Materi KB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

BLOG Okky Dwi Setyaningrum

 Berita Terkini
 Materi kuliah
 Tentang Okky
Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Manusia umumnya selalu merencanakan setiap apa yang ingin diperbuat,demikian
halnya dengan suatu keluarga yang ingin dibentuknya. Karena besarnya satu
keluarga membutuhkan biaya yang besar untuk kehidupan sehari-hari, pendidikan,
kesehatan dan sebagainya yang harus ditanggung oleh setiap kepala keluarga.
Pengertian keluarga berencana ada dua, yaitu pengertian secara umum dan
pengertian secara khusus. Pengertian Keluarga Berencana (KB) secara umum
adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut. Sedangkan pengertian khususnya, keluarga
berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan kontrasepsi atau
pencegahan terjadinya membuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani dari
laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan (Bagian Obstetri &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung).

Keluarga Berencana mula-mula timbul atas prakarsa individu-individu yang menaruh


perhatian dan kepedulian pada masalah kesehatan ibu dan anak, yaitu pada awal
abad XIX di Inggris dan Amerika dengan tokohnya Marie Stopes dan Margareth
Sanger. Di Indonesia sendiri sebenarnya telah banyak dilakukan usaha untuk
membatasi kelahiran secara tradisional dan bersifat individual. dengan
berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Kedokteran, terjadi peralihan cara
membatasi kelahiran yang bersifat tradisional menjadi modern dengan memenuhi
persyaratan medis (BKKBN, 1992).

Tujuan Gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional


Pada dasarnya tujuan gerakan KB nasional mencakup dua hal, yaitu kuantitatif dan
kualitatif. Tujuan kuantitatif adalah menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan
penduduk. Sedangkan tujuan kualitatif adalah untuk menciptakan atau mewujudkan
norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Tujuan gerakan KB nasional dapat dirinci sebagai berikut (BKKBN, 1994):
1. Menurunkan tingkat kelahiran dengan mengikutsertakan seluruh lapisan
masyarakat dan potensi yang ada.
2. Meningkatkan jumlah peserta KB dan tercapainya pemerataan serta kualitas
peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi efektif dan mantap dengan
pelayanan bermutu.
3. Mengembangkan usaha-usaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak, memperpanjang harapan hidup, menurunkan tingkat kematian bayi dan
anak-anak di bawah usia lima tahun serta memperkecil kematian ibu karena resiko
kehamilan dan persalinan.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah kependudukanyang
menjurus kearah penerimaan, penghayatan dan pengalaman norma keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera sebagai cara hidup yang layak dan bertanggung jawab.
5. Meningkatkan peranan dan tanggung jawab wanita, pria dan generasi muda
dalam pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan masalah kependudukan.
6. Mencapai kematapan, kesadaran, tanggung jawab dan peran serta keluarga dan
masyarakat dalam pelaksanaan gerakan KB nasional sehingga lebih mampu
meningkatkan kemandiriannya di wilayah masing-masing.
7. Mengembangkan usaha-usaha peningkatan mutu sumberdaya manusia untuk
meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
dalam mempercepat pelembagaan nilai-nilai keluargakecil.
8. Memeratakan penggarapan gerakan KB ke suluruh wilatah tanah air dan lapisan
masyarakat perkotaan, pedesaan, transmigrasi, kumuh, miskin dan daerah pantai.
9. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga dan atau pengelola gerakan KB nasional
yang mampu memberikan pelayanan KB yang dapat menunjang seluruh lapisan
masyarakat di seluruh pelosok tanah air dengan kualitas yang tinggi dan
kenyamanan yang memenuhi harapan.

Banyak kontrasepsi wanita yang tersedia. Berdasarkan masa kerjanya, kontrasepsi


dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sementara (reversible) dan permanen.
Pilihan kontrasepsi untuk menunda kehmailan pertama dan mengatur jarak
kehamilan adalah kontrasepsi yang memiliki masa kerja bersifat sementara, baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Pilihan kontrasepsi rasional untuk
memgakhiri kesuburan sangat dianjurkan menggunakan kontrasepsi yang memiliki
masa kerja permanen yaitu kontrasepsi mantap.

a. Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya dipakai oleh akseptor
yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13% dan implant 4% atau jika
ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi
hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progestin atau campuran keduanya.

Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam menggunakan kontrasepsi
hormonal selain suntik, pil yang diminum dan implan/susuk yaitu kontrasepsi
hormonal dalam rahim (dimasukkan dalam IUD), transdermal patch (seperti koyo),
vaginal ring (kondom wanita), kontrasepsi emergensi (pil KB darurat setelah
berhubungan).

b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Alat Kontrasepsi Wanita Posted by Alat Kontrasepsi Banyak kontrasepsi wanita yang
tersedia. Berdasarkan masa kerjanya, kontrasepsi dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu sementara (reversible) dan permanen. Pilihan kontrasepsi untuk menunda
kehmailan pertama dan mengatur jarak kehamilan adalah kontrasepsi yang memiliki
masa kerja bersifat sementara, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pilihan
kontrasepsi rasional untuk memgakhiri kesuburan sangat dianjurkan menggunakan
kontrasepsi yang memiliki masa kerja permanen yaitu kontrasepsi mantap.

a. Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya dipakai oleh akseptor
yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13% dan implant 4% atau jika
ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi
hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progestin atau campuran keduanya.

Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam menggunakan kontrasepsi
hormonal selain suntik, pil yang diminum dan implan/susuk yaitu kontrasepsi
hormonal dalam rahim (dimasukkan dalam IUD), transdermal patch (seperti koyo),
vaginal ring (kondom wanita), kontrasepsi emergensi (pil KB darurat setelah
berhubungan).

b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral yajuga banyak digemari.
Beberapa alasannya adalah penggunaannya yang jangka panjang, tidak
mengganggu produksi ASI serta tidak memerlukan upaya tertentu untuk
mempertahankan AKDR ini bertahan di dalam rahim.

Banyak jenis AKDR yang pernah berkembang di Indonesia, diantaranya adalah


bentuk spiral tapal kuda, copper T. Saat ini telah dikembangkan metode terbaru dari
AKDR yang dapat mengeluarkan hormon progestin levonogestrol dari tangkainya.
AKDR yang populer dengan nama lenovogestrel intrauterine system (LNG-IUS) ini
memberikan efek lokal pada daerah rahim (uterus) dan sekitarnya. Manfaat
kontrasepsinya sangat baik dengan indeks “pearl” mencapai 0.09 dan bisa bertahan
selama 5 tahun dengan efek samping cukup minimal.

c. Kontrasepsi mantap wanita (tubektomi)

Kontrasepsi mantap adalah pilihan untuk mengakhiri kehamilan, biasanya dianjurkan


untuk ibu yang sudah memiliki cukup anak dan usia di atas 35 tahun dan harus
dipilih dengan sukarela oleh akseptor. Pada tubektomi, dilakukan pemotongan tuba
atau saluran yang berfungsi sebagai jalan lewat sel telur dari ovarium ke dalam
rahim.

d. Kontrasepsi mantap pria (vasektomi)

Vasektomi sebagai cara mantap kontrasepsi pria yang sangat efektif melindungi istri
dari kehamilan dengan tingkat kegagalan 0.1 per 100 perempuan dalam tahun
pertama. Vasektomi berarti pemotongan vas deferens (saluran tempat keluarnya
sperma dari testis). Mengakhiri kesuburan dan pilihan menjalani vasektomi harus
secara sukarela, bahagia dan sehat. Untuk menilai 3 syarat tersebut, maka setiap
calon akseptor vasektomi harus menjalani konseling dan seleksi kelayakan medik
pratindakan.

Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, andalan, Kondom, kondom wanita | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Kondom Posted by Alat Kontrasepsi Kondom mempunyai sejarah yang
unik di Inggris. Dokter Condom membuat alat yang dipergunakan untuk menghindari
kehamilan. Kondom dibuat pertama kali dari kulit, selanjutnya usus sehingga
pembuatan kondom mahal dan saat memakai kondom memerlukan perhatian
khusus. Karena dibuat dari kulit dan usus sering menimbulkan irtasi liang senggama.
Tebal kondom menyebabkan kurang nikmat saat dipakai.

Alat kontrasepsi penghalang pada pria adalah kondom. Kondom merupakan


selubung karet tipis yang di pasang pada penis yang ereksi dan dikeakan
selama snggama untuk mencegah penumpuukan sperma dalam vagina.
Kondom tersedia secara luas dan dapat dibeli dengan bebas di toko obat atau
di apotik.

Jika digunakan dnegan benar (khususnya bersama preparat spermisida). Kondom


merupakan bentuk kontrasepi yang efeisien. Alat ini merupakan penghalang
fisik yang dapat mencegah kehamilan maupun infeksi oleh mikrooganisme
yang menular. Namun demikian, kondom menggangu proses spontanitas pada
senggama karena tidak bisa dipasang sebelum penis mengalami ereksi.

Sebagian orang merasakan bahwa kondom mengurangi kepekaan. Jika penis tidak
segera dikeluarkan setelah ejakulasi, kondom dapat terlepas dan sperma di
dalamnya bisa mengalir masuk ke vagina. Faktor biaya yang mungkin pula
dipertimbangkan pula. Alat kontrsepsi penghalang pada wanita-diafragma dan
cervical cap merupakan dua metode kontrasepsi penghalang yang sering digunakan
pada wanita. Diafragma berupa tutup karet berbentuk piing kecil dengan kawat
pegas di sebelah bingkai sirkulernya. Ketika dipasang, bingkai diafragma akan
berada pada forniks vagina sehingga tutup karet tersebut menutupi serviks. Cervical
cap yang tidak begitu sering digunakan, memiliki bentuk seperti alat pelindung jari
dari logam yang dipakai ketika menjahit (thinble). Besar alat ini pas pada serviks.
Preparat spermisida biasanya dianjurkan unutk digunakan bersama-sama alat
kontrasepsi penghalang ini.

Kerugian pada metode alat kontrasepsi kondom untuk wanita ini adalah alanya tidak
selalu sesuai bagi setiap wanita, khsusunya jika terdapat pergeseran rahim atau
dinding vaginanya kendor. Demikian pula, setelah melahirkan atau bila terjadi
penurunan atau penambahan berat badan yang bermakna, ukuran alat tersebut
harus disesuaikan kembali sehingga diperlukan pengecekan setahun sekali.

Sebagian besar petugas kesehatan menganjurkan penggunaan kombinasi preparat


kontrasepsi kiia dengan kontrasepsi penghalang seperti diafragma atau kondom.
Preparat kontrasepsi kimia dapat dibeli tanpa resep dokter dan membantu
melicinkan vagina. Namun demikian, pemakaiannya mungkin merepotkan karena
kebanyakan harus digunakan sebelum senggama dan kadang-kadang menimbulkan
reaksi seperti rasa gatal serta terbakar.

Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, andalan, Kondom, kondom wanita | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Paling Aman Posted by Alat Kontrasepsi Setiap jenis alat kontrasepsi
ada efek sampingnya. Demikian juga dengan suntik KB 3 bulan yang biasanya berisi
hormon progesteron. Efek samping yang sering terjadi adalah peningkatan berat
badan, sakit kepala, mual dan perubahan mood. Berbeda dengan suntik 1 bulan,
suntik KB 3 bulan ini memang seringkali tidak menghasilkan siklus menstruasi yang
rutin. Atau dapat pula flek-flek saja di setiap bulannya seperti yang dialami
kebanyakan wanita pada umumnya. Oleh karenanya, flek berupa keluarnya darah
meski dalam jumlah yang sedikit masih terbilang wajar terjadi dan tidak perlu
dirisaukan.

Namun apabila terjadi perdarahan yang banyak dan panjang ketika menggunakan
alat kontrasepsi pada pil 3 bulan atau suntik KB, maka perlu dikonsultasikan kepada
dokter terkait atau bidan untuk mencari penyebabnya, apakah karena efek samping
KB dan perlu diganti, atau ada penyebab lain. Mintalah saran untuk penggunaan alat
kontrasepsi yang sekiranya cocok dengan Anda.

Jenis alat kontrasepsi dengan suntik KB yang mengandung hormon di


dalamnya. Suntik KB memiliki masa suntik yang bervariasi yakni per satu atau
tiga bulan. Suntik KB dapat mengurangi risiko telat atau lupa. Efek samping
dari kontrasepsi ini adalah menstruasi tidak teratur, dan peningkatan berat
badan.

Sebagian besar wanita yang menggunakan suntikan KB dinilai lebih praktis,


sederhana dan efektif pula. Suntikan KB diberikan di bokong. Namun, suntikan
berefek samping perdarahan spotting atau mungkin juga perdarahan terus-menerus,
selain kemungkinan tidak haid sama sekali (amenorrhoe). Keuntungannya, bagi ibu
yang pelupa minum pil, suntikan KB pilihan yang tepat. Suntik KB termasuk
kontrasepsi yang diminati oleh banyak perempuan. Anda bisa melalukan suntik KB
setiap 1 bulan atua 3 bulan sekali. Suntik KB aman digunakan bagi wanita menyusui
setelah 6 minggi pasca persalinan. Efek samping yang biasa terjadi adalah keluar
flek-flek, perdarahan ringan di antara dua masa haid, sakit kepala dan kenaikan
berat badan. Jika Anda menghentikan penggunaan suntik KB kemungkinan untuk
hamil kembali sangat tinggi.

Suntikan KB ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan endometrium yang


normal. Diperkirakan hal ini dapat mengganggu rangkaian hubungan hipotalamus-
hipofisis-indung telur. Metode kontrasepsi dengan suntikan KB diperkirakan 99%
efektif dan angka berkelanjutan pemakaian suntikan KB adalah 70% setelah
satu tahun.

Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, andalan, Kondom, kondom wanita | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Untuk Ibu Menyusui Posted by Alat Kontrasepsi Semua alat
kontrasepsi tentu ada kekurangan disamping kegunaan yang sudah tidak diragukan.
Pada ibu menyusui dapat menggunakan kontrasepsi yang prinsipnya tidak
mengurangi jumlah ASI, terutama pada 6 bulan pertama di mana bayi belum
mendapat makanan tambahan selain ASI. Yang dapat dipakai bisa KB non hormonal
atau hormonal, misalnya pil KB dr golongan progesteron rendah, atau suntikan yang
hanya mengandung hormon progesteron yang disuntikan per 3 bulan.

Kontrasepsi yang mengandung estrogen tidak dianjurkan karena akan mengurangi


jumlah ASI, misalnya Diane. IUD cukup aman pada ibu menyusui dan banyak dipilih.
Mengenai bergeser atau tidak tentu dokter akan tahu seandainya ibu datang kontrol
minimal 6 bulan sekali.

Untuk ibu menyusui, pilihan kontrasepsi yang aman adalah kontrasepsi non
hormonal. Beberapa alat kontrasepsi ini bisa Anda pilih :

- Kondom untuk mencegah agar sperma tidak masuk ke dalam serviks.

- IUD (Intrauterine Device).

- Spermatisida, yaitu bahan kimia berbentuk cairan atau krim untuk membunuh
sperma.

- Operasi tubektomi, bagi yang memenuhi syarat dan indikasi. Yaitu dengan
mengikat tuba falopi agar sperma tidak dapat mencapai sel telur.

- Diafragma, yaitu sejenis alat dari bahan lateks lembut atau silikon yang
dimasukkan ke dalam serviks untuk membentengi serviks agar sperma tidak dapat
mencapai uterus. Jika Anda memilih kontrasepsi ini, hubungi dokter untuk mengukur
ulang diafragma yang akan digunakan karena ukuran dan bentuk leher rahim dapat
berubah pasca melahirkan. Diafragma dapat digunakan kembali 6 minggu setelah
melahirkan.

Semua kontrasepsi mempunyai angka keberhasilan yang tinggi, lebih dari 95%
sepanjang ibu menjaga kedisipilinan baik dalam mengkonsumsi atau memeriksakan
ke dokter untuk kontrol.

Perlu diingat bahwa pil KB dengan dosis rendah progesteron untuk ibu menyusui,
bekerja bersama-sama dalam mencegah dalam kehamilan. Jadi bila menyusui
sudah jarang, sebaiknya jangan digunakan lagi karena tidak akan memberi
perlindungan yang optimal.

Untuk mendapat pil KB, tentu pertama kali harus ke layanan kesehatan untuk dicek
ada tidaknya kontraindikasi dalam mengkonsumsinya. Biasanya pil KB utk
menyusui, akan terdapat tanda di blisternya berupa gambar payudara dan ada
beberapa jenis dipasaran.

Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi dalam
rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat kontrasepsi dalam rahim
atau IUD, alat kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi
suntik, alat kontrasepsi wanita, Diafragma, Pil KB | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Yang Aman Posted by Alat Kontrasepsi Merawat, mendidik, dan
membesarkan anak tidak mudah karena memerlukan kesiapan mental dan fisik
orang tua. Memberi jarak yang cukup antara anak pertama, kedua, dengan anak
berikutnya sangat penting. Untuk dapat mengatur waktu kehamilan, baik isteri
maupun suami perlu mepertimbangkan penggunaan suatu metode alat
kontrasepsi yang aman.

Pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya dilakukan segera setelah masa nifas habis.
Karena pada waktu tersebut ibu akan kembali memasuki masa subur yang
diperkirakan terjadi ovulasi (lepasnya sel telur matang dari folikel/kantung pada
indung telur). Jika pada masa subur Anda melakukan hubungan intim tanoa
kontrasepsi, mungkin saja terjadi kehamilan kembali. Oleh sebab itu, perlu memilih
alat kontrasepsi yang aman.

Sebelum memilih alat kontrasepsi yang aman dan yang diinginkan, diskusikan hal ini
dengan pasangan. Tentukan siapa yang akan menjalani metode alat kontrasepsi
yang aman. Saat ini pria pun dapat menjadi pengguna alat kontrasepsi secara aman
dan nyaman. Lakukan pula konsultasi dengan dokter kandungan. Riwayat
kesehatan Anda berdua dapat menjadi acuan memilih alat kontraspesi paling tepat.
Beberapa ibu yang mempunyai alergi tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi
tertentu.

Saat ini banyak sekali pilihan alat kontrasepsi. Yang sebaiknya dipertimbangkan
pertama kali adalah metode kontrasepsi non-hormonal atau tidak menggunakan
hormon sebagai bahan aktifnya. Jenis ini tidak akan menganggu proses laktasi bagi
ibu yang tengah menyusui bayi.

Posted in Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam


rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat kontrasepsi dalam rahim
atau IUD, alat kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat
kontrasepsi spiral, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang aman, alat
kontrasepsi yang paling aman, Cincin vagina, Diafragma, KB (keluarga
Berencana), Kondom, Kondom perempuan, Kontrasepsi Hormonal | Leave a
comment Alat Kontrasepsi KB Posted by Alat Kontrasepsi Hampir semua pasangan
suami -istri memerlukan perencanaan yang matang dari kehamilan guna untuk
membatasi jumlah anak dan menekan angka kelahiran yang semakin bertambah.
Banyak para pasangan suami-istri melakukan program keluarga berencana yang
memang diharuskan. Alasan penggunaan alat kontrasepsi bagi para pasangan
suami-istri untuk menunda kehamilan, memberi jarak antara anak pertama dengan
anak kedua sampai pada tujuan yang mungkin bagi pasangan suami-istri yang telah
dikarunia banyak anak dengan menghentikan kehamilan.

Banyak alasan yang dikemukakan para pasangan suami-istri dalam menggunakan


alat kontrasepsi yang mungkin disertai adanya suatu faktor yang terlihat seperti
adanya faktor ekonomi, faktor kesiapan mental, faktor usia hingga faktor kesehatan.

Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat
kontrasepsi dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi
hormonal, dan konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai
macam atau jenis alat kontrasepsi :
1. Kontrasepsi mekanik

Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi mekanik ini
bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma dengan sel telur yang
ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam kontrassepsi mekanik ini , ialah kondom
dan diafragma.

a. Kondom

Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika digunakan
harus direndam terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari bahan karet yang
tipis dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong. Pada dasarnya fungsi kondom
hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan
kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan hingga 90 %. Bahkan
penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif apabila
disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali ditemukan
pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan
terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100
pasangan suami-istri yang menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita
yang terjadi kehamilan.

Kondom mudah didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan resep
dokter. Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin
seksual.

b. Diafragma

Diafragma bentuknya hampir menyerupai kondom. Diafragma berbentuk seperti topi


yang menutupi mulut rahim. Diafragma terbuat dari bahan karet namun agak tebal
dibanding dengan kondom. Kondom berbahan karet tipis yang masih memiliki
kemungkinan terjadinya kebocoran. Namun berbeda dengan diafragma yang
berbahan karet tebal sehingga tidak memungkinkan terjadinya kebocoran.
Diafragma ini hanya digunakan ketika ingin melakukan hubungan intim, usai
melakukan aktivitas seksual dapat dilepaskan kembali atau tetap berada pada
tempatnya. Jenis kontrasepsi yang satu ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan
yang cara kerjanya hanya dimasukkan ke dalam vagina, untuk mencegah masuknya
sperma ke dalam rahim.

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai alat
kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak variasi. Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang terbuat dari plastik
seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk seperti angka 7 (tujuh/
Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang berbentuk seperti sepatu
kuda (Multiload).

Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling sering
digunakan adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi tersebut
dipilih karena kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni Nova T
yang memiliki keunggulan karena lebih lembut.

Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh dokter
ahli atau bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah
kehamilan dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim.
AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat
dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.

Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
rahim ini harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2 minggu sekali, 3 bulan sekal,
6 bulan sekali atau 1 tahun sekali setelah pemasangan alat konrasepsi ini.
Penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih tanpa adanya bahan aktif Copper dapat
digunakan hingga menjelang menopause, namun apabila penggunaan alat
kontrasepsi yang mengandung bahan aktif Copper 3-4 tahun harus diganti.

Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks vagina,
pendarahan, keputihan yang disebabkan dari benang pada alat kontrasepsi yang
digunakan. Disarankan apabila terdapat infeksi genetalia atau pendarahan yang
tidak jelas sebaiknya jangan menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Namun
keuntungan dari alat kontrasepsi jenis ini adalah dapat digunakan dalam jangka
waktu yang cukup lama dan tidak mempengaruhi produksi ASI bagi ibu atau wanita
yang sedang dalam menyusui balita.

d. Spermisida

Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang berbahan kimia yang dapat


membunuh sperma. Spermisida memiliki variasi bentuk ada yang berbentuk busa,
jeli, krim, tablet vagina, tablet atau aerosol. Penggunaan alat kontrsepsi jenis ini
memang dinilai kurang efektif karena dapat menimbulkan ketidaknyaman, ketidak
puasan pasangan dalam mencapai orgasme dan menimbulkan alergi yang tidak
enak.

Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini.
Kontrasepsi jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan hubungan seksual,
alat ini dimasukkan ke dalam vagina, dan tunggu sekitar 5-10 menit pemasangan,
hubungan sekual baru dapat dilakukan. Keefektifan alat kontrasepsi ini dinilai efektif
apabila dikombinasikan dengan alat lain seperti kondom atau diafragma.

Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan. untuk alat
kontrasepsi jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam setahun, ada 3 wanita
yang haml, bahkan ada beberapa kasus yang terjadi karena salah pemasangan atau
pemakaiannya, dapat terjadi kehamilan sampai 30 kehamilan.

2. Kontrasepsi Hormonal

Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon estorgen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan
atau susuk.

Kontrasepsi hormonal ini dilakukan dengan cara menggunakan hormon progesteron


dengan mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan
di leher rahim sehingga sel sperma kesulitan untuk menembus masuk ke sel telur,
membuat lapisan rahim menjadi tipis dan hasil konsepsi tidak dapat tumbuh, serta
menghambat jalannya saluran telur sehingga sel sperma sulit bertemu dengan sel
telur.

a. Pil atau Tablet

Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak
digunakan para wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di
Indonesia, banyak wanita yang menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai alat
kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB memiliki berbagai macam, ada pil yang hanya
mengandung hormon progesteron, adapula yang mengandung kombinasi antara
progesteron dan estrogen.

Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan sistem
kalender laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan sistem kalender
ini mereka para wanita dapat mengetahui batasan waktu dalam mengkonsumsi pil
KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara yakni

- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-menerus
tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)

- Dengan sistem 22/21, yakni pil diminum terus-menerus, kemudian dihentikan


selama 7-8 hari untuk mendapatkan kesempatan menstruasi.

Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi
ini, mengalami siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita
mengkonsumsi pil KB dengan efek estorgen yang tinggi akan mengalami menstruasi
kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan menggunakan pil KB dengan kadar estrogen
yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari 6 hari.

Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita
mudah tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri
kepala, darah menstruasi yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang
berkolaborasi progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang,
kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi kering.

Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama
akan menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa mual
sampai muntah, pusing, mudah lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti flek hitam
sampai mempengaruhi fungsi organ ginjal dan hati. Pil KB yang mengandung
estrogen dapat mengganggu produksi ASI.

Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus sebagai obat
untuk mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri
haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98
persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.

b. Suntikan

Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan


ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap
10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).

Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

Kontrasepsi dengan menggunakan suntikan ini dapat membuat tubuh mengalami


kenaikan berat badan karena menigkatnya nafsu makan. Tak hanya itu membuat
lendir rahim menjadi tipis sehingga menstruasi menjadi sedikit, bahkan beberapa
wanita tidak mengalami menstruasi sama sekali. Tingkat kegagalannya hanya 3-5
wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

c. Susuk

Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut
sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan
kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik
(plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti
kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif
yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara
menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon).
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.

Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa
terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami
menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan
payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk
yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena pemasangan susuk yang
terlalau dalam.

3. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah
anak yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi
pemotongan atau memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi
begitu pula dengan wanita memutuskan atau memotong saluran sel telur yang
disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi kehamilan kembali atau tidak
akan memiliki keturunan.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat
kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi
spiral, alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang
aman, alat kontrasepsi yang paling aman, Diafragma, Kondom, Kontrasepsi
Hormonal, Kontrasepsi mekanik, Pil atau Tablet KB, Spermisida, Suntikan KB
| Leave a comment Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Posted by Alat Kontrasepsi
Keluarga yang berkualiatas adalah keluaraga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri
dan memiliki jumlah anak yang cukup ideal dan lain sebagainya. Terkadang ada
beberapa pasangan yang mengeluhkan adanya banyak anak karena seorang wanita
atau istri tidak melakukan KB (keluarga Berencana). Program BKKBN telah
digalakkan untuk menekan jumlah angka kelahiran yang semakin bertambah setiap
tahunnya, berbagai penyuluhan pun dilakukan untuk memiliki jumlah anak yang
disesuaikan dengan kemampuan diri dan faktor ekonomi.

Kini banyak wanita telah melakukan KB dengan menggunakan alat kontrasepsi yang
dinilai aman dan ideal untuk digunakan. Salah satunya adalah IUD atau yang lebih
dikenal alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Berikut ini penjelasan singkat mengenai alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
berupa keuntungan, kekurangan dari AKDR atau IUD, yakni :

- IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dinilai cukup efektif, reversibel
dan berjangka panjang dapat bertahan hingga 10 tahun

- Membuat haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

- Dilakukan oleh dokter ahli dibidangnya dalam hal pemasangan dan pengeluaran
atau pencabutan kembali.

- AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia produktfi. Akan
tetapi, tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang terjangkit infeksi menular
pada organ kewanitaannya.

Cara Kerja AKDR atau IUD :

- IUD dapat memperlambat kemampuan sel sperma pria untuk menembus masuk ke
tuba fallopi atau oviduk atau buluh rahim.

- Mempengaruhi fertilisasi (pembuahan) sebelum menuju ovum untuk mencapai


kavum uteri.

- Fungsi utama AKDR atau IUD ini adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur
agar tidak terjadi pembuahan. Meskipun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam organ intim wanita dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (pembuahan).

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan IUD atau AKDR sebagai alat
kontrasepsi pilihan :
1. AKDR dinilai cukup memiliki ke-efektivan dalam mencegah atau menggagalkan
kehamilan sekitar 0,6-0,8 dari 100 wanita dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125 – 170 kehamilan).

2. AKDR dapat bekerja optimal setelah dipasang.

3. Bertahan dalam waktu yang cukup lama kira-kira 10 tahun perlindungan dari CuT-
380A dan tidak perlu diganti.

4. Tidak menganggu atau merusak hubungan seksual anda dengan pasangan.

5. Tidak menimbulkan efek samping pada fungsi hormonal seksual dengan CuT-
380A.

6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

7. AKDR atau IUD, dapat dipasang segera sesudah melahirkan atau abortus
(apabila tidak terjadi infeksi).

8. AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh wanita hingga masa meopause tiba.

9. Tidak mempengaruhi atau berinteraksi langsung terhadap obat-obatan.

10. Membantu mencegah kehamilan secara ektopik.

Kekurangan atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi dari
kontrasepsi IUD :

1. Terjadi perubahan pada siklus menstruasi, membuat menstruasi menjadi lama


dan banyak, pendarahan antar menstruasi, nyeri dan sakit pada saat menstruasi
datang.

2. Setelah pemasangan akan merasa sakit yang juga dapat disertai kejang selama
3-5 hari.

3. Jika sedang menstruasi, seperti terjadi pendarahan yang cukup berat yang dapat
disertai dengan anemia atau kekurangan darah.

4. Terjadi perforasi pada dinding uterus (namun sangat jarang terjadi, apabila terjadi
biasanya disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar).

5. AKDR atau IUD ini tidak dapat mencegah dari penyakit seksual yang menular
seperti HIV/AIDS.

6. AKDR atau IUD ini tidak disarankan digunakan pada wanita yang kerap kali
berganti pasangan dan terjangkit penyakit seksual yang menular akibat infeksi.

7. Terjadi peradangan pada panggul yang terjadi usai wanita yang terinfeksi penyakit
seksual menular tetap menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, sehingga dapat
memicu infertilitas.
8. Akan mengalami sedikit rasad nyeri dan oendarahan (spotting) usai pemasangan
AKDR. Namun dapat menghilang dalam 1-2 hari.

9. Pemasangan dan pencabutan AKDR atau IUD ini hanya dapat dilakukan oleh
dokter ahli atau bidan yang terlatih.

10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, biasnaya terjadi apabila akdr
dipasang usai melahirkan.

11. Tidak dapat mencegah kehamilan ektopik karena fungsinya hanya untuk
mencegah kehamilan normal.

12. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk
memeriksa posisi dari benang AKDR dari waktu ke waktu atau setiap 1 bulan sekali.

Selain keuntungan dan kekurangan dari pengunaan AKDR atau IUD ( Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim ). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya boleh
digunakan oleh :

1. Wanita yang masih dalam usia produktif


2. Dalam keadaan nulipara
3. Seorang wanita yang menginginkan atau menggunakan alat kontrasepsi jangka
panjang
4. Wanita yang sedang dalam masa menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
5. Wanita yang pasca melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak diketahui atau terlihat adanya infeksi
7. Tidak memiliki resiko atau tidak memiliki dari infeksi meular secara seksual

Seseorang yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR atau IUD (Alat


Kontrasepsi Dalam Rahim) :

1. Sedang dalam masa kehamilan


2. Terjadi pendarahan pada vagina yang tidak diketahui
3. Menderita infeksi pada organ vital ( misalnya vaginitis, servisitis)
4. Adanya kelainan uterus yang tidak normal atau tumor jinak pada rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri
5. Terindeksi adanya penyakit trofoblas yang ganas
6. Diketahui terinfeksi penyakit TBC pelvik
7. Adanya kanker yang berada di organ kewanitaan
8. Ukuran rongga rahim yang kurang dari 5 cm.

AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral yajuga banyak digemari.
Beberapa alasannya adalah penggunaannya yang jangka panjang, tidak
mengganggu produksi ASI serta tidak memerlukan upaya tertentu untuk
mempertahankan AKDR ini bertahan di dalam rahim.

Banyak jenis AKDR yang pernah berkembang di Indonesia, diantaranya adalah


bentuk spiral tapal kuda, copper T. Saat ini telah dikembangkan metode terbaru dari
AKDR yang dapat mengeluarkan hormon progestin levonogestrol dari tangkainya.
AKDR yang populer dengan nama lenovogestrel intrauterine system (LNG-IUS) ini
memberikan efek lokal pada daerah rahim (uterus) dan sekitarnya. Manfaat
kontrasepsinya sangat baik dengan indeks “pearl” mencapai 0.09 dan bisa bertahan
selama 5 tahun dengan efek samping cukup minimal.

c. Kontrasepsi mantap wanita (tubektomi)

Kontrasepsi mantap adalah pilihan untuk mengakhiri kehamilan, biasanya dianjurkan


untuk ibu yang sudah memiliki cukup anak dan usia di atas 35 tahun dan harus
dipilih dengan sukarela oleh akseptor. Pada tubektomi, dilakukan pemotongan tuba
atau saluran yang berfungsi sebagai jalan lewat sel telur dari ovarium ke dalam
rahim.

d. Kontrasepsi mantap pria (vasektomi)

Vasektomi sebagai cara mantap kontrasepsi pria yang sangat efektif melindungi istri
dari kehamilan dengan tingkat kegagalan 0.1 per 100 perempuan dalam tahun
pertama. Vasektomi berarti pemotongan vas deferens (saluran tempat keluarnya
sperma dari testis). Mengakhiri kesuburan dan pilihan menjalani vasektomi harus
secara sukarela, bahagia dan sehat. Untuk menilai 3 syarat tersebut, maka setiap
calon akseptor vasektomi harus menjalani konseling dan seleksi kelayakan medik
pratindakan.

Alat kontrasepsi penghalang pada pria adalah kondom. Kondom merupakan


selubung karet tipis yang di pasang pada penis yang ereksi dan dikeakan
selama snggama untuk mencegah penumpuukan sperma dalam vagina.
Kondom tersedia secara luas dan dapat dibeli dengan bebas di toko obat atau
di apotik.

Jika digunakan dnegan benar (khususnya bersama preparat spermisida). Kondom


merupakan bentuk kontrasepi yang efeisien. Alat ini merupakan penghalang
fisik yang dapat mencegah kehamilan maupun infeksi oleh mikrooganisme
yang menular. Namun demikian, kondom menggangu proses spontanitas pada
senggama karena tidak bisa dipasang sebelum penis mengalami ereksi.

Sebagian orang merasakan bahwa kondom mengurangi kepekaan. Jika penis tidak
segera dikeluarkan setelah ejakulasi, kondom dapat terlepas dan sperma di
dalamnya bisa mengalir masuk ke vagina. Faktor biaya yang mungkin pula
dipertimbangkan pula. Alat kontrsepsi penghalang pada wanita-diafragma dan
cervical cap merupakan dua metode kontrasepsi penghalang yang sering digunakan
pada wanita. Diafragma berupa tutup karet berbentuk piing kecil dengan kawat
pegas di sebelah bingkai sirkulernya. Ketika dipasang, bingkai diafragma akan
berada pada forniks vagina sehingga tutup karet tersebut menutupi serviks. Cervical
cap yang tidak begitu sering digunakan, memiliki bentuk seperti alat pelindung jari
dari logam yang dipakai ketika menjahit (thinble). Besar alat ini pas pada serviks.
Preparat spermisida biasanya dianjurkan unutk digunakan bersama-sama alat
kontrasepsi penghalang ini.

Kerugian pada metode alat kontrasepsi kondom untuk wanita ini adalah alanya tidak
selalu sesuai bagi setiap wanita, khsusunya jika terdapat pergeseran rahim atau
dinding vaginanya kendor. Demikian pula, setelah melahirkan atau bila terjadi
penurunan atau penambahan berat badan yang bermakna, ukuran alat tersebut
harus disesuaikan kembali sehingga diperlukan pengecekan setahun sekali.

Sebagian besar petugas kesehatan menganjurkan penggunaan kombinasi preparat


kontrasepsi kiia dengan kontrasepsi penghalang seperti diafragma atau kondom.
Preparat kontrasepsi kimia dapat dibeli tanpa resep dokter dan membantu
melicinkan vagina. Namun demikian, pemakaiannya mungkin merepotkan karena
kebanyakan harus digunakan sebelum senggama dan kadang-kadang menimbulkan
reaksi seperti rasa gatal serta terbakar.

Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, andalan, Kondom, kondom wanita | Leave a comment Alat
Kontrasepsi Paling Aman Posted by Alat Kontrasepsi Setiap jenis alat kontrasepsi
ada efek sampingnya. Demikian juga dengan suntik KB 3 bulan yang biasanya berisi
hormon progesteron. Efek samping yang sering terjadi adalah peningkatan berat
badan, sakit kepala, mual dan perubahan mood. Berbeda dengan suntik 1 bulan,
suntik KB 3 bulan ini memang seringkali tidak menghasilkan siklus menstruasi yang
rutin. Atau dapat pula flek-flek saja di setiap bulannya seperti yang dialami
kebanyakan wanita pada umumnya. Oleh karenanya, flek berupa keluarnya darah
meski dalam jumlah yang sedikit masih terbilang wajar terjadi dan tidak perlu
dirisaukan.

Namun apabila terjadi perdarahan yang banyak dan panjang ketika menggunakan
alat kontrasepsi pada pil 3 bulan atau suntik KB, maka perlu dikonsultasikan kepada
dokter terkait atau bidan untuk mencari penyebabnya, apakah karena efek samping
KB dan perlu diganti, atau ada penyebab lain. Mintalah saran untuk penggunaan alat
kontrasepsi yang sekiranya cocok dengan Anda.

Jenis alat kontrasepsi dengan suntik KB yang mengandung hormon di


dalamnya. Suntik KB memiliki masa suntik yang bervariasi yakni per satu atau
tiga bulan. Suntik KB dapat mengurangi risiko telat atau lupa. Efek samping
dari kontrasepsi ini adalah menstruasi tidak teratur, dan peningkatan berat
badan.

Sebagian besar wanita yang menggunakan suntikan KB dinilai lebih praktis,


sederhana dan efektif pula. Suntikan KB diberikan di bokong. Namun, suntikan
berefek samping perdarahan spotting atau mungkin juga perdarahan terus-menerus,
selain kemungkinan tidak haid sama sekali (amenorrhoe). Keuntungannya, bagi ibu
yang pelupa minum pil, suntikan KB pilihan yang tepat. Suntik KB termasuk
kontrasepsi yang diminati oleh banyak perempuan. Anda bisa melalukan suntik KB
setiap 1 bulan atua 3 bulan sekali. Suntik KB aman digunakan bagi wanita menyusui
setelah 6 minggi pasca persalinan. Efek samping yang biasa terjadi adalah keluar
flek-flek, perdarahan ringan di antara dua masa haid, sakit kepala dan kenaikan
berat badan. Jika Anda menghentikan penggunaan suntik KB kemungkinan untuk
hamil kembali sangat tinggi.

Suntikan KB ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan endometrium yang


normal. Diperkirakan hal ini dapat mengganggu rangkaian hubungan hipotalamus-
hipofisis-indung telur. Metode kontrasepsi dengan suntikan KB diperkirakan 99%
efektif dan angka berkelanjutan pemakaian suntikan KB adalah 70% setelah
satu tahun.

Pada ibu menyusui dapat menggunakan kontrasepsi yang prinsipnya tidak


mengurangi jumlah ASI, terutama pada 6 bulan pertama di mana bayi belum
mendapat makanan tambahan selain ASI. Yang dapat dipakai bisa KB non hormonal
atau hormonal, misalnya pil KB dr golongan progesteron rendah, atau suntikan yang
hanya mengandung hormon progesteron yang disuntikan per 3 bulan.

Kontrasepsi yang mengandung estrogen tidak dianjurkan karena akan mengurangi


jumlah ASI, misalnya Diane. IUD cukup aman pada ibu menyusui dan banyak dipilih.
Mengenai bergeser atau tidak tentu dokter akan tahu seandainya ibu datang kontrol
minimal 6 bulan sekali.

Untuk ibu menyusui, pilihan kontrasepsi yang aman adalah kontrasepsi non
hormonal. Beberapa alat kontrasepsi ini bisa Anda pilih :

- Kondom untuk mencegah agar sperma tidak masuk ke dalam serviks.

- IUD (Intrauterine Device).

- Spermatisida, yaitu bahan kimia berbentuk cairan atau krim untuk membunuh
sperma.

- Operasi tubektomi, bagi yang memenuhi syarat dan indikasi. Yaitu dengan
mengikat tuba falopi agar sperma tidak dapat mencapai sel telur.

- Diafragma, yaitu sejenis alat dari bahan lateks lembut atau silikon yang
dimasukkan ke dalam serviks untuk membentengi serviks agar sperma tidak dapat
mencapai uterus. Jika Anda memilih kontrasepsi ini, hubungi dokter untuk mengukur
ulang diafragma yang akan digunakan karena ukuran dan bentuk leher rahim dapat
berubah pasca melahirkan. Diafragma dapat digunakan kembali 6 minggu setelah
melahirkan.

Semua kontrasepsi mempunyai angka keberhasilan yang tinggi, lebih dari 95%
sepanjang ibu menjaga kedisipilinan baik dalam mengkonsumsi atau memeriksakan
ke dokter untuk kontrol.

Perlu diingat bahwa pil KB dengan dosis rendah progesteron untuk ibu menyusui,
bekerja bersama-sama dalam mencegah dalam kehamilan. Jadi bila menyusui
sudah jarang, sebaiknya jangan digunakan lagi karena tidak akan memberi
perlindungan yang optimal.

Untuk mendapat pil KB, tentu pertama kali harus ke layanan kesehatan untuk dicek
ada tidaknya kontraindikasi dalam mengkonsumsinya. Biasanya pil KB utk
menyusui, akan terdapat tanda di blisternya berupa gambar payudara dan ada
beberapa jenis dipasaran.
Pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya dilakukan segera setelah masa nifas habis.
Karena pada waktu tersebut ibu akan kembali memasuki masa subur yang
diperkirakan terjadi ovulasi (lepasnya sel telur matang dari folikel/kantung pada
indung telur). Jika pada masa subur Anda melakukan hubungan intim tanoa
kontrasepsi, mungkin saja terjadi kehamilan kembali. Oleh sebab itu, perlu memilih
alat kontrasepsi yang aman.

Sebelum memilih alat kontrasepsi yang aman dan yang diinginkan, diskusikan hal ini
dengan pasangan. Tentukan siapa yang akan menjalani metode alat kontrasepsi
yang aman. Saat ini pria pun dapat menjadi pengguna alat kontrasepsi secara aman
dan nyaman. Lakukan pula konsultasi dengan dokter kandungan. Riwayat
kesehatan Anda berdua dapat menjadi acuan memilih alat kontraspesi paling tepat.
Beberapa ibu yang mempunyai alergi tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi
tertentu.

Saat ini banyak sekali pilihan alat kontrasepsi. Yang sebaiknya dipertimbangkan
pertama kali adalah metode kontrasepsi non-hormonal atau tidak menggunakan
hormon sebagai bahan aktifnya. Jenis ini tidak akan menganggu proses laktasi bagi
ibu yang tengah menyusui bayi.

Hampir semua pasangan suami -istri memerlukan perencanaan yang matang dari
kehamilan guna untuk membatasi jumlah anak dan menekan angka kelahiran yang
semakin bertambah. Banyak para pasangan suami-istri melakukan program
keluarga berencana yang memang diharuskan. Alasan penggunaan alat kontrasepsi
bagi para pasangan suami-istri untuk menunda kehamilan, memberi jarak antara
anak pertama dengan anak kedua sampai pada tujuan yang mungkin bagi pasangan
suami-istri yang telah dikarunia banyak anak dengan menghentikan kehamilan.

Banyak alasan yang dikemukakan para pasangan suami-istri dalam menggunakan


alat kontrasepsi yang mungkin disertai adanya suatu faktor yang terlihat seperti
adanya faktor ekonomi, faktor kesiapan mental, faktor usia hingga faktor kesehatan.

Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat
kontrasepsi dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi
hormonal, dan konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai
macam atau jenis alat kontrasepsi :

1. Kontrasepsi mekanik

Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi mekanik ini
bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma dengan sel telur yang
ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam kontrassepsi mekanik ini , ialah kondom
dan diafragma.

a. Kondom

Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika digunakan
harus direndam terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari bahan karet yang
tipis dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong. Pada dasarnya fungsi kondom
hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan
kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan hingga 90 %. Bahkan
penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif apabila
disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali ditemukan
pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan
terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100
pasangan suami-istri yang menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita
yang terjadi kehamilan.

Kondom mudah didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan resep
dokter. Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin
seksual.

b. Diafragma

Diafragma bentuknya hampir menyerupai kondom. Diafragma berbentuk seperti topi


yang menutupi mulut rahim. Diafragma terbuat dari bahan karet namun agak tebal
dibanding dengan kondom. Kondom berbahan karet tipis yang masih memiliki
kemungkinan terjadinya kebocoran. Namun berbeda dengan diafragma yang
berbahan karet tebal sehingga tidak memungkinkan terjadinya kebocoran.
Diafragma ini hanya digunakan ketika ingin melakukan hubungan intim, usai
melakukan aktivitas seksual dapat dilepaskan kembali atau tetap berada pada
tempatnya. Jenis kontrasepsi yang satu ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan
yang cara kerjanya hanya dimasukkan ke dalam vagina, untuk mencegah masuknya
sperma ke dalam rahim.

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai alat
kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak variasi. Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang terbuat dari plastik
seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk seperti angka 7 (tujuh/
Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang berbentuk seperti sepatu
kuda (Multiload).

Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling sering
digunakan adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi tersebut
dipilih karena kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni Nova T
yang memiliki keunggulan karena lebih lembut.

Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh dokter
ahli atau bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah
kehamilan dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim.
AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat
dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.

Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
rahim ini harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2 minggu sekali, 3 bulan sekal,
6 bulan sekali atau 1 tahun sekali setelah pemasangan alat konrasepsi ini.
Penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih tanpa adanya bahan aktif Copper dapat
digunakan hingga menjelang menopause, namun apabila penggunaan alat
kontrasepsi yang mengandung bahan aktif Copper 3-4 tahun harus diganti.

Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks vagina,
pendarahan, keputihan yang disebabkan dari benang pada alat kontrasepsi yang
digunakan. Disarankan apabila terdapat infeksi genetalia atau pendarahan yang
tidak jelas sebaiknya jangan menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Namun
keuntungan dari alat kontrasepsi jenis ini adalah dapat digunakan dalam jangka
waktu yang cukup lama dan tidak mempengaruhi produksi ASI bagi ibu atau wanita
yang sedang dalam menyusui balita.

d. Spermisida

Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang berbahan kimia yang dapat


membunuh sperma. Spermisida memiliki variasi bentuk ada yang berbentuk busa,
jeli, krim, tablet vagina, tablet atau aerosol. Penggunaan alat kontrsepsi jenis ini
memang dinilai kurang efektif karena dapat menimbulkan ketidaknyaman, ketidak
puasan pasangan dalam mencapai orgasme dan menimbulkan alergi yang tidak
enak.

Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini.
Kontrasepsi jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan hubungan seksual,
alat ini dimasukkan ke dalam vagina, dan tunggu sekitar 5-10 menit pemasangan,
hubungan sekual baru dapat dilakukan. Keefektifan alat kontrasepsi ini dinilai efektif
apabila dikombinasikan dengan alat lain seperti kondom atau diafragma.

Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan. untuk alat
kontrasepsi jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam setahun, ada 3 wanita
yang haml, bahkan ada beberapa kasus yang terjadi karena salah pemasangan atau
pemakaiannya, dapat terjadi kehamilan sampai 30 kehamilan.

2. Kontrasepsi Hormonal

Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon estorgen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan
atau susuk.

Kontrasepsi hormonal ini dilakukan dengan cara menggunakan hormon progesteron


dengan mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan
di leher rahim sehingga sel sperma kesulitan untuk menembus masuk ke sel telur,
membuat lapisan rahim menjadi tipis dan hasil konsepsi tidak dapat tumbuh, serta
menghambat jalannya saluran telur sehingga sel sperma sulit bertemu dengan sel
telur.

a. Pil atau Tablet

Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak
digunakan para wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di
Indonesia, banyak wanita yang menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai alat
kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB memiliki berbagai macam, ada pil yang hanya
mengandung hormon progesteron, adapula yang mengandung kombinasi antara
progesteron dan estrogen.

Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan sistem
kalender laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan sistem kalender
ini mereka para wanita dapat mengetahui batasan waktu dalam mengkonsumsi pil
KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara yakni

- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-menerus
tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)

- Dengan sistem 22/21, yakni pil diminum terus-menerus, kemudian dihentikan


selama 7-8 hari untuk mendapatkan kesempatan menstruasi.

Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi
ini, mengalami siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita
mengkonsumsi pil KB dengan efek estorgen yang tinggi akan mengalami menstruasi
kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan menggunakan pil KB dengan kadar estrogen
yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari 6 hari.

Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita
mudah tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri
kepala, darah menstruasi yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang
berkolaborasi progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang,
kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi kering.

Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama
akan menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa mual
sampai muntah, pusing, mudah lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti flek hitam
sampai mempengaruhi fungsi organ ginjal dan hati. Pil KB yang mengandung
estrogen dapat mengganggu produksi ASI.

Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus sebagai obat
untuk mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri
haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98
persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.

b. Suntikan

Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan


ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap
10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).

Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

Kontrasepsi dengan menggunakan suntikan ini dapat membuat tubuh mengalami


kenaikan berat badan karena menigkatnya nafsu makan. Tak hanya itu membuat
lendir rahim menjadi tipis sehingga menstruasi menjadi sedikit, bahkan beberapa
wanita tidak mengalami menstruasi sama sekali. Tingkat kegagalannya hanya 3-5
wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

c. Susuk

Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut
sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan
kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik
(plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti
kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif
yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara
menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon).
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.

Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa
terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami
menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan
payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk
yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena pemasangan susuk yang
terlalau dalam.

3. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah
anak yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi
pemotongan atau memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi
begitu pula dengan wanita memutuskan atau memotong saluran sel telur yang
disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi kehamilan kembali atau tidak
akan memiliki keturunan.

Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi dalam rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat
kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi
spiral, alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang
aman, alat kontrasepsi yang paling aman, Diafragma, Kondom, Kontrasepsi
Hormonal, Kontrasepsi mekanik, Pil atau Tablet KB, Spermisida, Suntikan KB
| Leave a comment Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Posted by Alat Kontrasepsi
Keluarga yang berkualiatas adalah keluaraga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri
dan memiliki jumlah anak yang cukup ideal dan lain sebagainya. Terkadang ada
beberapa pasangan yang mengeluhkan adanya banyak anak karena seorang wanita
atau istri tidak melakukan KB (keluarga Berencana). Program BKKBN telah
digalakkan untuk menekan jumlah angka kelahiran yang semakin bertambah setiap
tahunnya, berbagai penyuluhan pun dilakukan untuk memiliki jumlah anak yang
disesuaikan dengan kemampuan diri dan faktor ekonomi.
Kini banyak wanita telah melakukan KB dengan menggunakan alat kontrasepsi yang
dinilai aman dan ideal untuk digunakan. Salah satunya adalah IUD atau yang lebih
dikenal alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Berikut ini penjelasan singkat mengenai alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
berupa keuntungan, kekurangan dari AKDR atau IUD, yakni :

- IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dinilai cukup efektif, reversibel
dan berjangka panjang dapat bertahan hingga 10 tahun

- Membuat haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

- Dilakukan oleh dokter ahli dibidangnya dalam hal pemasangan dan pengeluaran
atau pencabutan kembali.

- AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia produktfi. Akan
tetapi, tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang terjangkit infeksi menular
pada organ kewanitaannya.

Cara Kerja AKDR atau IUD :

- IUD dapat memperlambat kemampuan sel sperma pria untuk menembus masuk ke
tuba fallopi atau oviduk atau buluh rahim.

- Mempengaruhi fertilisasi (pembuahan) sebelum menuju ovum untuk mencapai


kavum uteri.

- Fungsi utama AKDR atau IUD ini adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur
agar tidak terjadi pembuahan. Meskipun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam organ intim wanita dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (pembuahan).

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan IUD atau AKDR sebagai alat
kontrasepsi pilihan :

1. AKDR dinilai cukup memiliki ke-efektivan dalam mencegah atau menggagalkan


kehamilan sekitar 0,6-0,8 dari 100 wanita dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125 – 170 kehamilan).

2. AKDR dapat bekerja optimal setelah dipasang.

3. Bertahan dalam waktu yang cukup lama kira-kira 10 tahun perlindungan dari CuT-
380A dan tidak perlu diganti.

4. Tidak menganggu atau merusak hubungan seksual anda dengan pasangan.

5. Tidak menimbulkan efek samping pada fungsi hormonal seksual dengan CuT-
380A.

6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.


7. AKDR atau IUD, dapat dipasang segera sesudah melahirkan atau abortus
(apabila tidak terjadi infeksi).

8. AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh wanita hingga masa meopause tiba.

9. Tidak mempengaruhi atau berinteraksi langsung terhadap obat-obatan.

10. Membantu mencegah kehamilan secara ektopik.

Kekurangan atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi dari
kontrasepsi IUD :

1. Terjadi perubahan pada siklus menstruasi, membuat menstruasi menjadi lama


dan banyak, pendarahan antar menstruasi, nyeri dan sakit pada saat menstruasi
datang.

2. Setelah pemasangan akan merasa sakit yang juga dapat disertai kejang selama
3-5 hari.

3. Jika sedang menstruasi, seperti terjadi pendarahan yang cukup berat yang dapat
disertai dengan anemia atau kekurangan darah.

4. Terjadi perforasi pada dinding uterus (namun sangat jarang terjadi, apabila terjadi
biasanya disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar).

5. AKDR atau IUD ini tidak dapat mencegah dari penyakit seksual yang menular
seperti HIV/AIDS.

6. AKDR atau IUD ini tidak disarankan digunakan pada wanita yang kerap kali
berganti pasangan dan terjangkit penyakit seksual yang menular akibat infeksi.

7. Terjadi peradangan pada panggul yang terjadi usai wanita yang terinfeksi penyakit
seksual menular tetap menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, sehingga dapat
memicu infertilitas.

8. Akan mengalami sedikit rasad nyeri dan oendarahan (spotting) usai pemasangan
AKDR. Namun dapat menghilang dalam 1-2 hari.

9. Pemasangan dan pencabutan AKDR atau IUD ini hanya dapat dilakukan oleh
dokter ahli atau bidan yang terlatih.

10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, biasnaya terjadi apabila akdr
dipasang usai melahirkan.

11. Tidak dapat mencegah kehamilan ektopik karena fungsinya hanya untuk
mencegah kehamilan normal.

12. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk
memeriksa posisi dari benang AKDR dari waktu ke waktu atau setiap 1 bulan sekali.
Selain keuntungan dan kekurangan dari pengunaan AKDR atau IUD ( Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim ). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya boleh
digunakan oleh :

1. Wanita yang masih dalam usia produktif


2. Dalam keadaan nulipara
3. Seorang wanita yang menginginkan atau menggunakan alat kontrasepsi jangka
panjang
4. Wanita yang sedang dalam masa menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
5. Wanita yang pasca melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak diketahui atau terlihat adanya infeksi
7. Tidak memiliki resiko atau tidak memiliki dari infeksi meular secara seksual

Seseorang yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR atau IUD (Alat


Kontrasepsi Dalam Rahim) :

1. Sedang dalam masa kehamilan


2. Terjadi pendarahan pada vagina yang tidak diketahui
3. Menderita infeksi pada organ vital ( misalnya vaginitis, servisitis)
4. Adanya kelainan uterus yang tidak normal atau tumor jinak pada rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri
5. Terindeksi adanya penyakit trofoblas yang ganas
6. Diketahui terinfeksi penyakit TBC pelvik
7. Adanya kanker yang berada di organ kewanitaan
8. Ukuran rongga rahim yang kurang dari 5 cm.

CREATE A FREE WEBSITE


POWERED BY

Anda mungkin juga menyukai