Spo MFK k3RS
Spo MFK k3RS
Spo MFK k3RS
01 1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 1/3
Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
01 2/3
Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 3/3
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
4. Melakukan pengontrolan terhadap seluruh area rumah
sakit terutama memeriksa tempat-tempat beresiko dan
berbahaya.
C. Perawat
1. Menghubungi teknisi untuk mengetahui penyebab
padamnya listrik dan perkiraan lamanya pemadaman.
2. Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga pasien
tentang pemadaman listrik.
3. Menjaga suasana ruang perawatan untuk tetap tenang.
4. Meningkatkan kewaspadaan.
5. Memeriksa semua sarana dan peralatan terutama yang
sedang digunakan pasien jika mengalami gangguan
segera laporkan pada Teknisi.
D. Petugas yang lain
1. Meningkatkan kewaspadaan.
2. Menjaga suasana ruang tempatnya bertugas untuk tetap
tenang.
3. Memeriksa semua sarana dan peralatan di ruang masing-
masing, apakah mengalami gangguan dan segera
melaporkan pada teknisi.
UNIT TERKAIT Teknisi
RENOVASI / PEMBANGUNAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
01 1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
PENGERTIAN 1. Renovasi adalah pembangunan ulang atau pembetulan/perbaikan
yang sesuai dibutuhkan
2. Bangunan adalah sarana, prasarana atau infrastruktur dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun
peradabannya seperti halnya jembatan dan kontruksinya serta
rancangannya
3. Renovasi bangunan adalah pembangunan ulang atau pembetulan
sarana, prasarana atau infrastruktur
TUJUAN Memberikan arah dan sasaran dalam menciptakan kenyamanan,
keselamatan serta melindungi bagi pasien, keluarga,petugas dan
pengunjung dari debu,kebisingan dan pencemaran air bersih dari
dampak bangunan yang sedang dilaksanakan di lingkungan rumah sakit
sesuai persyaratan yang berlaku.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Melibatkan Tim PPI Rumah sakit, K3RS dan Unit Kesling dalam
perencanaan untuk renovasi bangunan rumah sakit dari tahap
perencanaan, proses hingga selesai, sesuai standar K3RS dan PPI
2. Sebelum pelaksanaan renovasi, pembangunan dan pembongkaran
bangunan, pihak pelaksana proyek harus menutup area/lokasi kerja
dan memasang informasi bahwa area/lokasi sedang ada kegiatan
renovasi, pembangunan dan pembongkaran seperti contoh “Mohon
maaf mengganggu kenyamanan anda, sedang ada renovasi”
RENOVASI / PEMBANGUNAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
01 2/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
PROSEDUR 3. Kegiatan renovasi yang menimbulkan suara/kebisingan harus
dilakukan pada pukul 08.00 – 17.00 bagi seluruh area di lingkungan
RS Citama. Kegiatan yang tidak menimbulkan kebisingan dilakukan
pada pukul 20.00 – 05.00, kegiatan lembur atas persetujuan user dan
diketahui oleh Ka unit teknisi
4. Kegiatan renovasi yang menimbulkan asap/debu area atau lokasi
tersebut harus di tutup dengan terpal/triplek agar debu tidak
beterbangan bebas serta untuk membatasi lalu lalang pasien,
keluarga, petugas dan pengunjung RS Citama
5. Mengganggu Kegiatan renovasi di ruang operasi maka ruang operasi
tersebut tidak boleh dilakukan untuk kegiatan operasi atau kegiatan
operasi dilakukan di ruang operasi lain
6. Kegiatan renovasi di ruang perawatan pasien maka ruang perawatan
pasien tersebut harus dikosongkan atau pasien dipindahkan ke ruang
perawatan lain
7. Selama kegiatan proses renovasi/pembangunan pelaksana proyek
wajib mengenakan APD sesuai K3
8. Selama dalam proses renovasi/pembangunan, Tim Pengawas Proyek
(Ka unit Tehnik), Komite PPIRS dan Ka unit Kesling melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai kesepakatan
bersama.
UNIT TERKAIT K3RS, tim PPI RS, Teknisi
LEMBAR LAPORAN KASUS KECELAKAAN DAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
PELAPORAN
NOMOR :
TANGGAL :
NAMA PELAPOR :
UNIT :
KASUS KEJADIAN
HARI / TANGGAL :
WAKTU :
URAIAN KASUS
1. JENIS KASUS :
2. NAMA PENDERITA :
3. KRONOLOGIS KEJADIAN :
TINDAKAN PENANGGULANGAN :
FAKTOR PENYEBAB :
□ MANUSIA :
□ CARA KERJA :
□ ALAT / MESIN :
□ LINGKUNGAN :
( ……………………………. ) ( ……………………………….. )
PENGGUNAAN TANDU DAN PAPAN SELASAR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
KERACUNAN MAKANAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
01 1/2
01 1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
PENGERTIAN Keracunan bahan kimia adalah resiko bahaya yang disebabkan oleh
terpaparnya bahan kimia ke dalam tubuh yang menyebabkan keracunan.
TUJUAN 1. Untuk pencegahan keracunan dari bahan makanan yang beracun.
2. Untuk penanganan Disasterplan Keracunan bahan makanan
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Siapkan personil tim tanggap darurat bencana sesuai dengan tingkat
siaga (siaga I, siaga II dan siaga III).
2. Lapor ketua tim tanggap darurat bencana untuk memilih dan
menentukan tingkat siaga, mengkoordinir semua tim tanggap darurat
bencana yang bertugas menanggulangi bencana keracunan bahan
makanan
3. Bila dinyatakan siaga maka :
a. Mengkoordinasikan Tim Triage (dr. Jaga IGD, dr. Spesialis) untuk
memberikan perawatan.
b. Koordinasi Tim pengamanan untuk siaga.
c. Mengerahkan tenaga perawat sesuai keperluan.
d. Koordinasi tim Logistik (gudang obat) untuk persediaan obat-
obatan dan alat kesehatan sesuai kebutuhan/permintaan.
e. Koordinasi tim Transportasi ambulance dan 118 sesuai
kebutuhan.
4. Perencanaan SDM :
a. Siaga I : jumlah korban 5 orang, tenaga dokter dan perawat
masih dapat dipenuhi oleh tenaga yang sedang bertugas
b. Siaga II : jumlah korban 6-10 orang, diperlukan tenaga perawat
tambahan dari ruangan lain sesuai kebutuhan, diperlukan
tambahan dokter umum dari ruangan lain.
01 1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
c. Siaga III : jumlah korban > 10 orang, diperlukan bantuan tenaga
dari unit pelayanan lain dan perawat yang tidak bertugas,
diperlukan tambahan bantuan dokter umum lain.
5. Buat pencatatan dan pelaporan
UNIT TERKAIT Seluruh unit terkait
PENJADWALAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
01 1/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
PENGERTIAN Penjadwalan dan pembiayaan kalibrasi alat kesehatan adalah jadwal
yang dibuat untuk mengkalibrasi alat kesehatan agar alat kesehatan
bersangkutan sesuai dengan fungsi Standarisasi Departemen kesehatan
beserta biaya yang harus di keluarkan sehubungan dengan kalibrasi alat
kesehatan.
TUJUAN 1. Meningkatkan keakuratan dan mutu hasil pemeriksaan
2. Mengoptimalkan masa pakai peralatan kesehatan yang dipergunakan
3. Tercapainya kinerja efektif, efiesien dan cepat dalam penjadwalan
kalibrasi alat kesehatan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pelaksanaan kalibrasi alat kesehatan di RS dilakukan oleh petugas
teknik alat kesehatan pihak rekanan didampingi teknisi Elektromedik
RS Citama sesuai jadwal yang telah dibuat.
2. Jenis kalibrasi alat kesehatan Meliputi :
No Nama alat Periode kalibrasi
1 X-ray Unit 1 X Per tahun
2 ESU 1 X Per tahun
3 Mesin Anastesi 1 X Per tahun
4 Suction Pump 1 X Per tahun
5 Ventilator 1 X Per tahun
6 Defibrator 1 X Per tahun
7 ECG 1 X Per tahun
8 Infus Pump 1 X Per tahun
9 Syringe Pump 1 X Per tahun
10 USG 1 X Per tahun
11 Lampu OK 1 X Per tahun
12 Patient Monitor 1 X Per tahun
PENJADWALAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
01 2/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
13 Infant Warmer 1 X Per tahun
14 Plus Oxymetri 1 X Per tahun
15 Nebulizer 1 X Per tahun
16 Infra Red 1 X Per tahun
17 Ultrasound 1 X Per tahun
18 Electro Stimulator Theraphy 1 X Per tahun
19 Microwave Diatermi 1 X Per tahun
20 Shortwave Diatermi 1 X Per tahun
21 Centrifuge 1 X Per tahun
22 Mikroskop 1 X Per tahun
23 Mikropipet 1 X Per tahun
24 Makropipet 1 X Per tahun
25 Rotator 1 X Per tahun
26 Timbangan SMIC + Tinggi badan 1 X Per tahun
27 Inkubator 1 X Per tahun
28 Doppler 1 X Per tahun
29 Phototheraphy 1 X Per tahun
01 2/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
PENGERTIAN Bahaya gempa bumi adalah resiko bahaya yang ditimbulkan dari suatu
kejadian alam sehingga menyebabkan bahaya gempa bumi.
TUJUAN Untuk pengendalian bahaya gempa bumi.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Siapkan personil tim tanggap darurat bencana
2. Amankan lokasi kejadian
3. Lapor ke satgas / direktur Rumah Sakit
4. Lakukan evakuasi pasien oleh tim Evakuasi pasien melewati jalur
evakuasi yang telah ditentukan.
5. Lakukan evakuasi dokumen oleh tim Evakuasi Dokumen melewati
jalur evakuasi sesuai prosedur standar (jangan melewati lift)
6. Lakukan Triase pasien oleh tim Triase sesuai prosedur.
7. Apabila pasien perlu perawatan bedah, segera bawa ke ruang
bedah/OK (sesuai kategori Disasterplan)
8. Apabila perawatan Intensif segera dibawa ke ruang HCU (sesuai
kategori Disasterplan) atau di rujuk jika perlu perawatan yang lebih
lengkap (ICU)
9. Apabila pasien perlu perawatan lanjutan dan kondisi rumah sakit tidak
memungkinkan, pasien segera dirujuk ke rumah sakit
terdekat/rujukan.
10. Koordinasi dengan Dinas terkait (Polres, Kodim, Koramil)
11. Amankan lokasi kejadian, jalur evakuasi, jalur lalu lintas kendaraan,
Posko.
12. Buat pencatatan dan pelaporan ke Direktur maksimal 1 x 24 jam.
UNIT TERKAIT Seluruh unit terkait, tim P2K3 RS
01 2/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
PENGERTIAN Evakuasi pasien adalah kegiatan mengevakuasi/ memindahkan/
mengamankan pasien dari lokasi kejadian bencana ke lokasi TRIAGE/
aman/ posko guna memperoleh pertolongan/perawatan lanjut di ruang
OK.
TUJUAN 1. Mengamankan/memindahkan pasien ke tempat yang lebih aman
2. Memberi pertolongan pertama di tempat yang aman.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Petugas adalah perawat di masing-masing instalasi lantai, staf di
masing-masing urusan/instalasi.
2. Siapkan semua personil evakuasi di masing-masing instalasi.
3. Siapkan semua peralatan dan perlengkapan pasien, seperti : tandu,
matras, O₂ transfer, isoet, dll
4. Evakuasi pasien menggunakan tangga darurat/jalur evakuasi.
5. Evakuasi pasien sesuai kondisi pasien :
a. Pasien berjalan : dipapah oleh 2 orang.
b. Pasien ibu hamil : menggunakan matras diangkat oleh 4
orang.
c. Pasien HCU : menggunakan tandu dan O₂ transfer diangkat
oleh 4 orang (tandu) dan 1 orang membawa O₂ transfer.
d. Pasien perina : menggunakan isolet dan O₂ transfer diangkat
dengan 3 orang, 2 orang isolet, 1 orang O₂ transfer.
6. Dahulukan pasien dengan kondisi dari yang parah kemudian kondisi
ringan sesuai label.
7. Evakuasi pasien menuju lokasi TRIASE/posko untuk memperoleh
perawatan lebih lanjut.
8. Pastikan pasien seluruh instalasi sduah dievakuasi semua dan sudah
mendapat perawatan lanjutan di IGD/TRIASE
a. Golongan I : pasien tidak perlu pertolongan cepat diberi pita
01 2/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
a. warna hijau.
b. Golongan II : tidak gawat perlu pertolongan segera diberi pita
warna kuning.
c. Golongan III : gawat ada ancaman kematian diberi pita warna
merah.
d. Golongan IV : pasien meninggal diberi pita warna hitam.
Pastikan semua pasien sudah mendapat perawatan/TRIASE
BAHAYA KEBAKARAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
01 1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
PENGERTIAN Bahaya kebakaran adalah resiko bahaya yang ditimbulkan dari sesuatu
sehingga menyebabkan bahaya kebakaran.
TUJUAN Memberikan pertolongan kepada pasien atau korban
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Siapkan personil tim tanggap darurat bencana.
2. Amankan lokasi kejadian, cek oleh tim Pemadam Api apakah api
dapat dipadamkan.
3. Lapor ke koordinator/Direktur.
4. Lakukan pemadaman api sesuai dengan prosedur apabila api
masih kecil dan dapat dipadamkan.
5. Koordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Tangerang,
bila api semakin besar dan tidak dapat dipadamkan.
6. Lakukan evakuasi pasien oleh tim Evakuasi pasien melewati
tangga darurat sesuai prosedur evakuasi.
7. Lakukan evakuasi dokumen oleh tim Evakuasi Dokumen melewati
tangga darurat sesuai prosedur standar (jangan melewati lift)
8. Lakukan Triase pasien oleh tim triase sesuai prosedur.
9. Apabila pasien perlu perawatan bedah, segera bawa ke ruang
bedah/OK (sesuai kategori Disasterplan)
10. Apabila pasien perlu perawatan lanjutan dan kondisi rumah sakit
tidak memungkinkan, pasien segera dirujuk ke rumah sakit
terdekat/rujukan.
11. Amankan lokasi kejadian, jalur evakuasi, jalur lalu lintas
kendaraan, Posko.
12. Buat pencatatan dan pelaporan ke Direktur maksimal 1 x 24 jam
UNIT TERKAIT P2K3 RS, Seluruh unit terkait
01 1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
01 1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS
PENGERTIAN Gas elpiji digunakan sebagai bahan bakar untuk digunakan di unit Gizi.
Pengelolaannya berupa tata cara pengadaan, distribusi, pengontrolan
dan lain-lain.
TUJUAN 1. Tersedianya kesediannya gas elpiji dalam jumlah dan kualitas yang
cukup.
2. Terciptanya kinerja efektif dan efisien.
3. Menghindari adanya kecelakaan kerja akibat gas elpiji.
KEBIJAKAN
PROSEDUR A. Pengadaan dan Pengontrolan
Pj Kegiatan
Waktu Keterangan
Pengontrolan Pengadaan
07.00-15.00 Teknisi Teknisi Jika teknisi
(Hari Kerja)
berhalangan (libur,
cuti, sakit, dsb)
digantikan oleh teknisi
pengganti dan
dilakukan dengan
persetujuan Ka.Div
RTM)
15.00-21.00 Teknisi shift Teknisi shift Persetujuan Kepala
(Hari Kerja)
sore sore Jaga
1. Pemesanan gas elpiji dengan ketentuan apabila tabung
terpasang sudah kosong dan kran distribusi dipindahkan pada
tabung cadangan.
2. Pemesanan sebanyak 5 tabung dan dipasang pada jalur
cadangan dengan posisi siap pakai.
3. Pengisian label dilakukan pada waktu pemasangan tabung yang
berisi :
Tanggal :
Jam :
Volume tabung :……..Kg
Kondisi tabung :
4. Selalu diupayakan agar pemesanan dan penerimaan barang
dilakukan pada jam kerja.
B. Penempatan
Distribusi
5 tabung terpasang
Elektrik Selenoid 220 5 tabung terpasang
volt
UNIT TERKAIT K3 RS, IPSRS
PENGELOLAAN GAS MEDIS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
055/SPO/K3RS/RSSAK/III/201 01 1/2
5
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur
PENGERTIAN Gas medis adalah semua gas yang digunakan di rumah sakit untuk
keperluan medis seperti O₂(Oksigen), N₂O(Natrium dioksida) dan
Udara tekan. pengelolaanya berupa tata cara pengadaan, distribusi,
pengontrolan dan lain-lain.
TUJUAN 1. Terjaganya kesediaan gas medis dalam jumlah dan kualitas yang
cukup.
2. Tercipta kinerja efektif dan efisien
3. Menghindari adanya kecelakaan kerja akibat gas medis.
KEBIJAKAN 1. Peraturan Direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang
Pelayanan Rumah Sakit Sari Asih Karawaci.
2. Peraturan direktur nomor 021/PER/DIR/RSSAK/I/2015 tentang
Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PROSEDUR A. Pengadaan dan Pengontrolan
1. Penanggung jawab pengelolaan Gas Medis pada jam kerja (pukul
08.00-16.00 WIB) adalah Teknisi Alkes. Jika Teknisi Alkes
berhalangan (libur, cuti, sakit, dsb) digantikan oleh teknisi
pengganti dan dilakukan dengan persetujuan Manajer Rumga.
2. Penanggung jawab pengelolaan Gas Medis pada jam kerja (pukul
16.00-21.00 WIB) adalah teknisi dinas sore.
3. Penanggung jawab pengelolaan Gas Medis pada jam kerja (pukul
21.00-08.00 WIB) adalah security malam yang bertugas saat itu.
4. Penanggung jawab pengelolaan Gas Medis pada hari libur (pukul
07.00-19.00 WIB) adalah security pagi yang bertugas saat itu.
5. Penanggung jawab pengelolaan Gas Medis pada hari libur (pukul
19.00-07.00 WIB) adalah security malam yang bertugas saat itu.
6. Pemesanan Gas Medis dibagi 3 yaitu tabung O₂ tabung Udara
Tekan (UT) dan N₂O
- Pemesanan O₂ tabung gas dilakukan pada stok minimal 5
tabung, dengan jumlah pemesanan maksimal 5 tabung
dengan dilakukan pelabelan status tabung (tabung isi) pada
setiap tabung yang baru diterima dari supplier.
- Pemesanan N₂O dilakukan pada saat indikator volume
tabung telah mencapai 50 kgf/cm³, jumlah pemesanan
sebanyak 1 (satu) tabung.
- Pemesanan O₂ tabung,kecil dilakukan sesuai kebutuhan
tabung kosong yang ada.
7. Selalu diupayakan agar pemesanan dan penerimaan barang
dilakukan pada jam kerja.
B. Penempatan
Lihat bagan.
WAKTU
08.00 12.00 20.00 00.00 04.00
JENIS
O₂ Tabung
N₂O
E. Distribusi.
1. O₂ Tabung Besar
O₂ Tabung Besar digunakan sebagai suplai O₂ BackUp dan
emergency
2. O₂ Tabung Kecil
O₂ Tabung Kecil digunakan diruang perawatan jika diperlukan
atau sebagai oksigen transport.
3. N₂O
N₂O didistribusikan khusus ke kamar operasi melalui pipa
distribusi.
4. Udara Tekan
UT Tabung Kecil digunakan diruang perawatan, OK, ICU jika
diperlukan atau sebagai Udara Tekan transport.
PEMADAMAN API
5 menit.