Analisis Abstrak & Latar Belakang Jurnal - Deadline TGL 20
Analisis Abstrak & Latar Belakang Jurnal - Deadline TGL 20
Analisis Abstrak & Latar Belakang Jurnal - Deadline TGL 20
A. Analisis Abstrak
Abstrak
Clubbing saat ini merupakan kehidupan malam anak muda perkotaan yang
sedang menjadi tren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya
hidup remaja yang melakukan clubbing dan faktor pembentuk gaya hidup remaja
yang melakukan clubbing. Subjek dalam penelitian ini adalah dua remaja pria dan
satu remaja wanita yang melakukan aktivitas clubbing setidaknya lebih dari 1
tahun. Subjek pertama adalah remaja wanita berusia 20 tahun, tinggal di komplek
perumahan Ciputat, dengan frekuensi clubbing tiga kali dalam satu minggu. Subjek
kedua adalah remaja pria berusia 20 tahun, tinggal di perumahan Pondok Indah,
dengan frekuensi clubbing 1-4 kali dalam satu minggu. Subjek ketiga adalah remaja
pria berusia 17 tahun, tinggal di komplek perumahan Kebon Nanas, dengan
frekuensi clubbing empat kali dalam satu minggu. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif dengan proses observasi dan wawancara yang
mendalam untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai gaya hidup
dan faktor-faktor pembentuk gaya hidup remaja yang melakukan clubbing. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa gaya hidup ketiga Subjek yang melakukan
clubbing dekat dengan pengaruh negatif seperti minuman beralkohol dan obat-
obatan terlarang, banyak menghabiskan waktu di luar rumah dengan teman-teman,
prioritas hidup cenderung jangka pendek, dan perhatiannya berorientasi seputar
masalah pribadi. Gaya hidup tersebut terbentuk terutama dipengaruhi oleh situasi
dan kondisi di dalam keluarga, dimana ketiga Subjek cenderung tidak mendapatkan
kebutuhan-kebutuhannya di dalam keluarga, sehingga mencari jalan keluar melalui
lingkungan sebaya.
Kata kunci: Gaya hidup, faktor pembentuk gaya hidup
Hasil Analisis Abstrak:
4. Memenuhi IMRAD
Abstrak diatas sudah memenuhi syarat IMRAD (Introduction, Metode,
Result, Analize, and Discussion).
Setiap individu atau kelompok dalam stratum sosial tertentu akan memiliki
gaya hidup yang khas yang dapat menjadi simbol prestise dalam sistem stratifikasi
sosial. Gaya hidup ini dapat dilihat dari barang-barang yang dipakai dalam
kehidupan sehari-hari yang biasanya bersifat modis, cara berperilaku (etiket),
sampai bahasa yang digunakan tidak untuk tujuan berkomunikasi sematamata,
tetapi juga untuk simbol identitas (Siregar, 1997). Pencarian identitas diri dengan
gaya hidup tertentu dilalui remaja dengan beragam jalan. Terdapat suatu kasus
mengenai gaya hidup remaja saat ini, yaitu aktivitas mereka pergi ke klub malam,
atau yang diistilahkan dengan clubbing. Retno (2002) mengungkapkan bahwa
clubbing saat ini merupakan kehidupan malam anak muda perkotaan yang sedang
menjadi tren. Clubbing dalam Oxford Advanced Learners Dictionary (2000)
didefinisikan sebagai aktivitas pergi ke klub malam secara reguler. Hal yang perlu
diperhatikan mengenai aktivitas ini adalah bahwa clubbing memiliki dua persepsi
dari masyarakat. Pertama, aktivitas ini hanyalah suatu aktivitas untuk melepas stres,
mencari kesenangan atau refreshing di akhir pekan (Ruz, 2005). Kedua, aktivitas
ini dipandang negatif karena menyertakan obat-obatan terlarang dan salah satu
penghubungmasuknya seks bebas (Stevenio, 2007).
Kebanyakan dari remaja yang melakukan aktivitas ini adalah mereka yang
berasal dari keluarga berada dan selalu mengikuti perkembangan jaman.
Penampilan fisik mereka terlihat modis dengan pakaian model terkini hingga gaya
rambut yang juga sedang popular. Anak anak muda yang sering pergi ke klub
malam juga biasanya gemar begadang (tidak tidur hingga pagi) dan mempunyai
bahasa pergaulannya sendiri (Ruz, 2005).
Dalam sebuah seminar tentang gaya hidup remaja, Rhenald Kasali dengan
tegas mengatakan bahwa clubbing merupakan aktivitas yang membuang-buang
uang. Para clubber sedikitnya harus mengeluarkan uang seratus ribu rupiah untuk
membayar tarif masuk dan minuman, baik alkohol maupun nonalkohol (Republika
Online, 2005). Seorang DJ yang berprofesi di dunia clubbing mengakui bahwa
dunia clubbing sangat dekat dan identik dengan penggunaan obat-obatan terlarang.
Adapun penggunaan obat-obatan terlarang tersebut dilakukan untuk memompa
semangat para clubber dalam mengikuti musik-musik keras. Meski demikian, tidak
sedikit pula para clubber yang datang hanya untuk menikmati musik atau sekedar
bersosialisasi (Allan, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Nindyastari, D., (2008), Gaya Hidup Remaja Yang Melakukan Cubbing, Depok:
Pondok Cina.