Kelompok 4A Turunan DEM Fix
Kelompok 4A Turunan DEM Fix
Kelompok 4A Turunan DEM Fix
Disusun oleh:
Kelompok IV-A
Gabriel Yedaya Immanuel R (21110115120016)
Muhammad Haris Febriansya (21110115120017)
Chairunisa Afnidya Nanda (21110115120018)
Benita Roseana (21110115120019)
Rizqi Umi Rahmawati (21110115120020)
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih mulia selain memanjatkan puja dan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, hidayah
serta inayah-Nya Kami dapat menyelesaikan Makalah Model Permukaan Digital
ini tanpa menemui hambatan yang berarti. Tidak lupa pula Kami ucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Yudo Prasetyo, S.T, M.T. selaku ketua Departemen Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Undip.
2. Nurhadi Bashit, ST., M.Eng. selaku dosen pengampu mata kuliah Model
Permukaan Digital.
3. Semua pihak yang tidak dapat Kami sebutkan satu persatu, yang telah
membantu baik secara moril dan materil dalam penyelesaian makalah ini.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Model Permukaan Digital serta menjadikannya sebagai suatu media
pembelajaran.
Kami sadar bahwa makalah yang Kami susun masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun sangat
Kami harapkan sebagai acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................I-1
II.3.2 Kontur............................................................................................II-5
II.3.4 Profil...............................................................................................II-6
II.5.3 Visualisasi....................................................................................II-11
III.1.1 Alat...............................................................................................III-1
III.1.2 Data...............................................................................................III-1
BAB V PENUTUP.........................................................................................V-1
V.1 Kesimpulan............................................................................................V-1
V.2 Saran......................................................................................................V-2
BAB II PENDAHULUAN
global dari SRTM C adalah sebesar 10-16 m, kemudian jika dilakukan koreksi
nilai kesalahan tinggi pada data tersebut, maka nilai akurasi vertikal dari SRTM C
akan meningkat menjadi 5-8 m. Ketika data SRTM C dilakukan integrasi dengan
data ALOS Palsar ataupun X SAR, maka nilai akurasi vertikal data tinggi tersebut
akan lebih baik lagi, yaitu meningkat menjadi 1-5 m.
2. TIN
TIN adalah rangkaian segitiga yang tidak tumpang tindih pada ruang
tak beraturan dengan koordinat x, y, dan nilai z yang menyajikan data
elevasi. Model TIN disimpan dalam topologi berhubungan antara segitiga
dengan segitiga didekatnya, tiap bidang segitiga digabungkan dengan tiga
titik segitiga yang dikenal sebagai facet. Titik tak teratur pada TIN
biasanya merupakan hasil sampel permukaan titik khusus, seperti lembah,
igir, dan perubahan lereng.
3. Kontur
Kontur dibuat dari digitasi garis kontur yang disimpan dalam format
seperti DLGs (Digital Line Graphs koordinat (x, y) sepanjang tiap garis
kontur yang menunjukkan elevasi khusus. Kontur paling banyak
digunakan untuk menyajikan permukaan bumi dengan simbol garis.
4. Interpolasi
Interpolasi adalah proses penentuan dari nilai pendekatan dari variabel f(P)
pada titik antara P, bila f(P) merupakan variabel yang mungkin skalar atau
vektor yang dibentuk oleh harga f(P1) pada suatu titik P1 dalam ruang yang
berdimensi r (Tempfli, 1977).
Penentuan nilai suatu besaran berdasarkan besaran lain yang sudah diketahui
nilainya, dimana letak dari besaran yang akan ditentukan tersebut di antara
besaran yang sudah diketahui. Besaran yang sudah diketahui tersebut disebut
sebagai acuan, sedangkan besaran yang ditentukan disebut sebagi besaran antara
(intermediate value). Interpolasi hubungan antara titik-titik acuan tersebut
didekati dengan menggunakan fungsi yang disebut fungsi interpolasi.
III.3.2 Kontur
Kontur (isoline) adalah garis yang menggambarkan satu elevasi konstan
pada suatu permukaan. Biasanya kontur digunakan untuk memvisualisasikan
elevasi pada peta 2-Dimensi.
III.3.4 Profil
Profil adalah irisan penampang 2-Dimensi dari suatu permukaan.
Berdasarkan profil dapat dipergunakaan untuk analisis morfologi permukaan
seperti: kecekungan permukaan, perubahan permukaan, kecembungan permukaan,
dan ketinggian maksimum permukaan lokal.
Aplikasi DEM
III.4.1 Analisis Medan
Analisis medan meyangkut data ketinggian (topografi):
a. Geomorfologi
Geomorfologi secara kuantitatif mengukur permukaan medan dan
bentuk lahan :
- Kemiringan lereng
- Aspek
- Kecembungan dan kecekungan lereng
- Panjang lereng
Hal tersebut penting untuk kerekayasaan yang menayangkut data tinggi:
- Penggalian : volume
- Manajemen lahan : site selection
-Proses geomorfologi : erosi, landslide, aliran salju (modelling dan
monitoring)
b. Hidrologi
- Aliran runoff
Kelompok IV-A, 2018
9
Model Permukaan Digital
III.4.3 Visualisasi
Visualisasi yang baik untuk menggambaran medan dengan pandangan
perspektif dan blok diagram. Teknik dapat dengan mengkombinasikan data lain
(integrasi dan registrasi SIG). Contoh: visualisasi peta penutup lahan dengan peta
shadow, colordrape peta-peta tematik.
IV.1.2 Data
Dalam praktikum penginderaan jauh ini, kami menggunakan beberapa
citra yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
1. Data DEM SRTM Pulau Jawa
2. SHP Indonesia
b) Pilih ArcToolbox > Data Management Tools > Raster > Raster Dataset >
Mosaic To New Raster
4. Setelah proses Clip, maka selanjutnya adalah proses turunan DEM, yaitu
pembentukan 3D, langkah pembentukan 3D dilakukan pada ArcScene:
a) Memasukan data clip pada ArcScene
b) Selanjutnya input raster masukkan data clip dan pilih interval kontur
b) Buat sebuah garis melintang dan memanjang pada area yang akan dibuat
penampang nya dengan menggunakan tools Interpolate Line.
d) Setelah itu klik ArcToolbox > 3D Analyst Tools > Raster Reclass >
Reclassify, kemudian klik OK
f) Kemudian klik ArcToolbox > Conversion Tools > From Raster > Raster
to Polygon. Pilih Input raster dan Output raster
b) Kemudian klik ArcToolbox > 3D Analyst Tools > Raster Surfce > Cut
Fill
c) Selanjutnya input raster masukkan data clip dan Input after raster
surface, dan pilih Output raster
e) Kemudian untuk dapat melihat hasil cut and fill dapat dilakukan
dengan klik kanan Open Attribut Tabel
11. Setelah itu munculkan hasil Cut and Fill pada ArcMap
b) Selanjutnya Input raster masukkan data clip dan pilih Output raster
Hasil 3D dari pengolahan data DEM SRTM pada Pulau Jawa dapat
memberikan gambaran mengenai ketinggian permukaan Pulau Jawa itu sendiri.
Area atau permukaan Pulau Jawa yang dihasilkan memiliki dataran tinggi dan
rendah, dataran tinggi yang mempunyai ketinggian maksimal sebesar 3635 yang
disimbol kan dengan warna putih, sedangkan dataran rendah memiliki ketinggian
minimal sebesar -28 yang disimbolkan dengan warna biru. Pada Pulau Jawa lebih
cenderung banyak dataran rendah daripada dataran tingginya.
Hasil dan Pembahasan Kontur
Hasil kontur ini dapat memberikan informasi relief, pada kontur Pulau Jawa
ini dengan interval kontur 100 mempunyai kontur rapat yang lebih banyak dari
pada kontur renggang, hal ini menunjukan bahwa Pulau Jawa memiliki daerah
terjal yang lebih banyak disbanding daerah yang landai.
permukaan Pulau Jawa yang dihasilkan memiliki dataran tinggi dan rendah. Pada
hasil reclassify dapat dianalisis bahwa pada warna abu-abu menyatakan elevasi
ketinggian antara -28-208, warna ungu menyatakan elevasi ketinggian 208-528,
warna merah menyatakan elevasi ketinggian 528-959, warna hijau menyatakan
elevasi ketinggian 959-1578, warna biru menyatakan elevasi pada ketinggian
ketinggian 1578-3661. Dari hasil kelas elevasi tersebut menunjukan bahwa Pulau
Jawa memiliki daerah terjal yang lebih banyak dibanding daerah yang ketinggian.
Hasil Hillshade dari pengolahan data DEM SRTM pada Pulau Jawa dapat
memberikan gambaran mengenai ketinggian permukaan pulau Jawa itu sendiri
dan tampak akan bayangan dari hasil 3D-nya. Area atau permukaan Pulau Jawa
yang dihasilkan memiliki dataran tinggi dan rendah, dataran tinggi yang
mempunyai ketinggian maximal sebesar 181, sedangakan dataran rendah memiliki
ketinggian minimal sebesar 0. Pada Pulau Jawa lebih cenderung banyak dataran
rendah daripada dataran tingginya.
Hasil slope dari data DEM SRTM Pulau Jawa dikelompokkan menjadi 9
kelas dengan warna yang beragam. Pada hasil slope di atas dapat diketahui bahwa
semakin rendah nilai derajat kemiringan atau presentase kemiringannya, maka
area itu semakin datar dan juga sebaliknya, semakin besar nilai derajat kemiringan
atau presentase kemiringannya, maka semakin curam area tersebut. Majority yang
digunakan yaitu 1. Majority berfungsi untuk memperhalus sudut-sudut tajam dari
sebuah poligon untuk meningkatkan nilai estetika maupun kualitas DEM. Dari
hasil pengaturan warna, dapat kita ketahui area mana yang mempunyai tingkat
kemiringan yang cukup tinggi.
Hasil slope dari data DEM SRTM Pulau Jawa lebih memerlukan data
kelerengan dalam kelas-kelas tertentu dibandingkan nilai riil kelerengan, agar
kelas lereng yang dihasilkan tidak pecahan. Pada gambar di atas nilai slope
dikelompokkan menjadi 6 kelas. Pulau Jawa didominasi oleh kelas pertama, yaitu
daerah yang relatif datar atau daerah yang mempunyai kemiringan lereng paling
rendah.
Hasil slope dari data DEM SRTM Pulau Jawa masih memerlukan
generalisasi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya poligon kecil yang dapat
mengurangi kejelasan informasi nilai kelas lereng.
Hasil 3D dari pengolahan data DEM SRTM Pulau Jawa dapat memberi
gambaran analisis cut and fill seperti pada gambar di atas. Pada analisis cut and
fill data memerlukan dua data raster yang berbeda, pada kali ini mencoba
menggunakan raster DEM yang telah dimozaic dan menggunakan data raster
hillshade diperoleh analisis volume pada 226080 poligon kecil yang tersebar di
Pulau Jawa. Terdapat volume yang bernilai positif dan volume yang bernilai
negatif. Volume bernilai positif menunjukkan jumlah volume yang perlu digali
atau dicut, jika volume bernilai negatif menunjukkan jumlah volume yang perlu
diurug atau difill.
BAB VI PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
1. DEM adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk
permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik
koordinat hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang
mendefinisikan permukaan tersebut menggunakan himpunan koordinat.
2. Jenis DEM yang mudah didapat dan tidak berbayar, yaitu DEM SRTM
dan DEM ASTER GDEM. DEM SRTM mempunyai dua level, yaitu
level 1 dan level 3, dimana level 1 tersedia hanya untuk wilayah Amerika
Serikat saja, dan untuk wilayah Indonesia terdapat pada level 3. Pada
level 3 ini, DEM SRTM mempunyai ketelitan sebesar 90 meter (3 arc
second). DEM ASTER GDEM mempunyai ketelitian 1.5 arc second atau
sebesar 45 meter (bahkan ada yang sampai ketelitian mencapai 30 meter)
dan meng-cover hampir 99% dari luas permukaan bumi.
3. Sumber data DEM, yaitu;
a. FU stereo-Photogrammetric techiques
b. Citra satelit stereo-Stereo pairs technique
c. Data pengukuran lapangan: GPS, Theodolith, EDM, Total Station,
Echosounder-Interpolation technique
d. Peta topografi-Interpolation technique
e. Radar-Radar technique
f. Lidar-Laser scanner technique
4. Macam-macam hasil dari turunan DEM, diantaranya yaitu:
a. Tampilan 3 Dimensi
b. Kontur
c. Kelas Elevasi
d. Profil
e. Efek bayangan (hillshading)
f. Kemiringan lereng (slope)
g. Cut/fill
h. Analisis Volumetrik
VI.2 Saran
Saran Kami pada saat melakukan proses turunan DEM yaitu diperlukan
ketelitiaan dan manajemen project yang rapi agar hasilnya sesuai yang diinginkan.
Dan juga memahami dari setiap langkah yang dikerjakan agar mengerti apa yang
sedang dikerjakan dan juga mengerti juga fungsi dari tool-tool yang ada untuk
menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA