0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
203 tayangan31 halaman

Bab Viperbaikan Faktor Daya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 31

BAB VI

PERBAIKAN FAKTOR DAYA

Capaian Pembelajaran:
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, pembaca akan mampu :
Menjelaskan perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor.
Menjelaskan perbedaan pemasangan kapasitor secara individu, kelompok,
dan terpusat.
Menghitung daya reaktif yang diperlukan pada sistem yang dikompensasi.
Merencanakan sistem instalasi pemasangan kapasitor bank pada beban dan
transformator, pada jenis jaringan standar dan terpolusi oleh harmonik.
Menghitung kebutuhan filter yang diperlukan pada jenis jaringan terpolusi
harmonik.

6.1 Pendahuluan

PLN membebankan biaya kelebihan pemakaina kVARH pada pelanggan,


jika rata-rata factor daya kurang dari 0,85.
Pelanggan rumus S = V.I hanya berlaku bila beban adalah beban ohm sebuah alat
pemakai induktif (Motor) hanya akan mengubah sebagian dari energy listrik
yang diambil dari jaringan menjadi usaha mekanis dan panas. Sebagian untuk
menyusun medan magnetnya.

Karena sistem adalah dengan frekuensi bolak-balik wujud dari energi yang
dilepas kembali adalah Im (arus mati) yang mengayun diantara sistem (trafo,
motor-motor) menimbulkan tambahan penurunan tegangan & kerugian panas
arus.

76
w
A

K
e

a
s

k
r

I
j
Keterangan: b).
Daya kerja : Pw = V.I. cos
Daya reaktif : Q = V.I.sin

Gambar 6.1 a).Segitiga arus b).Gelombang arus dan tegangan


Sumber : ENERGI, Nomor 30, Tahun VI, April 2000

Sistem kerja kondensator :


Apabila kondensator dihubungkan dengan V.AC maka medan listriknya berikut
frekuensi dibentuk dan dilenyapkan terus-menerus.

Gambar 6.2 Menambahkan daya reaktif ke sistem


Sumber : ENERGI, Nomor 30, Tahun VI, April 2000

77
Arus mati dapat dikompensasi dengan bantuan alat penggeser fasa. Sebuah
kondensator umumnya terdiri atas dua lapisan logam yang masing-masing
dipisahkan oleh beberapa lapisan bahan isolasi.

6.2 Peranan Kapasitor dalam Penggunaan Energi Listrik


Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang
besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi
(R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu
disebabkan karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang
digunakan. Sedangkan beban listrik yang digunakan umumnya bersifat induktif
dan kapasitif. Di mana beban induktif (positif) membutuhkan daya reaktif seperti
trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif
(negatif) mengeluarkan daya reaktif.
Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat
dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi
listrik pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik adalah
banyaknya peralatan yang bersifat induktif. Berarti dalam menggunakan energi
listrik ternyata pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya aktif (kW) saja tetapi
juga daya reaktif (kVAR). Penjumlahan kedua daya itu akan menghasilkan daya
nyata yang merupakan daya yang disuplai oleh PLN.
Jika nilai daya itu diperbesar yang biasanya dilakukan oleh pelanggan
industri maka rugi-rugi daya menjadi besar sedang daya aktif (kW) dan tegangan
yang sampai ke konsumen berkurang. Dengan demikian produksi pada industri itu
akan menurun hal ini tentunya tidak boleh terjadi untuk itu suplai daya dari PLN
harus ditambah berarti penambahan biaya. Karena daya itu S = V.I, maka dengan
bertambah besarnya daya berarti terjadi penurunan harga V dan naiknya harga I.
Dengan demikian daya aktif, daya reaktif dan daya nyata merupakan suatu
kesatuan yang kalau digambarkan seperti segi tiga siku-siku.
Perbandingan daya aktif (kW) dengan daya nyata (kVA) dapat didefinisikan
sebagai faktor daya (pf) atau cos r.
cos r = pf = P (kW) / S (kVA) ........(1) P (kW) = S (kVA) . cos r................(6.1)
Seperti kita ketahui bahwa harga cos r adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi
terbaik yaitu pada saat harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga

78
cos r = 1 dan ini disebut juga dengan cos r yang terbaik. Namun dalam
kenyataannya harga cos r yang ditentukan oleh PLN sebagai pihak yang
mensuplai daya adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga cos r < 0,8 berarti pf
dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah) maka kapasitas daya aktif (kW)
yang dapat digunakan pelanggan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus
menurun seiring dengan semakin menurunnya pf sistem kelistrikan pelanggan.
Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul beberapa persoalan sbb:
a.Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi-rugi.
b.Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan.
Secara teoritis sistem dengan pf yang rendah tentunya akan menyebabkan arus
yang dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-
rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar. Dengan demikian
denda harus dibayar sebabpemakaian daya reaktif meningkat menjadi besar.
Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian
kVARH yang tercata dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada
bulan yang bersangkutan sehingga pf rata-rata kurang dari 0,85.

Sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah


menggunakan rumus sbb:

[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk (6.2)

Dimana :

B = pemakaian k VARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH
Untuk memperbesar harga cos r (pf) yang rendah hal yang mudah dilakukan
adalah memperkecil sudut r sehingga menjadi r1 berarti r>r1. Sedang untuk
memperkecil sudut r itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil
komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat

79
induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah
suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.
Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban (induktor dan kapasitor)
arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Bila daya reaktif
menjadi kecil sementara daya aktif tetap maka harga pf menjadi besar akibatnya
daya nyata (kVA) menjadi kecil sehingga rekening listrik menjadi berkurang.
Sedangkan keuntungan lain dengan mengecilnya daya reaktif adalah :
Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem.
Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat.

6.3 Prinsip Kerja Kapasitor

Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel


dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan
mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron
maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan
mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat
itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu
kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada
saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai
daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif
bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.
Berikut adalah gambar bentuk gelombang prinsip kerja kapasitor :

80
Gambar 6.3 a). arus mati induktif b). Arus mati kapasitif c). Bentuk
gelombang setelah dipasang kapasitor

Rugi-rugi daya sebelum dipasang kapasitor :


Rugi daya aktif = I2 R Watt ............. (6.3)
Rugi daya reaktif = I2 x VAR......... (6.4)
Rugi-rugi daya sesudah dipasang kapasitor :
Rugi daya aktif = (I2 - Ic2) R Watt ... (6.5)
Rugi daya reaktif = (I2 - Ix2) x VAR (6.6)

6.4 Pemasangan Kapasitor


Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf
penempatannya ada dua cara :
1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
a. Sisi primer dan sekunder transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan

81
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban
Contoh : 2 Motor P1 = 100 kW, Cos = 0,74
P2 = 100 kW, Cos = 0,74
Dibebankan pada trafo, berapa daya trafo?
Bila Cos dinaikkan menjadi satu berapa besar beban yang dapat
ditambahkan ke sistem?
a. Pw = 200 kW , S= 200 / 0,74 = 270 kVA
Qc = Pw . Tg = 200 kW . 0,9 = 180 kVAR
b. Cos = 1, S = Pw = 270 kVA,

Maka dapat ditambahkan motor ke-tiga dengan Cos = 0,74.


= 270 kW . 0,9 = 243 kVAR diberikan oleh kondensator.

Kesimpulan Contoh :

Walaupun motor daya kerja 200 kW, namun tranformator dan pengantar
harus diukur untuk keperluan 270 kVA, karena ada penambahan beban oleh
daya mati.

6.5 Pemasangan kapasitor


Pemasangan untuk perbaikan factor daya, bias secara :
a. Seri; b. Paralel; c. Konfigurasi delta; d. Konfigurasi bintang

Gambar 6.4 Pemasangan Kapasitor

82
Pada pemasangan kapasitor secara seri dengan beban yang impedansinya
Ro + jXo impedansi resultannya akan menjadi :

6.7
Pemasangan kapasitor secara seri akan memperbaiki regulasi dari l line.
Pada pemasangan secara parallel dengan beban untuk memperbaiki pf dengan
mengurangi beban reaktif.

Pemasangan dengan konfigurasi delta (cd) ;

(6.8)

Kesimpulan : Cb = 3 Cd

Keuntungan menggunakan kapsitor untuk perbaikan pf :

1) Kerugian Daya Kecil


2) Mudah mengoperasikan
3) Umur kapasitor relatif lama
4) Pemakaian fleksibel
5) Instalasi mudah

83
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemakaian kapasitor untuk
perbaikan power faktor :
1) Selama periode puncak jika kapasitor diputuskan, tegangan pada
peralatan (misal trafo) bisa berlebih. Sehingga dengan itu
penyambungannya harus setelah beban dihubungkan semua.
2) Arus switching dari kapasitor dapat beberapa kali arus nominal.
3) Kapasitor setelah diputuskan ada muatan sisa.

Contoh :

Sebuah dapur tinggi 600 kW dihubungkan dengan tegangan I fase


800Volt. Power factor 0,6 lag. Disupply dengan 4 kV dari sebuah
trafo penurunan tegangan.

a) Hitung arus line pada 4 kV.

b) Jika kita memasang kapasitor 500 kVAR pada sisi tegangan tinggi

trafo, hitung power factor sekarang.

84
Jawab :

a) P = 600 kW
= 1000 kVA
b) Q2 = S2 P2

= 10002 + 6002

Q = 800 kVAR sebelum diberi C


Qc = 500 kVAR

Q = Q Qc = 800 500 = 300 kVAR


S12= P12 + Q12 = 6002 + 3002

6.7 Sistem Kompensasi


Sistem kompensasi ada dua macam :
1. Kompensasi tetap
Digunakan kompensasi tetap, bila beban adalah konstan secara
terus menerus, dengan perbandingan daya reaktif beban (Q1) dan
daya trafo (Sn) < dari 15 %.
2. Kompensasi otomatis
Digunakan kompensasi otomatis bila beban tidak konstan dan
diinginkan faktor daya yang tetap, maka pemasangan regulator
dimungkinkan untuk instalasi tersebut. Jika perbandingan daya
reaktif beban (Q1) dan daya trafo (Sn) > dari 15 %.

6.7.1 Menghitung Pengaruh Harmonik


Harmonik ditimbulkan oleh peralatan yang bersifat non-linear, seperti :
Inverter, DC Drives, Uninterruptible Power Supply, Thyristor, Peralatan
las,dsb.

85
Harmonisa adalah gelombang-gelombang sinus dengan frekwensi
kelipatan (integer) dari frekwensi sumber, dan apabila digabungkan dengan
gelombang sinus dengan frekuensi sumber akan menghasilkan gelombang yang
terdistorsi (non-sinus) (Dugan, 2002:167). Sedangkan frekwensi harmonisa pada
dasarnya adalah suatu frekwensi yang menyebabkan cacatnya gelombang
amplitudo dalam suatu sistem tenaga listrik . Untuk bilangan bulat pengali
frekuensi dasar disebut angka urutan harmonisa. Misalnya, frekuensi dasar suatu
sistem tenaga listrik adalah 50 Hz, maka harmonisa keduanya adalah gelombang
dengan frekwensi sebesar 100 Hz, harmonisa ketiga adalah gelombang dengan
frekwensi sebesar 150 Hz dan seterusnya sehingga dapat dituliskan dengan
persamaan :
fh = n x f1 (6.9)
dengan :
fh = frekuensi harmonisa
f1 = frekuensi fundamental
n = bilangan bulat positif

Gelombang-gelombang ini kemudian menumpang pada gelombang murni


atau aslinya sehingga terbentuk gelombang cacat yang merupakan jumlah antara
gelombang murni sesaat dengan gelombang harmonisanya.

Gambar 6.5 Gelombang arus terdistorsi

Harmonisa sangat mengganggu sistem tenaga listrik. Jika sebuah generator


menjadi sumber penghasil listrik dan peralatan listirk yang menjadi bebannya.

86
Maka untuk harmonisa justru sebaliknya, beban menjadi sumber harmonisa dan
beban harmonisa adalah peralatan listrik disekitarnya dan generator itu sendiri.
Harmonisa cenderung akan menuju ketempat yang memiliki impedansi yang
rendah dan dalam sistem penyaluran energi listrik terdapat impedansi yang sangat
rendah sehingga harmonisa dapat bergerak menuju generator sebagai pembangkit
tenaga listrik.
Berdasarkan gambar berikut harmonisa awalnya muncul dari beban non-
linier kemudian bergerak menuju sistem penyaluran energi listrik dan peralatan
lain akibatnya transformator dapat terkena dampak yang sangat berbahaya yakni
panas yang berlebih pada transformator yang disebabkan oleh naiknya losses pada
transformator setelah itu merambat menuju sistem penyaluran energi listrik dan
peralatan lainnya.
Kondensator, khususnya sangat sensitif terhadap harmonik. Sifat umum
kondensator yang memiliki impedansi yang berbanding terbalik dengan
frekwensi, membuat arus harmonik akan bergerak menuju kondensator. (lihat
gambar 3 dan 4).

Gambar 6.6 Aliran harmonik di sistem


Arus harmonik mengalir menuju trafo dan peralatan elektronik lainnya jika tidak
terdapat peralatan koreksi power faktor dalam jaringan.

87
Gambar 6.7 Arus harmonik mengalir menuju kondensator

(Arus selalu menuju pada sistim yang memiliki impedansi yang lebih rendah)

Jika frekwensi kondensator dan jaringan sangat dekat dengan salah satu klas
harmonik, maka akan terjadi fenomena resonansi yang berakibat pada
penguatan harmonik untuk rangkaian tersebut. Arus dan tegangan pun akan
mengalami kenaikan, sehingga kondensator akan bekerja pada kondisi yang
buruk (arus dan tegangan yang berlebihan).
Jika kondensator tidak disiapkan untuk itu, lapisan dielektriknya akan
mengalami kerusakan. Karenanya, kondensator akan cepat panas dan tidak
berfungsi dengan baik dan pada akhirnya, kondensator akan rusak. Berawal dari
inilah, pemilihan komponen yang tepat memiliki peranan penting.

Dalam kondisi diatas tipe kapasitor dengan range over current dan over voltage
yang maksimum, adalah tepat untuk kondisi tersebut.
Industri-industri yang banyak mengeluh tentang adanya getaran harmonik adalah
industri dengan banyak menggunakan peralatan kontrol, antara lain :

Industri baja
Industri kabel
Industri las
Industri kimia

88
Industri plastik dan karet
Industri percetakan, dll

Untuk perhitungan, tabel berikut dapat digunakan sebagai acuan :


Tabel 6.3 Tipe kapasitor untuk trafo daya dibawah 2 MVA
Gh berbanding Sn Jenis Jaringan Tipe yang diperlukan
Gh/Sn < 15 % Standar Standar
15% <= Gh/Sn <25 % Terpolusi H-RANGE
25% <=Gh/Sn< 60% Terpolusi Tinggi Filter harmonik + H-
RANGE
Gh/Sn >= 60% Terpolusi sangat tinggi Filter
Catatan :
Gh = total daya peralatan yang menghasilkan harmonik (kVA)
Sn = Daya trafo jaringan (kVA)
Sumber : Katalog Schneider Ometraco, tahun 1997

Tabel 6.4 Tipe kapasitor untuk daya trafo diatas 2 MVA*

Gh berbanding Scc Jenis jaringan Tipe yang diperlukan

Gh < Scc/120 Standar Standar


Scc<= Gh< Scc/70 Terpolusi H-Range
(Scc/70) <= Gh < (Scc/30) Terpolusi tinggi Filter harmonik + H-Range
Gh >= (Scc / 30) Terpolusi sangat Filter
tinggi
Catatan :
Gh = total daya peralatan yang menghasilkan harmonik (kVA)
Scc= Short circuit untuk jaringan (kVA)
Sumber : Katalog Schneider Ometraco, tahun 1997

89
Keterangan :
harmonisa genap dibatasi hingga 25% dari batas harmonisa ganjil di
atasnya
cacat arus yang menyebabkan terjadinya DC offset, tidak diperkenankan
Isc = arus maksimum hubung singkat pada Point of Common Coupling
(PCC)
IL = arus beban maksimum (komponen fundamental) pada PCC
semua peralatan pembangkitan ditetapkan pada nilai ini, untuk berapapun
nilai Isc/IL sebenarnya

Dimana :
IHDv = Individual Harmonic voltage Distortion
THDV = Total Harmonic Distortion

90
ISC = Maximum short circuit current at the bus
IL = Maximum demand load current of the fundamental frequency at
the bus
n = kelipatan harmonisa ke-n

6.7.2 Instalasi Kapasitor

Komponen penyusun instalasi kapasitor terdiri dari :


1. Kapasitor : disesuaikan dengan sifat dan jenis beban
2. Regulator : untuk pengaturan daya tumpuk kapasitor otomatis
3. Kontaktor : untuk switching kapasitor
4. Pemutus Daya : untuk proteksi tumpuk kapasitor
5. CT dan PT : untuk catu daya dan arus bagi mekanisme ke regulato

6.7.2.1 Kontaktor
Saat switching (pembukaan bidang kontak) arus puncak (Ipeak) bisa
mencapai 200 kali dari arus nominal kapasitor. Dengan penambahan koil maka
dapat dibatasi sampai 100 kali.
Tabel berikut merupakan acuan dalam pemilihan kontaktor.

Gambar 6.8 Penggunaan Kontaktor Khusus

91
Gambar 6.9 Skema Kontaktor Khusus

6.7.2.2 Pemutus Daya untuk Kapasitor

Pemutus daya diperlukan sebagai alat proteksi tumpuk kapasitor.


Kapasitas pemutusan dari alat ini minimal harus sama dengan arus hubung singkat
maksimum yang mungkin terjadi pada sekitar pangkal tumpuk kapasitor. Untuk
menghitung besarnya arus tersebut dapat digunakan rumus berikut :
In = Qc / (U.3)
Dimana :
In = arus nominal kapasitor (dalam Ampere)
Qc = daya kapasitor (dalam VAR)
U = tegangan jaringan 3 fase (dalam volt)
Rating minimum untuk pemutus daya = 1,5 In. Berikut adalah tabel penggunaan
pemutus daya :
Tabel 6.1 Pemutus Daya untuk Kapasitor
Daya Reaktif In (arus nominal-A) Setting Ir minimum
(kVAR) 3 fase, 400 V Pemutus Daya (A)
7,5 11 15
10 14 20
15 22 29
20 29 39
30 43 59
40 58 79
50 72 98
60 87 118

92
70 101 137
80 115 157
100 144 196
120 173 236
140 202 275
Catatan : - Relai Termis untuk circuit breaker disetel 1,36 In
Rate untuk kabel 1,5 In
6.7.2.3 Kabel
Berikut adalah tabel penghantar yang digunakan untuk instalasi
kapasitor bank :

Tabel 6.2 Penghantar untuk instalasi kapasitor

6.7.3 Kompensasi untuk Trafo


Selain menyalurkan energi reaktif untuk beban yang memerlukannya,
trafo sendiri mengkonsumsi energi energi reaktif. Daya reaktif yang diperlukan
sebagai berikut :

(6.4)

93
Dimana : - kondisi tanpa beban :

- Kondisi berbeban :

Tabel dibawah ini memberikan petunjuk terhadap daya reaktif yang diperlukan
menurut daya total dan kinerjanya.
Tabel 6.6 Daya trafo dan beban maksimum*
Daya trafo Beban Beban maksimum
(kVA) kosong (kVAR)
(kVAR)
100 2,5 6,1
160 3,7 9,6
200 4,4 11,8
250 5,3 14,7
315 6,3 18,4
400 7,6 22,9
500 9,5 28,7
Sumber : Katalog Schneider Ometraco, 1997

6.7.3 Filter Harmonik

Jika polusi harmonik cukup tinggi (25% < Gh/Sn < 60%) maka digunakan filter
yang di seri dengan kapasitor H-RANGE.
Fungsi filter adalah menurunkan arus dan tegangan karena harmonik sehingga
yang masuk ke kapasitor adalah nilai nominal.

94
Gambar 6.10 Instalasi Kapasitor

Gambar 6.11 Prinsip kontrol kompensasi otomatis

95
6.8 Perawatan Kapasitor
Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki pf supaya tahan lama
tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus
dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran.
Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi
dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti
masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan
supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan
meliputi :
Pemeriksaan kebocoran
Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
Pemeriksaan isolator

96
Latihan soal :
1. Terangkan pengertian dari faktor daya.
2. Mengapa harga faktor daya ikut menentukan penghematan instalasi
listrik?
3. Jelaskan secara rinci tahap-tahap perencanaan pemasangan instalasi
kapasitor bank pada instalasi tegangan rendah.

4. Diketahui sebuah instalasi seperti gambar berikut :

Trafo berkapasitas 250 kVA, berbeban


dengan faktor pembebanan 80%, cos phi
0,88.
Tentukan nilai kapasitor yang terpasang
beserta instalasinya. Bila terhubung delta
tentukan nilai kapasitansi masing2.

5. Di ketahui beban berupa motor2 listrik sbb :


Data motor : Induksi rotor sangkar
M1 : 5 HP, 220/380 V, 50Hz, 3 fasa , cos phi 0,7 lagging
M2 : 22 HP , 380/660 V, 50 Hz, 3 fasa, cos phi 0,8 lagging
M3 : 30 HP , 380/660 V, 50 Hz, 3 fasa, cos phi 0,83 lagging
Akan diperbaiki faktor dayanya. Tentukan kompensasi secara
kelompok, beserta instalasinya. (Bila daya terpasang = daya terpakai,
motor bekerja secara serempak)

97
BAB VII
GROUNDING SISTEM

7.1 Sistem Pembumian


Secara komersial sistem distribusi listrik banyak menggunakan listrik AC tiga
phasa dan satu phasa. Distribusi tegangan DC dipakai untuk keperluan khusus
seperti saluran listrik atas Kereta Rel Listrik dengan tegangan 1500V di wilayah
Jabotabek. Sistem penghantar distribusi dikenal dua yaitu jenis sistem penghantar
aktif dan jenis pembumian sistem. Jenis penghantar aktif AC menurut PUIL 2000:
45 dikenal beberapa jenis, meliputi phase tunggal 2 kawat, phasa tunggal 3 kawat,
phase dua 3 kawat, phase dua 5 kawat, phase tiga 3 kawat dan phase tiga dengan 4
kawat. Jenis pembumian sistem untuk sistem tiga phasa secara umum dikenal tiga
sistem, yaitu TN, TT dan IT.

Tabel 7.1. Jenis Pembumian Sistem

7.2 Sistem Pembumian TN


Sistem TN mempunyai satu titik yang dikebumikan langsung pada titik
bintang sekunder trafo, dan BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh

98
penghantar proteksi (PEN). Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan
penghantar netral (N) dan penghantar proteksi (PE). Sistem TN-S fungsi
penghantar proteksi PE terpisah diseluruh sistem.

Gambar 7.1 Titik netral dibumikan di RB.

Sistem TN-C-S fungsi penghantar netral (N) dan penghantar


proteksi (PE) digabungkan dalam penghantar tunggal, di sebagian
sistem gambar 1b. Titik netral sistem dibumukan dengan nilai
tahanan RB.

Gambar 7.2 Titik netral sistem dibumukan dengan nilai tahanan RB.

TN-C fungsi penghantar netral (N) dan penghantar proteksi (PE)


tergabung dalam penghantar tunggal PEN diseluruh sistem gambar
1c. Titik netral sistem dibumikan dengan nilai tahanan RB.

Gambar 7.3 Sistem pembumian TN-C

Sistem pembumian TT mempunyai satu titik yang dibumikan langsung (RB).


BKT dihubungkan ke elektrode bumi secara listrik terpisah RA dari elektrode
bumi sistem.

99
7.4 Metode Pengukuran Tahanan Pentanahan

a. Metode 3 kutub

Gambar 7.4 Metode 3 kutub


b. Metode 2 kutub

Gambar 7.5 Metode 2 kutub

7.3 Alat Pengaman Gangguan Ke Tanah


Terbagi menjadi 2 macam :
a. ELCB berdasarkan system kerja arus

Gambar 7.6 ELCB berdasarkan sistem kerja arus

100
Prinsip kerja peralatan ini berdasarkan atas kerja keseimbangan arus yang
mengalir pada sebuah trafo arus.
Pada kondisi normal :
Pada saat tidak terjadi gangguan arus yang mengalir pada trafo arus sama (IL =
IN) dan seimbang. Akibatnya pada sisi sekunder trafo arus tidak diinduksikan
suatu tegangan, Karen fluksi magnetis yang timbul saling meniadakan.
Pada kondisi terjadi gangguan :
Pada rangkaian akan terjadi perbedaan arus yang mengalir, dengan perbedaan
ini maka pada sisi sekunder trafo akan dihasilkan suatu output yang besarnya
sebanding dengan arus differensial. Dengan keadaan ini maka alat pemutus
membuka switch.
Ditinjau dari sistem arus ada 2 type ELCB :

a. Sistem Holding Magnit

Gambar 7.7 Holding magnit


b. System electronic tipe

Gambar 7.8 Sistem elektronik


b. ELCB berdasarkan system kerja tegangan
ELCB Kerja Tegangan

101
Cara kerja :

ELCB ini dirancang agar dapat langsung bekerja terhadap tegangan gangguan
yang timbul pada rangka alat, kumparan trip harus dipasang antara rangka alat
dengan elektroda pentanahan. Jika tegangan gangguan timbul pada rangka alat,
maka kumparan trip langsung bekerja sehingga switch membuka.

Kelemahan :
a. Sambungan pentanahan lain yang terpasang didekat elektroda pentanahan
ELCB, akan mempengaruhi kemampuan alat dalam memdeteksi tegangan
gangguan.
b. Alat ini tidak akan trip jika terjadi gangguan, seperti sambungan ke
elektroda pentanahan terlepas atau tahanan elektrodanya membesar.

7.4 Tahanan Pentanahan

Adalah besarnya tahanan pada kontak/hubung antara masa (body) dengan tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pentanahan :
1. Tahanan jenis tanah
2. Panjang jenis elektroda pentanahan
3. Luas penampang elektroda pentanahan

Harga pentanahan makin kecil makin baik. Untuk perlindungan personil dan
peralatan perlu diusahakan tahanan pentanahan lebih kecil dari 1 Ohm. Hal ini
tidak praktis untuk dilaksanakan dalam suatu sistem distribusi, saluran transmisi,
ataupun dalam substation distribusi. Beberapa peralatan/standar yang telah

102
disepakati adalah bahwa saluran transmisi, substation harus direncanakan
sedemikian rupa, sehingga tahanan pentanahan tidak melebihi harga satu ohm,
Dalam Gardu-gardu Induk distribusi, harga tahanan maksimum yang
diperbolehkan adalah 5 ohm. Demikian juga halnya pada menara transmisi, untuk
menghindarkan lompatan karena naiknya tegangan/potensial pada waktu terjadi
sambaran petir maka tahanan kaki menara perlu dibuat sekecil mungkin (di
Amerika kurang dari 10 Ohm). Untuk memahami mengapa tahanan pentanahan
harus rendah, dapat digunakan hukum Ohm yaitu :
E=IxR volt
dimana :
E = tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
R = Tahanan (ohm)

Sebagai contoh terdapat tegangan sumber 415 volt (240volt terhadap tanah)
dengan tahanan 4 ohm. Ada masalah/trouble atau gangguan, sehingga kabel dari
sumber yang mencatu motor listrik menyentuh badan motor. Hal ini berarti kabel
tersebut menghubungkan ke sistem pentanahan yang mempunyai tahanan 20 ohm
ke tanah (perhatikan gambar 18.2.2). Menurut hukum Ohm akan ada arus
mengalir sebesar 10 amper melewati badan motor.
Apabila seseorang menyentuh badan motor, maka dia akan menerima tegangan
sebesar 200 volt (20ohm x 10amper). Hal ini dapat berakibat fatal, tergantung
pada tahanan orang tersebut yang bervariasi dengan tegangan yang disentuhnya.
Tabel 7.2 Tegangan sentuh
TEGANGAN WAKTU PEMUTUSAN
SENTUH VOLT (RMS) MAKSIMUM (DETIK)
< 50
50
_ 5,0
-
75 1,0
90 1,5
110 0,2
150 0,1
220 ;
0,05

103
1. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk
menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

2. Perhitungan tahanan pembumian elektroda batang lebih dari satu.

Bila tahanan pembumian yang dikehendaki tidak dapat dicapai oleh


elektroda tunggal (single rod) maka dua elektroda atau lebih dapat
dipergunakan. Beberapa konfigurasi pemasangan elektroda batang lebih
dari satu sebagai berikut :
a. Konfigurasi double straight

b. Konfigurasi triple straight

c. KonfigurasiTriangle

104
d. Konfigurasi Square

e. Konfigurasi crosscicle

Untuk menghitung tahanan pembumian total (Rpt) konfigurasi diatas,


maka dipakai rumus :

105
106

Anda mungkin juga menyukai