 km/jam)
2. turbulensi angin
3. topografi, dan
4. ketinggian hembusan angin di atas wilayah.
Ilham Makarim
240110130077

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah:
1. Angin merupakan salah satu energi yang dapat diperbaharui dan dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, namun untuk memanfaatkan
energi angin harusmemakai bantuan alat seperti kincir angin.
2. Kincir angin dengan sumbu vertikal kecepatan putar yang tinggi dan
tidak terpengaruh oleh arah angin, maka dari itu banyak digunakan
sebagai sarana atau alat dalam memanfaatkan energi angin menjadi
energi listrik.
3. Putaran kincir akan lebih banyak pada kincir yang tidak dipasangi
genertor dripada yang memakai generator.
4. Ada 2 jenis turbin angin yaitu turbin angin sumbu horizontal dan turbin
angin sumbu vertikal.
5. Daya teoritis untuk kipas angin pada kecepatan 3 sebesar 29,297 watt dan
untuk kompresor sebesar 35,368 watt.
6. Daya aktual untuk kipas angin pada kecepatan 3 sebesar 7,17808.10-7
watt dan untuk kompresor sebesar 1,132.10-8 watt
7. Efisiensi kipas angin pada kecepatan 3 sebesar 2,02.10-8 % dan untuk
efisiensi kompresor sebesar 3,86.10-8 %.

6.1 Saran
Saran yang diberikan untuk praktikum ini adalah:
1. Praktikan melakukan praktikum dengan teliti terutama pada saat
mengitung jumlah putaran sudu pada kincir angin.
2. Peralatan yang akan digunakan untuk praktikum diperiksa dahulu
keadaannya karena alat yang rusak dapat menghambat jalannya
praktikum.
Rida Nurfaidah

240110120013

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan praktikum kali ini adalah :
1. Prinsip kerja pengkonversian dari energi angin pada praktikum teknologi
konversi energi ini yaitu dengan memanfaatkan angin yang dihembuskan
dari putaran kipas angin untuk memutarkan baling-baling kincir atau
turbin, yang kemudian turbin tersebut otomatis berputar dan akan
menggerakkan generator dan kemudian dari generator tersebut dapat
dihasilkan energi listrik.
2. Energi angin merupakan salah satu sumber energi yang bisa didapatkan
atau diperoleh secara gratis, energi angin pun bisa dimanfaatkan sebagai
sumber tenaga salah satunya sumber tenaga listrik
3. Cara kerja kipas angin adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi
energi gerak.
4. Daya teoritis kipas angin yang didapatkan sebesar 29,297 Watt dan daya
teoritis pada compressor yaitu sebesar 35,368 Watt. Daya actual kipas
angin sebesar 7,17808.10-7 Watt dan daya actual compressor sebesar
1,132.10-8 Watt. Efisiensi kipas angina didapatkan sebesar 2,02 .10-8%
sedangkan efisiensi compressor didapatkan sebesar 3,86 . 10-8%.

6.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan terlebih dahulu memahami materi yang akan
dipraktikumkan
2. Sebaiknya alat diperbaiki terlebih dahulu agar bisa dipakai dengan lancar
ketika praktikum
DAFTAR PUSTAKA

annisa. 2012. Macam-macam Kincir Angin. Terdapat pada : http://anizza16.


blogspot.com/2012/07/macam-macam-kincir-angin.html. (Diakses Pada
tanggal 23 November 2015 Pukul 15.00 WIB)

Bagus. 2012. Kincir Angin Savonius. Terdapat pada http://www.scribd.com


/doc/110510160/KINCIR-ANGIN-SAVONIUS#download. (Diakses Pada
tanggal 23 November 2015 Pukul 15.00 WIB)

Suwiryo. 2013. Energi dan Listrik Pertanian. Terdapat pada


http://web.ipb.ac.id /~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik
%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20IV%20ENERGI
%20ANGIN/indexANGIN.htm (Diakses Pada tanggal 23 November 2015
Pukul 15.00 WIB)

Wawan. 2008. Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Terdapat pada :


http://renewableenergyindonesia.wordpress.com/2008/03/05/pembangkit-
listrik-tenaga-angin/ (Diakses Pada tanggal 23 November 2015 Pukul 15.30
WIB)
LAMPIRAN

Gambar 3. Kipas Angin


Gambar 4. Mengukur Dimensi Kincir

Gambar 5. Terminal Gambar 6. Kompressor

Anda mungkin juga menyukai