Materi KB
Materi KB
Materi KB
Berita Terkini
Materi kuliah
Tentang Okky
Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Manusia umumnya selalu merencanakan setiap apa yang ingin diperbuat,demikian
halnya dengan suatu keluarga yang ingin dibentuknya. Karena besarnya satu
keluarga membutuhkan biaya yang besar untuk kehidupan sehari-hari, pendidikan,
kesehatan dan sebagainya yang harus ditanggung oleh setiap kepala keluarga.
Pengertian keluarga berencana ada dua, yaitu pengertian secara umum dan
pengertian secara khusus. Pengertian Keluarga Berencana (KB) secara umum
adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut. Sedangkan pengertian khususnya, keluarga
berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan kontrasepsi atau
pencegahan terjadinya membuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani dari
laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan (Bagian Obstetri &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung).
a. Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya dipakai oleh akseptor
yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13% dan implant 4% atau jika
ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi
hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progestin atau campuran keduanya.
Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam menggunakan kontrasepsi
hormonal selain suntik, pil yang diminum dan implan/susuk yaitu kontrasepsi
hormonal dalam rahim (dimasukkan dalam IUD), transdermal patch (seperti koyo),
vaginal ring (kondom wanita), kontrasepsi emergensi (pil KB darurat setelah
berhubungan).
a. Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya dipakai oleh akseptor
yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13% dan implant 4% atau jika
ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi
hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progestin atau campuran keduanya.
Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam menggunakan kontrasepsi
hormonal selain suntik, pil yang diminum dan implan/susuk yaitu kontrasepsi
hormonal dalam rahim (dimasukkan dalam IUD), transdermal patch (seperti koyo),
vaginal ring (kondom wanita), kontrasepsi emergensi (pil KB darurat setelah
berhubungan).
AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral yajuga banyak digemari.
Beberapa alasannya adalah penggunaannya yang jangka panjang, tidak
mengganggu produksi ASI serta tidak memerlukan upaya tertentu untuk
mempertahankan AKDR ini bertahan di dalam rahim.
Vasektomi sebagai cara mantap kontrasepsi pria yang sangat efektif melindungi istri
dari kehamilan dengan tingkat kegagalan 0.1 per 100 perempuan dalam tahun
pertama. Vasektomi berarti pemotongan vas deferens (saluran tempat keluarnya
sperma dari testis). Mengakhiri kesuburan dan pilihan menjalani vasektomi harus
secara sukarela, bahagia dan sehat. Untuk menilai 3 syarat tersebut, maka setiap
calon akseptor vasektomi harus menjalani konseling dan seleksi kelayakan medik
pratindakan.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, andalan, Kondom, kondom wanita | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Kondom Posted by Alat Kontrasepsi Kondom mempunyai sejarah yang
unik di Inggris. Dokter Condom membuat alat yang dipergunakan untuk menghindari
kehamilan. Kondom dibuat pertama kali dari kulit, selanjutnya usus sehingga
pembuatan kondom mahal dan saat memakai kondom memerlukan perhatian
khusus. Karena dibuat dari kulit dan usus sering menimbulkan irtasi liang senggama.
Tebal kondom menyebabkan kurang nikmat saat dipakai.
Sebagian orang merasakan bahwa kondom mengurangi kepekaan. Jika penis tidak
segera dikeluarkan setelah ejakulasi, kondom dapat terlepas dan sperma di
dalamnya bisa mengalir masuk ke vagina. Faktor biaya yang mungkin pula
dipertimbangkan pula. Alat kontrsepsi penghalang pada wanita-diafragma dan
cervical cap merupakan dua metode kontrasepsi penghalang yang sering digunakan
pada wanita. Diafragma berupa tutup karet berbentuk piing kecil dengan kawat
pegas di sebelah bingkai sirkulernya. Ketika dipasang, bingkai diafragma akan
berada pada forniks vagina sehingga tutup karet tersebut menutupi serviks. Cervical
cap yang tidak begitu sering digunakan, memiliki bentuk seperti alat pelindung jari
dari logam yang dipakai ketika menjahit (thinble). Besar alat ini pas pada serviks.
Preparat spermisida biasanya dianjurkan unutk digunakan bersama-sama alat
kontrasepsi penghalang ini.
Kerugian pada metode alat kontrasepsi kondom untuk wanita ini adalah alanya tidak
selalu sesuai bagi setiap wanita, khsusunya jika terdapat pergeseran rahim atau
dinding vaginanya kendor. Demikian pula, setelah melahirkan atau bila terjadi
penurunan atau penambahan berat badan yang bermakna, ukuran alat tersebut
harus disesuaikan kembali sehingga diperlukan pengecekan setahun sekali.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, andalan, Kondom, kondom wanita | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Paling Aman Posted by Alat Kontrasepsi Setiap jenis alat kontrasepsi
ada efek sampingnya. Demikian juga dengan suntik KB 3 bulan yang biasanya berisi
hormon progesteron. Efek samping yang sering terjadi adalah peningkatan berat
badan, sakit kepala, mual dan perubahan mood. Berbeda dengan suntik 1 bulan,
suntik KB 3 bulan ini memang seringkali tidak menghasilkan siklus menstruasi yang
rutin. Atau dapat pula flek-flek saja di setiap bulannya seperti yang dialami
kebanyakan wanita pada umumnya. Oleh karenanya, flek berupa keluarnya darah
meski dalam jumlah yang sedikit masih terbilang wajar terjadi dan tidak perlu
dirisaukan.
Namun apabila terjadi perdarahan yang banyak dan panjang ketika menggunakan
alat kontrasepsi pada pil 3 bulan atau suntik KB, maka perlu dikonsultasikan kepada
dokter terkait atau bidan untuk mencari penyebabnya, apakah karena efek samping
KB dan perlu diganti, atau ada penyebab lain. Mintalah saran untuk penggunaan alat
kontrasepsi yang sekiranya cocok dengan Anda.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, andalan, Kondom, kondom wanita | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Untuk Ibu Menyusui Posted by Alat Kontrasepsi Semua alat
kontrasepsi tentu ada kekurangan disamping kegunaan yang sudah tidak diragukan.
Pada ibu menyusui dapat menggunakan kontrasepsi yang prinsipnya tidak
mengurangi jumlah ASI, terutama pada 6 bulan pertama di mana bayi belum
mendapat makanan tambahan selain ASI. Yang dapat dipakai bisa KB non hormonal
atau hormonal, misalnya pil KB dr golongan progesteron rendah, atau suntikan yang
hanya mengandung hormon progesteron yang disuntikan per 3 bulan.
Untuk ibu menyusui, pilihan kontrasepsi yang aman adalah kontrasepsi non
hormonal. Beberapa alat kontrasepsi ini bisa Anda pilih :
- Spermatisida, yaitu bahan kimia berbentuk cairan atau krim untuk membunuh
sperma.
- Operasi tubektomi, bagi yang memenuhi syarat dan indikasi. Yaitu dengan
mengikat tuba falopi agar sperma tidak dapat mencapai sel telur.
- Diafragma, yaitu sejenis alat dari bahan lateks lembut atau silikon yang
dimasukkan ke dalam serviks untuk membentengi serviks agar sperma tidak dapat
mencapai uterus. Jika Anda memilih kontrasepsi ini, hubungi dokter untuk mengukur
ulang diafragma yang akan digunakan karena ukuran dan bentuk leher rahim dapat
berubah pasca melahirkan. Diafragma dapat digunakan kembali 6 minggu setelah
melahirkan.
Semua kontrasepsi mempunyai angka keberhasilan yang tinggi, lebih dari 95%
sepanjang ibu menjaga kedisipilinan baik dalam mengkonsumsi atau memeriksakan
ke dokter untuk kontrol.
Perlu diingat bahwa pil KB dengan dosis rendah progesteron untuk ibu menyusui,
bekerja bersama-sama dalam mencegah dalam kehamilan. Jadi bila menyusui
sudah jarang, sebaiknya jangan digunakan lagi karena tidak akan memberi
perlindungan yang optimal.
Untuk mendapat pil KB, tentu pertama kali harus ke layanan kesehatan untuk dicek
ada tidaknya kontraindikasi dalam mengkonsumsinya. Biasanya pil KB utk
menyusui, akan terdapat tanda di blisternya berupa gambar payudara dan ada
beberapa jenis dipasaran.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi dalam
rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat kontrasepsi dalam rahim
atau IUD, alat kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi
suntik, alat kontrasepsi wanita, Diafragma, Pil KB | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Yang Aman Posted by Alat Kontrasepsi Merawat, mendidik, dan
membesarkan anak tidak mudah karena memerlukan kesiapan mental dan fisik
orang tua. Memberi jarak yang cukup antara anak pertama, kedua, dengan anak
berikutnya sangat penting. Untuk dapat mengatur waktu kehamilan, baik isteri
maupun suami perlu mepertimbangkan penggunaan suatu metode alat
kontrasepsi yang aman.
Pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya dilakukan segera setelah masa nifas habis.
Karena pada waktu tersebut ibu akan kembali memasuki masa subur yang
diperkirakan terjadi ovulasi (lepasnya sel telur matang dari folikel/kantung pada
indung telur). Jika pada masa subur Anda melakukan hubungan intim tanoa
kontrasepsi, mungkin saja terjadi kehamilan kembali. Oleh sebab itu, perlu memilih
alat kontrasepsi yang aman.
Sebelum memilih alat kontrasepsi yang aman dan yang diinginkan, diskusikan hal ini
dengan pasangan. Tentukan siapa yang akan menjalani metode alat kontrasepsi
yang aman. Saat ini pria pun dapat menjadi pengguna alat kontrasepsi secara aman
dan nyaman. Lakukan pula konsultasi dengan dokter kandungan. Riwayat
kesehatan Anda berdua dapat menjadi acuan memilih alat kontraspesi paling tepat.
Beberapa ibu yang mempunyai alergi tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi
tertentu.
Saat ini banyak sekali pilihan alat kontrasepsi. Yang sebaiknya dipertimbangkan
pertama kali adalah metode kontrasepsi non-hormonal atau tidak menggunakan
hormon sebagai bahan aktifnya. Jenis ini tidak akan menganggu proses laktasi bagi
ibu yang tengah menyusui bayi.
Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat
kontrasepsi dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi
hormonal, dan konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai
macam atau jenis alat kontrasepsi :
1. Kontrasepsi mekanik
Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi mekanik ini
bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma dengan sel telur yang
ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam kontrassepsi mekanik ini , ialah kondom
dan diafragma.
a. Kondom
Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika digunakan
harus direndam terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari bahan karet yang
tipis dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong. Pada dasarnya fungsi kondom
hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan
kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan hingga 90 %. Bahkan
penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif apabila
disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali ditemukan
pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan
terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100
pasangan suami-istri yang menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita
yang terjadi kehamilan.
Kondom mudah didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan resep
dokter. Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin
seksual.
b. Diafragma
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai alat
kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak variasi. Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang terbuat dari plastik
seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk seperti angka 7 (tujuh/
Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang berbentuk seperti sepatu
kuda (Multiload).
Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling sering
digunakan adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi tersebut
dipilih karena kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni Nova T
yang memiliki keunggulan karena lebih lembut.
Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh dokter
ahli atau bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah
kehamilan dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim.
AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat
dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.
Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
rahim ini harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2 minggu sekali, 3 bulan sekal,
6 bulan sekali atau 1 tahun sekali setelah pemasangan alat konrasepsi ini.
Penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih tanpa adanya bahan aktif Copper dapat
digunakan hingga menjelang menopause, namun apabila penggunaan alat
kontrasepsi yang mengandung bahan aktif Copper 3-4 tahun harus diganti.
Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks vagina,
pendarahan, keputihan yang disebabkan dari benang pada alat kontrasepsi yang
digunakan. Disarankan apabila terdapat infeksi genetalia atau pendarahan yang
tidak jelas sebaiknya jangan menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Namun
keuntungan dari alat kontrasepsi jenis ini adalah dapat digunakan dalam jangka
waktu yang cukup lama dan tidak mempengaruhi produksi ASI bagi ibu atau wanita
yang sedang dalam menyusui balita.
d. Spermisida
Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini.
Kontrasepsi jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan hubungan seksual,
alat ini dimasukkan ke dalam vagina, dan tunggu sekitar 5-10 menit pemasangan,
hubungan sekual baru dapat dilakukan. Keefektifan alat kontrasepsi ini dinilai efektif
apabila dikombinasikan dengan alat lain seperti kondom atau diafragma.
Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan. untuk alat
kontrasepsi jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam setahun, ada 3 wanita
yang haml, bahkan ada beberapa kasus yang terjadi karena salah pemasangan atau
pemakaiannya, dapat terjadi kehamilan sampai 30 kehamilan.
2. Kontrasepsi Hormonal
Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon estorgen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan
atau susuk.
Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak
digunakan para wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di
Indonesia, banyak wanita yang menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai alat
kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB memiliki berbagai macam, ada pil yang hanya
mengandung hormon progesteron, adapula yang mengandung kombinasi antara
progesteron dan estrogen.
Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan sistem
kalender laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan sistem kalender
ini mereka para wanita dapat mengetahui batasan waktu dalam mengkonsumsi pil
KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara yakni
- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-menerus
tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)
Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi
ini, mengalami siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita
mengkonsumsi pil KB dengan efek estorgen yang tinggi akan mengalami menstruasi
kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan menggunakan pil KB dengan kadar estrogen
yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari 6 hari.
Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita
mudah tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri
kepala, darah menstruasi yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang
berkolaborasi progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang,
kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi kering.
Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama
akan menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa mual
sampai muntah, pusing, mudah lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti flek hitam
sampai mempengaruhi fungsi organ ginjal dan hati. Pil KB yang mengandung
estrogen dapat mengganggu produksi ASI.
Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus sebagai obat
untuk mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri
haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98
persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
b. Suntikan
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
c. Susuk
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut
sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan
kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik
(plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti
kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif
yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara
menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon).
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa
terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami
menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan
payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk
yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena pemasangan susuk yang
terlalau dalam.
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah
anak yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi
pemotongan atau memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi
begitu pula dengan wanita memutuskan atau memotong saluran sel telur yang
disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi kehamilan kembali atau tidak
akan memiliki keturunan.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat
kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi
spiral, alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang
aman, alat kontrasepsi yang paling aman, Diafragma, Kondom, Kontrasepsi
Hormonal, Kontrasepsi mekanik, Pil atau Tablet KB, Spermisida, Suntikan KB
| Leave a comment Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Posted by Alat Kontrasepsi
Keluarga yang berkualiatas adalah keluaraga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri
dan memiliki jumlah anak yang cukup ideal dan lain sebagainya. Terkadang ada
beberapa pasangan yang mengeluhkan adanya banyak anak karena seorang wanita
atau istri tidak melakukan KB (keluarga Berencana). Program BKKBN telah
digalakkan untuk menekan jumlah angka kelahiran yang semakin bertambah setiap
tahunnya, berbagai penyuluhan pun dilakukan untuk memiliki jumlah anak yang
disesuaikan dengan kemampuan diri dan faktor ekonomi.
Kini banyak wanita telah melakukan KB dengan menggunakan alat kontrasepsi yang
dinilai aman dan ideal untuk digunakan. Salah satunya adalah IUD atau yang lebih
dikenal alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Berikut ini penjelasan singkat mengenai alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
berupa keuntungan, kekurangan dari AKDR atau IUD, yakni :
- IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dinilai cukup efektif, reversibel
dan berjangka panjang dapat bertahan hingga 10 tahun
- Dilakukan oleh dokter ahli dibidangnya dalam hal pemasangan dan pengeluaran
atau pencabutan kembali.
- AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia produktfi. Akan
tetapi, tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang terjangkit infeksi menular
pada organ kewanitaannya.
- IUD dapat memperlambat kemampuan sel sperma pria untuk menembus masuk ke
tuba fallopi atau oviduk atau buluh rahim.
- Fungsi utama AKDR atau IUD ini adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur
agar tidak terjadi pembuahan. Meskipun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam organ intim wanita dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (pembuahan).
Keuntungan yang didapat dengan menggunakan IUD atau AKDR sebagai alat
kontrasepsi pilihan :
1. AKDR dinilai cukup memiliki ke-efektivan dalam mencegah atau menggagalkan
kehamilan sekitar 0,6-0,8 dari 100 wanita dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125 – 170 kehamilan).
3. Bertahan dalam waktu yang cukup lama kira-kira 10 tahun perlindungan dari CuT-
380A dan tidak perlu diganti.
5. Tidak menimbulkan efek samping pada fungsi hormonal seksual dengan CuT-
380A.
7. AKDR atau IUD, dapat dipasang segera sesudah melahirkan atau abortus
(apabila tidak terjadi infeksi).
8. AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh wanita hingga masa meopause tiba.
Kekurangan atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi dari
kontrasepsi IUD :
2. Setelah pemasangan akan merasa sakit yang juga dapat disertai kejang selama
3-5 hari.
3. Jika sedang menstruasi, seperti terjadi pendarahan yang cukup berat yang dapat
disertai dengan anemia atau kekurangan darah.
4. Terjadi perforasi pada dinding uterus (namun sangat jarang terjadi, apabila terjadi
biasanya disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar).
5. AKDR atau IUD ini tidak dapat mencegah dari penyakit seksual yang menular
seperti HIV/AIDS.
6. AKDR atau IUD ini tidak disarankan digunakan pada wanita yang kerap kali
berganti pasangan dan terjangkit penyakit seksual yang menular akibat infeksi.
7. Terjadi peradangan pada panggul yang terjadi usai wanita yang terinfeksi penyakit
seksual menular tetap menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, sehingga dapat
memicu infertilitas.
8. Akan mengalami sedikit rasad nyeri dan oendarahan (spotting) usai pemasangan
AKDR. Namun dapat menghilang dalam 1-2 hari.
9. Pemasangan dan pencabutan AKDR atau IUD ini hanya dapat dilakukan oleh
dokter ahli atau bidan yang terlatih.
10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, biasnaya terjadi apabila akdr
dipasang usai melahirkan.
11. Tidak dapat mencegah kehamilan ektopik karena fungsinya hanya untuk
mencegah kehamilan normal.
12. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk
memeriksa posisi dari benang AKDR dari waktu ke waktu atau setiap 1 bulan sekali.
Selain keuntungan dan kekurangan dari pengunaan AKDR atau IUD ( Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim ). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya boleh
digunakan oleh :
AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral yajuga banyak digemari.
Beberapa alasannya adalah penggunaannya yang jangka panjang, tidak
mengganggu produksi ASI serta tidak memerlukan upaya tertentu untuk
mempertahankan AKDR ini bertahan di dalam rahim.
Vasektomi sebagai cara mantap kontrasepsi pria yang sangat efektif melindungi istri
dari kehamilan dengan tingkat kegagalan 0.1 per 100 perempuan dalam tahun
pertama. Vasektomi berarti pemotongan vas deferens (saluran tempat keluarnya
sperma dari testis). Mengakhiri kesuburan dan pilihan menjalani vasektomi harus
secara sukarela, bahagia dan sehat. Untuk menilai 3 syarat tersebut, maka setiap
calon akseptor vasektomi harus menjalani konseling dan seleksi kelayakan medik
pratindakan.
Sebagian orang merasakan bahwa kondom mengurangi kepekaan. Jika penis tidak
segera dikeluarkan setelah ejakulasi, kondom dapat terlepas dan sperma di
dalamnya bisa mengalir masuk ke vagina. Faktor biaya yang mungkin pula
dipertimbangkan pula. Alat kontrsepsi penghalang pada wanita-diafragma dan
cervical cap merupakan dua metode kontrasepsi penghalang yang sering digunakan
pada wanita. Diafragma berupa tutup karet berbentuk piing kecil dengan kawat
pegas di sebelah bingkai sirkulernya. Ketika dipasang, bingkai diafragma akan
berada pada forniks vagina sehingga tutup karet tersebut menutupi serviks. Cervical
cap yang tidak begitu sering digunakan, memiliki bentuk seperti alat pelindung jari
dari logam yang dipakai ketika menjahit (thinble). Besar alat ini pas pada serviks.
Preparat spermisida biasanya dianjurkan unutk digunakan bersama-sama alat
kontrasepsi penghalang ini.
Kerugian pada metode alat kontrasepsi kondom untuk wanita ini adalah alanya tidak
selalu sesuai bagi setiap wanita, khsusunya jika terdapat pergeseran rahim atau
dinding vaginanya kendor. Demikian pula, setelah melahirkan atau bila terjadi
penurunan atau penambahan berat badan yang bermakna, ukuran alat tersebut
harus disesuaikan kembali sehingga diperlukan pengecekan setahun sekali.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, andalan, Kondom, kondom wanita | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Paling Aman Posted by Alat Kontrasepsi Setiap jenis alat kontrasepsi
ada efek sampingnya. Demikian juga dengan suntik KB 3 bulan yang biasanya berisi
hormon progesteron. Efek samping yang sering terjadi adalah peningkatan berat
badan, sakit kepala, mual dan perubahan mood. Berbeda dengan suntik 1 bulan,
suntik KB 3 bulan ini memang seringkali tidak menghasilkan siklus menstruasi yang
rutin. Atau dapat pula flek-flek saja di setiap bulannya seperti yang dialami
kebanyakan wanita pada umumnya. Oleh karenanya, flek berupa keluarnya darah
meski dalam jumlah yang sedikit masih terbilang wajar terjadi dan tidak perlu
dirisaukan.
Namun apabila terjadi perdarahan yang banyak dan panjang ketika menggunakan
alat kontrasepsi pada pil 3 bulan atau suntik KB, maka perlu dikonsultasikan kepada
dokter terkait atau bidan untuk mencari penyebabnya, apakah karena efek samping
KB dan perlu diganti, atau ada penyebab lain. Mintalah saran untuk penggunaan alat
kontrasepsi yang sekiranya cocok dengan Anda.
Untuk ibu menyusui, pilihan kontrasepsi yang aman adalah kontrasepsi non
hormonal. Beberapa alat kontrasepsi ini bisa Anda pilih :
- Spermatisida, yaitu bahan kimia berbentuk cairan atau krim untuk membunuh
sperma.
- Operasi tubektomi, bagi yang memenuhi syarat dan indikasi. Yaitu dengan
mengikat tuba falopi agar sperma tidak dapat mencapai sel telur.
- Diafragma, yaitu sejenis alat dari bahan lateks lembut atau silikon yang
dimasukkan ke dalam serviks untuk membentengi serviks agar sperma tidak dapat
mencapai uterus. Jika Anda memilih kontrasepsi ini, hubungi dokter untuk mengukur
ulang diafragma yang akan digunakan karena ukuran dan bentuk leher rahim dapat
berubah pasca melahirkan. Diafragma dapat digunakan kembali 6 minggu setelah
melahirkan.
Semua kontrasepsi mempunyai angka keberhasilan yang tinggi, lebih dari 95%
sepanjang ibu menjaga kedisipilinan baik dalam mengkonsumsi atau memeriksakan
ke dokter untuk kontrol.
Perlu diingat bahwa pil KB dengan dosis rendah progesteron untuk ibu menyusui,
bekerja bersama-sama dalam mencegah dalam kehamilan. Jadi bila menyusui
sudah jarang, sebaiknya jangan digunakan lagi karena tidak akan memberi
perlindungan yang optimal.
Untuk mendapat pil KB, tentu pertama kali harus ke layanan kesehatan untuk dicek
ada tidaknya kontraindikasi dalam mengkonsumsinya. Biasanya pil KB utk
menyusui, akan terdapat tanda di blisternya berupa gambar payudara dan ada
beberapa jenis dipasaran.
Pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya dilakukan segera setelah masa nifas habis.
Karena pada waktu tersebut ibu akan kembali memasuki masa subur yang
diperkirakan terjadi ovulasi (lepasnya sel telur matang dari folikel/kantung pada
indung telur). Jika pada masa subur Anda melakukan hubungan intim tanoa
kontrasepsi, mungkin saja terjadi kehamilan kembali. Oleh sebab itu, perlu memilih
alat kontrasepsi yang aman.
Sebelum memilih alat kontrasepsi yang aman dan yang diinginkan, diskusikan hal ini
dengan pasangan. Tentukan siapa yang akan menjalani metode alat kontrasepsi
yang aman. Saat ini pria pun dapat menjadi pengguna alat kontrasepsi secara aman
dan nyaman. Lakukan pula konsultasi dengan dokter kandungan. Riwayat
kesehatan Anda berdua dapat menjadi acuan memilih alat kontraspesi paling tepat.
Beberapa ibu yang mempunyai alergi tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi
tertentu.
Saat ini banyak sekali pilihan alat kontrasepsi. Yang sebaiknya dipertimbangkan
pertama kali adalah metode kontrasepsi non-hormonal atau tidak menggunakan
hormon sebagai bahan aktifnya. Jenis ini tidak akan menganggu proses laktasi bagi
ibu yang tengah menyusui bayi.
Hampir semua pasangan suami -istri memerlukan perencanaan yang matang dari
kehamilan guna untuk membatasi jumlah anak dan menekan angka kelahiran yang
semakin bertambah. Banyak para pasangan suami-istri melakukan program
keluarga berencana yang memang diharuskan. Alasan penggunaan alat kontrasepsi
bagi para pasangan suami-istri untuk menunda kehamilan, memberi jarak antara
anak pertama dengan anak kedua sampai pada tujuan yang mungkin bagi pasangan
suami-istri yang telah dikarunia banyak anak dengan menghentikan kehamilan.
Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat
kontrasepsi dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi
hormonal, dan konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai
macam atau jenis alat kontrasepsi :
1. Kontrasepsi mekanik
Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi mekanik ini
bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma dengan sel telur yang
ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam kontrassepsi mekanik ini , ialah kondom
dan diafragma.
a. Kondom
Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika digunakan
harus direndam terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari bahan karet yang
tipis dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong. Pada dasarnya fungsi kondom
hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan
kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan hingga 90 %. Bahkan
penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif apabila
disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali ditemukan
pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan
terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100
pasangan suami-istri yang menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita
yang terjadi kehamilan.
Kondom mudah didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan resep
dokter. Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin
seksual.
b. Diafragma
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai alat
kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak variasi. Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang terbuat dari plastik
seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk seperti angka 7 (tujuh/
Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang berbentuk seperti sepatu
kuda (Multiload).
Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling sering
digunakan adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi tersebut
dipilih karena kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni Nova T
yang memiliki keunggulan karena lebih lembut.
Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh dokter
ahli atau bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah
kehamilan dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim.
AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat
dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.
Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
rahim ini harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2 minggu sekali, 3 bulan sekal,
6 bulan sekali atau 1 tahun sekali setelah pemasangan alat konrasepsi ini.
Penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih tanpa adanya bahan aktif Copper dapat
digunakan hingga menjelang menopause, namun apabila penggunaan alat
kontrasepsi yang mengandung bahan aktif Copper 3-4 tahun harus diganti.
Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks vagina,
pendarahan, keputihan yang disebabkan dari benang pada alat kontrasepsi yang
digunakan. Disarankan apabila terdapat infeksi genetalia atau pendarahan yang
tidak jelas sebaiknya jangan menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Namun
keuntungan dari alat kontrasepsi jenis ini adalah dapat digunakan dalam jangka
waktu yang cukup lama dan tidak mempengaruhi produksi ASI bagi ibu atau wanita
yang sedang dalam menyusui balita.
d. Spermisida
Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini.
Kontrasepsi jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan hubungan seksual,
alat ini dimasukkan ke dalam vagina, dan tunggu sekitar 5-10 menit pemasangan,
hubungan sekual baru dapat dilakukan. Keefektifan alat kontrasepsi ini dinilai efektif
apabila dikombinasikan dengan alat lain seperti kondom atau diafragma.
Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan. untuk alat
kontrasepsi jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam setahun, ada 3 wanita
yang haml, bahkan ada beberapa kasus yang terjadi karena salah pemasangan atau
pemakaiannya, dapat terjadi kehamilan sampai 30 kehamilan.
2. Kontrasepsi Hormonal
Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon estorgen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan
atau susuk.
Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak
digunakan para wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di
Indonesia, banyak wanita yang menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai alat
kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB memiliki berbagai macam, ada pil yang hanya
mengandung hormon progesteron, adapula yang mengandung kombinasi antara
progesteron dan estrogen.
Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan sistem
kalender laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan sistem kalender
ini mereka para wanita dapat mengetahui batasan waktu dalam mengkonsumsi pil
KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara yakni
- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-menerus
tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)
Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi
ini, mengalami siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita
mengkonsumsi pil KB dengan efek estorgen yang tinggi akan mengalami menstruasi
kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan menggunakan pil KB dengan kadar estrogen
yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari 6 hari.
Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita
mudah tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri
kepala, darah menstruasi yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang
berkolaborasi progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang,
kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi kering.
Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama
akan menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa mual
sampai muntah, pusing, mudah lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti flek hitam
sampai mempengaruhi fungsi organ ginjal dan hati. Pil KB yang mengandung
estrogen dapat mengganggu produksi ASI.
Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus sebagai obat
untuk mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri
haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98
persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
b. Suntikan
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
c. Susuk
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut
sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan
kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik
(plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti
kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif
yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara
menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon).
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa
terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami
menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan
payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk
yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena pemasangan susuk yang
terlalau dalam.
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah
anak yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi
pemotongan atau memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi
begitu pula dengan wanita memutuskan atau memotong saluran sel telur yang
disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi kehamilan kembali atau tidak
akan memiliki keturunan.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat
kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi
spiral, alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang
aman, alat kontrasepsi yang paling aman, Diafragma, Kondom, Kontrasepsi
Hormonal, Kontrasepsi mekanik, Pil atau Tablet KB, Spermisida, Suntikan KB
| Leave a comment Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Posted by Alat Kontrasepsi
Keluarga yang berkualiatas adalah keluaraga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri
dan memiliki jumlah anak yang cukup ideal dan lain sebagainya. Terkadang ada
beberapa pasangan yang mengeluhkan adanya banyak anak karena seorang wanita
atau istri tidak melakukan KB (keluarga Berencana). Program BKKBN telah
digalakkan untuk menekan jumlah angka kelahiran yang semakin bertambah setiap
tahunnya, berbagai penyuluhan pun dilakukan untuk memiliki jumlah anak yang
disesuaikan dengan kemampuan diri dan faktor ekonomi.
Kini banyak wanita telah melakukan KB dengan menggunakan alat kontrasepsi yang
dinilai aman dan ideal untuk digunakan. Salah satunya adalah IUD atau yang lebih
dikenal alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Berikut ini penjelasan singkat mengenai alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
berupa keuntungan, kekurangan dari AKDR atau IUD, yakni :
- IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dinilai cukup efektif, reversibel
dan berjangka panjang dapat bertahan hingga 10 tahun
- Dilakukan oleh dokter ahli dibidangnya dalam hal pemasangan dan pengeluaran
atau pencabutan kembali.
- AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia produktfi. Akan
tetapi, tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang terjangkit infeksi menular
pada organ kewanitaannya.
- IUD dapat memperlambat kemampuan sel sperma pria untuk menembus masuk ke
tuba fallopi atau oviduk atau buluh rahim.
- Fungsi utama AKDR atau IUD ini adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur
agar tidak terjadi pembuahan. Meskipun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam organ intim wanita dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (pembuahan).
Keuntungan yang didapat dengan menggunakan IUD atau AKDR sebagai alat
kontrasepsi pilihan :
3. Bertahan dalam waktu yang cukup lama kira-kira 10 tahun perlindungan dari CuT-
380A dan tidak perlu diganti.
5. Tidak menimbulkan efek samping pada fungsi hormonal seksual dengan CuT-
380A.
8. AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh wanita hingga masa meopause tiba.
Kekurangan atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi dari
kontrasepsi IUD :
2. Setelah pemasangan akan merasa sakit yang juga dapat disertai kejang selama
3-5 hari.
3. Jika sedang menstruasi, seperti terjadi pendarahan yang cukup berat yang dapat
disertai dengan anemia atau kekurangan darah.
4. Terjadi perforasi pada dinding uterus (namun sangat jarang terjadi, apabila terjadi
biasanya disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar).
5. AKDR atau IUD ini tidak dapat mencegah dari penyakit seksual yang menular
seperti HIV/AIDS.
6. AKDR atau IUD ini tidak disarankan digunakan pada wanita yang kerap kali
berganti pasangan dan terjangkit penyakit seksual yang menular akibat infeksi.
7. Terjadi peradangan pada panggul yang terjadi usai wanita yang terinfeksi penyakit
seksual menular tetap menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, sehingga dapat
memicu infertilitas.
8. Akan mengalami sedikit rasad nyeri dan oendarahan (spotting) usai pemasangan
AKDR. Namun dapat menghilang dalam 1-2 hari.
9. Pemasangan dan pencabutan AKDR atau IUD ini hanya dapat dilakukan oleh
dokter ahli atau bidan yang terlatih.
10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, biasnaya terjadi apabila akdr
dipasang usai melahirkan.
11. Tidak dapat mencegah kehamilan ektopik karena fungsinya hanya untuk
mencegah kehamilan normal.
12. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk
memeriksa posisi dari benang AKDR dari waktu ke waktu atau setiap 1 bulan sekali.
Selain keuntungan dan kekurangan dari pengunaan AKDR atau IUD ( Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim ). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya boleh
digunakan oleh :