Teori Akuntansi Positif Dan Kontrak Efisien

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

RMK TEORI AKUNTANSI

Teori Akuntansi Positif dan Kontrak Efisien

Oleh:

Irfan Ramadhani Asikin (145020300111051)

Kelas CB - Teori Akuntannsi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
TEORI AKUNTANSI POSITIF

GARIS BESAR TEORI AKUNTANSI POSITIF

Untuk menjelaskan fenomena adanya konsekuensi ekonomi, kita harus menjelaskan


sebuah teori yang konsisten dengan adanya konsekuensi ekonomi, yaitu teori akuntansi
positif. Teori akuntansi positif berkaitan dengan prediksi seperti tindakan sebagai pilihan dari
kebijakan akuntansi oleh perusahaan dan perusahaan akan menanggapi usulan standar
akuntansi baru.
Teori akuntansi positif beranggapan bahwa perusahaan akan mengorganisir diri dalam
cara yang efisien sehingga memaksimalkan prospek untuk bertahan hidup. Perusahaan dapat
dipandang sebagai kumpulan kontrak (nexus of contract) artinya pengorganisasiannya dapat
ditentukan oleh kontrak yang dijalinnya. Akan muncul biaya kontrak dan kontrak yang
efisien.
Teori akuntansi positif berpendapat kebijakan akuntansi akan dipilih sebagai bagian
dari masalah yang lebih dari pencapaian manajemen perusahaan yang lebih efisien. Teori
akuntansi positif tidak menyarankan perusahaan harus menjelaskan sepenuhnya kebijakan
akuntansi yang dipergunakan. Teori akuntansi positif berpendapat bahwa manajer sifatnya
rasional dan memilih kebijakan akuntansi demi kepentingan perusahaan.
Tujuan Teori akuntansi positif adalah untuk memahami dan memprediksi pilihan
kebijakan akutansi manajerial dalam perusahaan yang berbeda-beda. Akan muncul teori
normatif. Baik-tidaknya kemampuan teori normatif melakukan prediksi tergantung sampai
sejauh mana setiap individu sungguh-sungguh mengambil keputusan sesuai teori tersebut.

Tiga Hipotesis Teori Akuntansi Positif

Hipotesis rencana bonus Para manajer perusahaan dengan rencana bonus


(The bonus plan hypothesis) lebih mungkin memilih prosedur akuntansi yang
menggeser pendapatan yang dilaporkan dari
masa datang ke saat ini.
Hipotesis persyaratan perjanjian pinjaman Semakin besar perusahaan melakukan
(The debt covenant hypothesis) pengingkaran persyaratan perjanjian pinjaman
berbasis akuntansi, semakin besar kemungkinan
manajer memilih prosedur akuntansi yang
menggeser pendapatan dari periode akan datang
ke periode berjalan.

Hipotesis biaya politik Semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh
(The political cost hypothesis) perusahaan, semakin besar kemungkinan
manajer memilih prosedur akuntansi yang
menangguhkan pendapatan yang dilaporkan dari
periode berjalan ke periode akan datang.

Ketiga hipotesis tersebut membentuk komponen yang penting dari Teori akuntansi
positif. Ketiga hipotesis Teori akuntansi positif dapat juga ditafsirkan dari perspektif
perjanjian kontrak yang efisien.

PENELITIAN TEORI AKUNTANSI POSITIF

Teori Akuntansi Positif telah menghasilkan sejumlah besar penelitian empiris.


Sebagai contoh adalah tulisan Lev (1979). Penelitian Lev membantu kita memahami
mengapa perusahaan yang berbeda jenis mungkin memilih kebijakan akuntansi yang juga
berbeda.
Banyak penelitian Teori Akuntansi Positif untuk pengujian hipotesis. Salah satunya
Healy (1985) yang meneliti hipotesis rencana bonus. Hasil penelitiannya adalah
menemukan bukti bahwa manajer perusahaan yang memiliki rencana bonus berdasarkan pada
laba bersih mereka yang dilaporkan secara sistematis menggunakan kebijakan akrual
sedemikian rupa untuk memaksimalkan bonus yang mereka harapkan.
Dichev dan Skinner (2002) mengkaji hipotesis persyaratan perjanjian pinjaman.
Mereka meneliti sampel yang terdiri dari banyak persetujuan pemberian pinjaman privat
(pinjaman yang tidak dapat diperdagangkan). Mereka memusatkan perhatian pada perjanjian-
perjanjian dengan persyaratan yang didasarkan pada dipertahankannya rasio lancar tertentu
atau pada dipertahankannya jumlah nilai bersih tertentu.
Jones (1991) mempelajari tindakan perusahaan untuk menurunkan laporan laba bersih
selama penelitian keringanan impor. Pemberian keringanan kepada perusahaan yang
dipengaruhi oleh persaingan dengan luar negeri sebagian merupakan keputusan politik.

MEMBEDAKAN VERSI KONTRAK EFISIEN DAN OPORTUNIS ATAS TEORI


AKUNTANSI POSITIF

Ketiga hipotesis Teori Akuntansi Positif dinyatakan dalam bentuk oportunis, artinya
berasumsi bahwa manajer memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan utilitas
dibandingkan remunerasi yang diterima, kontrak hutang, dan biaya politik.
Hipotesis tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk efisiensinya, atas asumsi
kontrak kompensasi, sistem kontrol internal, manajemen perusahaan yang baik, dapat
membatasi oportunisme dan memotivasi manajer memilih kebijakan akuntansi untuk
mengendalikan biaya kontrak.
Christie dan Zimmerman (1994) menyelidiki mengenai tingkat pilihan kebijakan
akuntansi yang meningkatkan pendapatan dalam sampel yang terdiri dari perusahaan yang
menjadi target pengambilalihan. Alasan mereka adalah bahwa jika pilihan kebijakan
akuntansi yang oportunis sedang terjadi, pilihan seperti ini akan lebih tak terkendali dalam
perusahaan yang kemudian akan diambil, karena manajemen yang saat itu berusaha menepis
tawaran pengambilalihan dengan memaksimalkan posisi keuangan dan laba bersih yang
dilaporkan.
Guay (1999) mempelajari aktivitas pinjaman bank perusahaan pada tahun pertama
perusahaan melakukannya. Ia berpendapat bahwa kontrak kompensasi yang efisien akan
mendorong manajer untuk mengurangi resiko-resiko harga yang spesifik bagi perusahaan
(misalnya perusahaan migas menerapkan cegah resiko harga produksi tahun depan), karena
pengurangan resiko tersebut mendorong para manajer untuk mengambil resiko-resiko lain
yang spesifik bagi perusahaan.
Watts (2003) menyatakan bahwa akuntansi konservatif juga dapat berperan dalam
kontrak yang efisien. Disini berlaku hipotesis rencana bonus dimana hipotesis tersebut
menyiratkan bahwa para manajer tergoda untuk meningkatkan estimasiestimasi aliran kas
akan datang lebih tinggi, dan menggunakannya untuk membenarkan pencatatan pendapatan
secara premature dan penilaian aktiva terlalu tinggi, yang keduanya menggeser pendapatan
dari masa akan datang ke masa kini.
Penelitian Basu (1993) mendapati bahwa semakin konservatif akuntansinya, semakin
tinggi rating hutang perusahaan yang mengakibatkan rendahnya biaya bunga, dengan semua
hal dianggap sama. Hasil tersebut sesuai dengan kontrak hutang yang efisien karena
perusahaan menjadi semakin konservatif jika kebutuhannya makin besar. Jika manajer
berperilaku oportunistis, mereka tidak akan begitu memperhatikan biaya bunga dan
karenanya akan berusaha mengeluarkan diri dari ancaman pelanggaran persyaratan pinjaman
hutang dengan menggeser ke pendapatan periode berjalan dari pendapatan yang akan datang.

KESIMPULAN KONSEKUENSI EKONOMI DAN TEORI AKUNTANSI POSITIF

Teori Akuntansi Positif berusaha memahami dan memprediksikan pilihan kebijakan


akuntansi perusahaan. Secara umum, Teori Akuntansi Positif menilai bahwa pilihan
kebijakan akuntansi adalah bagian dari kebutuhan perusahaan secara menyeluruh untuk
meminimalkan biaya modal dan biaya kontrak. Teori Akuntansi Positif tidak menyiratkan
bahwa pilihan kebijakan akuntansi perusahaan harus dijelaskan dengan khusus.
Dari perspektif Teori Akuntansi Positif, bukan suatu hal yang sulit untuk memahami
mengapa kebijakan akuntansi dapat memiliki konsekuensi ekonomi. Dari perspektif efisiensi,
kumpulan kebijakan yang tersedia mempengaruhi fleksibilitas perusahaan. Dari perspektif
opportunis, kemampuan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi untuk
keuntungannya sendiri pun terpengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai