0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
222 tayangan17 halaman

Bagian Awal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 17

LAPORAN KERJA

KOLOID DALAM PEMBUATAN PIZZA

DISUSUN OLEH :

Athiyyatul Husna (02)


Azzah Ubaidillah (03)
Rani Valentine (07)
Vivi Asa Maghfiroh (08)
Khilya Taqqia Salsabilla (23)
Tri Iman Nur Jannah (31)

KELAS :

XI MIPA 5

GURU PEMBIMBING :

Dewi Muasyaroh, S.Si, M.Si

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 JOMBANG

Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo 02 Jombang 61418

Telp. (0321)861819

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


LEMBAR PENGESAHAN

Judul : “KOLOID DALAM PIZZA”

Disusun Oleh :

Athiyyatul Husna (02)


Azzah Ubaidillah (03)
Rani Valentine (07)
Vivi Asa Maghfiroh (08)
Khilya Taqqia Salsabilla (23)
Tri Iman Nur Jannah (31)

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Jombang, April 2018

Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Pembimbing

Erma Rahmawati, S.Pd.,M.Pd.I Dewi Muasyaroh, S.Si. M.Si


NIP. 19700924 199703 2 003 NIP. 19760411 200710 2 005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “ KOLOID PADA PIZZA” ini dalam waktu yang telah
ditentukan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia Kelas
XI (sebelas) Semester II (Genap). Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan
dari beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari bahwa penulisan aporan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang menbangun dalam perbaikan laporan praktikum
ini sangat kami harapkan.

Kami berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaaat bagi pembaca,
khususnya dalam mengetahui sistem koloid pada Pizza.

Jombang, April 2018


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita bahkan selalu menggunakan bahan-bhan


kimia,seperti sabun, minyak wangi, pasta gigi, dan lain-lain. Bahan-bahan kimia
tersebut tidak dalam bentuk padatan maupun larutan, tetapi dalam bentuk antara
padatan dan larutan yang disebut koloid. Beberapa koloid tempak jelas secara
fisik, misalnya santan,susu,dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas tampak
seperti larutan, misalnya larutan kanji yang encer dan agar-agar yang masih cair.
Karena ukuran partikelnya relatif kecil,sistem koloid tidak dapat diamati dengan
mata, melainkan harus diamati menggunakan mikroskop dengan tingkat
pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Beberapa koloid dapat terpisah jika
didiamkan dalam waktu yang relatif lama meskipun tidak semuanya, misalnya
koloid belerang dalam air dan santan. Beberapa koloid lain sukar terpisah,
misalnya lem,cat, dan tinta.

Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari isanya santan, susu,


es krim, debu, dan asap. Selain itu, roti, kue dan agar-agar merupakan bahan
makanan yang menggunakan sistem koloid. Beberapa zat yang tidak dapat larut,
agar stabil dibuat sebagai sistem koloid, misalnya bahan kosmetik (lipstik,
pembersih, dan minyak rambut). Obat-obatan yang sukar karut biasanya juga
dibuat sebagai koloid, misalnya sirup obat batuk dan minyak ikan.

Salah satu makanan yang sering kita konsumsi yang memiliki sistem
koloid yaitu Pizza . Olahan makanan yang satu ini banyak digemari oleh
masyarakat, baik dari kalangan anak- anak, remaja hingga orang tua dikarenakan
rasanya yang lezat dan banyak varian topping yang disuguhkan. Pizza merupakan
olahan yang berbahan dasar tepun terigu. Tepung terigu merupakan tepung atau
bubuk yang berasal dari biji gandum. Keunggulan menggukana tepung terifu
dibandingkan tepung lainya adalah kemampuannya untuk membentuk gluten pada
saat dicampur dengan air. Dalam pembuatan pizza ini juga menggunakan sistem
koloid. Tanpa menggunakan sistem koloid ini olahan pizza tidak akan menjadi
olahan yang siap jual.
Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilaksanakan penelitian dengan
judul “Koloid dalam Pembuatan Pizza” umtuk mengetahui dan menganalisis
aplikasi sistem koloid pada Pizza.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini adalah :
1. Apa saja koloid yang terdapat dalam Pizza ?
2. Bagaimana cara pembuatan koloid yang terdapat pada Pizza?
3. Apa saja sifat sifat yang terdapat dalam Pizza ?
1.3 Tujuan
Penelitian ini mempunyai tujuan antara lain :
1. Mengetahui apa saja koloid yangterdapat pada pembuatan Pizza.
2. Memahami cara pembuatan koloid pada Pizza.
3. Mengetahui sifat-sifat yang terdapat pada Pizza.
1.4 Manfaat
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Menambah ilmu pengetahuan tentang aplikasi koloid dalam kehidupan


sehari-hari.
2. Dapat mengidntifikasi apa saja sistem yang terkandung dalam Pizza.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih
lanjut dan untuk menjadi referensi terhadap penelitian selanjutnya.

1.5 Hipotesis

Dalam laporan ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan pizza terdapat


sistem koloid jenis emulsi padat yang terdapat pada keju, emulsi cair yang
terdapat di mayones, dan koloid jenis sol yang terdapat pada saus.
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Koloid

Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”.
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh thomas graham (1861) berdasarkan
pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal, tetapi sukar mengalami
difusi. Padahal,pada umunya kristal mudah mengalami difusi. Oleh kerena itu, zat
semacam gelatin ini disebut dengan koloid.

Pada tahun 1907, Ostwald mengemukakan istilah system


terdispersidan medium pendispersi. System koloid terdiri dari fase terdispersi
dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan
disebutfase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan
disebut medium pendispersi. Analogi dalam larutan, fase terdispersi adalah zat
terlarut sedangkan medium pendispersi adalah zat pelarut. Pada contoh campuran
susu dan air, fase terdispersi adalah partikel susu dan medium pendispersinya
adalah air.

Pada umunya, koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm sampai 100


nm. Beberapa koloid tampak jelas secara fisik, misalnya santan, susu, lem. Tetapi
beberapa koloid hampir sama dengan larutan, seperti larutan kanji yang sudah
encer dan agar agar yang masih cair. Oleh karena itu ukuran partikelnya relatif
kecil dan harus diamati dengan mikroskop ultra, tidak bisa lansung dilihat
menggunakan mata.

Seorang kimiawan Jerman bernama Richard Zsigmondy, pada tahun 1912


mendesain mikroskop ultra untuk mengamati partikel – partikel terlarut termasuk
partikel koloid. Dari pengamatannya tersebut ternyata partikel koloid mempunyai

diameter molekul 10 cm. Mengapa harus menggunakan mikroskop ultra?


Karena hanya partikel yang ukuran diameternya lebih besar dari 10 cm yang
dapat dilihat dengan mikroskop biasa.

Beberapa koloid dapat terpisah jika didiamkan dalam waktu yang relatif
lama meskipun tidak semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan.
Beberapa kaloid yang lain sukar terpisah yakni cat,tinta dan lem.

Sistem dispersi koloid dapat terbentuk dari dispersi zat padat, cair atau gas
ke dalam medium pendispersi dalam tiga fase padat,cair,dan gas. Gas yang
terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid. Sistem koloid diberi nama
berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya. Misalnya koloid yang
terjadi dari dispersi zat cair di dalam medium pendispersi cair disebut dengan
emulsi.

2.2 Macam – Macam Sistem Koloid

a. Emulsi

Emulsi adalah koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair
lain. Syarat terjadinya emulsi yakni, kedua zat tidak saling melarutkan.
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut dengan
emulsi padat. Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi
minyak dalam air (m/a) dan emulsi air dalam minyak (a/m). Contoh emulsi
minyak dalam air (m/a) adalah santan,susu,lateks dan kosmetik pembersih
wajah. Sedangkan contoh emulsi air dalam minyak (a/m) adalah :
mentega, mayonnaise, minyak ikan, dan minyak bumi. Pada praktikum ini
digunakan mayonnaise dan keju sebagai koloid emulsi. Keju dan
Mayonnaise digunakan pada pembuatan topping pizza. Pada keju, fase
terdispersinya adalah susu, sedangkan fase pendispersinya adaalah rennet.
Pada mayonnaise fase terdispersinya adalah minyak nabati, sedangkan
fase pendispersinya adalah kuning telur.
b. Sol

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut
Sol. Sol aya yang cair yang dikenal dengan nama sol saja atau sol padat.
Sol padat adalah koloid yang fase terdispersinya padat dan medium
pendispersinya zat padat. Contoh sol adalah : putih telur, tinta,amilum dan
cat dalam air. Sol padat contohnya : kaca berwarna dan paduan logam
(alloy). Alloy adalah campuran logam dengan logam dengan logam seperti
perunggu dan kuningan. Saus yang digunakan dala pizza jugatermasuk
koloid sol, karena fase pendispersinya sari tomat,sedangksn fase
terdispersinya adalah tepung.

2.3 Sifat –Sifat Koloid

a. Gerak Brown
Suatu dispersi koloid yang diamati melalui suatu mikroskop
berkekuatan tinggi(ultramikroskop), maka akan tampak partikel koloid
sebagai partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak secara
acak (tak beraturan). Gerakan- gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus.
Gerak koloid dengan kintasan lurus dan arah yang acak disebut dengan
Gerak Brown.
Terjadinya gerak brown ini diakibatkan adanya tumbukan partikel-
partikel pendispersinya terhadap partikel terdispersi sehingga partikel
terdispersi akan terlontar. Kejadian tersebut berulang terus-menerus. Hal
ini terjadi akibat ukuran partikel terdispersi yang relatif besar
dibandingkan medium pendispersinya. Gerak brown mengakibatkan
partikel-partikel koloid menjadi stabil meskipun ukurannya relatif besar,
karena dengan adanya pertikel yang bergerak secara terus-
menerus.pengaruh dari gaya gravitasi menjadi tidak berpengaruh.
Contonya adalah emulsi water in oil pada mayonnaise dan sol pada saus.
b. Koagulasi
Dispersi koloid dapat mengalami peristiwa pengumpulan atau
koagulasi. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi akibat peristiwa-
peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya
pemanasan dan pendinginan. Darah merupakan butir butir sol, darah
merah yang terdispersi dalam plasma darah. Jika didinginkan. Contoh
koagulasi adalah emulsi water in oil pada mayonnaise dan sol pada saus.
c. Adsorpsi
Peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel
koloid itu disebut dengan adsorpsi. Adsorpsi terjadi karena
adanyakemampuan partikel koloid untuk menarik(ditempel) oleh partikel-
partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan
permukaan koloid yang cukup tinggi sehingga jika ada partikel yang
menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Contoh
adsorpsi dalam kehidupan kita adalah penjernihan air dengan
menggunakan tawas dan penjernihan sari tebu dalam pembuatan gula.

2.4 PIZZA

Piza (atau pizza) adalah sejenis roti bundar, pipih yang dipanggang
di oven dan biasanya dilumuri saus tomat serta keju dengan bahan makanan
tambahan lainnya yang bisa dipilih. Keju yang dipakai biasanya mozzarella atau
"keju pizza". Pizza telah dikenal oleh masyarakat kuno, berbentuk lain dengan
pizza zaman sekarang. Pizza yang kita kenal sekarang bermula sekitar tahun 1600,
pizza saat itu tidak dilumuri saus tomat diatasnya. Kemudian pada tahun 1800-an
Pizza dengan saus tomat dibawa oleh imigran Italia yang umumnya berasal
dari Napoli ke New York, Amerika Serikat.

Pada periode itu juga di Napoli, Italia muncul "Perkawinan Bersejarah"


Pizza yang ditaburi mozzarella. Seorang pembuat pizza, Raffaele Esposito dan
istrinya menyiapkan sebuah pizza untuk dipersembahkan pada Ratu Margherita
Savoia, istri Kaisar Italia Umberto I. Yang dibuat atas permintaan Yang Mulia.
Sebuah Pizza yang melambangkan Bendera Italia: Merah yaitu saus tomat, putih
yaitu mozzarella dan hijau yaitu daun basil. Dikarenakan Sang Ratu begitu suka
dengan cita rasa pizza sederhana ini maka pizza itu dinamakan Pizza Margherita,
sesuai dengan nama Sang Ratu. Seiring berkembangnya zaman kini muncul Deep
Dish Pizza, yaitu piza dengan bentuk yang menyerupai kue pie.
BAB 3

METODOLOGI

1. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum ini dilakukan pada tanggal 16 April 2018 di dapur rumah Vivi Asa
Maghfiroh, RT 02 RW 01 Dsn Tengaran, Ds Surabayan, Kec Peterongan, Kab.
Jombang.

2. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
Dalam pembuatan Pizza ini, dibutuhkan alat-alat antara lain, 3 buah
wadah, 1 buah mixer, 3 buah sendok, 1 buah panci, 1 buah wajan, 1 buah oven,
1 buah pisau, 1 buah kompor, 1 buah telenan, 1 buah timbangan, 1 buah
spatula, 1 buah parutan keju, 1 buah loyang berdiameter 16 cm, 1 pack tisue, 1
buah kuas.
B. Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Pizza ini antara lain,
250 gram tepung terigu, 1 sendok teh ragi instan bubuk, 125 ml air dingin, 50
gram margarin, 1 sendok teh garam, 2 sendok makan gula pasir, 150 gram
daging ayam cincang, 2 buah bawang bombai, 10 biji sosis sapi, 100 gram keju
mozarella, 5 sendok makan saus tomat, 3 sendok makan saus mayonaise, 3
sendok makan saus sambal, 150 gram biji jagung.

3. CARA PEMBUATAN PIZZA

Sebelum membuat adonan pizza, menyiapkan alat dan bahan yang di


butuhkan, masukkan tepung terigu, ragi instan bubuk, margarin, garam, dan
gula dalam wadah, aduk hingga tercampur membentuk remah-remahan. Lalu
Memasukkan air dingin sedikit demi sedikit, uleni hinnga kalis. Air tidak perlu
di tambahkan sampai habis apabila adonan sudah kalis. Bentuk adonan menjadi
bola, tutup dengan kain lap bersih basah selama kurang lebih 30-50 menit,
diamkan. Lalu menyiapkan loyang bundar yang sudah di olesi mentega. Gilas
adonan hingga setebal 3 m, atur dalam loyang, bentuk pinggiran dengan
memampatkan adonan di sekeliling loyang. Tusuk adonan dengan garpu di
beberapa bagian agar adonan tidak meletus ketika di panggang. Olesi adonan
dengan saos tomat, taburi adonan dengan daging ayam cincang, sosis, bawang
bombai, dan jagung. Taburi keju mozarella parut di seluruh bagian hingga
merata. Panggang pizza di dalam oven panas pada kedua sisi dalam suhu 180
derajat celcius selama 20-30 menit atau hingga pizza matang. Mengeluarkan
dalam loyang, tambahkan saus mayonaise dan sambal.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Jenis Koloid

NO Bahan Jenis Koloid Fase Terdispersi Fase Pendispersi


1. Keju Emulsi padat Susu Rennet
2. Mayonnes Emulsi cair Minyak nabati Kuning telur
3. Saus Sol Tepung Sari tomat

Sifat Koloid

No. Bahan Sifat koloid


1. Keju Gerak Brown
2. Mayonnes Koagulasi
3. Saus Adsorpsi

4.2 Pembahasan
Pada oalahan pizza terdapat beberapa bahan yang termasuk kedalam jenis
koloid, yaitu : keju yang termasuk jenis koloid emulsi padat yang terdiri dari fase
terdispersinya yaitu susu dan fase pendispersinya Rennet. Mayonnes yang
termasuk kedalam jenis koloid emulsi cair yang terdiri dari fase terdispersinya
yaitu minyak nabati dan fase pendispersinya kuning telur. Saus yang termasuk
kedalam jenis koloid Sol yangterdiri dari fase terdispersinya tepung dan fase
pendispersinya sari tomat.
Sifat koloid mempunyai sifat yang khas, sifat koloid yang terdapat dalam
pizza seperti gerak brown, koagulasi,dan adsorpsi . Keju mempunyai sifat Gerak
Brown yaitu partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan
tidak memisahkan diri meskipun didiamkan. Mayonnes mempunyai sifat
koagulasi yaitu proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan zat
kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan
karena adanya gaya gravitasi. Saus mempunyai sifat adsorpsi yaitu sifat yang
setiap endapan yang terbentuk cenderung untuk menarik ion-ion sendiri pada
endapannya.
BAB 5

KESIMPULAN

Dalam pembuatan pizza ini terdapat beberapa jenis koloid. Yaitu jenis
koloid Emulsi padat yang terdapat di dalam Keju, Emulsi cair yang terdapat pada
mayonnes, dan koloid jenis Sol yang terdapat pada Saus. Pada pembuatan koloid
yang terdapat di pizza menggunakan cara dispersi, yakni pada cara ini partikel-
partikel yang lebih besar daripada partikel koloid akan dipecah menjadi partikel-
partikel berukuran koloid. Dalam cara ini terdapat tiga cara yaitu, cara mekanik,
cara Homogenisasi, dan dengan cara Peptisasi. Dalam pizza juga terdapat
beberapa sifat sifat koloid. Seperti, Gerak brown, Koagulasi, dan Adsorpsi. Gerak
brown merupakan gerak koloid dengan lintasan lurus dan dengan arah yang acak.
Koagulasi merupakan koloid yang bisa menggumpal. Sedangkan Adsorpsi
merupakan Peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel
koloid itu sendiri.
DOKUMENTASI

Bahan dalam pembuatan pizza

Anda mungkin juga menyukai