Firda Silvia Pramashela - MODUL 5
Firda Silvia Pramashela - MODUL 5
Firda Silvia Pramashela - MODUL 5
ASIDI-ALKALIMETRI
Kelompok : 01
III. Reaksi
C2H2O4 + 2H2O + NaOH → C2NaHO4.2H2O + H2O
C6H8O7 + 2 NaOH → Na3(C6H5O7) + 3H2O
(Bird,1993)
IV. Teori Dasar
Analisa kuantitatif merupakan pemisahan suatu materi menjadi partikel-
partikel. Fungsinya yaitu untuk menetapkan berapa banyak suatu unsur atau zat
yang ada dalam senyawa campuran. Analisa kuantitatif berkaitan dengan
penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel,
zat yang ditetapkan tersebut dalam senyawa campuran (Irfan,2000).
Analisis kuantitatif yang paling sering ditetapkan yaitu analisis titimetri
yang dilakukan dengan menitrasi suatu sampel tertentu dengan larutan standar,
yaitu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Perhitungan pada analisis
titimetri didasarkan pada volume titran yang diperlukan hingga mencapai titik
akhir titrasi. Analisis titimetri yang didasarkan pada terjadinya reaksi asam dan
basa dengan larutan standar disebut analisis asidimetri-alkalimetri. Analisis
asidimetri merupakan analisis yang apabila larutan bersifat asam. Sedangkan
analisis alkalimetri adalah analisis yang menggunakan larutan basa sebagai
larutan standar (Keenan,1991).
Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara reaksi asam dengan basa.
Titrasi asam basa dibagi menjadi alkalimetri dan asidimetri. Alkalimetri adalah
merupakan titrasi yang menggunakan basa sebagai larutan standar, sedangkan
asidimetri menggunakan asam sebagai larutan standar. Proses asidimetri dan
alkalimetri merupakan proses netralisasi. (Fatimah,2015).
Alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat
asam dengan menggunakan baku basa. Titrasi alkalimetri merupakan titrasi untuk
mengetahui konsentrasi atau kadar larutan asam dengan menggunakan larutan
standar basa. Prinsip dasar dari titrasi alkalimetri adalah reaksi netralisasi. Reaksi
netralisasi yaitu reaksi ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida
yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral (Tutik,2006).
Proses netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak
bebas dari minyak dengan cara mereaksi asam lemak dengan basa sehingga dapat
membentuk sabun (Aisyah,2010).
Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas
dalam rentang pH yang sempit Indikator yang baik mempunyai intensitas warna
yang sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang
harus ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Perubahan warna
indikator mencerminkan pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam
larutan (Oxtoby, 2001).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
a. Beaker Gelas f. Gelas Ukur
b. Bulb g. Labu Ukur
c. Buret h. Pipet Tetes
d. Corong Kaca i. Pipet Volume
e. Erlenmeyer j. Statif dan Klem
5.2 Bahan
a. Asam Oksalat (H2C2O4)
b. Asam Sitrat (C6H8O7)
c. Aquadest
d. Fenolftalein
e. Natrium Hidroksida (NaOH)
5.3 Gambar Alat
a. Beaker Gelas
b. Bulb
c. Buret
d. Corong Kaca
e. Erlenmeyer
f. Gelas Ukur
g. Labu Ukur
h. Pipet Tetes
i. Pipet Volume
VI. Prosedur
6.1 Pembakuan NaOH
Disiapkan alat dan bahan. Asam oksalat ditimbang. Selanjutnya, asam
oksalat dilarutkan dalam labu ukur dengan aquades. Larutan dituangkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan fenolftalein sebanyak 2 tetes. Kemudian, Larutan
dititrasi dengan NaOH yang telah dimasukkan ke dalam buret. Perubahan warna
larutan diamati dan volume NaOH dicatat.
6.2 Penetapan Kadar Asam Sitrat
Disiapkan alat dan bahan. Asam sitrat dilarutkan dalam labu ukur. Larutan
asam sitrat dituangkan ke dalam 3 erlenmeyer masing – masing 10mL dan
ditambahkan fenolftalein 2 tetes. Larutan dititrasi dengan NaOH yang telah
dimasukkan ke dalam buret. Perubahan warna larutan diamati dan volume NaOH
dicatat. Konsentrasi dan kadar asam sitrat dihitung.
VII. Data Pengamatan
7.1 Pembakuan NaOH
No. Perlakuan Hasil Foto
VII. Perhitungan
a. Pembakuan NaOH
N1.V1=
Percobaan 1 = N.11=
N = 0,09163 N
Percobaan 2 = N.10,4 =
N= 0,09661 N
Rata-rata =
= 0,09412 N
b. Perhitungan Kadar Asam Sitrat
%=
Percobaan 1
VNaOH= Vakhir- Vawal
= 19-11,4 = 7,6 Ml
NnaOH= 0,1 N, BM= 210, valensi=3, BE=70, Vasam sitrat= 10 ml
%= x 100 %
`= 0,532%
Percobaan 2
VNaOH = 24,5-19 = 5,5 ml
NnaOH = 0,1 valensi= 3 BE= 70 Vasam sitrat= 10 ml
%=
= 0,385 %
Percobaan 3
VNaOH= 28,9-24,5= 4,4 ml
NNaOH=0,1 N, valensi=3, BE= 70, Vasam sitrat= 10 ml
%=
= 0,308%
Rata-rata kadar =
= 0,408%
Vasam sitrat = 10 ml
=
= 0,408 ml
Dalam liter
=
IX. Kesimpulan
Dapat menentukan kadar asam sitrat menggunakan metode asidi-
alkalimetri dengan kadar sebesar 0,408% atau setara dengan 4,08 ml dalam 1 ml
asam sitrat.
Daftar Pustaka
Aisyah, Siti. 2010. Penurunan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas (FFA)
pada Proses Bleaching Minyak Goreng Bekas oleh Karbon Aktif Polong
Buah Kelor dengan Aktivasi NaCl. Jurnal Sains. Volume 1 Nomer 2: (53-
103).
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Daintith, J.1997. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta : Erlangga.
Day dan Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi VI. Jakarta :
Erlangga.
Fatimah, Siti. 2015. Penetapan Kadar Sakarin Minuman Ringan Gelas Plastik
yang Dijual di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Jurnal Teknologi Kimia.
Volume 2 Nomer 1 : (2).
Irfan, Anshory. 2000. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga.
Keenan,et al. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, D.W. 2001. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Tutik, Regina . 2006. Titrasi Asidimetri. Tersedia di
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutik-
padmaningrum-dra-msi/c3titrasi-asidimetri.pdf [diakses pada tanggal 12
November 2017].