Tri Loka
Tri Loka
Tri Loka
TRI
LOKA
Di
ajaran
Agama
HINDU
kita
mengenal
adanya
Bhuana
Agung
dan
Bhuana
Alit
dengan
semua
lapisan
dimensi
ajaran
HINDU
,
dan
secara
garis
besar
bisa
dikelompokan
dalam
3
bagian
yang
disebut
TRI
LOKA
yaitu
:
1. BHUR
LOKA
:
lapisan-lapisan
dimensi
alam
negative
2. BWAH
LOKA
:
lapisan
lapisan
dimensi
siklus
sasmara,kehidupan-
kematian.
3. SVAH
LOKA
:
lapisan
lapisan
dimensi
alam
positif
BHUR
LOKA
dalam
beberapa
pengajaran
HINDU
disebut
SAPTA
PETALA,
BWAH
LOKA
dan
SVAH
LOKA
dalam
beberapa
pengajaran
HINDU
disebut
SAPTA
LOKA
KEMATIAN
Perlu
dijelaskan
kembali
bahwa
kunci
di
alam
kematian
ialah
dari
fikiran
kita
sendiri
(VASANA).
Alam
Kematian
ialah
alam
yg
tidak
lain
terbentuk
dari
lapisan-lapisan
fikiran
kita
sendiri
.
Ketika
kita
mati,
kita
berpisah
dengan
badan
fisik
(STHULA
SARIRA)
kita.
Akibatnya
semua
rekaman
atau
memory
dari
seluruh
kehidupan
yang
ada
semasih
hidup(yang
tersimpan
di
karana
sarira)
muncul
dan
jebol
semua,
karena
tidak
ada
lagi
badan
fisik
yang
menjadi
penghalang
.
Seluruh
akumulasi
pengalaman
hidup
muncul
dari
segala
sudut
pikiran,
kejadian
demi
kejadian.
Seperti
film
yang
diputar
cepat.
Semua
kejadian
dan
pengalaman
hidup
kita
akan
terlihat
sangat
jelas
dan
detail
layaknya
kita
menonton
film
layar
lebar.
Akumulasi
fikiran
buruk
dan
memory
buruk
dalam
artian:
marah,
dendam,
iri
hati,
hawa
nafsu,
serakah,
dll.
Akan
membawa
kita
menuju
wilayah-wilayah
yang
negatif.
Akumulasi
fikiran
baik
dan
memory
baik
dalam
artian
:
welas
asih
dan
kebaikan.
Akan
membawa
kita
menuju
wilayah-wilayah
yang
positif.
Dan
bathin
yang
sudah
bebas
(jivan-mukti)
akan
membawa
kita
menuju
pembebasan
yang
disebut
MOKSHA.
-TRI
LOKA
PERTAMA:
BHUR
LOKA
(ALAM
HALUS
NEGATIF,
ALAM
BAWAH)
Bhur
loka
atau
disebut
alam
halus
negatif
ini
adalah
alam
yang
dihuni
oleh
jiwa-
jiwa
yang
bathinnya
gelap,
hidupnya
tidak
benar
atau
menyalahgunakan
kesaktian
semasa
hidupnya.
Umumnya
kita
menyebut
mereka
sebagai
para
ashura
atau
mahluk-mahluk
bawah
(bhuta
kala).
Bhur
Loka
(disebut
juga
SAPTA
PETALA
atau
NERAKA)
adalah
alam
mental-
energi
negatif,
bukan
seperti
alam
fisik.
Disini
sangat
tersiksa
karena
proyeksi
mental-energi
negatif
dari
isi
pikiran-pikiran
kita
sendiri
(pikiran
buruk
dan
memory
buruk).
Bisa
dikatakan
seperti
mengalami
mimpi
sangat
buruk,
tapi
lebih
nyata
dari
mimpi
buruk,
karena
pikiran-pikiran
buruk
kita
terproyeksikan
menjadi
begitu
nyata
oleh
energi-energi
negatif
di
alam
ini.
Jiwa-jiwa
ini
semuanya
mengalami
siksaan,
namun
tentu
saja
tidak
ada
yang
terluka
seperti
pada
saat
semasih
hidup
karena
sudah
tidak
memiliki
jasad
(badan
kasar),
dan
oleh
karena
itu
penggambarannya
sama
seperti
kita
sedang
berimpi
Lapisan
badan
yang
dipakai
di
alam
ini
adalah
sukshma
sarira.
Jiwa-jiwa
yang
lahir
di
alam
ini
setelah
mati
sebenarnya
bukanlah
sebagai
hukuman,
melainkan
hanya
hukum
alam
yang
bekerja
bahwa
kita
akan
tiba
di
tempat
yang
paling
sesuai
dengan
kondisi
bathin
kita
sendiri.
Analoginya
mungkin
bisa
dikatakan
seperti
minyak
yang
akan
berkumpul
dengan
minyak
dan
air
yang
akan
berkumpul
dengan
air
secara
otomatis.
Di
masing-masing
petala
ini
kita
akan
bertemu
dengan
jiwa-jiwa
yang
kualitas
negatif-nya
sejenis
dengan
kita.
Dan
perlu
diketahui
bahwa
di
alam
ini
terjadi
perbudakan
mental
(cuci
otak)
oleh
jiwa-jiwa
yang
sakti
atau
cerdas
(jiwa-jiwa
gelap
penguasa
neraka)
kepada
jiwa-jiwa
yang
lainnya.
Kita
dipengaruhi
agar
marah,
membenci,
sombong,
terikat
pada
nafsu
keinginan,
dll.
Tujuannya
agar
jiwa-jiwa
ini
tetap
terjebak
di
alam
ini
dan
mereka
menjadi
penguasa
disini.
Itu
juga
salah
satu
sebabnya
kenapa
sekali
sang
jiwa
terperosok
disini,
dia
akan
tinggal
untuk
jangka
waktu
yang
sangat
lama,
sebelum
bisa
lahir
kembali
di
alam
material
untuk
kembali
melanjutkan
evolusi
bathin
(terlahir
ke
dunia
lagi
).
Durasinya
bisa
antara
ribuan
tahun,
jutaan
tahun,
milyaran
tahun
atau
bahkan
selamanya
sampai
maha
pralaya
(kehancuran
alam
semesta).
BHUR
LOKA
atau
SAPTA
PETALA
terdiri
dari
tujuh
lapisan
dimensi
alam.
Semakin
negatif
atau
kasar
lapisan
dimensi
BHUR
LOKA
yang
kita
masuki,
lingkungannya
semakin
tidak
mendukung
bagi
jiwa
untuk
mengalami
kebahagiaan
dan
kedamaian.
Jiwa-jiwa
yang
terperosok
ke
alam
ini
adalah
apa
yang
biasa
kita
sebut
sebagai
para
ashura
atau
mahluk-mahluk
bawah
(bhuta
kala).
PENJELASAN
TENTANG
SAPTA
PETALA
ATAU
BHUR
LOKA
:
1.
Sapta
Petala
lapisan
atau
dimensi
pertama
disebut
ATALA:
Sang
jiwa
akan
lahir
di
alam
ini
karena
dalam
hidupnya
dia
baik
secara
fisik
maupun
melalui
perkataan
(hinaan,
fitnah,
penipuan,
manipulasi,
ajaran
spiritual
palsu,
hasutan,
dll),
menyebabkan
seseorang
mengalami
kesengsaraan
berkepanjangan.
Sumber
kesengsaraan
di
alam
ini
adalah
pikiran
dan
memory
akan
rasa
marah,
tersinggung,
rasa
sakit
fisik,
rasa
bersalah,
dll.
Sumber
kebahagiaan
utama
di
alam
ini
adalah
pikiran
dan
memory
akan
kasih
sayang
dan
kebaikan
yang
pernah
dilakukan.
2.
Sapta
Petala
lapisan
kedua
yang
disebut
WITALA:
Misalnya
(hanya
contoh)
melakukan
penipuan
besar
kepada
sekelompok
orang,
mengeksploitasi
tenaga
kerja,
dll.
Sumber
kesengsaraan
di
alam
ini
adalah
pikiran
dan
memory
akan
berbagai
keinginan-keinginan
pikiran
yang
tidak
terpenuhi
seperti
karir,
pendidikan,
rasa
sayang
dari
anak-anak,
dll.
Sumber
kebahagiaan
utama
di
alam
ini
adalah
pikiran
dan
memory
akan
keuntungan
besar
dalam
bisnis,
kekayaan
seperti
rumah
megah,
mobil
mewah,
baju
bagus,
HP
canggih,
dll.
3.
Sapta
Petala
lapisan
ketiga
yang
disebut
SUTALA:
Misalnya
(hanya
contoh)
meracuni
makanan
atau
obat-obatan
(formalin,
methanol,
zat
berbahaya,
obat
dengan
dosis
tidak
sehat),
memproduksi
narkoba,
melakukan
korupsi
dengan
dampak
besar,
dll.
Sumber
kesengsaraan
di
alam
ini
adalah
pikiran
dan
memory
akan
berbagai
keinginan-keinginan
badan
dan
pikiran
yang
tidak
terpenuhi.
Sumber
kebahagiaan
utama
di
alam
ini
adalah
pikiran
dan
memory
akan
keinginan-keinginan
badan
dan
pikiran
yang
terpenuhi.
4.
Sapta
Petala
lapisan
ke-empat
yang
disebut
TALATALA:
Kita
mulai
memasuki
lapisan
alam
negatif
(pertama)
yang
merupakan
habitat
bagi
jiwa-jiwa
yang
sedikit
punya
rasa
kasih
sayang
dan
dominan
punya
bathin
gelap
seperti
:
kemarahan,
dendam,
iri
hati
dan
kebencian.
Sang
jiwa
akan
lahir
di
alam
ini
karena
dalam
hidupnya
dia
melakukan,
menghasut,
mengatur,
memanipulasi
atau
mengorganisir
kebencian
pada
orang
lain
(melalui
orasi,
ideologi,
ajaran
spiritual,
dll)
yang
berujung
pada
terjadinya
aksi
kekerasan
fisik
fatal
kepada
sekelompok
orang.
Sang
jiwa
di
alam
ini
mulai
merasakan
kesengsaraan
mental
yang
mendalam,
akibat
proyeksi
mental-energi
yang
tidak
terhingga
di
alam
ini.
Sumber
kebahagiaan
utama
di
alam
ini
adalah
pikiran
dan
memory
akan
puasnya
melampiaskan
amarah
yang
menyebabkan
orang
lain
menderita.
5.
Sapta
Petala
lapisan
kelima
yang
disebut
MAHATALA:
Sang
jiwa
akan
lahir
di
alam
ini
karena
dalam
hidupnya
dia
melakukan,
menghasut,
mengatur,
memanipulasi
atau
mengorganisir
kebencian
pada
orang
lain
(melalui
orasi,
ideologi,
ajaran
spiritual,
dll)
yang
berujung
pada
terjadinya
aksi
kekerasan
fisik
fatal
kepada
banyak
orang.
Sumber
kesengsaraan
di
alam
ini
adalah
akibat
perbudakan
mental
dari
jiwa-jiwa
gelap
penguasa
alam
petala
serta
sang
jiwa
merasa
putus
asa
akibat
kecilnya
peluang
untuk
bisa
bebas
dari
alam
ini.
Sumber
kebahagiaan
utama
di
alam
ini
adalah
setitik
harapan
kecil
bahwa
suatu
hari
akan
ada
yang
menolong
dari
kesengsaraan
mendalam
ini.
6.
Sapta
Petala
lapisan
ke-enam
yang
disebut
RASATALA:
Sang
jiwa
akan
lahir
di
alam
ini
karena
dalam
hidupnya
dia
melakukan,
menghasut,
mengatur,
memanipulasi
atau
mengorganisir
kebencian
pada
orang
lain
[melalui
orasi,
ideologi,
ajaran
spiritual,
dll]
yang
berujung
pada
terjadinya
aksi
kekerasan
fisik
fatal
kepada
banyak
orang
di
suatu
wilayah
besar
dari
suatu
negara
atau
bangsa.
Sumber
kesengsaraan
di
alam
ini
adalah
siksaan
mental
yang
sangat
berat
akibat
dari
kesengsaraan
mental
yang
ekstrim.
Tidak
ada
kebahagiaan
di
alam
ini.
7.
Sapta
Petala
lapisan
ketujuh
atau
paling
negatif
&
gelap
yang
disebut
PATALA
:
Sang
jiwa
akan
lahir
di
alam
ini
karena
dalam
hidupnya
dia
melakukan,
menghasut,
mengatur,
memanipulasi
atau
mengorganisir
kebencian
pada
orang
lain
(melalui
orasi,
ideologi,
ajaran
spiritual,
dll)
yang
berujung
pada
terjadinya
aksi
kekerasan
fisik
fatal
kepada
banyak
orang
di
satu
negara
atau
lintas
negara
(beberapa
negara
atau
bangsa).
Sumber
kesengsaraan
di
alam
ini
adalah
siksaan
mental
yang
sangat
berat
akibat
dari
kesengsaraan
mental
yang
ekstrim.
Tidak
ada
kebahagiaan
di
alam
ini.
TRI
LOKA
KEDUA
:
BVAH
LOKA
(ALAM
SIKLUS
SAMSARA,
KEHIDUPAN-
KEMATIAN)
Bvah
loka
seing
diistilahkan
sebagai
alam
tengah.
Terdiri
dari
alam
material
dimana
kita
saat
ini
berada
dan
alam
halus
BVAH
LOKA,
tempat
para
jiwa-jiwa
antre
untuk
reinkarnasi
kembali.
1.
MAYAPADA(dunia
material-fisikal
dimana
saat
ini
kita
berada)
Bedanya
antara
alam
negatif,
alam
positif
dan
dunia
material
dimana
saat
ini
kita
berada
adalah,
bahwa
di
dunia
material
ini
adalah
tempat
percampuran
mahluk-
mahluk
dari
berbagai
kualitas
tingkatan
jiwa
(kemurnian
bathin).
Kalau
di
alam
negatif
dan
alam
positif
cenderung
seragam
kualitas
jiwa-nya.
Setelah
kita
mati
kita
akan
pergi
ke
salah
satu
alam
yang
paling
sesuai
dengan
tingkat
kemurnian
bathin
kita
sendiri.
Lahir
ke
dunia
material
ini
sebagai
manusia
sangat
sangat
penting
artinya,
karena
inilah
satu-satunya
lapisan
dimensi
alam
dimana
evolusi
bathin
kita
(dari
kegelapan
menuju
kemurnian
bathin)
bisa
maju
sangat
pesat.
Inilah
lapisan
dimensi
alam
tempat
kita
melatih
jiwa,
memurnikan
bathin.
1. Karena
di
dunia
material
ini,
dengan
bantuan
tubuh
fisik
kita
dapat
melakukan
banyak
hal
untuk
meningkatkan
evolusi
bathin
kita.
2. Karena
di
dunia
ini
antara
kebahagiaan
dan
kesedihan
seimbang.
Di
alam
positif
kebahagiaan
terlalu
mendominasi,
di
alam
negatif
kesengsaraan
terlalu
mendominasi.
Jadi
lahir
ke
dunia
ini
sebenarnya
adalah
kesempatan
yang
sangat
baik
untuk
merealisasi
MOKSHA(pembebasan).
Bahkan
para
dewa-pun
akan
lahir
ke
bumi
jika
ingin
merealisasi
MOKSHA.
Diantara
alam
material
dan
alam
halus,
terdapat
alam
transisi
yang
disebut
:
MRTYA
LOKA
(Alam
Kematian).
MRTYA
LOKA
atau
alam
kematian
ini
adalah
alam
yang
kebanyakan
akan
dilewati
oleh
orang
mati
yang
tempatnya
adalah
di
alam
haus
BVAH
LOKA.
Setelah
seseorang
mati
dia
akan
meninggalkan
STHULA
SARIRA(badan
fisik)
dan
PRANAMAYA
KOSHA(badan
energi
kehidupan),
lalu
kesadaran
pindah
ke
LINGA
SARIRA
(lapisan
halus
badan
fisik)
dan
masih
berada
di
alam
material
(dalam
bahasa
umum
:
menjadi
hantu).
Sebelum
kemudian
meninggalkan
LINGSA
SARIRA
dan
alam
material,
dia
akan
melewati
fase
SUSHUPTI(tidur
lelap
tanpa
mimpi).
Setelah
terbangun
dari
fase
ini,
kesadaran
sudah
pindah
dari
LINGA
SARIRSA
ke
SUKSHMA
SARIRA(badan
astral)
dan
berada
di
MRTYA
LOKA.
MRTYA
LOKA
ini
didominasi
oleh
rangkaian
cahaya
dan
aliran
gelombang
energi
berwarna
ungu
dan
merah.
Energi
inilah
yang
membantu
sang
jiwa
mengurai
keinginan
dan
keterikatan
dalam
badan
halus
(badan
pikiran)
sang
jiwa.
MRTYA
LOKA
adalah
alam
transisi
antara
alam
material
dengan
berbagai
alam-
alam
halus.
Sang
jiwa
akan
melewati
alam-alam
ini
dengan
perlahan-lahan
untuk
melepaskan
sisa-sisa
keterikatan
terhadap
kehidupan
duniawi
dan
kekasaran
pikiran.
Bagi
mereka
yang
evolusi
bathinnya
maju
(bathinnya
bersih),
karena
lapisan
badan
halusnya
begitu
halus,
mereka
melesat
dengan
cepat
melewati
MRTYA
LOKA
ini
dan
langsung
lahir
di
alam-alam
luhur
(SVAH
LOKA)
seperti
SVARGA
LOKA,
MAHA
LOKA,
dll.
Sebaliknya
bagi
yang
bathinnya
penuh
kekotoran
dan
akan
lahir
di
alam
bawah
(alamnya
para
ASHURA
atau
BHUR
LOKA)
Dalam
teks-teks
HINDU
ada
kisah
jiwa-jiwa
yang
baru
meninggal
yang
harus
melewati
sungai
Vaitarna
sebelum
memasuki
alam
halus
alam
tengah.
Kisah
ini
benar
adanya,
karena
MRTYA
LOKA
ini
adalah
alam
yang
identik
dengan
unsur
air
dari
alam
semesta.
Atau
kisah
titi
ugal-agil
dalam
lontar-lontar
Bali,
disebutkan
bahwa
jiwa-jiwa
yang
ingin
keluar
dari
neraka
harus
melewati
jembatan
ini
agar
bisa
terlahir
kembali.
Kisah
ini
juga
benar
adanya,
karena
jika
sang
jiwa
ingin
keluar
dari
neraka
ia
harus
melewati
MRTYA
LOKA
ini
kembali
agar
bisa
sampai
di
alam
halus
alam
tengah
(BVAH
LOKA),
dimana
jiwa-jiwa
antre
untuk
bisa
terlahir
kembali
(reinkarnasi).
ini
berfungsi
untuk
melepaskan
sisa-sisa
keterikatan
terhadap
kehidupan
duniawi
dan
kekasaran
pikiran.
Suasana
alam
ini
dominan
berwarna
ungu
kemerahan.
Kadang
terlihat
corat-
coret
kasar
ungu
dan
merah,
kadang
jalinan
benang-benang
berwarna
ungu
kemerahan,
kadang
terlihat
partikel-partikel
halus
rajas-tamas
atau
kadang
terlihat
awan
ungu
kemerahan.
Akan
tetapi
walaupun
alam
ini
berwarna
ungu
dan
merah,
banyak
juga
jiwa-jiwa
yang
melewati
alam
ini
hanya
melihat
kegelapan
pekat.
Hal
ini
disebabkan
sukshma
sarira
sang
jiwa
ditutupi
kabut
dari
pikiran
yang
negatif
(keterikatan,
keinginan,
ego,
dll).
Analoginya
seperti
mata
kita
ditutup
kain
hitam
sehingga
yang
kita
lihat
hanya
kegelapan
pekat.
SUKSHMA
SARIRA
(badan
halus)
sang
jiwa
akan
pontang-panting
dan
diguncang-guncang
di
lapisan
alam
ini,
karena
tekanan
tinggi
di
alam
ini
dan
karena
alam
ini
benar-benar
baru
bagi
dia
(belum
beradaptasi).
2.
(Alam
Halus)
BVAH
LOKA
Alam
halus
BVAH
LOKA
ini
adalah
alam
tempat
jiwa-jiwa
antre
untuk
reinkarnasi
kembali.
Dalam
artian
punya
kesempatan
besar
untuk
lahir
sebagai
manusia,
mengalami
evolusi
bathin
dan
naik
tingkat
lagi.
Karena
sekali
masuk
ke
BHUR
LOKA
(alam
neraka),
besar
kemungkinan
sang
jiwa
akan
terperosok
disana
untuk
jangka
waktu
yang
sangat
lama.
Antara
ribuan
tahun,
jutaan
tahun,
milyaran
tahun
atau
bahkan
terjebak
selamanya
disana
sampai
MAHA
PRALAYA
(kehancuran
alam
semesta).
Lapisan
badan
yang
dipakai
di
alam
ini
adalah
sukshma
sarira.
Di
alam
halus
Bvah
Loka
ini
keadaannya
cukup
mirip
dengan
di
bumi.
Kita
mengalami
kerinduan
akan
keinginan-keinginan
duniawi,
serta
mengalami
kesedihan
dan
kebahagiaan
yang
sama
seperti
halnya
di
bumi.
Sehingga
kadang
jiwa-jiwa
yang
mendiami
lapisan
alam
ini
tidak
sabar
dan
mencoba
melakukan
kontak
dengan
dunia
material
(melalui
mimpi
seseorang,
melalui
perjalanan
lintas
dimensi,
dll).
Hal
ini
sebenarnya
aktifitas
yang
sangat
berbahaya
bagi
sang
jiwa
sendiri,
karena
dengan
demikian
jiwa-jiwa
gelap
(ashura)
yang
menguasai
neraka
bisa
memanfaatkan
sang
jiwa
atau
bahkan
menariknya
ke
alamBHUR
LOKA.
Jangka
waktu
rata-rata
(kebanyakan)
untuk
reinkarnasi
kembali
berkisar
antara
50
sampai
400
tahun.
Tapi
bisa
lebih
cepat
atau
lebih
lambat,
penyebabnya
adalah
sang
jiwa
harus
antre
dan
sang
jiwa
hanya
dapat
lahir
kembali
ketika
ada
moment
dan
tempat
yang
tepat
untuk
lahir
kembali
sesuai
putaran
karmanya
sendiri.
TRI
LOKA
KETIGA
:
SVAH
LOKA
(ALAM
HALUS
POSITIF,
ALAM
ATAS,
ALAM
LUHUR)
Svah
Loka
atau
alam
positif
ini
adalah
alam
yang
dihuni
oleh
jiwa-jiwa
yang
bathinnya
bersih,
serta
hidupnya
penuh
welas
asih
dan
kebaikan.
Umumnya
kita
menyebut
mereka
sebagai
pitara,
betara
atau
dewa.
Di
lapisan
alam
ini
kita
merasakan
kebahagiaan
dan
kedamaian
luar
biasa,
karena
proyeksi
mental-
energi
positif
dari
isi
pikiran-pikiran
kita
sendiri
(pikiran
polos
dan
memory
baik),
terproyeksikan
menjadi
nyata
oleh
energi-energi
luhur
di
alam
ini.
Sebelumnya
perlu
dijelaskan
kembali
bahwa
beberapa
saat
setelah
kematian
ada
beberapa
fase
kosmik
yang
kita
lalui,
yang
terpenting
adalah
ketika
muncul
cahaya
terang
(jyoti),
yang
merupakan
gerbang
jalan
bagi
jiwa
menuju
alam-alam
luhur
svah
loka
atau
bahkan
moksha
(pembebasan).
Akan
tetapi
durasi
kemunculan
cahaya
ini
sangat
bervariasi
bagi
setiap
orang.
Tergantung
kepada
vasana
(kecenderungan
pikiran)
kita
sendiri
di
moment-moment
menjelang
kematian.
Bagi
yang
di
moment
kematian
pikirannya
cenderung
buruk,
cahaya
terang
ini
muncul
hanya
mulai
dari
setengah
detik
s/d
30
menit
saja.
Bagi
yang
di
moment
kematian
pikirannya
cenderung
tenang
dan
damai,
cahaya
terang
ini
bisa
muncul
selama
sekitar
30
menit
s/d
beberapa
jam.
Sang
jiwa
harus
bergerak
menuju
cahaya
ini
untuk
dapat
memasuki
Svah
Loka.
Jiwa
yang
bersih
akan
mudah
atau
bahkan
ditarik
menuju
cahaya
ini,
jiwa
yang
kotor
mungkin
akan
gagal.
SVAH
LOKA
terdiri
dari
lima
lapisan
dimensi
alam.
Semakin
positif
dan
halus
lapisan
dimensi
SVAH
LOKA
yang
kita
masuki,
semakin
dalam
kebahagiaan
dan
kedamaian
yang
dirasakan
sang
jiwa.
Berikut
penjelasan
mengenai
SVAH
LOKA:
1.
Svarga
Loka
(Svah
loka
lapisan
atau
dimensi
pertama).
Lapisan
badan
yang
dipakai
di
alam
ini
adalah
karana
sarira
(sukshma
sarira
sudah
terurai
bersih).
Sang
jiwa
akan
lahir
di
alam
ini
karena
dalam
hidupnya
dia
bathinnya
bersih
dan
banyak
melakukan
kebaikan.
Sang
jiwa
akan
merasakan
kebahagiaan
dan
kedamaian
yang
berlimpah.
Jauh
melebihi
kebahagiaan
dan
kedamaian
dalam
kehidupan
biasa
yang
kita
rasakan
di
bumi.
2.
Maha
Loka
[Svah
loka
lapisan
kedua].
Lapisan
badan
yang
dipakai
di
alam
ini
adalah
vijnanamaya
kosha
(karana
sarira
sudah
terurai
bersih).
Sang
jiwa
akan
lahir
di
alam
ini
karena
dalam
hidupnya
dia
merealisasi
kesadaran,
hanya
saja
belum
sempurna.
Lahir
di
Maha
Loka
berarti
roda
samsara
[siklus
kehidupan-kematian)
telah
berhenti.
Sang
jiwa
bisa
melanjutkan
evolusi
bathinnya
dan
menyelesaikan
sisa
putaran
karmanya
di
lapisan
alam
ini
juga.
3.
Jana
Loka
(Svah
loka
lapisan
ketiga).
Lapisan
badan
yang
dipakai
di
alam
ini
adalah
vijnanamaya
kosha.
Sang
jiwa
akan
lahir
di
alam
ini
karena
dalam
hidupnya
dia
merealisasi
kesadaran
(lebih
sadar
dari
jiwa
yang
lahir
di
Maha
Loka),
tapi
tetap
saja
belum
sempurna.
Lahir
di
Jana
Loka
berarti
roda
samsara
(siklus
kehidupan-kematian)
telah
berhenti.
Sang
jiwa
bisa
melanjutkan
evolusi
bathinnya
dan
menyelesaikan
sisa
putaran
karmanya
di
lapisan
alam
ini
juga.
4.
Tapa
Loka
(Svah
loka
lapisan
ke-empat).
Lapisan
badan
yang
dipakai
di
alam
ini
adalah
vijnanamaya
kosha.
Sang
jiwa
yang
lahir
di
alam
ini
menjadi
apa
yang
disebut
kesadaran
kosmik.
Dengan
cara
yang
rahasia
[tidak
perlu
turun
lahir
ke
dunia]
beliau
selalu
membimbing
umat
manusia,
semua
mahluk-mahluk
lainnya,
serta
termasuk
membimbing
para
dewa
di
ketiga
Svah
Loka
sebelumnya
menuju
penerangan
dan
pembebasan.
5.
Satya
Loka
(Svah
loka
lapisan
kelima).
Lapisan
badan
yang
dipakai
di
alam
ini
adalah
anandamaya
kosha
(vijnanamaya
kosha
sudah
terurai
bersih).
Sang
jiwa
yang
lahir
di
alam
ini
menjadi
apa
yang
disebut
maha-kesadaran
kosmik.
Kesadaran
beliau
sedikit
lagi
sempurna
untuk
bisa
menyatu
(manunggal)
dengan
yang
maha
tidak
terpikirkan
(Brahman).
Dengan
cara
yang
rahasia
(tidak
perlu
turun
lahir
ke
dunia)
beliau
selalu
membimbing
umat
manusia,
semua
mahluk-mahluk
lainnya,
serta
termasuk
membimbing
para
dewa
di
ke-empat
SVAH
LOKA
sebelumnya
menuju
penerangan
dan
pembebasan.
Sumber:http://rumah-dharma.blogspot.com/2011/06/tri-loka-tiga-pengelompokan-alam.html