Sistem Eksitasi
Sistem Eksitasi
Sistem Eksitasi
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator listrik
atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan
energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus
eksitasinya.
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu:
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau menggunakan
Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet permanent. Dalam
lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan menjadi
tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan slip
ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main
exciter .
Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan shunt yang
menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator penguat (exciter)
untuk generator sinkron merupakan generator utama yang diambil dayanya.
Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya arus
Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan asut.
Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama dan generator
penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama. Dengan cara ini arus penguat
yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat
kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat
generator utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan magnet generator
utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke
dalam tahanan.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa sikat,
karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk menghilangkan
sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar. Gambar 2 menunjukkan
sistem excitacy tanpa sikat.
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang
relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem eksitasi tanpa
menggunakan sikat (brushless excitation.
Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain
adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama (main shaft),
sehingga keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi
karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan keandalan
operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau
kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi
Gambar 2. Sistem Excitacy tanpa sikat (Brushless Escitacy)
Keterangan gambar:
ME : Main Exciter
MG : Main Generator
PE : Pilot Exciter
AVR : Automatic Voltage Regulator
V : Tegangan Generator
AC : Alternating Current (arus bolak balik)
DC : Direct Current (arus searah)
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua disebut main
exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-balik dengan kutub
pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik disearahkan dengan dioda yang
berputar pada poros main exciter (satu poros dengan generator utama). Arus searah yang
dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus penguat generator utama. Pilot exciter pada
generator arus bolak-balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar
menginduksi pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda
danmenghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y ang ada pada stator
main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur
tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh
generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat atau
gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda berputar yang
putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang berputar dapat
menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan dapat menimbulkan
vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.
JENIS –JENIS SISTIM EKSITASI
Sistim eksitasi statis dengan sikat dan sistim eksitasi tampa sikat ( Brushless ).
Pada jenis tampa sikat ( Brushless ), sistim penyearah tegangan ( Dioda ) terletak pada
rotor dan bersama – sama berputar dengan rotor. Sebagai contoh yang mengunakan Brushless
untuk sistim eksitasi adalagh generator PLTGU Ombilin 2 x 110 MW.
dengan menggunakan Tyristor. Kelebihan sistim eksitasi ini adalah sebagai berikut :
Menjaga tegangan generator agar tetap berada dalam batasan tegangan nominal yang
diijinkan ( 5 % V nominal generator )
( Field transformer ) dengan kapasitas 645 KVA pada tegangan 11KV / 440 V. Selanjutnya
melalui trafo auxiliary diubah lagi menjadi 440 / 380 V. Transformer eksitasi ini berpendingin
ONAN dengan 6 buah RTD yang berfungsi untuk memonitor temperatur ( panas ) dan
mengirim sinyal alarm dan trip. Tegangan output 380 ini untuk motor pendingin Thyristor
berjumlah 2 buah masing – masing berkapasitas 3 KW.
Tetap konstan 11 KV baik kondisi berbeban ataupun tanpa beban. Dalam bekerjanya AVR
membutuhkan input dari tegangan output generator dan arus yang ada pada titik netral belitan
stator.
Output dari AVR ini dipergunakan untuk Fiels Current Regulator dan Control Unit Gate.
Disamping itu bekerjanya AVR bersma – sama seperangkat elektronik lain mempunyai fungsi
juga sebagai :
Memberikan sinyal kompensasi pada AVR berdasar penurunan tegangan saluran untuk
mempertahankan tegangan pada tingkat ditentukan
Memberikan sinyal kompensasi pada AVR untuk mengatasi penurunan daya reaktif
generator saat berbeban menuju kondisi stabil
Untuk kebutuhan arus eksitasi , sistim rangkaian thyristor yang digunakan disini adalah
tersusun dari 6 buah thyristor dan 6 buah fuse.
Untuk melindungi thyristor dari kerusakan yang disebabkan gangguan lonjakan arus
karena kegagalan kerja AVR maka pada setiap thyristor dipadang fuse secara seri. Fuse ini
berjenis fuse kecepatan tinggi ( High Speed Fuse ). Konstruksi fuse ini terdiri dari suatu resin
melanin dan terminal metal pada kedua ujung, disekitarnya digunakan lempengan porselen
untuk meredam busur api.
Bila sekering putus maka terdapat rangkaian pendeteksi putusnya sekring ( Fuse blown
out detector ) sehingga indikator led pada panel lokal dan kontrol room menyala.
Berfungsi untuk Over eksitasi limit ( 1,6 If normal ), Under eksitasi limit ( 0,8 If ), Power
System Stabilizer, Over Current Load.
( kontrol level 1 ) diperoleh dari input arus dan tegangan eksitasi lokal yang diperkuat lewat
tranduser. Tegangan DC yang keluar dimonitor lewat Amper Meter dan Volt Meter pada panel
lokal.
Field breaker interlock dengan resistor deeksitasi. Pada kondisi trip / gangguan Field breaker
opening, pada kondisi beroperasi / berbeban Field Breaker Closing. Adapun respon kecepatan
close ke opening kurang dari 30 ms. Peralatan field breaker maksimum beroperasi pada V =
550 V dan arus 1000 A. Fungsi resistor deeksitasi untuk menghilangkan magnet sisa pada
belitan rotor dengan cara mendisipasikan arus menjadi panas.
Polarity Reversing Link adalah sisting ring rotor dengan brushes dalam top cover generator.
Selanjutnya arus DC yang timbul disalurkan pada rotor lewat brush.
Untuk keperluan saan testing atau komisioning dibutuhkan supply 220 V AC diambil
dari supply luar sistim eksitasi. Sementara dapat dikontrol dari lokal secara manual (
raise, lower, on – off )
Pada kondisi start up kebutuhan arus eksitasi diambil dari battery 110 VDC.
Pada saat start ( switch on ) terjadi field flashing dengan tegangan 110 V dan arus 100 A.
Selanjutnya field breaker close dan field flashing breaker close. Dengan
demikiantimbul tegangan pada terminal generator.
Pada kondisi ini generator kita mengirim tegangan lewar transmisi ketempat lain
sehingga generator menanggung daya reaktif ( MVAR ) yang dibangkitkan oleh
transmisi. Maksimum kondisi line charging 32 Mvar pada over eksitasi generator dan
– 42 Mvar pada under eksitasi generator.
kondisi sinkron
Dapat dilakukan secara otomatis dikontrol room dengan kontrol level 1 & 2
kondisi berbeban
Setelah sinkron maka sistim eksitasi bekerja secara otomasis mengatur tegangan dan daya
reaktif ke sistim. Dengan kontrol level 1 kondisi ini dapat kita ubah ke kondisi manual
untuk menurunkan atau menaikan arus eksitasi ( raise dan lower ). Perubahab automatis
ke manual berfungsi menaikkan atau menurunkan tegangan generator sekaligus pula
merubah MVAR.
Sistim eksitasi. Pada waktu alarm dan trip sinyal informasi dikirim ke kontrol level 1, 2 ,dan 3.
Pada waktu sistim eksitasi trip maka Field CB eksitasi dengan cepat membuka dan
menginformasikan sistim eksitasi trip.
Untuk selanjutnya apabila unit trip dari sistim eksitasi maka peralatan unit yang bekerja adalah
:
Event recorder ( Th 1999 s/d tidak berfungsi ), selain itu pada lokal terdapat indikasi. Apabial
terjadi gangguan maka hal – hal yang perlu diperiksa dan direset adalah sebagai berikut :
Tegangan
- masukkan MCB
3. Kegagalan supply AC
OPERASI
G01 / F71
5. PSS aktif
bekerja
Kontrol card
7. Rotor Overvoltage
panel
control
V1
V2
RC elemen
mikroswitch
A722
Guna menjaga kelangsungan kerja dari sistim operasi unit maka harus
dilaksanakan pemeliharaan sistim eksitasi generator. Hal ini perlu dilakukan agar menjaga life
time sistim dari pembengkit.
Dalam sistim eksitasi generator, perawatan yang perlu dilakukan antara lain :
1. Posisi mcb yang terdapat didalam panel eksitasi perlu dicek posisinya apakah
Setiap 6 bulan sekali. Diharapkan dari perpindahan kontaktor ini akan menjaga keausan
salah satu polarity DB ( + / - ) menjadi sama. Sehingga life time brush eksitasi menjadi
lebih lama.
Arang tipis yang menempel ini timbul karena bunga api pembukaan Field breaker. Pada
saat pembersihan ini kondisi unit harus shunt down dan peralatan yang bertegangan harus
sudah digrounding.