SOP 206 Prosedur Klinis Epistaksis
SOP 206 Prosedur Klinis Epistaksis
SOP 206 Prosedur Klinis Epistaksis
Nomor :
No.Revisi :
1. Pengertian 1. Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung , rongga hidung
dan nasofaring yang dapat disebabkan karena penyebab lokal maupun sistemik.
2. Faktor resiko
2.1 Trauma
2.2 Infeksi / alergi seperti rhinitis, sinusitis
2.3 Penyakit kardiovaskuler : hipertensi, aterosklerosis, nefritis kronis
2.4 Penggunaan obat : aspirin, warfarin, heparin, NSAID, dll
2.5 Riwayat penggunaan semprot hidung steroid jangka lama
2.6 Tumor jinak / ganas pada nasofaring, sinus paranasal, dan nasal
2.7 Kelainan congenital
2.8 Deviasi septum
2.9 Pengaruh lingkungan dengan tekanan udara rendah dan udaranya sangat
kering.
3 Diagnosis
3.1 Anamnesis
3.1.1 Keluhan utama : keluar darah dari hidung
3.1.2 Perdarahan berasal dari hidung / belakang hidung
3.1.3 Pada anamnesis harus ditanyakan : frekuensi, banyaknya perdarahan,
lama perdarahan, riwayat trauma, dan riwayat penyakit sistemik.
3.2 Pemeriksaan fisik :
3.2.1 Pengukuran TTV terutama tekanan darah ( Hipertensi dapat
menyebabkan epistaksis posterior yang hebat ).
3.2.2 Rhinoskopi anterior : pemeriksaan dimulai deari vestibulum, mukosa
hidung, septum nasi, dinding lateral hidung, konka inferior untuk
mencari perdarahan.
3.2.3 Rhinoskopi posterior : dilakukan pada kasus epistaksis berulang untuk
menyingkirkan penyebab tumor.
3.3 Pemeriksaan penunjang :
3.3.1 Darah lengkap
3.3.2 Tes Koagulopati : PT, APTT, trombosit
4 Klasifikasi
Epistaksis anterior
Perdarahan yang paling sering pada anak-anak karena mengenai pleksus
6. Prosedur 1. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
lain terhadap pasien yang sesuai guna mendiagnosa epistaksis.
2. Dokter mendiagnosa epistaksis anterior / posterior.
3. Menstabilkan kondisi pasien, memposisikan pasien duduk dan kepala ditegakkan.
4. Dokter memberikan tata laksana sesuai dengan diagnosis yang dibuat.
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit epistaksis dan menjelaskan tentang
rencana pengobatan.
6. Dokter melakukan rujukan jika perdarahan dari hidung dicurigai tumor daerah
nasofaring / epistaksis berulang.
7. Dokter melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.
7. Diagram Alir
9. Dokumen Terkait
3/3