TELINGA
TELINGA
TELINGA
id/2014/09/anat
omi-telinga.html
ILMU KESEHATAN
BERBAGI ILMU, SEMOGA BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA
mahasiswa keperawatan
D. ANATOMI TELINGA
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak
berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga memiliki tiga bagian yaitu:
Meatus auditorius eksternus
1. Telinga Luar
Aurikula (daun telinga) Terdiri dari tulang rawan (kartilago) yang dibungkus kulit. Fungsi
utama aurikula adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam
MAE.
temporale dan membentuk kurva yang condong ke atas dan ke bawah. Fungsinya sebagai
buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas
membran timpani.
2. Telinga tengah
Telinga tengah adalah rongga yang berisi udara dalam tulang temporal yang terdiri dari:
a. Membran timpani (gendang telinga), membentang sampai bagian akhir saluran telinga, Terdiri
dari jaringan fibrosa elastic berbentuk bundar dan cekung dari luar dan akan bergetar ketika
gelombang suara melaluinya. Getaran ini akan diteruskan menuju ketiga tulang pendengaran.
b. Tulang pendengaran terdiri dari: meleus inkus dan stapes. Stapes kemudian menghantarkan
getaran ketelinga dlam yang terisi oleh cairan pada fenesta vestubuli. Fungsi ke tiga tulang ini
adalah menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan
c. Tuba eustachi Bermula dari ruang tympani ke arah bawah sampai nasofaring Struktur
mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring Tuba dapat tertutup pada kondisi
peningkatan tekanan secara mendadak. Tuba ini terbuka saat menelan dan bersin Berfungsi
untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam telinga tengah.
3. Telinga Dalam
Telinga dalam merupakan suatu rongga yang disebut labirin berdinding tulang (maze),
yang dilapisi oleh membrane yang disebut membranosa labirin. Perilimf adalah cairan yang
terdapat di antara tulang dan membran, dan edolimf adalah cairan yang terdapat di dalam
struktur membrane didalam telinga dalam. Struktur-struktur tersebut adalah koklaea yang
terkait erat dengan pendengaran dan utrikuklus, sakulus dan kanalis semisirkularis, yang
a. Koklea, Koklea adalah berbentuk seperi rumah keong dengan struktur dua setengah putaran.
b. Utrikulus dan sakulus adalah kantong membranosa disuatu daerah yang disebut vestibulum
c. Kanalis Semi Sirkularis adalah membrane lonjong yang berisi cairan yang terdiri dari 3 duktus
semiserkular, masing-masing berujung pada ampula.Pada ampula terdapat sel rambut, krista
dan kupula Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal rotasi.
vSecara ringkas, proses mendengar melibatkan transmisi getaran dan menghasilkan impuls
saraf. Ketika gelombang suara memasuki saluran telinga, getaran dihantar oleh urutan struktur
berikut: gendang telinga, meleus, inkus, stepaes, fenestra vestubuli pada telinga dalam, perimlf
dan endolimf yang terdapat di koklea dan sel rambut organ kortil.
Secara anatomis, telinga dibagi menjadi tiga bagian: luar, tengah dan dalam.
Tampak pada gambar 1, telinga luar terdiri dari aurikula dan meatus akustikus eksternus. Telinga
tengah terdiri dari tulang-tulang pendengaran (ossicle) dan cavum timpani. Telinga dalam terdiri dari
organ vestibulokoklear.
Aurikula tersusun dari tulang rawan elastik yang irreguler dan dilapisi oleh lapisan kulit tipis yang
berfungsi mengumpulkan suara. Meatus akustikus eksternus adalah kanal yang terdapat pada
bagian timpani dari tulang temporal. Panjangnya 2-3 cm pada orang dewasa dan berfungsi
menghantarkan suara dari aurikula ke membran timpani.
Telinga tengah adalah rongga berisi udara yang didalamnya terdapat tulang-tulang pendengaran
Tampak pada gambar 2 tulang-tulang pendegaran yaitu maleus, inkus dan stapes menghubungkan
membran timpani dengan membran lain yang menutupi foramen ovale, bukaan menuju telinga
dalam. Bukaan lain di antara telinga tengah dan dalam yang juga ditutupi membran adalah foramen
rotundum. Terdapat dua otot di telinga tengah yaitu tensor timpani yang berfungsi mengurangi
getaran berlebihan dari membran timpani dan tulang pendengaran untuk mencegah kerusakan pada
telinga tengah. Otot kedua adalah stapedius yang juga berfungsi mengurangi getaran berlebihan
pada tulang pendengaran terutama stapes.
Telinga Dalam
Pada telinga dalam terdapat organ verstibulokoklear yang memiliki fungsi penting dalam
penerimaan suara dan pengaturan keseimbangan.
Tampak pada gambar 3 organ vestibulokoklear yang disebut juga labirin karena bentuknya yang
kompleks di dalam os pertrosus tulang temporal.
Telinga dalam terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Labirin tulang (bony labyrinth) yang berisi cairan perilimfatik.
2. Labirin membranosa (membranous labyrinth) yang berisi cairan endolimfatik.
Tampak pada gambar 4 struktur telinga tengah dan dalam. Labirin tulang merupakan salah satu
tulang terkeras dalam tubuh dan terdiri dari vestibulum, kanalis semirkularis dan koklea.
Labirin Tulang
Labirin tulang merupakan rongga yang dilapisi periosteum. Rongga ini terbagi menjadi tiga bagian
yaitu vestibulum, kanalis semisirkularis dan koklea. Vestibulum adalah ruangan kecil berbentuk oval
berukuran sekitar 3 x 5 mm berisikan utrikulus dan sakulus. Di tengah labirin tulang, vestibulum
memisahkan koklea dan kanalis semisirkularis. Terdapat 10 lubang pada dinding tulang vestibulum,
yaitu 5 untuk kanalis semisirkularis dan masing-masing satu untuk vestibular aqueduct, cochlear
aqueduct, foramen oval dan rotundum dan saraf.
Kanalis semisirkularis terdiri dari 3 bagian; posterior, anterior dan lateral yang membentuk sudut 90°
satu sama lain dan terletak di belakang vestibulum. Masing-masing berdiameter 0,8-1,0 mm dengan
ujung yang berdilatasi membentuk bony ampulla. Vestibulum dan kanalis semisirkularis berperan
dalam pengaturan keseimbangan. Koklea adalah struktur berbentuk spiral yang berputar sebanyak
2,5 sampai 2 2/3 putaran seperti rumah siput. Axis dari koklea adalah modiulus berupa saluran untuk
pembuluh darah arteri vertebralis dan serabut-serabut saraf. Pada proksimal dari koklea terdapat
cochlear aqueduct yang menghubungkan labirin tulang dengan ruang subarachnoid yang terletak
superior terhadap jugular foramen dan round windows yang ditutupi oleh membran timpani
sekunder.
Labirin Membranosa
Labirin membranosa adalah rongga yang dilapisi epitel berisi cairan endolimfatik yang dikelilingi oleh
cairan perilimfatik di dalam labirin tulang. Labirin membranosa dibagi menjadi dua bagian yaitu
cochlear labyrinth dan vestibular labyrinth.
Gambar 5 Membranous Labyrinth Kiri.
Tampak pada gambar 5, pada vestibular labyrinth terdapat kantung oval yang disebut utrikulus dan
kantung yang lebih kecil disebut sakulus yang berisikan cairan endolimfatik (utriculosaccular duct).
Pada dinding sakulus dan utricle terdapat daerah-daerah kecil terbatas, disebut macula, terdiri dari
epitel sensoris khusus yang disarafi oleh cabang-cabang vestibular nerve. Cochlear labyrinth
dinamakan juga duktus koklearis dikelilingi oleh cairan perilimfatik di dalam koklea. Duktus koklearis
ditopang oleh ligamentum spiralis ke dinding lateral dari koklea dan oleh oseus lamina spiralis ke
modiolus.
Tampak pada gambar 6 struktur dalam koklea. Di bagian dalam duktus koklearis membentuk saluran
longitudinal yaitu skala media yang membagi kanalis koklearis menjadi dua saluran, skala vestibuli
dan skala timpani. Skala media dipisahkan dari skala vestibuli oleh membrana vestibular (Reissner’s).
Sedangkan skala timpani dipisahkan dari skala media oleh membran basilaris. Di atas membran
basilaris terdapat spiral organ atau organ Corti yang merupakan organ ujung dari saraf pendengaran.
Pada spiral organ terdapat sebarisan sel rambut dalam (inner hair cells) dan tiga baris sel rambut luar
(outer hair cells). Kedua jenis sel rambut adalah silindris dengan inti di basal dan banyak
mitokondria, serta terdapat stereosilia pada permukaannya. Stereosilia dilapisi oleh membran
tektorial dan berfungsi penting dalam transduksi sensoris.
Vena dialirkan ke vena auditori interna yang diteruskan ke sinus sigmoideus atau sinus petrosus
inferior. Vena-vena kecil melewati vestibular aqueduct dan bermuara di sinus petrosus inferior dan
superior.
http://ridhwanyunaser.blogspot.co.id/2013/10/definisi-telinga-bagian-bagian-
telinga.html
gambar telinga
Definisi Telinga
Dalam istilah, Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa
harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli.
Dalam Anatomi, Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan
pusat pendengaran. Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran
setengah lingkaran.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan
menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Telingan tersusun dari tiga bagian Telinga yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga tengah
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung
fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai
dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran
menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga.dilengkapi dengan rambut-
rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar
permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering. Membran timpani memiliki bentuk bundar
& cekung, oblik terhadap sumbu saluran telinga.lalu pada bagian atasnya terdapat membran
shrapnell serta pada bagian bawah terdapat lamina propia (pars tensa).
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan
faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani.
Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang
keduanya dilapisi dengan membran yang transparan. Selain itu terdapat pula tiga tulang
pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela
oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan
tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak
sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan
jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan
gerakan bebas.
c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin
membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut:
1. Tiga saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran,
ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam
rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar,
yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran
timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan
lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran
Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler.
Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel
dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di
permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel
pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung
membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
1. Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar
terjadi karena bakteri. jamur. atau virus yang masuk melalui berbagai cara. misalnya masuk bersama
air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri atau virus.
misalnya virus influenze. yang masuk dari rongga mulut melirlui saluran Eustachius.
2. Otosklerosis
Penyakit ini merupakan tuli konduksr yang menahun karena tulang sanggurdi kaku dan tidak
dapat bergerak secara leluasa. Penyakit ini harus ditangani oleh dokter THT. Otosklerosis adalah
penyakit primer dari tulang-tulang pendengaran dan otic capsule. Proses ini menghasilkan tulang
yang lebih lunak dan berkurang densitasnya (otospongiosis). Gangguan pendengaran disebabkan
oleh pertumbuhan abnormal dari spongy bone-like tissue yang menghambat tulang- tulang di telinga
tengah, terutama stapes untuk bergerak dengan baik. Pertumbuhan tulang yang abnormal ini
sering terjadi di depan dari jendela oval, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam.
Normalnya, stapes yang merupakan tulang terkecil pada tubuh bergetar secara bebas mengikuti
transmissi suara ke telinga dalam.Ketika tulang ini menjadi terfiksasi pada tulang sekitarnya, getaran
suara akan dihambat menuju ke telinga dalam sehingga fungsi pendengaran terganggu.
3. Tuli Mendadak
Tuli mendadak ( istilah medis : sudden deafness ) merupakan keadaan emergensi di telinga,
dimana telinga mengalami ketulian secara mendadak, kadang tanpa disertai keluhan, umumnya
mengenai satu telinga.Dikatakan emergensi karena keadaan ini sering kali menetap, jika tidak
diketahui cepat penyebabnya.Keluhan yang timbul biasanya, terjadi penurunan pendengaran yang
berat secara tiba-tiba dapat disertai telinga berdengung ( tinitus ) dan rasa berputar ( vertigo ).
Penyebab pasti kadang sulit untuk diketahui, umumnya diakibatkan gangguan pada saraf telinga (
pada rumah siput / koklea ) oleh berbagai hal seperti trauma kepala, trauma bising yang keras,
infeksi virus, perubahan tekanan atmosfir dan adanya kelainan darah.
http://yuhardika.blogspot.co.id/2013/08/anatomi-fisiologi-telinga.html
Seperti cabang ilmu kedokteran yang lain, dalam mendalami suatu ilmu THT kitapun juga harus
benar-benar menguasai dahulu mengenai anatomi dan fisiologinya... nah.. kali ini kita akan bahas
mengenai anatomi dan fisiologi telinga
Telinga merupakan salah satu panca indera yang penting bagi manusia yang mempunyai dua fungsi
yaitu untuk pendengaran dan keseimbangan.
ANATOMI TELINGA
Telinga luar (AURIS EKSTERNA)
Telinga luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga
Pada proses mendengar memiliki fungsi untuk melanjutkan gelombang suara dan meresonansi bunyi
+ 12-15 dB.
Telinga Tengah
Sebagai batas antara telinga luar dan telinga tengah dibatasi oleh membran yang disebut dengan
membrana tympani.
1. Membran tympani
Merupakan sutu selaput yang berwarna putih seperti mutiara, berbentuk oval-kerucut, terdri dari:
- Pars flasida (2 lapis): terdiri atas stratum kutaneum dan stratum mukosum
- Pars tensa (3 lapis): terdiri atas stratum kutaneum, stratum fibrosum, dan stratum mukosum
2. Kavum Timpani
Kavum timpani merupakan bangunan yang berbentuk kubus yang tak teratur, terletak antara telinga
tengah dan telinga dalam.
Cavum timpani terdiri atas 3 bagian:
a. Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan dengan antrum dengan
aditus ad antrum
b. Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian tengah
c. Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah yang berhubungan dengan tuba
eustachius
3. Tuba Eustachius
Menghibungkan cavum timpani dengan nasofaring. Terdiri dari 2 bagian, yaitu:
a. Pars osseus : 1/3 bagian lateral ( panjang 12 mm ) selalu terbuka
b. Pars cartilaginosa / pars membranacea: 2/3 bagian medial , selalu tertutup.
Tuba pada anak lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horisontal. Oleh karena itu anak sering
mengalami otitis media akut karena kuman mudah masuk.
Berfungsi:
- Drainase
- Ventilasi (pertahankan tekanan udara dan oksigenasi)
B. Labirin membranaceus
Terdapat diadalam labirin osseus dengan pemisah perilimphe yang berisi endolimpe. Terdiri dari:
1. Duktus cochlearis: di dalam cochlea fungsi pendengaran: n. Cochlearis
b. Utriculus
Bentuk ovoid
Letak belakang atas
Terdapat daerah sensoris makuli utriculus, terdiri dari:
- Sel-sel reseptor
- Sel-sel penyokong
- Membrane basilaris
Bereaksi terhadap gerakan horizontal, linier
3. Duktus semisirkularis : di dalam kanalis semisirkularis pada membrana basilaris terdapat organon
corti dengan bangunan:
- Pilar dalam dan pilar luar yang membentuk tunel of corti
- Sel-sel rambut dalam 1 deret keluar 3-4 deret
- Sel-sel penyokong: el deiters, sel hansen, claudies dan membrane tektoria.
Duktus semisirkularis
Terdapat 3 ampula, yaitu:
- Ampula romb. Anterior
- Ampula romb. Lateral
- Ampula romb. Posterior
Pada proses mendengar; organ corti merupakan reseptor pendengaran rangsang bunyi (mekanik)
diubah menjadi listrik.
FISIOLOGI PENDENGARAN
Proses mendengar ini terdiri dari dua macam proses yaitu proses konduksi dan proses sensorineural.
Yang pertama adalah proses konduksi. Pada proses konduksi disini gelombang bunyi dikumpulkan dan
ditentukan arahnya oleh aurikulum; kemudian diteruskan dan diresonansi melalu meatus akustikus
eksternus (MAE); kemudian diteruskan ke mambrana timpani dan tulang-tulang pendengaran
(meleus, inkus, stapes), disini gelombang suara diperkuat sekitar 27 kali, setelah itu dilanjutkan
dengan proses sensorineural.
Pada proses sensorineural disini terdiri dari proses yang terjadi pada koklea dan retrokoklea. Dimulai
dari proses pada koklea yaitu gerakan cairan perilimfe yang terdapat pada skala timpani dan skala
vestibuli yang akan menggetarkan membrana reisner yang akan mendorong endolimfe sehingga
menjadikan gerakan relatif terhadap membrana basilaris dan membrana tektoria. Gerakan-gerakan
ini merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga
kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
menyebabkan proses depolarisasi pada sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam
sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius (n. koklearis, n. akustikus) yang
akan meneruskan impuls listrik ke nukleus auditorius di batang otak sampai ke pusat pendengaran
korteks serebri lobus temporalis (Wernike) area 39-40.
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Organ keseimbangan adalah
1. vestibular di labirin
2. mata
3. organ propioseptif
4. sistem saraf pusat
Labirin terdiri dari 2:
1. labirin statis
- makula: reseptor keseimbangan statis yang terdapat di utrikulus dan sakulus yg merupakan
pelebaran labirin membran yg terdapat dalam vestibulum labirin tulang; untuk gerakan lurus atau
linier
2. labirin kinetis
- Ampula: reseptor keseimbangan dinamis yang merupakan bagian dari krista auntuk gerakan
berputar atau sentrifugal.mpularis yang terdapat didalam setiap pelebaran kanalis semisirkularis
(ampula); untuk gerakan berputar atau sentrifugal.
Gerakan/perubahan kepala dan tubuh; perpindahan cairan endolimfe di labirin; selanjutnya silia sel
rambut menekuk
Prinsipnya:
1. Labirin statis; gerakan otolit
2. Labirin dinamis; gerakan kupula
permeabilitas membran sel berubah; ion kalsium masuk k dalam sel; proses depolarisasi;
merangsang pelepasan neurotransmitter eksitator; impuls saraf sensoris/ saraf aferen: saraf
vestibuler; integrasi; pusat keseimbangan di otak (serebelum).
Sewaktu berkas silia terdorong ke arah berlawanan; hiperpolarisasi.
Organ vestibuler merupakan tranduser yg merubah energi mekanik (rangsangan otolit dan gerakan
endolimfe di kanalis semisirkularis); energi biolistrik sehingga dapat memberi info tentang
perubahan posisi tubuh krn percepatan linier atau percepatan sudut.
Sistem vestibular berhubungan dengan sistem tubuh lainnya, sehingga kelainannya dapat
menimbulkan gejala pada sistem tubuh bersangkutan misalnya:
- Vertigo
- Nistagmus