Laporan Praktikum Hidrologi 4 Print

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

ANALISIS CURAH HUJAN DESAIN


Disusun Oleh:
KELOMPOK

:4

Anggota Kelompok

:1.Setia Shofi Pertiwi (240110110039)


2.Seruni Rara Jingga (240110110040)
3.Revana Permatasari (240110110046)
4.Reza Abel
(240110110052)
5.Ricky Hasiholan
(240110110057)

Hari, Tanggal Praktikum: Rabu, 17 Oktober 2012


Jam

: 15.00 WIB - 16.40 WIB

Asisten Praktikum

: 1.Febri Primadani
2.Reza Radhian Rotasta
3.Rizky Ananda
4.Eva Febrianty Annisa
5.Dwi Prei Sugiarti

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012
BAB I

LATAR BELAKANG
Curah hujan memiliki pengaruh terhadap pembuatan suatu rancangan
hidrologi. Untuk mendapatkan suatu data curah hujan untuk keperluan
perancangan, maka diperlukan suatu analisa terhadap curah hujan atau analisis
curah hujan desain. Analisis curah hujan desain ini bisa digunakan untuk
perencanaan drainase, saluran air atau jembatan yang melintasi sungai atau
saluran.
Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang
telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang
dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan di masa akan datang akan
masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu. Data hidrologi yang
dianalisis diasumsikan tidak bergantung (independent), terdistribusi secara acak,
dan bersifat stokastik, yaitu memiliki peluang.
Dalam pengelolaan perencanaan tersebut, sangat penting

untuk

mengetahui mengetahui karakteristik hidrologi daerah untuk suatu perencanaan,


yang dilakukan dengan menganalisis frekuensi data curah hujan maksimum.
Analisis ini nantinya digunakan untuk mendapatkan data curah hujan yang
tepat yang akan digunakan dalam perencanaan hidrologi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Presipitasi
Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan

bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan
curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang.
Presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan
bentuk uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat proses kondensasi.
Presipitasi merupakan factor utama yang mengendalikan proses daur hidrologi di
suatu wilayah DAS ( merupakan elemen utama yang perlu diketahui medasari
pemahaman tentang kelembaban tanah, proses resapan air tanah dan debit aliran ).
Presipitasi mempunyai banyak karakteristik yang dapat mempengaruhi
produk air suatu hasil perencanaan pengelolaan DAS. Besar kecilnya presipitasi,
waktu berlangsungnya hujan dan ukuran serta intensitas hujan yang terjadi baik
secara sendiri-sendiri atau merupakan kombinasi akan mempengaruhi kegiatan
pembangunan ( proyek ).
Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm).
salju, es, hujan dan lain-lain juga dinyatakan dengan dalamnya (seperti hujan)
sesudah di cairkan.
2.2

Metode Distribusi Normal


Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss.
X T = X + K T S
XT : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
X : Nilai rata-rata hitung variat
S : Deviasi standar nilai variat
KT : Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan
tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis
peluang. Nilai faktor frekuensi dapat dilihat pada tabel Reduksi Gauss.

Sumber:Suripin.Sistem Drainase Perkotaan yang berkelanjutan.2004

Sumber:Suripin.Sistem Drainase Perkotaan yang berkelanjutan.2004

2.3

Metode Gumbel
X X sK

Mengubah data X kedalam bentuk logaritmik Y = log X

X = Curah hujan dengan periode ulang TR (mm)


= Curah hujan rata-rata (mm)
= Standar deviasi dari data X

YTr Yn
Sn

K = faktor probabilitas, untuk harga-harga ekstrim dapat


dinyatakan dalam persamaan :
Yn = reduced mean yang tergantung pada jumlah sampel atau data n
Sn = reduced standard deviation yang juga tergantung pada jumlah sampel
YTr = reduced variate yang dihitung dengan persamaan :
Tr 1

YTr ln ln
Tr

Tr = PUH untuk curah


hujan tahunan rata- rata (2,33 tahun)
YT : Perkiraan nilai ang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
Y : Nilai rata-rata hitung variat
S : Deviasi standar nilai variat
KT : Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan
tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis
peluang. Nilai faktor frekuensi dapat dilihat pada tabel Reduksi Gauss.
Tabel. Reduce Mean (Yn)

Tabel. Reduce Standard deviation (Sn)

2.4

Metode Log Person III


Pearson telah mengembangkan serangkaian fungsi probabilitas yang dapat
dipakai untuk hampir semua distribusi probabilitas empiris.
Tiga parameter penting dalam Metode Log Pearson Tipe III, yaitu:
1. Harga rata-rata ( R )
2. Simpangan baku (S)
3. Koefisien kemencengan (G)
Hal yang menarik adalah jika G = 0 maka distribusi kembali ke distribusi
Log Normal.
Langkah-langkah penggunaan distribusi Log Pearson Tipe III :
n

logX
i

i1

Ubah data dalam bentuk logaritmik : Y = log X


Hitung harga rata-rata :

(logX
i1

Y)

n 1

Hitung harga simpangan baku :


n

n (logX i Y) 3
i 1

(n 1)(n 2)s 3

Hitung koefisien kemencengan :

YT Y K.s

Hitung logaritma hujan dengan periode ulang T

menggunakan persamaan :
K = variabel standar (standardized variable) untuk X
yang besarnya tergantung G

Hitung curah hujan dengan menghitung antilog Y.

Sumber:Suripin.Sistem Drainase Perkotaan yang berkelanjutan.2004

Sumber:Suripin.Sistem Drainase Perkotaan yang berkelanjutan.2004


BAB III
METODELOGI
3.1

Alat dan bahan


Alat-alat yang digunakan diantaranya :
1) Data Curah hujan selama 10 tahun di empat stasiun yang berbeda
sebagai data
2) Kalkulator untuk menghitung.

3.2

Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan praktikum kali ini adalah
1) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari asisten praktikum
2)
3)
4)
5)
6)

tentang analisis curah hujan desain.


Menyalin data hujan di empat stasiun tersebut ke Microsoft Excel.
Merata ratakan curah hujan harian di empat stasiun.
Menjumlahkan curah hujan bulanan di empat stasiun.
Mengetahui curah hujan bulanan maksimum di empat stasiun.
Membuat table untukmasing masing metode yaitu metode distribusi

Gumbel, distribusi Log Pearson III dan Distribusi Normal.


7) Menentukan bulan basah untuk setiap tahun data dari data curah hujan
wilayah.
8) Mencari nilai curah hujan maksimum dari bulan basah tiap tahun data.
9) Menghitung nilai rata rata curah hujan harian maksimum tiap tahun
data.
10) Merata-rata kan lagi nilai rata-rata curah hujan maksimum.
11) Mengetahui nilai Standar Deviasi dari data rata-rata curah hujan
maksimum untuk metode distribusi normal.
12) Menghitung nilai variable Reduksi Gauss dengan cara interpolasi.
13) Menganalisis distribusi frekuensi data rata rata curah hujan harian
maksimum tersebut dengan ketiga metode.

14) Mengulangi lagi langkah 10 dan 11 untuk metode Gumbel.


15) Menentukan nilai Yn dan Sn.
16) Menghitung nilai curah hujan dengan periode ulang TR untuk metode
gumbel.
17) Mengulangi lagi langkah 10 dan 11 untuk metode Log Person III.
18) Menghitung nilai skew dari data rata-rata curah hujan maksimal.
19) Menghitung nilai log X dari data rata-rata curah hujan masimal tiap
tahun kemudian di rata-rata kan lagi,dicari nilai standar deviasi nya
dan juga nilai skew nya.
20) Menghitung nilai faktor frekuensi berdasarkan periode ulang TR.
21) Menghitung nilai curah hujan dengan periode ulang TR untuk metode
log person III.

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM
4.1

Tabel Curah Hujan Wilayah

4.2

Tabel Curah Hujan Maksimal

4.3

Tabel Metode Distribusi Normal

4.4

Tabel Metode Gumbel

4.5

Tabel Metode Log Person III

BAB V

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita akan menganalisis curah hujan desain.Analisis
ini diperlukan untuk memprediksi suatu besaran curah hujan di masa yang akan
datang.Data

hidrologi

yang

dianalisis

diasumsikan

tidak

bergantung

(independent), terdistribusi secara acak, dan bersifat stokastik, yaitu memiliki


peluang.Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang
telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang
dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan di masa akan datang akan
masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu.
Wilayah yang akan praktikan gunakan prediksi curah hujannya di masa
yang akan datang adalah adalah daerah cibeureum,cisomang,cicalengka dan
ciherang.Data curah hujan yang akan kami gunakan untuk pendugaan curah hujan
ke depannya adalah data curah hujan selama 10 tahun yaitu dari tahun 2001
hingga tahun 2010.
Untuk menganalisis curah hujan yang akan datang, ada dua cara yang
digunakan yaitu secara langsung dan tidak langsung.Dalam praktikum kali ini kita
akan menggunakan penggunaan secara tidak langsung dengan menggunakan data
curah hujan maksimum.Cara nya dapat dilakukan dengan menggunakan tiga
metode yaitu metode distribusi normal, metode gumbel, metode log person III.
Pertama-tama kita akan menghitung rata-rata curah hujan harian dari
empat stasiun.Selanjutnya kita akan menghitung curah hujan bulanan dari data
tersebut.Dari data ini kita dapat menentukan bulan basah dan bulan kering dari
data tersebut.Dalam praktikum kali ini kita hanya akan menggunakan data bulan
basah yaitu data curah hujan yang lebih dari 100mm.Untuk bulan kering kita
dapat menandakan nya untuk menghindari kekeliruan.Dari data yang didapat ada
36 bulan kering selama Januari 2001 sampai dengan Desember 2010.Tabel data
curah hujan wilayah dapat dilihat pada BAB IV hasil 4.1.
Setelah itu kita juga dapat menentukan curah hujan maksimal dari data
yang didapat.Curah hujan maksimal adalah jumlah curah hujan tertinggi yang
terjadi dalam suatu bulan.Untuk memprediksi besaran curah hujan di masa
mendatang kita hanya akan menggunakan curah hujan maksimal ketika terjadi

bulan basah maka curah hujan maksimal ketika terjadi bulan kering dapat
praktikan kosongkan.Setelah itu kita dapat merata-ratakan curah hujan maksimal
dari bulan januari sampai dengan desember selama tahun 2001 sampai 2010
sebagai data yang digunakan untuk metode pendugaan data hujan.Tabel data curah
hujan maksimal dapat dilihat pada BAB IV hasil 4.2.
Selanjutnya kita dapat merata-rata kan lagi rata-rata curah hujan maksimal
dari data diatas sebagai data untuk ketiga metode tersebut.Nilai rata-rata yang
kami dapatkan adalah 34.Selanjutnya kita juga dapat menghitung standar deviasi
dari data rata-rata curah hujan maksimal tersebut untuk ketiga metode
tersebut.Standar deviasi yaang kami dapat adalah 8.Untuk metode distribusi
normal kita juga dapat menghitung faktor frekuensi dan prakiraan nilai yang
diharapkan terjadi pada periode ulang T-tahunan.Faktor frekuensi untuk setiap
periode ulang tahunan didapat dari tabel nilai variabel reduksi Gauss.Periode
ulang yang digunakan untuk ketiga metode ini adalah 2, 5, 10, 15, 25, 30, 75 dan
100.Untuk periode ulang tahun yang tidak terdapat pada tabel kita dapat
menggunakan hasil dari interpolasi.Dari data yang didapat nilai curah hujan yang
paling tertinggi adalah 52,01 mm untuk periode ulang 100 dan yang paling rendah
adalah 33,69 mm untuk periode ulang 2.Tabel data metode distribusi normal dapat
dilihat pada BAB IV hasil 4.3.
Selanjutnya untuk metode gumbel, kita juga dapat menghitung rata-rata
dari data rata-rata curah hujan maksimal dan juga standar deviasi-nya.Kemudian
kita juga dapat menentukan nilai reduced mean dan reduced standard deviation
berdasarkan jumlah data yang dianalisis.Dari data yang didapat nilai curah hujan
yang paling tertinggi adalah 67,68 mm untuk periode ulang 100 dan yang paling
rendah adalah 32,62 mm untuk periode ulang 2.Tabel data metode gumbel dapat
dilihat pada BAB IV hasil 4.4.
Untuk metode log person III kita juga harus menggunakan rata-rata curah
hujan maksimal dan standar deviasi nya.Untuk metode ini kita juga menghitung
nilai skew dari data rata-rata curah hujan maksimal.Kemudian kita juga
menghitung nilai log dari setiap data tersebut.Selanjutnya kita juga menghitung
nilai faktor frekuensi berdasarkan periode ulangnya (KTR).Nilai KTR tersebut
kemudian kita log untuk mencari nilai curah hujan nya. Dari data yang didapat

nilai curah hujan yang paling tertinggi adalah 3838,42 mm untuk periode ulang
100 dan yang paling rendah adalah 34,14 mm untuk periode ulang 2.

BAB VI

KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah
1) Praktikan dapat menentukan bulan basah untuk setiap tahun data empat
stasiun.
2) Praktikan dapat mengetahui nilai curah hujan harian maksimum dan rata
ratanya tiap tahun data empat stasiun.
3) Praktikan dapat menganalisa frekuensi terhadap curah hujan harian
maksimum dengan tiga metode, yaitu:
a. Metode Gumbel, dengan rumus:
Y TRYn

Sn
X TR
Sx
= X +
.

b. Metoda Log Person III, dengan rumus:

X TR
K .S
Log
= log X + ( TR log X )
c. Metode Distribusi Normal, dengan rumus:
X T = X + K T S
4) Praktikan dapat memprediksi suatu besaran curah hujan di masa yang akan
datang.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak , Choy. 1995.Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.


Yogya:Gajah Mada University Press
Astuti, Desmelia. 2009. Presipitasi. Available at http://wwwbloggerpresipitasipresipitasi.blogspot.com/ ( Diakses pada Jumat, 19 Oktober 2012 pukul
08.20 WIB ).
Dwiratna, Sophia. 2011. Penuntun Praktikum Hidrologi. Teknik dan Manajemen
Industri Pertanian Universitas Padjadjaran: Bandung.
MT Nugraha. 2009. Analisis Frekuensi Perencanaan Saluran Drainase. Available
at mtnugraha.wordpress.com (Diakses pada Kamis, 18 Oktober 2012
pukul 21.52 WIB).
Suripin. 2004. Analisis Data Hujan. Available at bhupalaka.files.wordpress.com
(Diakses pada Kamis, 18 Oktober 2012 pukul 22.05 WIB).

Anda mungkin juga menyukai