Sosialisasi Profesional Keperawatan
Sosialisasi Profesional Keperawatan
Sosialisasi Profesional Keperawatan
c. Model Davis
Fred davis (1966) menggambarkan enam tahapan proses doktrin pada mahasiswa
keperawatan.
1. Kemurnian awal (initial innoncence).
Saat mahasiswa masuk dalam suatu program professional, mereka
mempunyai suatu image apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka
akan bertindak atau bertingkah laku. Mahasiswa keperawatan biasanya masuk
pada suatu program pendidikan dengan orientasi pelayanan dan berharap
melihat seseorang setelah mengalami sakit. Sementara itu, pengalaman
pendidikan biasanya akan berbeda dengan apa yang mahasiswa keperawatan
harapkan. Selama fase ini, mahasiswa mengalami kekecewaan dan frustrasi
terhadap pengalaman yang dialaminya dan mungkin mereka bertanya tentang
nilai atau keyakinan dirinya.
2. Melabel ketidakcocokan yang ditemukan (labeled recognition of incongruity).
Pada fase ini mahasiswa memulai mengidentifikasi, mengartikulasi dan
membagi masalahnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak sendirian dalam
nilai-nilai yang tidak sesuai dengan dirinya. Mereka akan membentuk
kelompok dan membagi masalahnya dalam kelompok tersebut.
3. Penjiwaan dan stimulasi peran (Psyching out and role stimulation).
Inti dari tahap ini, kerangka dasar kognitif untuk menginternalisasi nilai-
nilai professional keperawatan memulai tertanam. Mahasiswa mulai
mengidentifikasi tingkah laku dimana ia dapat diterima dan menunjukan hal
tersebut serta mencari model peran dan mempraktikan tingkah laku tersebut.
Dalamistilah yang digunakan oleh Davis adalah psyching out (penjiwaan). Hal
ini akan lebih efektif jika stimulasi peran dilakukan, dan lebih baik lagi jika
seseorang tersebut mempercayai tingkah laku tersebut dan hal ini merupakan
bagian dari orang tersebut. Tetapi, terkadang mahasiswa merasakan ia sedang
“memainkan suatu permainan” dan merasa “tidak benar untuk dirinya”
sehingga mengakibatkan perasaan bersalah dan asing.
4. Internalisasi sementara (provision internalization).
Pada tahap kelima ini, mahasiswa bimbang antara komitmen terhadap
image yang mereka buat tentang keperawatan dan kinerja tingkah laku
barunya terhadap image professional. Faktoryang akan meningkatkan image
baru mahasiswa adalah suatu peningkatan kemampuan untuk menggunakan
bahasa professional dan suatu peningkatan identifikasi dengan role model
professional.
5. Internalisasi stabil (Stable internalization).
Dalam tahap keenam, tingkah laku mahasiswa keperawatan
mencerminkan model pendidikan dan professional yang dapat diterima oleh
pofesi. Bagaimanapun, penyiapan mahasiswa pada tatanan kerja hanya
merupakan proses sosialisasi. Nilai baru dan tingkahlaku akan dibentuk lagi
ditempat kerja. Banyak faktor yang dapat menfasilitasi proses sosialisasi
Profesi adalah sekumpulan pekerjaan yg membangun suatu norma yang sangat khusus yang
berasal dari perannya di masyarakat. ( Schein EH, 1962).
Profesi adalah mengetahui yang lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain serta
mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yg terjadi pada kliennya.
Kriteria pekerjaan sebagai profesi menurut Edgar Schein adalah :
o Apabila pekerjaan itu merupakan pekerjaan seumur hidup dan menjadikan penghasilan
utama.
o Sebagai ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang dalam aplikasinya lebih kearah ilmu
terapan dgn menggunakan pengetahuan, konsep dan mempertimbangkan seni dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia.
o Landasan ilmu pengetahuan yang jelas , karena keperawatan memiliki cabang ilmu yang
terdiri atas ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinik, ilmu kep komunitas dan
ilmu penunjang.
o Memilki kode etik profesi, tiap negara berbeda - beda, akan tetapi prinsipnya sama.
o Memilki lingkup dan wewenang praktek kep berdasrkan standar praktek keperawatan.
o Memilki organisasi profesi, di INA namanya PPNI dan untuk organisasi keperawatan
dunia adalah International Council of Nurses (ICN).
o Edukator : perawat membantu klien dlm meningkatkan tingkat pengetahuan kes sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
Fungsi Perawat
o Fungsi Independen : tugas mandiri dan tidak tergantung pada orang lain (pemenuhan
KDM) pada klien.
o Fungsi Dependen : perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain.( perawat spesialis kepada perawat umum).
o Fungsi Interdependent : perawat bekerjasama dgn tim kesehatan lainnya ( seperti dari
dalam memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam
pemantauan rx obat yang telah diberikan).