Proposal Penelitian 2015
Proposal Penelitian 2015
Proposal Penelitian 2015
UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
SYEFRINALDI
No. BP. 1110333093
Oleh :
SYEFRINALDI
No. BP : 1110333093
Usulan penelitian skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk
dipertahankan dihadapan tim penguji proposal penelitian skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Pembimbing I Pembimbing II
DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Syefrinaldi
Nomor Buku Pokok : 1110333093
Tanggal Lahir : 25 September 1992
Tahun Masuk : 2011
Peminatan : Kesehatan Lingkungan &
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Nama Pembimbing Akademik : dr. Azwar Hijar, MSc
Nama Pembimbing I : Masrizal Dt. Mangguang SKM, M.Biomed
Nama Pembimbing II : DR. Sumihardi, SKM, M.Kes
Nama Penguji I : Syafrawati, SKM, M.Comm.Health, Sc
Nama Penguji II : dr. Husna Yetti, Ph.D
JUDUL PENELITIAN:
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA
PADA KARYAWAN PENGGUNA KOMPUTER DI PT ANGKASAPURA II
PADANG TAHUN 2015
Menyetujui, Mengesahkan,
Dekan FKM UNAND Ketua Prodi IKM
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan usulan
skripsi saya yang berjudul :
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA
KARYAWAN PENGGUNA KOMPUTER DI PT ANGKASAPURA II PADANG
TAHUN 2015”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Syefrinaldi
No.BP:1110333093
DAFTAR TABEL
i
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PENGESAHAN
ii
2.1.4 Pengukuran Kelalahan Mata ........................................................................ 12
2.6 Hipotesis...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
v
BAB 1 : PENDAHULUAN
dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin popular menyebabkan para
Kelelahan mata sering terjadi pada pekerja yang menggunakan komputer dalam
tentang Kesehatan, pasal 164 mengenai kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
Health and Safety Administration (OSHA) adalah faktor perangkat kerja (ukuran
objek pada layar dan tampilan layar), desain kerja (karakteristik dokumen, durasi
(riwayat penyakit).(2) Gejala visual menurut OSHA juga dapat diakibatkan dari
pencahayaan yang tidak sesuai, cahaya yang silau dari monitor, ukuran objek dari
layar monitor yang sulit dibaca, dan pola istirahat mata.(2) Usia pekerja juga
mempengaruhi kelelahan mata, selain itu faktor yang mempengaruhi antara lain
1
2
75-90% pengguna komputer.(5) Bausch dan Lomb melaporkan bahwa hampir 60 juta
komputer dan 1 juta kasus baru dilaporkan setiap tahunnya.(5) Sedangkan menurut
data organisasi kesehatan dunia (WHO) angka kejadian astenopia (kelelahan mata)
berkisar 40% sampai 90%, WHO juga menambahkan bahwa paada tahun 2006
diperkirakan 153 juta penduduk dunia mengalami gangguan visus mata / kelainan
pada mata.(5)
Syndrome (CVS) yaitu suatu gejala yang dapat menyebabkan berbagai keluhan
antara lain mata lelah dan kering, sakit kepala, pandangan buram, dan sensitif
terhadap cahaya, survei AOA tahun 2004 membuktikan bahwa 61% masyarakat
Amerika sangat serius dengan permasalahan mata akibat kerja dengan komputer
dalam waktu yang lebih dari 3 jam sehari.(2) Sedangkan menurut Pheasant bahwa
pekerja yang tidak menggunakan komputer yaitu hanya 45% yang mengalami
kelelahan mata.(5)
penggunaan monitor atau video display terminal secara terus menerus.(6) Data
menurut eyecare technology (1995) dalam endit (2003) didapatkan bahwa terdapat
60 juta orang yang menderita gangguan penglihatan karena video display terminal
untuk penggunaan 3 jam atau lebih dalam sehari, sedangkan menurut NIOSH,
3
dilaporkan bahwa 88% orang yang berinteraksi dengan komputer lebih dari 3 jam
dapat menyebabkan iritasi seperti mata berair, dan kelopak mata berwarna merah,
penglihatan ragkap, sakit kepala, ketajaman mata merosot, dan kekuatan korvegensi
gejala yang sering karena adanya interkasi mata secara terus menerus dengan
tahun 2004 didapatkan angka prevelansi kelelahan mata pada pekerja komputer
kelelahan mata yakni 60,8%.(10) Sementara itu penelitian oleh Tri Putri Yundiarti di
DOK Perkapalan Surabaya tahun 2011 keluhan kelelahan mata mencapai angka
94,4%.(11) Dan penelitian yang dilakukan oleh Irhamni Yusri di 3 Bank yang ada di
Bukittinggi yakni Bank BCA, Bank BNI dan Bank Mandiri Tahun 2013 hampir
sebagian pekerja pengguna komputer mengalami kelelahan mata yakni pada angka
76%.(1)
Usaha Milik Negara (BUMN) yang paling bertanggung jawab untuk mengelola
perusahaan ini memiliki tenaga kerja yang cukup banyak dan untuk menunjang
komputer dalam melakukan pekerjaanya yakni didapatkan data dari 197 orang
pekerjaanya.
mengeluh dengan sakit mata atau gangguan pada mata akibat melakukan aktivitas
pekerjaan dengan menggunakan komputer. Untuk itu berdasarkan teori dan data-
Padang Pariaman.
Pariaman.
Pariaman.
Padang Pariaman
Padang Pariaman.
1. Bagi perusahaan
3. Bagi institusi
dengan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer ditinjau dari karakteristik
pekerja, karakteristik pekerjaan dan perangkat kerja. Penelitian ini perlu dilakukan
karena sebagian besar pekerja setiap harinya bekerja dengan menggunakan alat bantu
komputer sehingga pekerja tidak lepas dari risiko terjadinya kelelahan mata.
7
April 2015. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross
sectional. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran jarak mata terhadap
monitor. Sedangkan sumber data sekunder yaitu profil dan laporan tahunan PT
cahaya dan sebaliknya benda disekitar kita dapat terlihat apablia memancarkan
cahaya, baik cahaya dari benda tersebut maupun dari cahaya pantulan yang datang
dari sumber cahaya lain yang mengenai benda tersebut.(12) Proses kerja mata manusia
diawali dengan masuknya cahaya melalui kornea, yang kemudian dibiaskan oleh
aqueus humor ke arah pupil.(12) Pada bagian pupil jumlah cahaya yang masuk ke
dalam mata dikontrol secara otomatis, dimana untuk jumlah cahaya yang banyak,
bukaan pupil akan mengecil sedangkan untuk jumlah cahaya yang sedikit bukaan
pupil akan membesar. Pupil akan meneruskan cahaya ke bagian lensa mata.(12) Oleh
lensa, cahaya di fokuskan ke vitreuos humor.(12) Cahaya ataupun objek yang telah
difokuskan pada retina, merangsang sel saraf batang dan kerucut untuk bekerja dan
hasil kerja ini diteruskan ke serat saraf optik (otak) kemudian otak bekerja untuk
untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi
mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-
8
9
otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau terhadap
Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan.
Stres pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat
pada obyek yang berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama.
Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan bekerja secara terus menerus dan lebih
sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan
mata, stress pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam
penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di waktu malam, mata
merah, radang pada selaput mata, berkurangnya ketajaman penglihatan, dan berbagai
masalah penglihatan lainnya.(14) Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf
mata sebagai akibat tegangan yang terus nenerus pada mata, walaupun tidak
mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan
kelelahan mata dapat menyebabkan iritasi seperti mata berair, dan kelopak mata
berwarna merah, penglihatan rangkap, sakit kepala, ketajaman mata merosot, dan
lelah mata. Menurut dr Edi Supiandi Affandi SpM dari bagian ilmu penyakit mata
FKUI keluhan penderita astenopia antara lain mata tak nyaman, iritasi, panas, sakit,
cepat lelah, mengantuk, merah dan berair. Penglihatan mata terasa buram, ganda,
kemampuan melihat menurun. Gejala itu diikuti sakit kepala, bahu, punggung dan
komputer menganjurkan untuk melakukan “3B” yaitu Blink, Breath, Break. Adapun
1. Blink, mengedipkan mata, dalam keadaan normal dalam satu menit mata akan
mata akan beristirahat walaupun hanya sesaat dan akan terjadi proses
penglihatan akan tetap jelas. Oleh karena proses mengedip ini merupakan
proses yang otomatis maka pada tahap awal harus tetap disadari bahwa
2. Breath yaitu bernafas. Apabila dalam keadaan stress, ada tendensi untuk
tanpa disadari. Bernafas secara benar dan teratur akan menyebabkan relaksasi
2. Pandangan kabur
3. Pandangan ganda
5. Mata perih
6. Mata merah
7. Mata berair
8. Sakit kepala
pekerja yang bersangkutan menderita kelainan refraksi mata yang tidak dikoreksi.
Bila persepsi visual mengalami stress yang hebat tanpa disertai efek lokal pada otot
akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan kelelahan syaraf.
General nervus fatique ini terutama akan terjadi bila pekerjaan yang dilakukan
tepat.(5)
12
yaitu suatu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi adaptasi retina sesudah
fotokimia yang terjadi pada retina terhadap rangsangan cahaya tergantung pada
metabolisme aktif sel retina dan hubungan sel photoreceptor dan retinal pigmen
ephithelium. Faktor utama yang menentukan keadaan adaptasi terang dan gelap di
retina adalah peristiwa pemucatan dan resintesa pigmen penglihatan. Efek cahaya
kemampuan mata untuk membedakan cahaya berkedip dengan cahaya continue. Tes
dilakukan dengan cara menguji responden melalui kemampuan kedipan yang dimulai
dan cahaya tersebut dianggap bukan cahaya kedipan lagi, melainkan sebagai cahaya
yang continue (mulus). Frekuensi ambang batas dari kelipan itulah disebut “frekuensi
kelipan mulus”. Jika seseorang dalam keadaan tidak lelah, frekuensi ambang itu 2
Hertz jika memakai cahaya pendek atau 0,6 Hertz jika memakai cahaya siang (day
light). Sedangkan, jika seseorang dalam keadaan lelah, maka angka frekuensi
berkurang dari 2 Hertz atau 0,6 Hertz. Pada seseorang yang lelah sekali atau setelah
menghadapi pekerjaan monoton, angka frekuensi kerling mulus bias antara 0,5 Hertz
atau lebih dibawah frekuensi kerling mulus dari orang yang sedang dalam keadaan
tidak lelah.(19)
13
(cembung) atau menipis (pipih) sesuai dengan jarak benda dilihat agar bayangan
jatuh tepat di retina. Titik terdekat tang dapat dilihat dengan jelas oleh mata
berakomodasi maksimum disebut titik dekat mata atau punctum proximum. Titik
terjauh yang dapat dilihat jelas oleh mata dengan tidak berakomodasi disebut titik
semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Daya akomodasi menurun
pada usia 45-50 tahun. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang
semakin muda seseorang, kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan dengan
usia yang lebih tua dan kecendrungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit, maka
peralihan antara muda dan tua dapat dikatakan pada umur pertengahan yakni di usia
45 tahun.(21)
14
Korelasi antara daya akomodasi dan usia dapat dilihst dalam tabel 2.1 berikut :(12)
Tabel 2.1
10 7
20 10
30 14
40 22
50 40
60 200
2. Kelainan Refraksi
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk paada retina.
menghasilkan bayangan yang kabur.(22) Sinar tidak dapat dibiaskan tepat pada retina,
tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus.
lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.(4) Penderita
tengkuk atau dahi, mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas, pegal bola mata,
penggunaan lensa kontak atau kacamata saat bekerja di depan komputer. Jika
operator komputer menggunakan lensa kontak, kelelahan mata akan lebih cepat
15
terasa. Hal ini dapat terjadi karena mata yang dalam keadaan memfokuskan layar
monitor akan jarang berkedip, sehingga bola mata cepat menjadi kering. Bola mata
yang kering menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruang
berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut, karena udara ruangan
dianjurkan oleh ahli masalah mata (Optemetrist) Dr. Jay Schlanger mengatakan
beberapa perusahaan kini mulai membuat lensa yang bagian atasnya dirancang untuk
melihat komputer, dan bagian bawahnya untuk membaca. Penggunaan kacamata anti
radiasi juga dapat membantu memberikan filter bagi radiasi yang masuk ke dalam
mata selama berinterkasi dengan komputer. Selain bisa dibawa kemanapun kita
bekerja, kacamata ini tidak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namun
juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya.
Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita
karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi
3. Istirahat Mata
keselamatan dan kesehatan pekerja termasuk beban kerja, waktu kerja yang lama dan
kurangnya istirahat. NIOSH juga menjelaskan bahwa keluhan mata berkurang secara
bermakna pada pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang
2-3 menit setiap 15-20 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat
setelah bekerja selama 30 menit, atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan
16
pendek tetapi sering atau banyak adalah lebih baik daripada satu kali istirahat dengan
durasi yang panjang. Karena sebenarnya pengaturan waktu istirahat yang tepat akan
istirahat pendek namun sering dan teratur, selain itu juga disarankan pekerja atau
operator tersebut tidak terus menerus berhadapan dengan komputer tetapi diselingi
mengingat bahwa mata operator tersebut digunakan untuk melihat dalam jarak yang
cukup dekat sehingga mata mereka selalu berakomodasi dan terfokus pada layar
1. Micro break : istirahat 10 detik setiap 10 menit bekerja, yaitu dengan cara
2. Mini break : dilakukan setiap setengah jam selama 5 menit dengan cara
berdiri dan meregangkan tubuh. Lakukan juga melihat jauh dengan objek
yang berbeda-beda.(18)
3. Maxi break : termasuk disini meminum kopi atau teh dan makan siang.
pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang waktu bekerja
setiap 15-20 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat setelah bekerja
17
selama 30 menit, atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan komputer dan
seterusnya.(24)
bahwa jika seorang pekerja bekerja menggunakan Video Display Terminal untuk
jangka waktu yang cukup lama atau secara terus menerus selama satu jam atau lebih,
maka pekerja tersebut harus melakukan isitirahat mata dari melihat VDT setidaknya
Salah satu contoh metode istirahat mata yang disarankan oleh beberapa ahli yaitu
dengan melihat suatu benda atau objek dengan fokus yang berbeda dan disarankan
dengan jarak yang jauh dibandingkan dengan jarak monitor ke mata. Caranya yaitu
jika bekerja selama 20 menit, lihatlah suatu objek dengan jarak minimal 20 kaki (6
lamanya seseorang bekerja sehari yang baik pada umumnya adalah 6-8 jam.
Memperpanjang waktu kerja lebih dari batasan tersebut pada umumnya tidak diikuti
dengan efisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta
Secara umum, semakin panjang wakru kerja seseorang maka makin besar
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau bersifat negatif. Hal ini
berkaitan dengan potensi bahaya atau risiko yang mungkin muncul dari pekerjaan
atau material yang pekerja hadapi saat bekerja, sehingga semakin lama mereka
terpapar bahan atau hazard tersebut maka semakin besar kemungkinan mereka akan
juga akan mengalami suatu risiko karena mata operator komputer akan selalu
berinterkasi dan berhadapan dengan monitor dalam jangka waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu, pekerjaan mata yang selalu berulang atau terus menerus akan
membuat mata tersebut selalu berupaya untuk memfokuskan pandangan pada bidang
sehari secara baik pada umumnya 0-4 jam. Memperpanjang jam kerja lebih dari
kemampuan tersebut biasanya tidak disertai efisiensi yang tinggi, bahkan biasanya
Durasi atau lamanya mata digunakan untuk melihat komputer juga menjadi
salah satu faktor dalam mempercepat terjadinya gangguan atau kelelahan mata. Hal
ini diperkuat dalam dengan hasil penelitian yang dilakukan Rey dan Meyer (1980)
terhadap pengguna monitor yang bekerja selama 6-9 jam per hari dengan mereka
Jarak mata terhadap monitor merupakan hal yang perlu mendapat perhatian
karena turut menentukan kenyamanan pandang mata pekerja, terutama untuk melihat
jarak dekat dalam waktu yang cukup lama sesuia tipikal kerja perkantoran.(2)Jarak
kurangnya adalah 20-40 inch atau 50-100 cm.(2) Hal ini sesuai dengan penyebab
utama terjadinya kelelahan mata yaitu jarak mata terlalu dekat dengan monitor,
sehingga mata dipaksa bekerja untuk melihat dari jarak yang cukup dekat dalam
19
jangka waktu yang cukup lama, sedangkan fungsi mata sendiri sebenarnya tidak
2. Ukuran objek
ukuran suatu objek kerja maka semakin rendah kemampuan mata yang diperlukan
untuk melihat objek tersebut.(5) Sedangkan untuk ukuran objek kerja yang kecil
diperlukan kemampuan mata yang lebih untuk dapat melihat dengan fokus, akibatnya
kelelahan visual.(5)
3. Tampilan Monitor
Ketika monitor dalam keadaan hidup atau beroperasi dan digunakan untuk
berkerja, maka tampilan dari layar atau kekontrasan layar juga menentukan
perbedaan ketajaman atau tampilan antara dua hal atau image, dalam hal ini yaitu
antara karakter (huruf) pada layar monitor dengan warna latar itu sendiri.(6)
untuk timbulnya kelelahan mata pada pekerja.(22) Secara ideal, tingkat kontras dari
tampilan yang baik adalah tingkat kontrasnya tepat, yaitu perpaduan antara warna
teks dengan latar belakang tinggi.(22) Dan dalam hal ini yang paling ideal adalah teks
atau karakter berwarna gelap dan latar belakang layar berwarna terang (dark letters
berwarna putih, karena tampilan seperti inilah yang dapat dikatakan paling nyaman
untuk mata pekerja yang menggunakan komputer dalam jangka waktu yang cukup
lama.(22)
20
Pencahayaan yang cukup dan diatur dengan baik merupakan salah satu faktor
untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Dengan
pencahayaan yang cukup, objek penglihatan akan terlihat jelas sehingga dengan
mata, sebab pekerja akan lebih mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar
ukuran benda. Hal ini akan membuat proses akomodasi mata lebih dipaksa dan dapat
Tingkat pencahayaan menurut Granjean dapat dilihat pada tabel 2.2 :(20)
5 I Made Rai Riski Faktor-Faktor yang Metode analitik Usia,durasi lama paparan, Usia dengan kelelahan
Berhubungan dengan dengan jarak pandang, intensitas mata tidak ada hubungan
gejala keluhan kelelahan pendekatan crosss cahaya (p=0,464)
mata pada karyawan sectional Durasi lama paparan ada
pengguna komputer di hubungan dengan
grapari tekomsel Kendari kelelahan mata(p=0,001)
tahun 2014 Intensitas
cahaya(p=0,03)
Jarak pandang(p=0,346)
Dalam teori yang mereka ungkapkan kelelahan mata dapat terjadi karena berbagai
faktor yaitu faktor karakteristik pekerja, karakteristik pekerjaan, perangkat kerja dan
Durasi Kerja
Faktor Karakteristik
Faktor Perangkat Kerja :
Pekerja :
1. Jarak Monitor
1. Usia
Kelelahan 2. Ukuran objek
2. Kelainan
Mata 3. Tampilan
refraksi
monitor
3. Istirahat mata
Tingkat Pencahayaan
variabel yang diduga mempunyai hubungan kuat dengan faktor kelelahan mata yang
Variabel Independen
Usia
Kelainan
Refraksi
Variabel
Kelelahan Mata
Durasi Kerja
Jarak Monitor
2.6 Hipotesis
sectional atau potong lintang, dimana pengumpulan data serta pengukuran variabel
berjumlah 70 orang.
3.3.2 Sampel
Rumus besar sampel yang diambil untuk meneliti faktor kelelahan mata pada
dikemukakan oleh Lameshow, dkk. Rumus tersebut adalah sebagai berikut :(26)
124,852
𝑛=
2,25
n = Besar sampel
N = Besar Populasi
sampling dengan memperkirakan cadangan sampel 10% jadi sampel dalam penelitian
ini sebanyak 61 orang, dimana setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama
penelitian.
2. Eksklusi
penelitian.
3.pandangan ganda
4.sulit fokus
5.mata perih
6.mata merah
7.mata berair
8.sakit kepala
2 Usia Lama hidup pekerja Kuesioner Wawancara 0 = Tua : Jika umur Ordinal
1 = Tidak ada
28
kelainan : Jika
pekerja tidak
mengalami
kesulitan untuk
fokus dalam
melihat.(12)
5 Durasi kerja Rata-rata lamanya Kuesioner Wawancara 0=Tidak Normal >4 Ordinal
komputer.(8)
6 Jarak monitor Jarak antara mata pekerja Mistar / Pengkuran 0=Tidak Baik <50 Ordinal
komputer.(2) mata ke
bagian tengah
layar monitor
Data primer merupakan hasil pengamatan atau data yang diambil oleh
peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara
langsung oleh peneliti pada objek penelitian dan data hasil analisis yang dilakukan
b. Kuesioner Wawancara
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data jumlah karyawan, arsip catatan, dan
pengolahan data.
4. Cleaning (pembersihan data), yaitu: apabila semua data dari setiap sumber
data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
1. Analisis Univariat
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menggunakan distribusi dan frekuensi
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisis yang dilakukan pada dua variabel yang
variabel (variabel independen dan variabel dependen). Dalam penelitian ini, variabel
dependen adalah kelelahan mata, sedangkan variabel independen yang diteliti ialah
variabel usia, istirahat mata, kelainan refraksi, jarak monitor, dan durasi penggunaan
komputer. Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut digunakan uji chi square
dengan derajat kepercayaan 95% dan α = 0.05. Apabila nilai p<0,05 berarti terdapat