Pet Prak. Morfologi Tumbuhan 2016

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 37

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM

MORFOLOGI TUMBUHAN

Disusun Oleh:

Drs. Sarjana Parman, M.Si


Dr. Rini Budihastuti, M.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
KATA PENGANTAR

Mata Kuliah morfologi tumbuhan merupakan mata kuliah wajib di Jurusan Biologi FSM
UNDIP. Tujuan dari mata kuliah ini agar mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang morfologi
tumbuhan sehingga mahasiswa dapat mendeskripsikan atau mencandra tumbuhan san
mengembangkan konsep-konsep morfologi untuk mengatasi masalah yang ada di lingkungan sekitar.
Disamping itu mahasiswa FSM menempun mata kuliah Morfologi Tumbuhan juga diberikan
praktikum yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami dan melengkapi materi
kuliah yang diberikan.

Diktat asistensi dan petunjuk praktikum ini disusun untuk menjadi panduan mahasiswa
selama kegiatan praktikum di laboratorium maupun di lapangan. Semoga buku petunjuk praktikum ini
bermanfaat bagi para pemakainya serta berdampak pada peningkatan mutu pengembangan kurikulum
mata kuliah morfologi tumbuhan terutama di Jurusan Biologi FSM UNDIP.

Semarang, Nopember 2014

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................................... ii
Tata Tertib Praktikum ............................................................................................................... iii
Kriteria Laporan ........................................................................................................................ iv
Acara I ........................................................................................................................................ 1
Acara II ........................................................................................................................................
Acara III .......................................................................................................................................
Acara IV .......................................................................................................................................
Acara V ........................................................................................................................................
Acara VI .......................................................................................................................................
TATA TERTIB PRAKTIKUM

 Sebelum menjalankan praktikum, semua praktikan harus mempersiapkan diri, mempelajari hal-
hal yang berhubungan dengan latihan yang dihadapi.
 Praktikan harus mengenakan jas praktikum setiap menjalankan praktikum. Pakaian bebas dan
rapi, serta tidak diperbolehkan mengenakan kaos oblong dan sandal jepit.
 Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. Praktikum diawali dengan pretest tiap
acara praktikum. Keterlambatan kehadiran tidak ada penambahan waktu pretest.
 Praktikan harus hadir tiap acara praktikum. Bila tidak bisa hadir harus menunjukkan keterangan
tertulis, dan praktikan harus INHAL (mengganti hari praktikum), konsekuensi biaya (Rp.
25.000,-) untuk bahan dan pelaksanaan ditanggung praktikan ybs.
 Praktikan wajib membawa pensil warna untuk menggambar bahan praktikum.
 Hasil pengamatan dibuat dalam lembar laporan yang telah disiapkan formatnya. Laporan harus
disahkan oleh asisten jaga.
 Praktikan wajib menjaga ketenangan dan ketertiban saat pelaksanaan praktikum.
 RESPONSI (Ujian akhir praktikum) diadakan setelah semua praktikan menjalankan semua acara
praktikum.
 Praktikum dianggap selesai setelah praktikum mengikuti semua acara praktikum dan responsi.
 Nilai praktikum mempunyai bobot 30% dari nilai akhir mata kuliah Morfologi Tumbuhan.
PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN
KORMOFITA

1. Diskripsi singkat
Praktikum Morfologi tumbuhan merupakan kajian praktikum yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa Biologi FSM Undip semester 1 guna menunjang pengetahuan / konsep klasifikasi
tumbuhan yang ada di alam terkait dengan ciri dan karakter tumbuhan untuk diketahui
manfaatnya. Mata kuliah praktikum Morfologi Tumbuhan meliputi beberapa kajian/bab yaitu
Pendahluan, daun tunggal & majemuk , duduk dan diagram daun, akar, batang, bunga,
herbarium tumbuhan, morfometri tumbuhan dst. dengan sistem penilaian menggunakan teknik
test dan non test dengan penuh anggung jawab.

2. Kompetensi
Praktikum Morfologi tumbuhan ini diharapkan mampu memberikan kompetensi kepada
mahasiswa jurusan Biologi FSM UNDIP mampu memahami tentang ciri dan karakter
tumbuhan

3. Relevansi
Praktikum Morfologi Tumbuhan ini sangat berperan dan berguna untuk mahasiswa Jurusan
Biologi FSM UNDIP terutama yang berminat dalam bidang botani sehingga diharapkan
dapat membantu mahasiswa memperoleh gambaran khususnya pengatahuan bagian tubuhg
tumbuhan sehingga dapat meningkatkan dan membantu dalam bidang morfologi tumbuhan.

1. PENDAHULUAN
2. 1.2. Deskripsi singkat
Praktikum Morfologi Tumbuhan merupakan mata kuliah wajib yang penunjang perkuliahan
mahasiswa yang menempuh Morfologi Tumbuhan di Jurusan Biologi FSM UNDIP , pokok
bahasan pada praktiukum kormofita mencakup kormofita tumbuhan tinggi, sepertia akar, batang,
daun dan buah

A. Kompetensi Utama/Standar kompetensi


Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkam mampu menguasai dasar-dasar ilmiah,
morfologi tumbuhan serta ketrampilan dalam bidang morfologi tumbuhan terutama tanaman ber
kormus.

Relevansi
Praktikum Morfologi Tumbuhan pokok bahasan ini sangat berperan dan berguna untuk
mahasiswa Jurusan Biologi FSM UNDIP terutama yang berminat dalam bidang botani
sehingga diharapkan dapat membantu mahasiswa memperoleh gambaran mengenahi
kormofita khususnya pengatahuan bagian tubuhg tumbuhan sehingga dapat meningkatkan
dan membantu dalam bidang morfologi tumbuhan.

B, Kompetensi Dasar (KD)


Setelah mengikuti praktikum acara kormofita ini diharapkan mahasiswa dapat
1. Mengenal bagian-bagian dan ciri kormofita
2. Mengenal macam dan habitus batang, daun, akar, buah dan batang tumbuhan.
3. Mampu menyebutkan ciri bagian-bagian kormofita dan struktur golongan kormofita
DASAR TEORI
Kormofita merupakan tumbuhan yang dengan jelas dapat dibedakan menjadi tiga(3) bagian
pokok yaitu akar (radix), batang (caulis) dan daun (folium), sedang selain ketiga bagian pokok ini
dianggap merupakan metamorfosis (pergantian bentuk) dari fungsi dari ketiga bagian pokok ini. Akar
merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi memperkuat berdirinyatumbuhan, menyerap air dan
nutrien dari dalam tanah. Akar biasanya terdapat di dalamtanah dan arah tumbuhnya menuju ke pusat
bumi (geotrop). Sifat-sifat akar antara lain: tidak berbuku-buku, tidak beruas, tidak mendukung daun
atau sisik , warnanya tidak hijau, bentuknya seringkali meruncing sehingga lebih mudah untuk
menembus tanah
Akar tumbuhan berbiji tumbuh dari lembaga, yaitu di bagian akar lembaga(radicula)
membentuk akar primer (radix primarius). Akar primer pada tumbuhan dikotil tumbuh dan
berkembang menjadi batang akar atau akar tunggang (corpus radici)yang bercabang, membentuk
sistem akar tunggang ( fibrous root system). Padatumbuhan monokotil, akar primer mereduksi
sehingga akar tumbuh pada buku-buku batang sebagai akar serabut dan disebut sistem akar serabut
(adventitious root system).
Umumnya akar dapat dibeda-bedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut: yaitu leher
akar atau pangkal (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang
akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus
radicalis), tudung akar (calyptra)
Akar tunggang atau batang akar yang tidak bercabang dibedakan berdasarkan bentuk dan
percabangannya menjadi sebagai berikut: seperti sedikit atau tidak bercabang, berfungsi sebagai
cadangan makanan: Akar tombak (fusiform), Akar gasing (napiform), Akar benang ( filiform), akar
tunggang yang bercabang (ramosus) membentuk perakaran yang luas, terdapat pada pohon yang
ditanam dari biji
Akar serabut berdasarkan ukurannya, akar serabut dibedakan menjadi: akar serabut kecil,
akar serabut sedang, akar serabut besar

ACARA 1
MORFOLOGI A K A R

STANDART KOMPETENSI
Setelah mengikuti acara praktikum ini diharapkan mahasiswa FSM UNDIP dapat mengetahui
dan menggambarkan bagian akar dan jenis/macam akar,

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti praktikum mata acara ini diharapkan dapat
1. menyebutkan dan menggambarkan bagian-bagian akar,
2. menyebutkn bentuk perakaran tumbuhan, menganalisis tugas akar,

DASAR TEORI

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan
tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir
amilum, dinamakan kolumela.

Fungsi akar

Fungsi akar bagi tumbuhan:

1. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan tempat hidupnya


2. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh
tumbuhan yang memerlukan
4. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi, misalnya
tumbuhan bakau
5. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel yang memiliki akar
tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tumbuhan
sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.

Anatomi Akar

Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele

a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar
merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral
terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.

b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki
ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.

c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat
mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik
kaspari. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap
silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga
air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan,
sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel
peresap.

c.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah
luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara
xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.

ACARA PRAKTIKUM 2. AKAR (RADIX)


BAHAN PRAKTIKUM :
1. Tanaman teki (Cyperus rotundus)
2. Tanaman bayam (Amaranthus spinosus)
3. Tanaman jarak (Jatropha curcas)
4. Tanaman singkong (Manihot utisima)

CARA PRAKTIKUM :
1. Tulis nama tanaman yang digunakan untuk praktikum (nama latin dan nama sehari hari atau
nama lokal)
2. Gambar bahan akar yang dipraktikumkan dan sebutkan bagian-bgiannya.
3, Buatlah deskripsi akar yang dipraktikumkan seperti sistem perakaran dan bentuk akar;
berdasar habitus, arah tumbuh akar, percabangan akar tanaman yang dipraktikumkan ( Akar
dengan fungsi khusus).

SOAL EVALUASI/TES
1. Sebutkan bagian akar yang berada di dalam tanah
2. Sebutkan beda bulbus dengan rhizome
3. sebutkan bagian-bagian pokok akar tanaman.

ACARA III
B A T A N G (CAULIS))

STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti praktikum morfologi tumbuhan mata acara batang, mahasiswa FSM
diharapkan dapat mempunyai ketrampilan mendiskripsikan dan menggambarkan batang suatu
tanaman ,

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti acara praktikum batang ini, diharapkan mahasiswa FSM UNDIP dapat :
1, Menggambarkan susunan batang ruatu tumbuhan
2. Menggambarkan dan menyebutkan bagian-bagian batng tumbuhan
3. Mengetahui dan menganalisis arah tumbuh batang tanaman.
4. Menggambarkan dan menganalisisnpoka percabangan batang,
DASAR TEORI
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi menyangga bagian atas tumbuhan
(daun, bunga dan buah), jalan pengangkutan air dan nutrien dan tempatcadangan makanan bagi
tumbuhan. Sifat-sifat batang antara lain: adalah bagian tumbuhan yang terletak di atas tanah,
umumnya berbentuk silindariis,memiliki ruas- ruas (internodus ) yang dibatasi oleh buku-buku,
mengalami pertumbuhan di ujungnya, mengadakan percabangan dari pertumbuhan dan perkembangan
kuncup samping(latteral) dikenal :
1. Batang tumbuhan yang jelas terlihat dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
2. Batang basah (herbaceous): batang yang lunak dan berair
3. Batang berkayu (lignosus): batang keras dan kuat
4. Batang rumput (calmus ): batang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan
berongga.
5. Batang mendong (calamus): seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas yanglebih
panjang

Berdasarkan penampang melintangnya, batang dapat dibedakan menjadi bermacam-macam


bentuk batang:
1. Bundar (teres)
2. Segitiga (triangularis)
3. Segiempat (quadariangularis)
4. Pipih

Berdasarkan arah tumbuhnya, batang pokok tumbuhan dapat diklasifikasikan


menjadisebagai berikut:
1. Tegak lurus (erectus)
2. Menggantung (dependens, pendulus)
3. Berbaring (humifusus)
4. Menjalar/meranyap (repens)
5. Serong ke atas/condong (ascendens)
6. Mengangguk (nutans)
7. Memanjat (scandens)
8. Membelit ke kiri (sinistorsum volubillis)
9. Membelit ke kanan (dextrorsum volubillis)

Cara percabangan batang dapat dibedakan menjadi:


 Monopodial: batang pokok tampak jelas karena lebih besar dan panjang.
 Simpodial: batang pokok sukar ditentukan karena kalah besar dari cabangnya.
 Dikotom: menggarpu, batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama.

ACARA PRAKTIKUM : 3
BATANG (CAULIS)

BAHAN DAN CARA KERJA


BAHAN
1. Batang tanaman teki (Cyperus rotundus)
2. Batang tanaman Ipomoea batatas
3. Tanaman bayam (Amaranthus spinosus)
4. Tanaman jarak (Jatropha curcas)

CARA PRAKTIKUM
1. Tulislah nama bahan yang dipraktikumkan, dan tulislah nama familianya.
2. Gambar bahan yang dipraktikumkan dan berilah keterangannya
3. Sebutkan bentuk, bentuk permukaan, arah tumbuh dan perhatikan ada tidaknya
percabangan batang dari familia yang diamati

SOAL EVALUASI
1. Bedakan batang tanaman yang berbtang basah (herbaceus)
2. Jelaskan apa yang dimaksud humifusus dan nutant, jelaska

ACARA 4
D A U N TUNGGAL
(FOLIUM SIMPLEX)

STANDART KOMPETENSI
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum acara ini diharapkan mahasiswa dapat dan
menganalisis bagian daun suatu tumbuhan sehingga dapat menganalisis fungsi nya untuk kehidupan
tumbuhan

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti praktikum mata acara praktikum ini diharapka mahasiswa FSM UNDIP
dapat munenganalisis dan mendiskripsikan
1. bagian-bagian daun tumbuhan
2. menyebutkan bangun daun
3. menganalisis pertulangan daun
4. mendiskripsikan

DASAR TEORI
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya
menjadi energi kimia.

Fungsi Daun bagi tumbuhan antara lain sebagai tempat fotosintesis , sebagai tempat respirasi , .
sebagai tempat transpirasi dan sebagai alat perkembangbiakan vegetatif . Pada tumbuhan daun
mempunyai umur yang terbatas, dan akhirnya akan runtuh dan meninggalkan berkas pada batang.
Pada tumbuhan tertentu sering kita melihat bahwa daun akan runtuh pada musim kering dan tumbuh
kembali (meranggas) di awal dan slama musim hujan. Tumbuhan seperti ini misalnya dapat dijumpai
pada tumbuhan kedondong (Spondias dulcis Forst); randu (Ceiba pentandra), jati (Tectona grandis).

Pada umumnya daun mempunyai bagian-bagian yang disebut upih atau pelepah daun (vagina);
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), tumbuhan yang mempunyai daun seperti ini
dinamakan daun lengkap misalnya daun tumbuhan pisang (Musa paradisiaca), bambu (Bambusa sp)
dan pinang (Areca catechu), sering disebut sebut dengan ` daun yang lengkap. Tumbuhan biasanya
akan memiliki daun yang kehilangan salah satu atau lebih bagian pokok tadi.

Daun merupakan organ vegetatif tanaman yang terdapat pada batang tanaman. Daun
mempunyai bagian-bagian daun yaitu Upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus),
helaian daun (lamina).

BANGUN / BENTUK DAUN (Circumscriptio)


Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dapat dibedakandalam empat
golongan, yaitu:

1. Bagian yang terlebar kira-kira di tengah-tengah helaian daun

Kemungkinan bangun daunnya adalah bulat atau bundar (orbicularis), bangun perisai (peltatus),
jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus)dan bangun lanset (lanceolatus).

2. Bagian yang terlebar terletak di bawah tengah-tengah helaian daun


Dibedakan dalam dua golongan:

1. Pangkal daunnya tidak bertoreh


Dalam golongan ini didapat bentuk daun seperti: bangun bulat telur (ovatus), bangun segitiga
(triangularis), bangun delta (deltoideus), bangun belah ketupat (rhomboideus)

2, Pangkal daun bertoreh atau berlekuk


Dalam golongan ini didapat bentuk daun seperti: bangun jantung(cordatus), bangun ginjal atau
gerinjal (reniformis), bangun anak panah(sagittatus), bangun tombak (hastatus) dan bangun
bertelinga (auriculatus)

3. Bagian yang terlebar terletak di atas tengah-tengah helaian daun


Kemungkinan bangun daunnya adalah bangun bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung
sungsang (obcordatus), bangun segitiga terbalik atau pasak (cuneatus), bangun sudip atau
bangun spatel atau solet (spathulatus)

4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakansama lebarnya, Pada
umumnya bentuk daun seperti ini terdapat pada bangun garis(linearis), bangun pita (ligulatus),
bangun pedang (ensiformis), bangun pakuatau dabus (subulatus), dan bangun jarum (acerotus)

3. Ujung Daun (Apex Folli) dan Pangkal Daun (Basis Folli)


Ujung dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beranekaragam, ada tujuh bentuk
dari ujung daun yang kita temui yaitu runcing (acutus),meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus),
membulat (rotundatus), rompang(truncatus), terbelah (retusus), berduri (mucronatus).
4. Susunan Tulang Daun (Nervatio atau nevatio)
Tulang-tulang daun adalah bagian aun yang berfungsi untuk memberikekuatan pada daun atau
sebagai penguat dan sebagai jalan pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun
dibedakan dalam tiga macam,yaitu ibu tulang daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateralis),
dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar padahelaian daun dapat
dibedakan beberapa macam susunan tulangnya, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip
(penninervis), bertulang menjari (palminervis)dan bertulang sejajar (rectinervis).

5. Tepi Daun (margo folli)


Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dua macam, yaitu rata(integer) dan bertoreh
(divisus). Toreh-toerh pada tepi daun sangat beranekaragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi
daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu:

5.1. Tepi daun dengan toreh merdeka


Tepi daun yang bertoreh merdeka banyak ragamnya, yang sering dijumpaiadalah tepi daun
bergerigi (serratus), bergerigi ganda (biserratus), bergigi(dentatus), beringgit (crenatus) dan berombak
(repandus).

5.2. Tepi daun dengan toreh-toreh berpengaruh


Berdasarkan dalamnya torehan pada tepi daun dibedakan menjadi tigamacam, yaitu:berlekuk
(lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (partisus).

6. Daging Daun (invervenim)


Daging daun adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daundan urat-urat daun.
Dibagian ini zat-zat yang diambil dari luar tubuh menjadizat-zat yang sesuai dengan keperluan
kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnyahelaian daun tergantung tebal tipisnya daging daun. Oleh karena
itu dagingdaun dapat berifat seperti selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau
(chartaceus), seperti perkamen (parkamenteus), seperti kulit (coriaceus)dan berdaging (carnoss).

7. Warna Daun
Secara umum kita ketahui bahwa warna daun adalah hijau, namun tidak jarang kita temui
warna daun tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau
nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup merah, atau hijau kekuningan.

8. Pemukaan daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah daun berbeda, biasanya sisi atas lebih
hijau, licin atau mengkilat dibandingkan dengan sisi bawah. Kadang-kadang pada permukaan daun
terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik, rambut, duri dan lain-lain. Oleh karena itu orang
membedakan permukaan daun ada yang licin (laeis), gundul (glaber), kasap (scaber),
berkerut(rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus danrapat (villosus),
berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus).

Tipe Daun
Daun berdasarkan jumlahnya dibedakan menjadi dua yaitu:
Pada tangkai daun, hanya terdapat satu helaian daun saja, disebut daun tunggal (Folliun simplex)
Tangkainya bercabang – cabang dan baru pada tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga disisi
pada satu tangkai tedapat lebih dari satu helaian daun, disebut daun majemuk (Folium compositum).

ACARA IV
DAUN TUNGGAL (FOLIUM SIMPLEKS)

BAHAN PRAKTIKUM
1. Tanaman teki (Cyperus rotundus)
2. Tanaman bayam (Amaranthus spinosus)
3. Tanaman jarak (Jatropha curcas)
4. Tanaman singkong (Manihot utisima)

CARA PRAKTIKUM
 Tulis nama tanaman yang digunakan untuk praktikum (nama latin dan nama lokal)
 Gambar bahan yang digunakan (daun) dan beri keterangan bagian-bagian pada setiap bagian-
bagiannya
 Buatlah deskripsi daun berdasar morfologi serta tata letak daun dari bahan tanaman yang anda
praktikumkan
ACARA V

DAUN MAJEMUK
(FOLIUM COMPOSITUM)

Daun tumbuhan kalau kita perhatikan ada yang daun nya terletak pada tangkai daunnya, namun
tangkai suatu tanaman seringkali bercabang-cabang, dan bartu tau pada cabang tangkainya ini terdapat
helaian daunnya, sehingga daun pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai daun,
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari daur tunggal yang torehnya sangat dalam
sehinngga daun seakan akan bukan satu daun lagi. Daun majemuk tangkainya bercabang-cabang dan
baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daun. Pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian
1. Ibu tangkai daun (petiolus communis) bagian daun majemuk yang menjadi tempat dudujnya
helaian daun.
2. Tangkai anak daun (petiololus) yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun.
3. Anak daun (foliolum). Anak daun suatu daun majemuk seringkali mempunyai tangkai yang
pendek saja
4. Upih daun (vagina)

Berdasarkan susunan anak daun pada tangkainya, daun majemuk digolongkan dalam :
1. Daun majemuk menyirip (pinnatus) jika anak daun tersusun seperti sirip pada kanan kiri ibu
tangkainya.,
2. Daun majemuk menjari (palmatus)
3. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
4. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)

Pada suatu daun majemuk dapat kita bedakan bagian-bagian berikut: yaitu Ibu tangkai daun,
yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian daun (anak daun). Tangkai anak
daun, yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun, Anak daun, bagian helaian daun yang
karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.

Menurut susunan anak daun pada tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan atas :daun
majemuk menyirip (pinnatus), yaitu daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan kiri ibu
tangkai daun, tersusun seperti sirip ikan. Dibedakan atas : menyirip beranak satu, menyirip genap dan
menyirip gasal. Daun majemuk menjari ( palmatus), yaitu daun majemuk yang semua anak daunnya
tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan. Daun majemuk
bangun kaki (pedatus), yaitu susunan daunnya seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun
yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun disampingnya.
Daun majemuk campuran (Digitatopinnatus) yaitu suatu daun majemuk ganda yang
mempunyai cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi
pada cabang – cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Jadi daun
campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip
ACARA PRAKTIKUM 5
DAUN MAJEMUK
(FOLIUM COMPOSITUM)

BAHAN PRAKTIKUM
1. Daun cermai ( Phyllanthus acididus)
2. Daun ketela pohon (Manihot utilissima)
3. Daun jeruk nipis (Citrus sp)
4. Daun kembang merak (Caecalspinia pulcherrima)
5. Dikejut (Mimosa pudica)

CARA PRAKTIKUM
1. Tulislah nama bahan yang dipraktikumkan dan sebutkan familianya,
2. Gambarlah preparat yang dipraktikumkan, dan berilah keterangannya/
3. Sebutkan jenis/dan susunan daun majemuknya
4. Diskrianlah secara lengkap bahan/daun yang anda praktikumkan.
ACARA VI
RUMUS DAN DIAGRAM DUDUK DAUN

STANDART KOMPETENSI
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum acara ini diharapkan mahasiswa dapat dan membuat dan
menggambarkan diagram duduk daun pada taumbuhan sehingga diharapkan mampu menganalisis
dan menggambarkan suatu bagan duduk daun suatu tumbuhan.

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti mata acara praktikum ini diharapka mahasiswa FSM UNDIP dapat :
1. Menganalisis dan mendiskripsikan langkah dalam menggambarkan bagan duduk daun suatu
tumbuhan.
2. Menganalisis tahap pembuatan suatu tumbuhan berdasarkan diagram duduk daun suatu
tumbuhan
3. Menggambarkan dan membedakan antara diagram dan bagan suatu duduk daun pada
tumbuhan.

DASAR TEORI
Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum) merupakan aturan batang atau
cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang (nodus). Dan bagian ini seringkali tampak
sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar sebagai suatu cincin, seperti pada
bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan rumput pada umumnya. Duduknya daun
pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak
daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu
buku-buku batang.

1. Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun Tata letak daunnya dinamakan :
tersebar (fFolia sparsa). Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi
mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka
perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan juga : Rumus
daun atau Divergensi. Garis-garis tegak lurus (garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun
pada batang dinamakan :ortostik. Garis piral melingkari batang yang menghubungkan daun-daun
berturut-turut dari bawah keatas menurut urutan tua mudanya dinamakan : Spiral genetik.
Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada
bidangdatar. Jarak sudut antara dua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600,
yangdisebut : sudut divergensi.

Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/b nya, dapat terdiri atas
pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut deret Fibonacci. Angka-angka diatas
memperlihatkan sifat berikut :
Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu pecahan, yang
pembilangnyadapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya,
dan penyebutnyamerupakan hasil penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau, tiap
suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan selisih antara
penyebut dan pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di
depanya dengan pembilang suku itu sendiri.
Kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal karena ruas-ruas batang amat pendek,
sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi,dan sangat sukar untuk menentukan
urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempuyai susunandemikian disebut suatu : roset (rosula).

Roset ada 2 (dua) macam


a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas
tanah,contoh. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber L.).
b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang,contoh. Pada
pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam – macam palma lainnya.Pada cabang-cabang
yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur
sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik (pola
karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun.

2. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun


Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar 1800). Pada
buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua
daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berhadapan-
bersilang (folia oppositaatau folia decussata),contoh. pada mengkudu (Morinda citrifolia L.),
soka (Ixora poludosa Kurz.), .

3. Pada tiap bulu-buku batang terdapat lebih dari dua daun Tata letak daun yang demikian ini
dinamakan : berkarang (Folia verticillata),dapat a.l. ditemukan padapohon pulai (Alstonia
scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).

BAGAN DAUN

a. Bagan tata letak daun . Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar
membujur ortostik ortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar
sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat misalnya pada
daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1,6, 11, dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst
akan terletak pada ortostik yang sama.

b. Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daun, Untuk membuat diagramnya batang
tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut yang memanjang,dengan buku-buku batangnya
sebagai lingkaran-lingkaran yang sempurna. Pada setiap lingkaran berturut-turut dari luar
kedalam digambarkan daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor urut. Dalam
hal ini perlu diperhatikan, bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5 lingkaran, jadi setiap kali
harus meloncati satu ortostik. Spiral genetikya dalam diagram daun akan merupakan suatu garis
spiral yang putarannya semakin keatas digambar semakin sempit..

a. Bagan tata letak daun Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar
membujur ortostik ortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar sebagai
penampang melintang helaian daunyang kecil. Pada bagan akan terlihat misalnya pada daun dengan
rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1,6, 11, dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada
ortostik .
b. Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daunUntuk membuat diagramnya batang tumbuhan
harus dipandang sebagai kerucut yang memanjang,dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-
lingkaran yang sempurna. Pada setiap lingkaran berturut-turut dari luar kedalam digambarkan
daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor urut. Dalam hal ini perlu diperhatikan,
bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5 lingkaran, jadi setiap kali harus meloncati satu ortostik. Spiral
genetikya dalam diagram daun akan merupakan suatugaris spiral yang putarannya semakin keatas
digambar semakin sempit). Spirostik dan Parastik merupakan garis-garis ortostik yang biasanya lurus
ke atas, dapat mengalamiperubahan-perubahan arah karena pengaruh bermacam faktor. Garis-garis
ortostik dapat menjadi garis spiral yang tampak melingkari batang pula. Dalam keadaan yang
demikian spiral genetik sukar untukditentukan, dan letak daun pada batang mengikuti ortostik yang
telah berubah menjadi garis spiral tadi, keadaan ini dinamai: Spirostik. Spirostik terjadi karena
pertumbuhan batang tidak lurus tetapi memutar. Akibatnya ortostiknya ikut memutar dan berubah
menjadi spirostik, contoh:)
- Pacing (Costus speciosus Smith), mempunyai satu spirostik.- Bupleurum falcatum, mempunyai dua
spirostik.
- Pandan (Pandanus tectorius Sol.), memperlihatkan tiga spirostik.Pada tumbuhan yang letak daunnya
cukup rapat contoh: kelapa sawit (Elaeis guinensis), duduk daunseakan-akan menurut garis-garis
spiral ke kiri atau kekanan. Tampaknya lalu ada dua spiral ke kiri dan kekanan. Garis-garis spiral
ini disebut: Parastik. Juga garis-garis spiral yang tampak pada buah nanas (Ananas commusus)
yang menunjukkan aturan letak mata-mata pada buah nenas tadi adalah parastik-parastik . Jika kita
membandingkan duduknya daun pada berberapa jenis tumbuhan , ternyata bahwa ada perbedaan,
terutama perbedaan itu mengenai auran letak daun-daun satu sama lain pada batang tadi. Aturan
megenai letaknya daun inilah yang dinamakan tata letak daun. Untuk tumbuhan yang sejenis
(misalnya pada tanaman pepaya) akan didapati tata letak daun yang sama, oleh sebab itu tata letak
letak daun dapat dipakai pula sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan.
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun-
daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umunya daun-
daun pada batang terpisah pada batang terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk
mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali,
dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau disvergensi.
Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukan sudut antara dua daun berturut-turut, jika
diproyeksikan pada bidang datar.jarak antara kedua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah
a/b x 3600, yang disebut sudut divergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan ½,
1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dan seterusnya. Untuk menjelskan tata letak ddaun, dapat dilakukan dengan
membuat bagan tata letak daun dan diagram tat letak daunnya.

a. Bagan tata letak daun.


Untuk membuat bagan tata letak daun, batang tumbuhan digambar sebagai silender dan pada
ya digambar membujur ortostik-ortostiknya. Demikian pula pada buku-buku batangnya.

b. Diagram tata letak daun.


Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut
memanjang, dengan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada
bidang datar, maka buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak
kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.

c. Spirostik dan parastik.


Pada suatu tumbuhan, garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat
mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat
karakteristik adalah ortostik menjadi garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan
yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti
ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, yang diberi nama lain spirostik.

ACARA PRAKTIKUM 6
RUMUS DAN DIAGRAM DUDUK DAUN

BAHAN DAN ALAT:


1) Tanaman papaya (Carica papaya L.)
2) Bayam (Amaranthus spinosus L.)
3) Tanaman pudak

II. CARA KERJA


1. Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau batang (tunggal tersebar, tunggal berseling,
berhadapan, berkarang, roset batang, roset akar, monospirotik, dan trispirotik.
2. Rumus daun: ½, 2/5, 3/8, dst.
5. Menggabar bagan dan diagram daun.
6. mendiskripsikan diagram duduk daun
ACARA VII
BUNGA

STANDART KOMPETENSI
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum acara ini diharapkan mahasiswa dapat dan membuat dan
menggambarkan serta menganalisis suatu bunga pada tumbuhan

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti mata acara praktikum ini diharapka mahasiswa FSM UNDIP dapat
Munenganalisis dan menggambarkan suatu bunga pada tumbuhan
Membedakan antara bunga tunggal dngan
Menyebutkan dan menggambarkan suatu bunga pada tumbuhan

DASR TEORI
Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan
modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan
warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika
kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari
batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan
warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan
mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.

Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson.
Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial)
dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.

Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat betina (putik)
secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit.
Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.) yaitu sebagai
berikut:

1. Kelopak bunga atau calyx;


2. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat
serangga yang membantu proses penyerbukan.
2. Alat kelamin jantan atau andarioecium (dari bahasa Yunani andarios oikia: rumah pria) berupa
benang sari
3. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa
putik.
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah
(ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina)
di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk
sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal
buah.
Bunga dan bagian-bagiannya

1. Kelopak bunga (calyx)


1. Fungsi : melindungi bagian-bagian bunga lainnya sebelum kuncup itu mekar.
2. Terdiri atas beberapa helai daun kelopak (sepalum).
3. Pada beberapa spesies, di bawah daun kelopak terdapat kelopak tambahan
(epicalyx); misalnya pada Kapas (Gossypium acuminatum Roxb), Kembang Sepatu
(Hibiscus rosa-sinnensis L.).

2. Tajuk/mahkota bunga (corolla)


3. Fungsi : Membungkus dan melindungi putik dan benang sari selama
kuncup bunga belum mekar.
4. Menjadi atraktan (daya tarik) bagi serangga penyerbuk, saat bunga
mencapai reseptif dan siap melakukan penyerbukan.
5. Terdiri dari beberapa helai daun tajuk (petalum).
6. Daun kelopak (sepalum) dan daun tajuk (petalum) bersama-sama
membentuk perhiasan bunga (perianthium).

3. Benang sari (stamen)


Fungsi : alat perkembangbiakan jantan
Terdiri dari :
- Tangkai sari (filamentum)
- Kepala sari (anthera)
7. Kepala sari mempunyai 2 ruang serbuk sari (theca), dan di dalam ruang ini terdapat serbuk sari
(pollen).
8.
4. Putik (pistillum)
• Fungsi : alat perkembangbiakan betina
• Terdiri dari :
- Kepala putik (stigma)
- Tangkai putik (stylus)
- Bakal buah (ovarium)
- Bakal biji (ovulum)

Berdasar jumlah daun buah (carpellum) yang membentuknya, bakal buah dibedakan menjadi:

1. Unilocularis/beruang tunggal : bakal buah terbentuk dari sehelai daun buah (carpellum) dan
membentuk sebuah ruangan.
2. Bilocularis/beruang dua : bakal buah terbentuk dari 2 helai daun buah (carpellum) dan
membentuk 2 buah ruangan.
3. Trilocularis/beruang tiga : bakal buah terbentuk dari 3 helai daun buah (carpellum) dan
membentuk 3 buah ruangan.
4. Multilocularis/beruang banyak : bakal buah terbentuk dari banyak daun buah (carpellum) dan
membentuk banyak ruangan.

Berdasar letak bakal buah pada dasar bunga (receptaculum), bakal buah dibedakan menjadi:

1. Superus : bakal buah menumpang di atas dasar bunga.


2. Inferus : bakal buah tenggelam di dalam dasar bunga.
3. Semi inferus : bakal buah setengah tenggelam.

Ruangan dalam bakal buah (ovarium) berisi bakal biji (ovulum). Ovulum tersusun sepanjang
papan bakal biji (placenta), dan dihubungkan oleh tangkai tali pusat (funiculus).
Bakal biji (ovulum) terdiri dari :

1. Nucellus : inti bakal biji


2. Integumentum : lapisan kulit bakal biji
3. Chalaza : pangkal dari nucellus, tempat melekatnya integumentum
4. Funiculus : tangkai tempat menggantungnya bakal biji
5. Hilum/pusat biji : tempat melekatnya ujung funiculus
6. Micropyle : liang kecil pada bagian ujung integumentum

Tipe bakal biji :

1. Atropus : lurus
2. Anatropus : terbalik
3. Campylotropus : melengkung

B. Beberapa Tipe Kelamin Pada Bunga


1. Androecium : seluruh alat kelamin jantan yang terdapat pada bunga, yaitu:

 Benang sari (stamen)


 Tepung sari (pollen) : mengandung inti sperma

2. Gynaecium : seluruh alat kelamin betina yang terdapat pada bunga, yaitu:
 Bakal buah (ovarium)
 Bakal biji (ovulum) : mengandung sel telur (ovum)

Berdasarkan keberadaan alat kelamin, bunga dibedakan menjadi :

1. Bunga jantan (masculus) : hanya punya androecium


2. Bunga betina (femineus) : hanya memiliki gynaecium
3. Hermaphroditus : memiliki keduanya

C. Tipe simetri
Bidang simetri : bid. vertikal yang membagi bentuk bunga menjadi 2 bagian yang sama &
sebangun.
1. Radial simetri (actinomorphus/regularis) : banyak bidang simetri
Misal : Lombok (Capsicum annuum L), tembakau (Nicotiana tabaccum L)
Tipe simetri (kiri) dan bentuk bunga (kanan) actinomorphus
2. Bilateral simetri (zygomorphus): hanya dapat dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan
Misal : Anggrek (Orchidaceae), kacang-kacangan (Papilionaceae)
Tipe simetri (kiri) dan bentuk bunga (kanan) zygomorphus
3. Asimetri (asymmetrus) : tidak mempunyai bidang simetri sama sekali
Misal : Cannaceae dan Marantaceae

D. Perbungaan (inflorescentia)
Perbungaan (inflorescentia) : sekelompok bunga yang serupa dan tersusun menurut cara-cara
tertentu pada sebuah pohon bunga.
a. Berdasarkan atas urutan mekarnya bunga-bunga, perbungaan dibedakan menjadi :
1. Perbungaan tak terbatas (Inflorescentia racemosa, centripetala)

 Tangkai utama (pedunculus) panjang dan ujungnya tidak berbunga.


 Tangkai utama dalam pertumbuhan memanjang berturut-turut membentuk anak. tangkai dari
pangkal ke ujung.
 Jumlah anak tangkai tidak terbatas.
 Tangkai utama lebih panjang dari anak tangkai.
 Bunga mekar dari bawah ke atas.
 Contoh Bunga merak.

2. Perbungaan terbatas (Inflorescentia cymosa, centrifuga)

 Ujung tangkai utama (pedunculus) berbunga (tidak tumbuh terus ke atas).


 Percabangan anak tangkai tidak berbeda dengan tangkai utama.
 Jumlah anak tangkai terbatas.
 Tangkai utama lebih pendek dari anak tangkai.
 Bunga pada ujung tangkai utama mekar lebih dulu (Bunga mekar dari atas ke bawah).
 Contoh bunga melati.
 b. Berdasarkan atas percabangan tangkai utama, perbungaan dibedakan menjadi :
1. Tangkai utama tidak bercabang dan bunga-bunga tidak bertangkai (duduk)
• Bulir (spica), contoh bunga padi.
• Untai (amentum), contoh bunga jantan pada jagung.
• Tongkol (spadix), contoh bunga betina pada jagung.
• Bongkol (capitulum), contoh bunga mengkudu.
• Cawan (anthodium), contoh bunga matahari.
• Periuk (hypanthodium)
2. Tangkai utama tidak bercabang dan bunga-bunganya bertangkai
• Tandan (racemus/botrys), contoh bunga pisang.
• Payung (umbella), contoh bunga.
3. Tangkai utama bercabang berulang kali; masing-masing dengan dua cabang samping
• Malai (panicula), contoh bunga pagoda.
• Payung majemuk (umbella composita), contoh bunga soka.
• Lembing (anthela)
4. Tangkai utama bercabang dan tiap cabang membentuk satu cabang samping; bunga-bunganya
bertangkai monochasium.
• Sekrup (bostryx)
• Sinsinus (cincinnus)
• Sabit (drepanium)
• Kipas (rhipidium), contoh bunca melati.

ACARA PRAKTIKUM 7
BUNGA TUNGGAL

BAHAN DAN ALAT


BAHAN :
Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Kembang merak (Cesalpinia pulcherrima Swartz)
Kembang tembelekan (Lantana camara)
Bunga soka (Ixora palludoza Kurtz)
Bunga Alamanda (Allamanda cathartica) Bunga Annona muricata
Bunga Bougainvilea spectabilis
Bunga Musaenda frondosa
Bunga Zea mays
Bunga Clitoria ternatea
Bunga Passiflora foetida
Bunga Mangifera indica
Bunga Cocos nucifera

CARA KERJA
Tulis nama tanaman yang di bahan praigunakan untuk praktikum (nama latin dan nama lokal)
2. Gambar bunga tunggal darserta beri keterangan bagian-bagian bunga. Yang digunakan untuk
praktikum
5. Buatlah deskripsi bunga, buah dan
ACARA VIII
BUNGA MAJEMUK
(FLOS CULUS)

STANDART KOMPETENSI
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum acara ini diharapkan mahasiswa dapat dan membuat dan
menggambarkan serta menganalisis sbunga majemuk pada tumbuhan

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti mata acara praktikum ini diharapka mahasiswa FSM UNDIP
1. dapat menganalisis, menggambarkan barkan dan menganalisis suatu bunga pada tumbuhan
2. Membedakan antara bunga tunggal dngan bunga majemuk
3. Menyebutkan dan menggambarkan suatu bunga pada tumbuhan

DASAR TEORI

BUNGA MAJEMUK BERBATAS DAN BUNGA MAJEMUK TAK BERBATAS

A. Bunga Majemuk Berbatas (infloscentia cymosa atau inflorecentia centrifuga, inflorecentia


definite) adalah bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi
ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan
cabang-cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada
bunga majemuk berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok atau ibu
tangkainya, jadi tengah ke pinggir (jika dilihat dari atas), oleh sebab itu dinamakan : inflorecentia
centrifuga

Berdasarkan jumlah cabang pada ibu tangkai, Bunga Majemuk Berbatas (infloscentia cymosa atau
inflorecentia centrifuga, inflorecentia definite) dibedakan dalam tiga macam:

1. Yang bersifat “ monochasial” . jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya
lebih (dua cabang ), tetapi tidak pernah berhadapan , dan ada yang satu lebih besar dari yang
lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan
satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan yang
berbiji tunggal (Monocotiledoneae). Contoh: kapas (Cossipium sp.)
2. Yang bersifat “dichasial” jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat
pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae)
3. Yang bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu
tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi. Contoh: bunga oleander ( Nerium
oleander L.)

Dalam golongan ini dapt lagi dibedakan:

1. Anak payung menggarpu (dichasium). Pada ujjung ibu tangkai terdapat satu bunga. Di
bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu
bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu
tangkainya, seperti misalnya bunga melati (Jasminium sumbac Ait.),
Ada pula kalanya cabang bunga anak payung menggarpu yang majemuk, yang seluruhnya terdiri atas
tujuh bunga, misalnya pada Clematis.

1. Bunga tangga atau bunga becabang seling (cincinnus),

yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya becabang lagi, tetapi setiap kali bercabang
hanya berbentuyk satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan. Bunga yang
demikian ini antara lain terdapat pada buntut tikus (Helitropium indicus L.).

Pada beberapa jenis tumbuhan yang tergolong suku Euphorbiaceae, misalnya kayu merah
(Euphrobia pulcherrima Wilid.), patikan (Euphorbia hirta L.), dll. Terdapat bunga majemuk,
dengan susunan yang khas, yaitu; satu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga bercabang seling,
masing-masing terdiri atas empat bunga jantan. Bunga majemuk dengan susunan yang demikian
itu disebut Cyanthium.

1. Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bercabang juga
hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri atau ke kanan dan cabang yang
satu berturut-turut membentuk sudut 90o, sehingga jika kita mengikuti arah percabangan kita
akan mengadakan gerakan seperti sekerup atau spiral, misalnya; bunga kenari (Canarium
commune L.),
2. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada satu
bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan
suku Juncaceae.
3. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga becabang seling, semua percabangan terletak pada
satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu
terdapat pada tempat yang sama tingginya, terdapat antara lain pada tumbuhan suku Iridocea.

B Bunga Majemuk Tak Berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau


inflorecentia centripetal) adalah bun ga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan
cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin
muda semakin dekat ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-
turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan
bunga majemuk ini tak berbatas, lagi pula jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari
pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar
mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini
danamakan: inflorecentia centripetala. Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa,
inflorescentia botryoides atau inflorecentia centripetal) contohnya: mangga (Mangifera indica L.),
bunga kenikir

(a), Dalam golongan ini dapat lagi dibedakan:

I. Ibu tangkai tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada
ibu tangkainya. Dalam golongan ini dapat dibedakan menjadi:

a. Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya. Kita
dapat pula mengatakan ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya masih mendukung satu
bunga pada ujungnya. Contoh:
b. Bulir (spica), seperti tandan tetepi bunga tidak bertangkai. Contoh: lengkuas (Zingiber
officinale)

c. Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-
bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga
jantan, yang betina menjadi buah). Contoh: pada sirih (Piper betle L.)

d. Tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan sering kali bergading.
Contoh: Jagung (Zea mays L.), tetapi hanya pada bunga betina,

e. Bunga payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak terbatas, yang dari ujung ibu
tamgkainy mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya. Masing-masing cabang
mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya, dank arena pangkal daun sama tinggi
letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun
pembalut. Contoh:

f. Bunga bongkol (capitulum),suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa
daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk
seluruhnya berbentuk seperti bola. Bunga-bunga yang duduk di bagian membengkak tadi
seringkali mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik itu terletak pada bongkolnya (ujung
ibu tangkai yang membengkak tadi). Bentuk tumbuhan suku Mimosaceae,misalnya petai (Parkio
speciosa Hassk.)

g. Bunga periuk (hypanthodium). Bunga ini dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:

1) Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-
bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk bulat dan
silinder. Daun-daun pembalut tidak ada. Bunga majemuk yang demikian susunannya contohnya
seperti: nangka (Artocarpus integra Merr.),

2) Ujung tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga
bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat di dalam periuk tadi, dan sama
sekali tak tampak dari luar, contohnya:

1. h. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu
tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan (ada kalanya
tidak begitu lebar dan rata, sehingga bentuk cawan tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah
tersusun bunga-bunganya. Pada pangkal bunga majemuk yang demikian ini biasanya
terdapatdaun-daun pembalut (involucrum) . selain dari itu pada bunga cawan lazimnya kita
dapati dua macam bunga, yaitu;

1) Bunga pita: Bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan, oleh sebab itu
dinamakan pula bunga pinggir (flos marginalis), yang seringkali mempunyai mahkota
yang berbentuk pita, oleh sebab itu dinamakan pula bunga pita (flos ligulatus).

2) Bunga tabung, yaitu bunga-bunga yang tedapat di atas cawannya sendiri (flos
disci), seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh sebab itu dinamakan
bunga tabung. Bunga inilah yang mempunyai kedua macam alat kelamin (benang sari
dan putik) dan dapat menghasilkan buah.

Bunga cawan dengan bagian-bagiannya yang lengkap seperti diuraikan di atas terdapat misalnya pada
bunga matahari (Helianthus annus L.), bunga dahlia,

II. Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-
bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya. Dalam golongan ini dapat disebut:

a. Malai (panicula): Ibu tamgkainya mengdakan percabanga secara monopodial,


demikian pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat disamakan denga suatu
tandan majemuk. Secara heseluruhan seringkali memperlihatkan bentuk sebagai kerucut
atau limas, misalnya; bunga mangga (Mangifera indica L.), rambutan, langsat

b. Malai rata (corymbus romosus): Ibu tangkai mengdakan percabangan, demikian pula
seterusnya cabangnya, tetapi cabang- cabang tadi mempunyai sifat demikian rupa
sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang
datar atau agak melengkung, contohnya; soka (Ixoro grandiflora),

c. Bunga payung majemuk (umbella composite), yaitu suatu bunga payung yang
tersusum, dapat pula dikatakan sebagai bunga paying, yang bagian-bagiannya berupa
suatu payung kecil (umbellula). Pada pangkal percabangan yang pertama terdapat daun-
daun pembalut (involucrum), demikian pula pada pangkal percabangan yang berikutnya,
hanya daun-daunnya lebih kecil (involucellum),. Bunga bertingkat atu majemuk terdapat
misalnya pada wortel (Daucus carota),

d. Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol, yang ibu tangkainya becabang-cabang
dan masing-masing cabang merupakan bagian denga susunan sepaerti tongkol pula,
terdapat misalnya pada kelapa (Cocos nucifera) dan palma (Palmae) umumnya. Suatu
tongkol majemuk sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal,
dan kuat.

e. Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga cabang-cabang dan masing-masing cabang
mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir, misalnya bunga jagung (Zea mays
L.) yang jantan, dan bunga berbagai jenis rumput (Gramineae)
ACARA PRAKTIKUM 8
BUNGA MAJEMUK

BAHAN DAN ALAT


BAHAN
Bunga Ixora paludosa
Bunga Lantana camara
Bunga Leucaena glauca
Bunga Arthocarpus heterophylla
Bunga Hibiscus rosa-sinensis
Bunga Helianthus annus
Bunga Annona muricata
Bunga Bougainvilea spectabilis
Bunga Musaenda frondosa

CARA KERJA
2. Tulislah nama bahan yang dipraktikumkan dan sebutkan familianya,
3. Gambarlah preparat yang dipraktikumkan, dan beilah keterangannya bagian nya
4. Sebutkan jenis/dan susunan bunga majemuknya yang dipraktikumkan
5. Diskrianlah secara lengkap bahan/majemuk yang di praktikumkan

ACARA IX
RUMUS DAN DIAGRAM BUNGA

STANDART KOMPETENSI
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum acara ini diharapkan mahasiswa dapat dan membuat dan
menggambarkan serta menganalisis suatu diagram bunga pada tumbuhan

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti mata acara praktikum ini diharapka mahasiswa FSM UNDIP dapat :
1. Mengetahui langkah-langkah penggambaran diagram suatu diagram bunga
2. Mendiskripsikan suatu diagram bunga
3. Menganalisis suatu diagram bunga

DASAR TEORI
Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunganya. Dalammendeskripsikan bunga, selain dengan
kata-kata, dapat pula ditambahkan dengan gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa
diagram bunga.Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang
terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan
gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.

Diagram bunga
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar darisemua bagian yang dipotong
melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak,
tajuk bunga, benang sari,dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian
utama tersebut.Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada umbuhan
(axillaries atau terminalis) dan bagian-bagian bunga (jumlah, bentuk,kedudukan) itu sendiri.
Pembuatannya sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya ) atau teoritik keadaan
seharusnya.

Rumus bunga
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukansifat-sifat bunga bertalian
dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan dari bagian-bagiannya,
sedangkan angka menyatakan jumlah masing-masing bagian bunga. Oleh suatu rumus bunga dapat
ditunjukkanhal-hal sebagai berikut:
1. Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K
2. Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C
3. Benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A,
4. Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
Jika antara kelopak bunga dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan ,untuk menyatakan bagian tersebut
digunakan huruf P untuk tenda bunga(perigonium).

Penulisan rumus bunga, dibelakang huruf-huruf tersebut ditaruhkan angka-angka yang dapat
menyatakan jumlah bagian-bagian bunga tersebut. Antara huruf dan angka diberikan tanda koma

Didepan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan simetri dari bunga,biasanya diberikan dua
macam tanda simetri yaitu (*) untuk bunga bersimetri
banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu. Selain lambang yangmenunjukkan jenis kelamin
bunga. Untuk bunga banci dipakai lambang (♀),

Untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan bunga betina dipakai lambang (♀).
Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk, dan benang sari (berlekatan atau
terpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka .Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis
(diatas atau di bawah) angka yangmenunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya.

ACARA PRAKTIKUM 9
RUMUS DAN DIAGRAM BUNGA

BAHAN :

Bunga
Teratai ( Nymphaea lotus)
Lantana camara
Mangifera indica L.
Mimosa pudica Duchass. & Walp
Ixora palludosa Kurtz
Annona muricata
Telang (Clitoria ternatea L )
Lamtoro (Leucaena glauca Behth)

CARA KERJA
 Tulislah nama bahan yang dipraktikumkan dan sebutkan familianya,
 Gambarlah preparat yang dipraktikumkan, dan beilah keterangannya bagian nya
 Sebutkan jenis/dan susunan bunga majemuknya yang dipraktikumkan
 Diskrianlah secara lengkap bahan/majemuk yang anda praktikumkan

ACARA X
BUAH DAN BIJI

STANDART KOMPETENSI
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum acara ini diharapkan mahasiswa dapat dan membuat dan
menggambarkan secara skematis buah dan biji pada taumbuhan sehingga diharapkan mampu
menganalisis

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti mata acara praktikum ini diharapka mahasiswa FSM UNDIP dapat
1. Munenganalisis dan mendiskripsikan buah dan biji tumbuhan
2. Menganalisis ciri dan morfologi buah tahap pembuatan suatu tumbuhan berdasarkan diagram
duduk ddan biji suatu tumbuhan
3. Menggambarkan dan membedakan macam=macambuah dan perkecambahannya pada
tumbuhan.
4. Menggolongkan dan mendiskripsi perbedaan buah sejati tunggal
5. Membedakan dan mendiskripikan buah sejati majemuk
6. Mendiskripsikan serta membedakan dan memberi contoh buag sejati ganda
7. Mendiskripsikan bagian biji tumbuhan dan fungsinya

DASAR TEORI
BUAH
Buah adalah organ tumbuhan yang mengandung biji. Buah ada yang disebut buah sejati yaitu
buah yang terbentuk dari bakal buah. Dalam morfologi tumbuhan buah digolongkan dalam :

Buah palsu:
Terbentuk dari bagian lain dari buah (Jambu monyet). Buah yang terbentuk dari bakal buah
dan bagian bunga lainnya (nanas, apel dll)

Buah Conifer :
Buah conifer dapat kering atau berdaging Secara Morfologi ada 2 tipe buah conifer yaitu
Buah yang terdiri dari satu biji yang sebagian atau seluruhnya tertutup aril (daging biji) Contoh
Agathis dammara
Buah yang terdiri dari beberapa sisik berkayu atau keras atau bersisik berdaging, masing2 dengan satu
biji atau lebih dan tersusun pada sumbu membentuk kerucut (cone) Contoh, Pinus sp.

Buah Angiospermae
Buah angiospermae umumnya disebut sebagai bakal buah yang masak. Buah Angiospermae dibagi
menjadi :
a. Buah Tunggal : terbentuk oleh 1 putik
b. Buah Majemuk : terbentuk oleh 2 atau lebih putik yang terdapat pada dasar bunga yang sama
Buah Tunggal
Buah tunggal ada 3 macam yaitu buah kering tidak merekah, buah kering merekah, buah
berdaging.
A. Buah kering tidak merekah, misalnya
 Buah Longkah (Achene) yaitu buah kecil,berongga dan berbiji satu (Mete)
 Buah keras bersayap, misal meranti (dipterocarpaceae).
 Buah Keras kecil (nut)

B. Buah Kering Merekah


Misal legume (polong-polongan)hasil dari putik tunggal yang merekah sepanjang suture
(kampuh), Buah Kotak (kapsul), hasil dari putik majemuk merekah melalui 2 atau lebih kampuh
(Duabanga)

C. Buah Berdaging
› Buah Pome yaitu Buah empulur , hasil putik majemuk, dinding luar bakal buah berdaging,
dinding dalam menjangat membungkus banyak biji (apel)
›Drupa yaitu buah batu, buah berdaging berbiji satu, biasanya hasil dari putik tunggal, dinding
luar berdaging, dinding dlm keras ( Jati)
›Buah buni (Berry) yaitu buah beriji banyak, dinding luar dan dalam berdaging dengan biji-biji
terbungkus dlm masa yang seperti bubur (Tomat) Klicung.

Buah Majemuk
Buah aggregate yaitu merupakan kumpulan buah tunggal yang berasal dari putik2 terpisah pada
bunga yang sama yang terdapat pada dasar bunga persekutuan, Contoh : srikaya, sirsak
›Buah multiple yaitu merupakan kumpulan buah tunggal yang berasal dari putik2, bunga2 yang
terpisah-pisah, contoh : nangka, nanas.

ACARA PRAKTIKUM : 10
BUAH DAN BIJI

BAHAN :
1. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
 Kembang merak (Cesalpinia pulcherrima Swartz)
 Buah Nangka (Artocarpus integra Merr.)
 Buah Jeruk (Citrus nobilis Lour.)
 Biji Jagung
 Biji Kacang

CARA PRAKTIKUM:
1. Tulis nama tanaman yang digunakan untuk praktikum (nama latin dan nama lokal)
2. Gambar bunga tunggal dan majemuk serta beri keterangan bagian-bagian bunga.
3. Gambar buah sejati dan buah semu serta beri keterangan bagian-bagian buah
4. Gambar biji dikotil dan monokotil serta beri keterangan bagian-bagian biji.
5. Buatlah deskripsi bunga, buah dan biji yang anda praktikumkan
ACARA XI

MORFOMETRI AKAR, BATANG DAN DAUN

Tujuan:
Mengetahui cara pengukuruan bagian-bagian tanaman
Membandingkan tanaman dikotil dan monokotil yang tumbuh di tempat yang berbeda (shading
dan unshading) berdasarkan morfometri tanaman.

Dasar Teori:
Luas Daun
Terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun (Guswanto 2009), yaitu :
a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas
daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana
dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah
dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun
ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup
sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini
tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.

b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya luas daun
ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan
menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika
(tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah
diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan
berat total kertas.

c. Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu luasan dengan
bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk
mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran
kecil, metode ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu
diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum
jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi
masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang tidak dapat dibuat
rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan
halus.

d. Metode Panjang Kali Lebar


Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan
mengukur panjang dan lebar daun.
e. Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun tanaman ditempatkan
pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu
penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan
lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana
diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan
perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan acuan tersebut.

Warna Daun
Warna daun dapat ditentukan dengan menggunakan Leaf Colour index sehingga dapat dibedakan
derajat warna yang terdapat pada daun.

Bahan:
Tanaman Aglonema
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha churchas)
Tanaman Sri Rejeki (Aglaonema)
Tanaman Palisota (Clorophytum amaniense)
Tanaman Lidah mertua (Sanseviera)

Cara Praktikum:
Mencari masing-masing 1 spesies tanaman dikotil dan monokotil yang terletak di tempat terbuka dan
ternaungi
Melakukan pengukuran morfometri masing-masing tanaman meliputi:
Luas, warna, ketebalan dan jumlah daun
Tinggi tanaman dan diamater batang
Panjang akar dan luas perakaran
Membandingkan hasil morfometri tanaman dikotil dan monokotil serta tanaman ternaungi dan
terpapar matahari
ACARA XII

MORFOMETRI BUNGA DAN KECAMBAH

 Tujuan :
Mengenal cara menentukan rumus dan membuat diagaram bunga
Mengetahui dan membedakan model pertumbuhan kecambah tanaman dikotil dan monokotil
 Bahan :
 Bunga sepatu
 Bunga merak
 Kecambah Jagung
 Kecambah kacang hijau
 Dasar Teori:
Rumus bunga.
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat-sifat bunga
bertalian dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan dari bagian-
bagiannya, sedangkan angka menyatakan jumlah masing-masing bagian bunga. Oleh suatu
rumus bunga dapat ditunjukkan hal-hal sebagai berikut:
 Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K.
 Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C.
 Benang sari (andarioecium) dinyatakan dengan huruf A.
 Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
Jika antara kalopak bunga dan mahkota tidak dapat dibedakan, untuk menyatakan bagian
tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (perigonium). Penulisan rumus bunga, di belakang
huruf-huruf tersebut ditaruhkan angka-angka yang menyatakan jumlah bagian-bagian bunga
tersebut. Antara huruf dan angka dari satu bagian bunga diberikan tanda koma.
Di depan rumus bagian bunga, hendaknya ditambahkan simetri dari bunga, biasanya
diberikan dua macam tanda simetri yaitu (*) untuk bunga bersimetri banyak,dan tanda () untuk
bunga bersimetri satu. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga
banci, dipakai lambing ( ), untuk bunga jantan dipakai lambing ( ), dan bunga betina dipakai
lambing ( ). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk dan benang sari
(berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal
buah, dinyatakan adanya garis (di atas atau di bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik,
sesuai kedudukannya.

Diagram bunga.
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian
yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang –penampang melintang
daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada
selain keempat bagian utama tersebut.
Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada tumbuhan
(axillaries atau terminalis) dan bagian-bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri.
Pembuatannya sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya) atau teoritik (keadaan
seharusnya).
 Cara Praktikum:
 Tulis nama tanaman yang digunakan untuk praktikum (nama latin dan nama lokal)
 Tentukan rumus bunga kemudian gambarkan diagram bunga dari bahan tanaman yang
digunakan untuk praktikum
 Membuat skema model perkecambahan tanaman dikotil dan monokotil dengan
mengukur luas epigeal dan hypogeal.

ACARA XIII

ARSITEKTUR TANAMAN

 Tujuan :
 Mengetahui macam-macam model arsitektur tanaman yang ada di sekitar kampus
meliputi pohon dan semak.
 Mampu mengaitkan konsep arsitektur tanaman dengan aplikasi dalam bidang
kehidupan.
 Bahan :
 Tanaman dikotil dan monokotil yang ada disekitar kampus masing-masing 1 spesies
dalam bentuk pohon dan semak.

 Cara Praktikum:
 Membuat skema arsitektur tanaman berupa pohon dan semak meliputi:
 Bentuk kanopi pohon
 Bentuk percabangan batang
 Sudut percabangan= …0
 Menghitung LAI (leaf Area Index)
 Mengukur tinggi tanaman
 Letak bunga dan buah
 Warna daun yang terpapar matahari (sun leaf ) & yang ternaungi (shade leaf)

ACARA XIV

LANDSCAPE TANAMAN

 Tujuan :
 Mengenal jenis tanaman yang biasa digunakan untuk taman, peneduh, pembatas jalan dan
penahan longsor.
 Mengenal morfologi daun, batang, cabang dan akar tanaman yang biasa digunakan untuk
taman, peneduh dan penahan longsor.

 Bahan :
 Tanaman di taman kampus
 Tanaman peneduh di jalan
 Tanaman pembatas jalan
 Tanaman penahan longsor di area perbukitan
 Cara Praktikum:
 Gambar bagian tanaman yang anda amati, tentukan nama tanaman yang ditanam di area
tersebut
 Buatlah deskripsi morfologis tanaman yang anda amati.

Daftar pustaka :

Estiti B. Hidayat. 1993. Morfologi tumbuhan. Proyek Pendidikan tenaga Akademik. Dikti. Jakarta

Singh, G.. 1999. Plant Systematics. Sience Publishers, Inc, U.S.A.

Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi Umum. Gadjah Mada University Press Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai