Generator Sinkron
Generator Sinkron
Generator Sinkron
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemakaian tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat
penting bagi manusia. Sarana dan prasarana yang menggunakan tenaga listrik
sudah menjadi andalan dalam pelaksanaan proses kerja baik dirumah tangga
sampai dengan di industri. Dalam dunia pembangkitan generator sinkron
merupakan salah satu mesin listrik yang paling banyak dipakai.Karena mesin ini
tidak memiliki slip seperti mesin AC lainnya.Generator sinkron (sering disebut
alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya mekanik
menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa
atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan
Generator sinkron sering kita jumpai pada pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik (dengan kapasitas yang relatif besar). Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD
dan lain-lain. Selain generator dengan kapasitas besar, kita mengenal juga
generator dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya generator yang digunakan
untuk penerangan darurat yang sering disebut Generator Set atau generator
cadangan.
1.2
Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak meluas dan tidak menimbulkan penyimpangan,
maka penulis membatasi permasalahan pada prinsip kerja dari generator sinkron
dan karakteristiknya.Selain itu dapat memahami cara pengoperasian generator
sinkron dalam keadaan beban nol
1.4
Sistematika Pembahasan
BAB I Pendahuluan
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang,
maksud dan tujuan, batasan masalah, teknik pengumpulan data, dan
sistematika pembahasan.
BAB II Teori Dasar
Bab ini menguraikan teori tentang generator sinkron.
BAB III Landasan Teori
Bab ini membahas alat-alat yang digunakan dalam praktikum, prosedur
percobaan, data hasil praktikum, dan pengolahan data.
BAB IV Analisa dan Tugas Akhir
Bab ini menguraikan proses pengambilan data hingga didapat hasil yang
ingin dicapai. Menguraikan tentang analisa dari hasil percobaan dan
pengolahan data yang dilakukan..
BAB IV Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis data-data
yang telah diperoleh.
BAB II
TEORI DASAR
2.1
ns
120 o
f = p.
Keterangan : p = jumlah kutub generator
= putaran n s generator
f
2.2
Secara umum generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan celah
udara. Stator merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor
adalah bagian yang berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai
oleh arus searah dari Eksiter. Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor.
2.2.1. Stator
Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
a. Rangka Stator
Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangkar
generator.
b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik khusus
yang terpasang ke rangka stator.
c. Alur (slot) dan Gigi
Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 (tiga) bentuk
alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan tertutup.
d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar)
Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan
tempat timbulnya ggl induksi.
2.2.2. Rotor
Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi dipisahkan
oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip ring ini
kemudian dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat (brush) yang letaknya
menempel pada slip ring.
b. Kumparan Rotor (kumparan medan)
Rotor
kutub
menonjol
umumnya
digunakan
pada
generator
sinkron
dengan
kecepatan
putar
rendah
dan sedang (120-400 rpm). Generator sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel
oleh mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit listrik. Rotor kutub
menonjol baik digunakan untuk putaran rendah dan sedang karena:
Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara bising
jika diputar dengan kecepatan tinggi.
Konstruksi kutub menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis
apabila diputar dengan kecepatan tinggi.
b. Jenis Kutub Silinder (Non Salient Pole)
Pada jenis non salient pole, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan rotor.
Jenis rotor ini terbuat dari baja tempa halus yang berbentuk silinder yang
mempunyai alur-alur terbuat di sisi luarnya. Belitan-belitan medan dipasang pada
alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri yang dienerjais oleh Eksiter. Gambaran
bentuk kutub silinder generator sinkron tampak seperti pada Gambar 2.4 berikut :
Gambar 2.3 Rotor
Kutub Silinder
Rotor
silinder
umumnya
digunakan
pada
generator sinkron
dengan kecepatan
putar tinggi (1500
atau 3000 rpm)
seperti
yang
terdapat
pada
pembangkit listrik
tenaga uap. Rotor
silinder baik digunakan pada kecepatan putar tinggi karena :
- Konstruksinya memiliki kekuatan mekanik yang baik pada kecepatan putar
tinggi
- Distribusi di sekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus sehingga lebih
baik dari kutub menonjol.
2.3
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka
akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor,
akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar
yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah
besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi
suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan
tersebut.
Untuk generator sinkron tiga 120 o phasa,
digunakan
tiga
kumparan
jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga
susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan
induksi pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa satu
sama lain.Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk
menghasilkan energi listrik.
2.4
dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian
elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada
arahputaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin
dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:
yang mana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
8
medan (IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator.
Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.
yang mana: c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
= fluks yang dihasilkan oleh IF
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan
(IF). Apabila arus medan (IF) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea
seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut
terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan
sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet
(Xm ) ini bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai
reaktansi sinkron (Xs) . Persamaan tegangan pada generator adalah:
Ea = V + I.Ra + j I.Xs
Xs = Xm + Xa
yang mana:
ini biasanya tidak sama dengan tegangan yang muncul pada terminal generator.
10
Tegangan induksi sama dengan tegangan output terminal hanya ketika tidak ada
arus jangkar yang mengalir pada mesin. Beberapa faktor yang menyebabkan
perbedaan antara tegangan induksi dengan tegangan terminal adalah:
1. Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada
stator, disebut reaksi jangkar.
2. Induktansi sendiri kumparan jangkar.
3. Resistansi kumparan jangkar.
4. Efek permukaan rotor kutub sepatu.
Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa ditunjukkan pada gambar di
bawah ini :
11
BAB III
LANDASAN PRAKTIKUM
3.1
3.2
Alat-Alat Praktikum
1. Generator Sinkron
1 unit
2. Amperemeter
1 unit
3. Variac
1 unit
4. Beban-beban listrik
1 unit
5. Voltmeter
2 buah
6. Tachometer
1 buah
7. Jumper
secukupnya
Prosedur Percobaan
jangkar
R
S
T
N
G
V
Eksitasi
Eksitasi
3.
4.
5.
6.
13
Name plate
Tabel 3.1 Name Plate Generator Sinkron
Daya
3 KVA
Tegangan / If
220 / 380 . 14 / 8
Phase
3 Error: Reference
source not found
Frekuensi
50 Hz
Exitasi / If
40 V / 4 A
RPM
1500 RPM
0,8
Daya
3 HP
Tegangan / If
180 V / 10 A
Exitasi
200 V / 2 A
14
Frekuensi
50 Hz
RPM
1500 RPM
0,8
No
1
2
3
4
5
I motor (A)
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
n (rpm)
1500
1478
1455
1442
1424
If (A)
0
0,5
1
1,5
2
VLL
29,3
271
462
538
585
VLN
18
162
273
317
346
No
I motor
n (rpm)
If (A)
VLL
VLN
BEBAN(W)
(A)
0,8
1431
0,5
281
166,8
100
0,8
1439
0,6
274
161
200
0,8
1420
0,65
267
154
300
0,8
1393
441
259
100
0,8
1380
1,18
441
257
200
0,8
1333
427
249
300
0,8
1406
1,54
523
308
100
0,8
1343
1,6
463
295
200
0,8
1317
1,65
483
282
300
3.4
Pengolahan Data
A. Beban Nol
3.4.1 Daya Pada Line To Netral
P = VLN x If x cos Error: Reference source not found
1. P(If = 0)
= 18 x 0 x 0,8
= 0
Watt
15
2.
3.
4.
5.
P(If = 0,5)
P(If = 1)
P(If = 1,5)
P(If = 2)
= 64,8
= 218,4
= 380,4
= 553,6
Watt
Watt
Watt
Watt
3.4.3 Torka
T = Error: Reference source not found
0
1500
2
60
1.
T(If = 0)
=
2.
Nm
T(If = 0,5)
= 0
=
= 3,71 Nm
PLL
0n
2
1500
2 60
60
1.
T(If = 0)
=
2.
Nm
T(If = 0,5)
= 0
=
B. Berbeban
3.4.4 Daya Pada Line To Netral
P = VLN x If x cos Error: Reference source not found
1. P(100) = 166,8 x 0,5 x 0,8 = 66,72 Watt
P(200) = 161 x 0,6 x 0,8
= 77,28 Watt
P(300) = 154 x 0,65 x 0,8
= 80,08 Watt
2. P(100)
P(200)
P(300)
= 259x 1 x 0,8
= 257 x 1,18 x 0,8
= 249 x 1 x 0,8
= 207,20 Watt
= 242,6 Watt
= 199,2 Watt
3. P(100)
P(200)
P(300)
= 379,45
= 377,60
= 372,24
Watt
Watt
Watt
203,69 Watt
= Error: Reference source not found x 1,18 x 0,8 =
Watt
= x 1 x 0,8
= 197,22 Watt
427
= x 1,54 x 0,8 3 = 372
Watt
523 Reference source not found x 1,6 x
= Error:
= 342,16
3 Watt
= Error:
Reference source not found x 1,65 x
= 368,09 Watt
3.4.6 Torka
T = Error: Reference source not found
66,72
1431
2
60
1.
T(100)
= 0,46 Nm
T(200) = Error:
Reference source not
found = 0,51 Nm
T(300) = Error: Reference source not found = 0,54 Nm
17
207,20
1393
2
60
2.
T(100)
= 1,42 Nm
T(200) = Error:
= 1,43
= 2,57
= 2,68
= 2,70
Nm
Nm
Nm
Nm
1.
T(100)
= 0,43 Nm
T(200)
=
Error: Reference
3.5
Wiring Diagram
18
19
BAB IV
ANALISA DAN TUGAS AKHIR
20
4.1 Analisa
Pada saat generator berputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus
medan (IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator.
Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
= fluks yang dihasilkan oleh IF
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,
karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh
arus medan (IF). Apabila arus medan (IF) diubah-ubah harganya, akan diperoleh
harga Ea seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut.
21
Pada kondisi berbeban saat pengukuran If naik sedikit maka n turun dan V
turun hal itu dikarenakan bahwa untuk menyeimbangkan adanya suatu beban yang
masuk kepada generator dengan kata lain adanya gaya lawan dari beban tersebut.
Vt = Ea Ia.Ra
Keterangan:
Vt = tegangan yang keluaran
Ea = tegangan yang dihasilkan generator
IaRa = beban
Dilihat dari rumus di atas maka apabila beban ditambahkan maka tegangan
keluaran pun akan menurun.seperti data yang didapat dari praktikum dapat
didlihat dari kurva di bawah
jangkar
R
S
T
N
G
V
Eksitasi
Eksitasi
23
berputar.
Mengurangi knob variac eksitasi motor sampai 0.
Menurunkan MCB pada variac.
Menurunkan MCB pada tegangan jala-jala.
Menggambar wiring percobaan.
Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan.
Percobaan Berbeban
1. Memeriksa kelengkapan alat praktikum, dan test alat-alat ukur
2.
listriknya.
Membuat rangkaian seperti rangkaian dibawah ini.
Gambar 4.4 Rangkaian percobaan beban nol
3.
4.
5.
6.
7.
ampere meter.
Mengulangi langkah 9-10 dengan beban ( 100, 200, 300 ) W.
Mengulangi langkah 8-10 dengan arus eksitasi ( 0.5, 1, 1.5 ).
Melepas semua beban.
Mengurangi knob variac eksitasi generator sampai 0.
Mengurangi knob variac jangkar motor sampai motor berhenti
16.
17.
18.
19.
20.
berputar.
Mengurangi knob variac eksitasi motor sampai 0.
Menurunkan MCB pada variac.
Menurunkan MCB pada tegangan jala-jala.
Menggambar wiring percobaan.
Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan.
25
27
28
29
30
31
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
33
120. f
P
dimana :
n = Kecepatan putar rotor (rpm)
p = Jumlah kutub rotor
f = frekuensi (Hz)
3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan
diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang
terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya
terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu
kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut,
hal tersebut sesuai dengan persamaan :
e N
d
dt
tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang
disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang
34
Saran
Sebaiknya assiten terus mendampingi mahasiswa saat melakukan
praktikum, kemudian untuk panel jala jala listrik mohon diperbaiki karena
beberapa sudah kendor
DAFTAR PUSTAKA
Tim Asisten.2016.Modul Praktikum Mesin Elektrik AC. Bandung: Laboratorium
Teknik Energi Elektrik Itenas.
Chapman, Stephen J. (2002). Electric machinery and power system fundamentals.
New York : McGraw-Hill.
Zuhal.1991. Dasar Tenaga Listrik, Bandung: Penerbit ITB.
35