Igd
Igd
Igd
E-mail : rsuktamansari@gmail.com
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD RSUD Taman
sari
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat
darurat di IGD harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat RS Taman Sari.
B.Ruang Lingkup
C. Batasan Operasional
2. Triage.
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas.
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer.
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam
jiwa.
5. Survey Sekunder.
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak
segera diatasi.
A. Tempat kejadian :
Kecelakaan di sekolah.
B. Mekanisme kejadian:
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
C. Waktu kejadian
– Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
-Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera.
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana.
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dari salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
B. Pernafasan.
C. Kardiovaskuler.
D. Hati.
E. Ginjal.
F. Pancreas.
1. Trauma / cedera,
2. Infeksi,
3. Keracunan ( poisoning ),
4. Degerenerasi ( failure),
5. Asfiksi,
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water
and electrolit ),
7. Dan lain-lain.
4. Ditempat kejadian.
D. Landasan Hukum :
—
BAB II
STANDAR KETENAGAAN.
A. Kualifikasi SDM.
Kualifikasi
Nomor Nama Jabatan Formal Keterangan
D III Bersertifikat
1 Kepala Ruangan IGD Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat ACLS/ATLS
Koordinator Gawat
2 Darurat Dokter Umum
Bersertifikat
D III
3 Perawat Pelaksana IGD Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat ACLS/ATLS
B. Distribusi Ketenagaan
1. Untuk Dinas Pagi :yang bertugas sejumlah 3 ( Tiga ) orang dengan standar
minimal bersertifikat BLS.
Kategori :
– 1 orang Kepala Ruanagan,
– 2 orang Pelaksana.
2. Untuk Dinas Sore :yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar
minimal bersertifikat BLS.
Kategori :
– 1 orang Penanggung Jawab Shift.
– 1 orang Pelaksana.
3. Untuk Dinas Malam : yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar
minimal bersertifikat BLS. Kategori :
– 1 orang Penanggung Jawab Shift.
– 1 orang Pelaksana
Pengaturan Jaga.
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan
ke perawat pelaksana IGD setiap satu bulan..
Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ
Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa
kerja minimal 2 tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat
daruratan.
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka
perawat yang bersangkutan harus memberitahu Karu IGD : 2 jam
sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam.
Sebelum memberitahu Karu IGD, diharapkan perawat yang
bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang
bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka KaRu IGD
akan mencari tenaga perawat pengganti.
Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu IGD akan mencari
perawat pengganti yang hari itu libur atau perawat IGD lainnya. Apabila
perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada
shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 3 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
STANDAR FASILITAS
B. Standar Fasilitas
2. Peralatan.
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
jantung seperti monitor dan defribrilator.
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set ).
7. Kassa ( 1 pouch ).
11. Dower Catheter segala ukuran : – Nomer 16 ( 2 buah ),- Nomer 18 ( 2 buah ).
15. Elastis verban sesuai kebutuhan :- 6 inchi ( 1 buah ),- 4 inchi ( 2 buah ),- 3
inchi ( 1 buah ).
1. Stomach tube / NGT : – Nomer 16 ( 2 buah ),- Nomer 18 ( 2 buah ),- Nomer
12 ( 3 buah ).
3. Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
9. Tensimeter ( 1 buah ).
1. Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah ).
Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien saat ini memiliki 1 ( satu) unit
ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi IGD dan bagian umum.
1. Perlengkapan Ambulance
2. Ac
3. Sirine
4. Lampu rotater
5. Sabuk pengaman
9. Wastafel
2. Stretcher ( 1 buah )
3. Scope ( 2 buah )
Obat – obat untuk life saving (Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10
kolf )
Senter ( 2 buah )
Stetoskop ( 3 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Injeksi
19 Meylon 25 ml Flacon 9
Tablet
Jenis Obat
Anti
1. Adalat 5 mg Tablet 10 hypertensi/ Betabloker
Anti hypertensi /
2. Adalat 10 mg Tablet 10 Betabloker
3. ISDN Tablet 10 Nitrogliserida
Cairan Infus
Jenis Obat
1. Asering Kolf 4
5 Kaen 3 B Kolf 1
6. Kaen 3 A Kolf 1
9 Nacl 3 % Kolf 1
Jenis Obat
Anti
1. Paracetamol 80 Sup Supp 1 piretik, Analgetik
Anti
2. Paracetamol 120 mg Supp 1 piretik, Analgetik
Anti
3. Paracetamol 240 mg Supp 1 piretik, Analgetik
2. OBAT PENUNJANG
3. Injeksi
Jenis Obat
Perawat IGD
Petugas Admission
2. Perangkat Kerja
Status Medis
2. Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan securiti
untuk mencari identitas pasien
Perangkat Kerja
Pesawat telpon
1. Antara IGD dengan unit lain dalam RS Taman Sari adalah dengan nomor
extension masing-masing unit
2. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait dengan
pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat telephone
langsung dari IGD dengan menekan angka 9 terlebih dahulu.
– Perawat IGD
–Perangkat Kerja
– Stetoscope
– Tensimeter
– Status medis
2. Perawat jaga atau Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien
secara lengkap dan menentukan prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa /
mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi
vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan
pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan bedah /
non bedah
Perangkat Kerja
– Perawat IGD
– Supir Ambulan
Perangkat Kerja
– Ambulan
– Alat Tulis
Perawat Admission
Perangkat Kerja
Stetoscope
Tensi meter
Alat Tulis
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
Petugas Satpam
Perangkat Kerja
1.
Senter
Stetoscope
EKG
Surat Kematian
Perawat IGD
1. Perangkat Kerja
Ambulan
Handphone
Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD & PJ Shift serta
menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang
diterima dari petugas ambulan.
Dokter IGD
Perawat IGD
1. Perangkat Kerja
Ambulan
Formulir persetujuan tindakan
Formulir rujukan
1. Alih Rawat
Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit
rujukan mengenai keadaan umum pasein
2. Pemeriksaan Diagnostik
3. Spesimen
KESELAMATAN PASIEN.
# Pengertian
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Asesmen resiko
Tujuan
1. Hak pasien
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir
Near Miss :
Karena “ keberuntungan”
Karena “ pencegahan ”
Karena “ peringanan ”
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
1. TATA LAKSANA
KESELAMATAN KERJA.
A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia
kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 – 49 tahun terinfeksi HIV. Dari
keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara – negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan
umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan
pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI
angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
B. Tujuan
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
PENGENDALIAN MUTU
Idikator mutu yang digunakan di RS Taman Sari dalam memberikan pelayanan adalah
angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah
penderita yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat
hari yang sama.