Bagian Awal
Bagian Awal
Bagian Awal
DISUSUN OLEH :
KELAS :
XI MIPA 5
GURU PEMBIMBING :
Telp. (0321)861819
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Pembimbing
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “ KOLOID PADA PIZZA” ini dalam waktu yang telah
ditentukan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia Kelas
XI (sebelas) Semester II (Genap). Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan
dari beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa penulisan aporan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang menbangun dalam perbaikan laporan praktikum
ini sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaaat bagi pembaca,
khususnya dalam mengetahui sistem koloid pada Pizza.
PENDAHULUAN
Salah satu makanan yang sering kita konsumsi yang memiliki sistem
koloid yaitu Pizza . Olahan makanan yang satu ini banyak digemari oleh
masyarakat, baik dari kalangan anak- anak, remaja hingga orang tua dikarenakan
rasanya yang lezat dan banyak varian topping yang disuguhkan. Pizza merupakan
olahan yang berbahan dasar tepun terigu. Tepung terigu merupakan tepung atau
bubuk yang berasal dari biji gandum. Keunggulan menggukana tepung terifu
dibandingkan tepung lainya adalah kemampuannya untuk membentuk gluten pada
saat dicampur dengan air. Dalam pembuatan pizza ini juga menggunakan sistem
koloid. Tanpa menggunakan sistem koloid ini olahan pizza tidak akan menjadi
olahan yang siap jual.
Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilaksanakan penelitian dengan
judul “Koloid dalam Pembuatan Pizza” umtuk mengetahui dan menganalisis
aplikasi sistem koloid pada Pizza.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini adalah :
1. Apa saja koloid yang terdapat dalam Pizza ?
2. Bagaimana cara pembuatan koloid yang terdapat pada Pizza?
3. Apa saja sifat sifat yang terdapat dalam Pizza ?
1.3 Tujuan
Penelitian ini mempunyai tujuan antara lain :
1. Mengetahui apa saja koloid yangterdapat pada pembuatan Pizza.
2. Memahami cara pembuatan koloid pada Pizza.
3. Mengetahui sifat-sifat yang terdapat pada Pizza.
1.4 Manfaat
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
1.5 Hipotesis
KAJIAN TEORI
2.1 Koloid
Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”.
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh thomas graham (1861) berdasarkan
pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal, tetapi sukar mengalami
difusi. Padahal,pada umunya kristal mudah mengalami difusi. Oleh kerena itu, zat
semacam gelatin ini disebut dengan koloid.
Beberapa koloid dapat terpisah jika didiamkan dalam waktu yang relatif
lama meskipun tidak semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan.
Beberapa kaloid yang lain sukar terpisah yakni cat,tinta dan lem.
Sistem dispersi koloid dapat terbentuk dari dispersi zat padat, cair atau gas
ke dalam medium pendispersi dalam tiga fase padat,cair,dan gas. Gas yang
terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid. Sistem koloid diberi nama
berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya. Misalnya koloid yang
terjadi dari dispersi zat cair di dalam medium pendispersi cair disebut dengan
emulsi.
a. Emulsi
Emulsi adalah koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair
lain. Syarat terjadinya emulsi yakni, kedua zat tidak saling melarutkan.
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut dengan
emulsi padat. Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi
minyak dalam air (m/a) dan emulsi air dalam minyak (a/m). Contoh emulsi
minyak dalam air (m/a) adalah santan,susu,lateks dan kosmetik pembersih
wajah. Sedangkan contoh emulsi air dalam minyak (a/m) adalah :
mentega, mayonnaise, minyak ikan, dan minyak bumi. Pada praktikum ini
digunakan mayonnaise dan keju sebagai koloid emulsi. Keju dan
Mayonnaise digunakan pada pembuatan topping pizza. Pada keju, fase
terdispersinya adalah susu, sedangkan fase pendispersinya adaalah rennet.
Pada mayonnaise fase terdispersinya adalah minyak nabati, sedangkan
fase pendispersinya adalah kuning telur.
b. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut
Sol. Sol aya yang cair yang dikenal dengan nama sol saja atau sol padat.
Sol padat adalah koloid yang fase terdispersinya padat dan medium
pendispersinya zat padat. Contoh sol adalah : putih telur, tinta,amilum dan
cat dalam air. Sol padat contohnya : kaca berwarna dan paduan logam
(alloy). Alloy adalah campuran logam dengan logam dengan logam seperti
perunggu dan kuningan. Saus yang digunakan dala pizza jugatermasuk
koloid sol, karena fase pendispersinya sari tomat,sedangksn fase
terdispersinya adalah tepung.
a. Gerak Brown
Suatu dispersi koloid yang diamati melalui suatu mikroskop
berkekuatan tinggi(ultramikroskop), maka akan tampak partikel koloid
sebagai partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak secara
acak (tak beraturan). Gerakan- gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus.
Gerak koloid dengan kintasan lurus dan arah yang acak disebut dengan
Gerak Brown.
Terjadinya gerak brown ini diakibatkan adanya tumbukan partikel-
partikel pendispersinya terhadap partikel terdispersi sehingga partikel
terdispersi akan terlontar. Kejadian tersebut berulang terus-menerus. Hal
ini terjadi akibat ukuran partikel terdispersi yang relatif besar
dibandingkan medium pendispersinya. Gerak brown mengakibatkan
partikel-partikel koloid menjadi stabil meskipun ukurannya relatif besar,
karena dengan adanya pertikel yang bergerak secara terus-
menerus.pengaruh dari gaya gravitasi menjadi tidak berpengaruh.
Contonya adalah emulsi water in oil pada mayonnaise dan sol pada saus.
b. Koagulasi
Dispersi koloid dapat mengalami peristiwa pengumpulan atau
koagulasi. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi akibat peristiwa-
peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya
pemanasan dan pendinginan. Darah merupakan butir butir sol, darah
merah yang terdispersi dalam plasma darah. Jika didinginkan. Contoh
koagulasi adalah emulsi water in oil pada mayonnaise dan sol pada saus.
c. Adsorpsi
Peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel
koloid itu disebut dengan adsorpsi. Adsorpsi terjadi karena
adanyakemampuan partikel koloid untuk menarik(ditempel) oleh partikel-
partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan
permukaan koloid yang cukup tinggi sehingga jika ada partikel yang
menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Contoh
adsorpsi dalam kehidupan kita adalah penjernihan air dengan
menggunakan tawas dan penjernihan sari tebu dalam pembuatan gula.
2.4 PIZZA
Piza (atau pizza) adalah sejenis roti bundar, pipih yang dipanggang
di oven dan biasanya dilumuri saus tomat serta keju dengan bahan makanan
tambahan lainnya yang bisa dipilih. Keju yang dipakai biasanya mozzarella atau
"keju pizza". Pizza telah dikenal oleh masyarakat kuno, berbentuk lain dengan
pizza zaman sekarang. Pizza yang kita kenal sekarang bermula sekitar tahun 1600,
pizza saat itu tidak dilumuri saus tomat diatasnya. Kemudian pada tahun 1800-an
Pizza dengan saus tomat dibawa oleh imigran Italia yang umumnya berasal
dari Napoli ke New York, Amerika Serikat.
METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 16 April 2018 di dapur rumah Vivi Asa
Maghfiroh, RT 02 RW 01 Dsn Tengaran, Ds Surabayan, Kec Peterongan, Kab.
Jombang.
A. Alat
Dalam pembuatan Pizza ini, dibutuhkan alat-alat antara lain, 3 buah
wadah, 1 buah mixer, 3 buah sendok, 1 buah panci, 1 buah wajan, 1 buah oven,
1 buah pisau, 1 buah kompor, 1 buah telenan, 1 buah timbangan, 1 buah
spatula, 1 buah parutan keju, 1 buah loyang berdiameter 16 cm, 1 pack tisue, 1
buah kuas.
B. Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Pizza ini antara lain,
250 gram tepung terigu, 1 sendok teh ragi instan bubuk, 125 ml air dingin, 50
gram margarin, 1 sendok teh garam, 2 sendok makan gula pasir, 150 gram
daging ayam cincang, 2 buah bawang bombai, 10 biji sosis sapi, 100 gram keju
mozarella, 5 sendok makan saus tomat, 3 sendok makan saus mayonaise, 3
sendok makan saus sambal, 150 gram biji jagung.
Jenis Koloid
Sifat Koloid
4.2 Pembahasan
Pada oalahan pizza terdapat beberapa bahan yang termasuk kedalam jenis
koloid, yaitu : keju yang termasuk jenis koloid emulsi padat yang terdiri dari fase
terdispersinya yaitu susu dan fase pendispersinya Rennet. Mayonnes yang
termasuk kedalam jenis koloid emulsi cair yang terdiri dari fase terdispersinya
yaitu minyak nabati dan fase pendispersinya kuning telur. Saus yang termasuk
kedalam jenis koloid Sol yangterdiri dari fase terdispersinya tepung dan fase
pendispersinya sari tomat.
Sifat koloid mempunyai sifat yang khas, sifat koloid yang terdapat dalam
pizza seperti gerak brown, koagulasi,dan adsorpsi . Keju mempunyai sifat Gerak
Brown yaitu partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan
tidak memisahkan diri meskipun didiamkan. Mayonnes mempunyai sifat
koagulasi yaitu proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan zat
kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan
karena adanya gaya gravitasi. Saus mempunyai sifat adsorpsi yaitu sifat yang
setiap endapan yang terbentuk cenderung untuk menarik ion-ion sendiri pada
endapannya.
BAB 5
KESIMPULAN
Dalam pembuatan pizza ini terdapat beberapa jenis koloid. Yaitu jenis
koloid Emulsi padat yang terdapat di dalam Keju, Emulsi cair yang terdapat pada
mayonnes, dan koloid jenis Sol yang terdapat pada Saus. Pada pembuatan koloid
yang terdapat di pizza menggunakan cara dispersi, yakni pada cara ini partikel-
partikel yang lebih besar daripada partikel koloid akan dipecah menjadi partikel-
partikel berukuran koloid. Dalam cara ini terdapat tiga cara yaitu, cara mekanik,
cara Homogenisasi, dan dengan cara Peptisasi. Dalam pizza juga terdapat
beberapa sifat sifat koloid. Seperti, Gerak brown, Koagulasi, dan Adsorpsi. Gerak
brown merupakan gerak koloid dengan lintasan lurus dan dengan arah yang acak.
Koagulasi merupakan koloid yang bisa menggumpal. Sedangkan Adsorpsi
merupakan Peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel
koloid itu sendiri.
DOKUMENTASI