0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
69 tayangan26 halaman

Modul Praktik Gadar

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 26

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DIII ILMU KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


terusunnya modul pembelajaran Keperawatan Gawat Darurat ini. Panduan
belajar ini merupakan tuntunan bagi mahasiswa untuk mencapai
kompetensi pada Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Pendekatan yang diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran ini
adalah pendekatan Student Centered Learning (SCL) dengan berbagai
macam metode, dimana mahasiswa dituntut secara aktif untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan. Panduan belajar inilah yang akan memandu
mahasiswa dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan. Dosen yang
semula sebagai sumber utama, dalam pendekatan Student Centered
Learning (SCL) hanya sebagai fasilitator saja. Kami berharap panduan
belajar ini dapat mengantarkan mahasiswa mencapai kompetensi yang
berkaitan dengan Keperawatan Gawat Darurat dalam keperawatan.

Jakarta, November 2015


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Ajar


Fokus mata ajar Keperawatan Gawat Darurat membahas tentang konsep
dasar Keperawatan Gawat Darurat, asuhan keperawatn pada pasien dengan
kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan segera, mahasiswa akan
mengidentifkasi masalah kegawatdaruratan sesuai dengan hasil pengkajian yang
diperoleh dari pasien, sehingga mahasiswa diharapkan mengetahui bentuk
intervensi kegawatdaruratan yang dibutuhkan oleh pasien.

B. Tujuan Mata Ajar


Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui,
memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan
asuhan keperawatan pada pasien dengan kegawatdaruratan. Selain itu,
diharapkan mahasiswa dapat menjadi perawat dengan Caring seutuhnya
sehingga optimal dalam pemberian Asuhan Keperawatan khususnya dalam mata
ajar Keperawatan Gawat Darurat.

C. Kompetensi Mata ajar


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat, mahasiswa akan mampu mengetahui, memahami, menguasai
dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kegawatdaruratan. Selain itu, diharapkan mahasiswa dapat
menjadi perawat dengan Caring seutuhnya sehingga optimal dalam pemberian
Asuhan Keperawatan khususnya dalam mata ajar Keperawatan Gawat Darurat.

D. Strategi Perkuliahan
Pendekatan praktik perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center
Learning. Dimana Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Metode yang digunakan lebih banyak menggunakan metode
ISS (Interactive skill station) dan Problem base learning berdasarkan kasus
kegawatdaruratan yang ditemui di lapangan. Interactive skill station
diharapkan mahasiswa belajar mencari materi secara mandiri menggunakan
berbagai sumber kepustakaan seperti internet, expert dan lain-lain, yang
nantinya akan didiskusikan dalam kelompok yang telah ditentukan sebelum
memulai praktikum. Sedangkan untuk beberapa pertemuan dosen akan
memberikan kuliah singkat diawal untuk memberikan kerangka pikir dalam
diskusi. Untuk materi-materi yang memerlukan keterampilan, metode yang
akan dilakukan adalah simulasi dan demonstrasi di laboratorium

E. Bahan Bacaan

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC.


Departemen Kesehatan RI. (2008). Standar pelayanan minimal rumah sakit. Jakarta:
Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik.
Departemen Kesehatan RI. (2005). Indikator kinerja rumah sakit. Jakarta: Direktorat
Jendral Bina Pelayanan Medik.
Dwidiyanti, M. (2007). Caring kunci sukses perawat. Semarang: Hasani.
George, J.B. (1990). Nursing theories: The base for profesional nursing practice, 3
rd Ed. New Jersey: Prentice Hall.
Nurachmah, E. (2001). Asuhan keperawatan kegawatdaruratan bermutu di rumah
sakit. Seminar Keperawatan RS Islam Cempaka Putih Jakarta.
Nurachmah, E. (2000). How nurses express their caring behavior to patients with
spesialist need. Jurnal Keperawatan Indonesia.
Potter, P.A & Perry,A.G (2009) Fundamental of nursing, 7th edition. Singpore:
Elsevier.
Sitorus R., Yulia. (2006). Model praktik keperawatan profesional di rumah sakit:
Penataan struktur & proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di
ruang rawat. Jakarta: EGC.
Swanson. (1995). Response to the power of human caring: Early recognition of
patient problems. Scholarly Inquiry for Nursing Practice: An International
Journal. Vol. 9. No. 4. http://nursing.unc.edu/about/docs/The%20Power%20of
%20Human%20Ca ring%20Early%20Recognition%20of%20Patient
%20Problems.pdf. Diperoleh pada tanggal 04 Februari 2016.
Pertemuan 1
Penolongan Pertama Pada Penanganan Kegawatan

Judul : Penolongan Pertama Pada Penanganan Kegawatan


Waktu :
Tujuan :
1. Mengoptimalkan fungsi airway, breathing, dan circulation pasien sebelum pasien
mendapat penanganan lanjutan.
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar


1 PERSIAPAN
Alat :
Ambubag dengan reservoir
Slang O2
Tabung O2
Sarung tangan
OPA/NPA
Neck colar
Trolly emergency
Sarung tangan
Kasa
Magil forsep
Persiapan klien:
Atur posisi klien
PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
Menyiapkan alat
Mengkaji perencanaan kep
Kaji ulang apakah pasien perlu tindakan
TINDAKAN
Cuci tangan bersih
Memakai sarung tangan
Memastikan keamanan lingkungan
Memastikan aman pasien
Menilai kesadaran dengan cara menggoyangkan bahu
pasien. Sambil memanggil pa!!!!bu!!!!
Minta pertolongan atau minta bantuan
Memperbaiki posisi pasien posisi terlentang
Lakukan pemeriksaan Primer survey :
Memastikan Airway bebas
Pemeriksa jalan napas dengan cara : cross finger,
sweeping fenger
Membuka jalan napas dengan cara head tilt, chin
lift atau jaw trust
Periksa ada sumbatan total atau parsial (cairan
atau padatan)
Memastikan breathing bebas :
Memastikan korban bernapas atau tidak dengan
look (kesimetrisan, gerakan dada), listen (suara
napas : gaugling, snoring, stridor) dan feel
(sarakan ada tidaknya aliran udara)
Memberikan napas buatan dengan menggunakan
nasal kanul, simple mask, rebreating, non
rebreating ,intubasi, ambu bag
Memastikan circulation : ada tidaknya perdarahan
(infuse dua jalur)
Memastikan disability : cek GCS
Memastikan exposure : liat trauma seluruh tubuh
Lakukan pemeriksaan sekunder survey :
Pemeriksaan TTV
Pemeriksaan head to toe
Riwayat penyakit
SAMPLE (sign and symptom, allergy,
medication, post history medical, last meal, event
leading
Pemeriksaan penunjang : lab, RO
Mencuci tangan
Bereskan alat-alat
Merapikan pasien
EVALUASI
Mengevaluasi respon klien
Respon klien
Cek nadi
Cek napas
Cek frekuensi napas
Cek kepatenan napas pasien
DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Nama perawat yang melaksanakan tindakan
Pertemuan 2
RJP

Judul : RJP
Waktu :
Tujuan :
1. Mengoptimalkan fungsi circulation dan breathing pasien
2. Memberikan pertolongan pertama segera setelah pasien apnea
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar


1 PERSIAPAN
Alat :
Ambubag dengan reservoir
Slang O2
Tabung O2
Sarung tangan
OPA/NPA
Trolly em
Persiapan Klien :
Atur posisi pasien
PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
Mengkaji Perencanaan kep
Kaji ulang apakah pasien perlu tindakan RJP
TINDAKAN
Memakai sarung tangan
Memastikan keamanan lingkungan
Menilai kesadaran dengan cara menggoyangkan bahu
pasien. Sambil memanggil pa!!!!bu!!!!
Minta pertolongan atau minta bantuan
Memperbaiki posisi pasien posisi terlentang
Mengatur posisi penolong jika 1 penolong berlutut
sejajar dengan bahu korban, agar mudah melakukan
tindakan. Jika 2 penolong satu orang menghadap
pasien berlutut sejajar kepala pasien dan penolong ke
dua menghadap pasien berlutut sejajar pada sternum
pasien
Memasitikan ada tidaknya denyut jantung. Jika tidak
ada nadi lakukan RJP, dan jika nadi ada napas tidak
ada lakukan pemeriksa jalan napas dengan cara : cross
finger, sweeping fenger
Membuka jalan napas dengan cara head tilt, chin lift
atau jaw trust
Memastikan korban tidak dan bernapas dengan look,
listen dan feel
Memberikan napas buatan dengan menggunakan ambu
bag, Evaluasi setelah 5 siklus
Mencuci tangan
Bereskan alat-alat
Merapikan klien
EVALUASI
Respon klien
Cek nadi
Cek napas
Cek frekuensi napas
Cek kepatenan napas pasien
DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Nama perawat yang melaksanakan tindakan
Pertemuan 3
Penanganan Syok

Judul : Penanganan Syok


Waktu :
Tujuan :
1. Mengatasi keadaan gawat darurat pasien, baik yang disebabkan oleh cairan (syok
hipovolemik), keracunan obat (syok anafilaksis), jantung (syok kardiogenik), dan
infeksi (syok sepsis)
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar


1 PERSIAPAN
Alat dan bahan:
Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air
dingin dan air hangat
Pakaian pengganti
Kain penutup
Handuk besar
Handuk kecil untuk mengeringkan badan
Sarung tangan pengusap/waslap
Handscoen bersih
Tempat untuk pakain kotor
Sampiran
Sabun
PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat
Menjelaskan tujuan prosedur
TINDAKAN
Syok Hipovolemik
Resusitasi Cairan
Dehidrasi
Ringan : Ganti cairan defisit dengan pemberian
oral
Sedang : Ganti cairan defisit dengan pemberian
oral dibantu dengan pemberian cairan infus
dengan kristaloid sesuai dengan defisit ditambah
dengan cairan pemeliharaan
Berat : Lakukan resusitasi cairan dengan cara
menetukan defisit kehilangan cairan dan cairan
pemeliharaan selama 24 jam
50% defisit diberikan pada 8 jam ditambah
dengan cairan pemeliharaan selama 8 jam
50% defisit selanjutnya diberikan pada 16 jam
selanjutnya ditambah dengan cairan pemeliharaan
selama 16 jam
Dilakukan resusitasi cepat 10-20cc/kg selama 10-
15 menit dalam 1 jam pada 8 jam pertama sampai
hemodinamik stabil, dapat diulang beberapa kali
sampai kondisi syok teratasi.
Sisa dari defisit 50%+cairan pemeliharaan pada 8
jam pertama dikurangi dengan jumlah cairan yang
digunakan pada resusitasi cepat dijadikan cairan
pemeliharaan dalam 7jam selanjutnya.
Perdarahan
Evaluasi ABC
Berikan Oksigen
Pasang infus 2 jalur kalau perlu dengan abocath
terbesar
Menentukan kelas perdarahan sesuai dengan
gejala klinis yang ada
Menentukan estimasi jumlah kehilangan darah
Mengganti cairan perdarahan dengan
menggunakan kristaloid atau koloid/darah
(volume cairan yang diganti sebanyak 3 kali dari
estimasi kehilangan darah jika menggunakan
kristaloid)
Syok Anafilaktik
Circulation : Raba karotis, posisi syock, pasang infus
kristaloid (RL). Berikan epinephrine (adrenalin)
subcutan atau intra muscular dengan dosis sesuai
dengan gejala klinis yang tampak (0.25 mg, 0.5 mg
atau 1 mg = 1 ampul bila ternyata jantung tidak
berdenyut).
Airway : Pertahankan jalan nafas tetap bebas. Call for
help.
Breathing : Beri oksigen bila ada, kalau perlu nafas
dibantu
Syok Septik
Ditujukan agar tekanan sistolik > 90 100 mmHg
(Mean Arterial Pressure 60 mmHg)
Tindakan awal : Infus cairan kristloid, pemberian
antibiotic, membuang sumber infeksi (pembedahan)
Tindakan lanjut Penggunaan cairan koloid lebih baik
dengan diberikan vasopressor (Dopamine atau
dikomnbinasi dengan Noradrenalin
Syok Kardiogenik
Pemasangan jalur intravena dan pemberian infus
kristaloid (hati hati dengan jumlah cairan).
Pada aritmia mungkin diperlukan obat obat
inotropic.
Perikardiosentesis untuk tamponade jantung dengan
monitoring EKG.
Pemasangan jarum torakostomi pada Tension
Pneumothoraks di ICS II - mid clavicular lineuntuk
mengurangi udara dalam rongga pleura (dekompresi)
Pasang masker oksigen paling tidak FiO2 60%.
Siapkan pasien, sudah terpasang jalur intravena.
Antiseptic daerah intercostal II daerah
midclavicular
Tusukkan jarum ditepi atas costa III sampai
terdengar keluarnya aliran udara. Biasanya
gangguan pernafasan dan kardiovaskular akan
membaik dengan cepat. Selanjutnya pasien
dikonsultasikan dan disiapkan untuk pemasangan
pipa torakostomi (chest tube).
Tahap tahap tindakan tersebut harus dilakukan
dengan cepat
Merapikan klien dan alat
EVALUASI
Mengevaluasi respon klien
Mengevaluasi nilai TTV
Mengucapkan salam
Pada tension pneumothoraks
Jika pneumothoraks (+), gelembung udara akan
keluar.
Jika pneumothoraks (-), air akan terhisap nafas
kedalam. Jika (-) jarum segera ditarik sebelum air
habis
DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Nama perawat yang melaksanakan tindakan
Pertemuan 4
Penanganan Inhalasi Benda Asing

Judul : Penanganan Inhalasi Benda Asing


Waktu :
Tujuan :
1. Mengatasi hambatan airway atau jalan nafas
2. Memperbaiki jalan nafas pasien
3. Mengatasi sesak dan memberi kenyamanan
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar


1 PERSIAPAN
Alat dan bahan:
Set CPR
Sarung tangan
Set pemeberian oksigen
Stetoskop
PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat
Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan prosedur
Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan
tindakan
TINDAKAN
Memakai sarung tangan
BAYI
Buka pakaian bayi
Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah
telungkup diatas pangkuan
Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah
dipunggung, antara 2 tulang belikat bayi, jangan
menepuk di tengkuk)
Sanggahlah leher belakang bayi dengan tanagn dan
balikkan tubuh bayi sehingga posisi terlentang. Buat
posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya
Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan
sama dengan lokasi penekanan pada proses CPR yaitu
ditengah tulang dada atau dibawah garis iajiner antara
2 putting susu bayi). Hanya menggunakan 2 jari saja
(jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan chest
thrust.
Evaluasi tindakan apakah sumbatan sudah dapat
dikeluarkan dari jalan nafas, jika belum berhasil
lakukan kembali
Jika tidak ditemukan sumbatan, lakukan RJP
Jika telah berhasil mengeluarkan sumbatan, posisikan
bayi seperti semula dan berikan oksigen 2 L/menit
DEWASA
Jika paisen masih sadar berdirikan pasien dan
memposisikan tubuh penolong dibelakang pasien
(sesuaikan tinggi penolong dengan tinggi pasien)
Lakukan haemlich maneuver dengan cara mengepalkan
salah satu tangan dan tempatkan di perut 2 jari diatas
pusat passion dan kencangkan kepalan tangan dengan
tangan yang satunya sehingga tangan penolong
melingkar di perut pasien
Melakukan penekanan diperut pasien sampai benda
asing keluar dari jalan nafas
Jika pasien adalah wanita hamil maka lakukan dengan
teknik chest thrust
Jika telah berhasil mengeluarkan sumbatan, posisikan
bayi seperti semula dan bila perlu berikan oksigen
Merapikan klien dan alat
Melepas sarung tangan
Mencuci tangan
EVALUASI
Mengevaluasi respon klien
Mengucapkan salam
DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Respon klien
Nama perawat yang melaksanakan tindakan
Pertemuan 5
Penanganan Fraktur/Bidai

Judul : Penanganan Fraktur/Bidai


Waktu :
Tujuan :
1. Mempertahankan posisi tulang yang mengalami fraktur
2. Memfiksasi tulang yang mengalami fraktur
3. Mempercepat proses penyembuhan fraktur
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar


1 PERSIAPAN
Alat :
Pinset cirurgis
Pinset anatomis
Kom betadine
Kasa
Bak istrumen
Bengkok
Gunting plester
Plester
Korentang
Spalk
Elastis verban
Mitela
Kasa
PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat
Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan prosedur
Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan
tindakan
Kaji alasan pemasangan bidai pasien
Cek kemampuan pasien untuk bekerjasama
TINDAKAN
Cuci tangan
Mengucapkan salam
Menjelaskan prosedur
Memakai sarung tangan
Mengatasi CAB
Mengatur posisi
Membuka pakaian yang menutupi fraktur
Menghentikan perdarahan dengan balut tekan
Memeriksa dan mencatat pulse, motor, sensasi,
sebelum dipasang bidai
Melakukan traksi (penarikan) manual secara perlahan
dan gentle bila ekstremitas anggulasi yang besar
Bersihkan luka dan tutup luka terbuka dengan kasa
steril
Berikan bantalan lunak pada bidai
Memasang bididai pada tempat yang tepat (2 sendi)
Memeriksa dan mencatat pulse, motor, sensasi, setelah
dipasang bidai
Posisikan pasien senyaman mungkin
Mencuci tangan
Bereskan alat-alat
Merapikan klien
EVALUASI
Mengevaluasi respon klien
Menjelaskan hasil pengkajian pada pasien
Mengucapkan salam
DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Respon klien
Nama perawat yang melaksanakan tindakan
Pertemuan 6
Penanganan Kejang

Judul : Penanganan Kejang


Waktu :
Tujuan :
1. Mencegah terjadinya kejang berulang
2. Menurunkan suhu tubuh
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar


1 PERSIAPAN
Alat dan bahan:
Obat anti kejang (diazepam)
Antipiretik (paracetamol)
Sarung tangan
Face mask

PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat
Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan prosedur
Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan
tindakan
TINDAKAN
Memakai sarung tangan
Memperbaiki sirkulasi udara ruangan dengan
mempersilahkan selain petugas untuk keluar ruangan
Membaringkan anak di tempat tidur yang datar dengan
posisi miring, kaki bagian atas ditekuk untuk
mencegah bahaya tersedak ludah atau muntahan
Letakkan bantal atau lipatan selimut di bawah kepala
anak, janagn :
Menahan gerakan anak atau menggunakan
paksaan
Memasukkan apapun kedalam mulut anak
Memberikan makanan atau minuman
Longgarkan pakaian yang ketat
Singkirkan benda-benda keras atau berbahaya
Memberikan diazepam dosis awal 0,3-0,5
mg/kgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6
mg/kgBB/dosis rektal suppositoria. Bila kejang masih
belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama
20 menit kemudian
Memastikan jalan nafas tidak tersumbat
Memberikan oksigen melalui face mask 2 ml/menit
Memberikan kompres atau obat penurun demam
Monitoring tanda-tanda vital
Jangan memberikan makanan atau minuman sampai
anak benar-benar sadar dan reflex menelan pulih
Merapikan klien dan alat
Melapas sarung tangan

EVALUASI
Mengevaluasi respon klien
Mengucapkan salam
DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Respon klien
Nama perawat yang melaksanakan tindakan
Pertemuan 7
Analisa Gas Darah (AGD)

Judul : Analisa Gas Darah (AGD)


Waktu :
Tujuan :
1. Melihat kandungan gas dalam darah arteri
2. Mengidentifikasi abnormalitas yang dialami pasien
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar

1 PERSIAPAN
Alat dan bahan :
Persiapan alat
Spuit 3 cc atau 5 cc
Kasa dan Sarung tangan
Alkohol dan kapas
Tempat alcohol
Heparin
Gabus
Plester
Gunting plester
Bak intrumen
Bengkok
Termometer
ES
Persiapan klien
Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan
2 PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Cek perencanaan keperawatan pasien
Kaji alasan pemeriksaan analisa gas darah
Cek kemampuan pasien untuk bekerja
TINDAKAN
Beri penjelasan kepada klien
Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
IMPLEMENTASI
Mencuci tangan
Mengucapkan salam
Menjelaskan prosedur
Mengatur posisi pasien
Mengukur suhu tubuh
Menentukan arteri yang akan ditusuk
Mengisi spuit dengan heparin yang 3cc dengan heparin
0,1cc (spuit yang sudah ada heparinya)
Memasang perlak
Simpan bengkok dekat pasien
Mendesinfektan daerah yang akan ditusuk
Menusuk arteri dengan posisi jarum :
Radialis 45 derajat
Brachialis 60 derajat
Femoralis 90 derajat
Usahakan darah naik sendiri tanpa diaspirasi
Setelah selesai cabut jarum tekan daerah penusukan 5-
15 menit dengan kasa kemudian plester
Mengeluarkan udara yang ada dijarum dan tusuk
jarum ke gabus
Memasang label identitas pasien, jam pengambilan,
suhu, tanggal
Mengobservasi TTV dan daerah tusukan
Bereskan alat
Bahan dikirim kelaboratorium dengan melampirkan
formulir lab, catat suhu, jam, nama pasien
Cuci tangan
Bila pemeriksaan dikirim ke luar RS sebaiknya bahan
pemeriksaan dimasukan ke dalam plastic yang berisi
ES
EVALUASI
Respon klien
DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Nama perawat yang melakukan tindakan
Pertemuan 8
Suction

Judul : Suction
Waktu :
Tujuan :
1. Menghilangkan secret nafas
2. Menggunakan alat suction untuk menyedot dan mengeluarkan secret
3. Mengurangi akumulasi secret pada pasien tidak sadar atau lemah
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar

1 PERSIAPAN
Alat dan bahan :
Persiapan alat steril
Katheter dengan ukuran sesuai kebutuhan
Sarung tangan steril
Container atau kom steril
Air atau Nacl steril
Tongue spatel
Kassa steril
Persiapan alat tidak steril
Tabung oksigen dan isinya
Mesin Suction
Alas
Bengkok
Larutan dalam botol
Tissue
2 PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Cek perencanaan keperawatan
Kaji ulang apakah klien perlu tindakan suctioning
Auskultasi dan Inspeksi
Kaji posisi tidur klien
TINDAKAN
Beri penjelasan kepada klien
Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
Semifowler dengan kepala mengarah ke arah
perawat (Oropharingeal Suctioning)
Semifowler dengan leher hiperekstensi, bila tidak
ada kontra indikasi (Nasopharingeal Suctioning)
Lateral dengan muka menghadap perawat (klien
tidak sadar)
IMPLEMENTASI
Pasang pengalas di dada klien
Beri oksigen dengan konsentrasi tinggi
Buka paket steril dan buat area steril
Siapkan atau tuangkan cairan ke dalam kom steril
Nyalakan mesin suction
Pasang sarung tangan steril dengan benar
Hand to hand
Glove to glove
Sambungkan kateter dengan selang dari mesin dengan
tangan dominan memegang ujung selang dari mesin
(Bersih)
Tes kemampuan mesin untuk menarik cairan dengan
menarik cairan atau NaCl steril
Masukkan kateter perlaha-lahan oada lubang hidung
yang paling lapang, thumb kontrol biarkab terbuka
sampai karina. Bila diperlukan oropharingeal
suctioning, maka tindakan dilakukan setelah penarikan
dari nasopharingeal selesai dengan mengganti kateter.
Tutup tumb control dan tarik kateter dengan arah
memutar (waktu tidak lebih dari 15-20 detik, dari
pertama memasukkan kateter sampai selesai satu
tarikan)
Bersihkan kateter dengan cara kateter dimasukkan ke
dalam air atau NaCl sterl
Beri oksigen
Dengan tangan yang tidak steril matikan mesin dan
dengarkan suara nafas klien
Bila klien masih memerlukan penghisapan lakukan
penghisapan seperti prosedur diatas setelah 20-30
detik setelah penghisapan pertama
Lipat kateter dan pegang dengan tangan steril,
kemudian tangan yang tidak steril membuka sarung
tangan steril dengan kateter bekas tergulung ke
dalamnya dan buang ke tempat yang berisi
desinfektan.
Betulkan kembali posisi klien
Bersihkan daerah mulut dan hidung klien setelah
dilakukan penghisapan lendir
Bereskan peralatan
Cuci tangan
EVALUASI
Auskultasi suara nafas
Kenyamanan klien
Periksa respirasi rate dan adanya taanda-tanda sesak
nafas
DOKUMENTASI
Waktu
Jumlah sekret dan karakter sekret
Hasil pemeriksaan suara nafas dan respirasi rate
Nama perawat yang melaksanakan tindakan
Pertemuan 9
Pemberian Oksigen

Judul : Pemberian Oksigen


Waktu :
Tujuan :
1. Mencukupi kebutuhan oksigen tubuh
2. Menggunakan alat untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
3. Mencegah sianosis akibat hipoksia jaringan tubuh
Prosedur tindakan :

No KOMPONEN Ilustrasi gambar

1 PERSIAPAN
Alat dan bahan :
Nasal kanul (jika dengan nasal kanul); Masker
wajah sederhana , sesuai kebutuhann dan ukuran
pasien (jika dengan simple mask); Masker
rebreathing (jika dengan RM); Masker wajah non
rebreathing, sesuai kebutuhan dan ukuran pasien
(jika dengan NRM)
Selang oksigen
Humidifier
Water steril
Tabung oksigen dengan flowmeter
Plester
Persiapan pasien:
Posisikan pasien powler atau semi powler
Mendekatkan alat ke dekat pasien

2 PROSEDUR :
PENGKAJIAN
Cek perencanaan keperawatan klien
Mengidentifikasi pasien dengan tepat (nama, nomor
kamar)
Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada
jalan napas.
TINDAKAN
Jelaskan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
Pasang gorden untuk menjaga privasi klien
Mengatur posisi yang nyaman bagi pasien dengan
posisi setengah duduk di tempat tidur, di kursi atau
dengan lying position (posisi berbaring) di tempat
tidur dengan satu bantal.
Sambungkan kanula nasal keselang oksigen dan
sumber oksigen.
Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran
pada progam medis dan pastikan berfungsi dengan
baik.
Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
Ada gelembung udara pada humidifier.
Terasa oksigen keluar dari kanula/simple
mask/RM/NRM
Jika dengan nasal kanul :
Letakkan ujung kanula pada lubang hidung pasien.
Atur pita elastic atau selang plastic ke kepala atau
ke bawah dagu
sampai kanula pas dan nyaman.
Periksa kanula setiap 8 jam.
Jika dengan simple mask/RM/NRM :
Sambungkan masker keselang dan ke sumber
oksigen
Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan
aliran pada progam medis dan pastikan berfungsi
dengan baik.
o Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
o Ada gelembung udara pada humidifier.
o Terasa oksigen keluar dari masker.
Arahkan masker ke wajah klien dan pasang dari
hidung ke bawah (sesuaikan dengan kontur wajah
klien).
Fiksasi pengikat elastik ke sikat kepala klien
sehingga masker nyaman dan tidak sempit.
Periksa masker, aliran oksigen setiap 2 jam atau
lebih cepat, tergantung kondisi dan keadaan umum
pasien
Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap
waktu.
Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen dan program
terapi secara periodic sesuai respon klien, biasanya
tiap 1 jam sekali.
Aliran oksigen dengan Nasal kanul 1-5 liter/mnt
Aliran oksigen dengan simple mask 5-8 liter/mnt
Aliran oksigen dengan Rebreathing Mask (RM) 8-
12 liter/mnt
Aliran oksigen dengan Non Rebreathing Mask
(NRM) 10-15 liter/mnt
Kaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan
beri jelly untuk melembapkan membrane mukosa jika
diperlukan.
Setelah selesai pasien dirapikan dan dibersihkan
kembali.
Alat-alat dibersihkan, bereskan dan kembalikan ke
tempat semula lalu cuci tangan
EVALUASI
Observasi keadaan klien
Observasi frekensi nafas pasien
Observasi kondisi hidung mulut dan perawatan lubang
hidung atau iritasi nasofaringeal.
Kaji respon klien setelah pemberian oksigen (pola
pernapasan dan kecepatan)
Cek kanul sesuai respon klien, biasanya tiap 1 jam
sekali.
PO2 arterial berkisar antara 80 100 mmHg
Kondisi hipoksia dapat teratasi.
Frekuensi pernapasan dalam kisaran 14 20 kali per
menit.
DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Respon klien
Frekuensi napas pasien
Nama perawat yang melaksanakan tindakan
Jumlah oksigen yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai