Proposal
Proposal
Proposal
PROPOSAL
Oleh :
Djulfahru Polontalo
P07120317011
Keperawatan Palu.
Mengetahui,
Kaprodi D-IV Keperawatan
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
D. Manfaat penelitian..................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................5
A. Tuberkulosis Paru...................................................................................................5
1. Definisi...............................................................................................................5
2. Etiologi...............................................................................................................5
3. Patofisiologi.......................................................................................................7
4. Tanda dan Gejala................................................................................................8
5. Cara Penularan...................................................................................................8
6. Diagnosis............................................................................................................9
7. Pengobatan Tuberkulosis Paru.........................................................................10
B. Kepatuhan Minum Obat.......................................................................................14
1. Definisi Kepatuhan...........................................................................................14
2. Teori-Teori Kepatuhan.....................................................................................15
3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan...............................................18
4. Dampak ketidakpatuhan...................................................................................21
5. Instrumen Kepatuhan Minum Obat..................................................................22
C. Kerangka Konsep.................................................................................................25
D. Hipotesis..............................................................................................................25
BAB III............................................................................................................................26
METODE PENELITIAN.................................................................................................26
A. Desain Penelitian..................................................................................................26
ii
iii
iii
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Efek Samping Obat-Obat TBC menurut (Wahid dkk, 2016)......................13
iv
v
DAFTAR GAMBAR
v
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyebab utama dari gangguan kesehatan, penyakit ini disebabkan oleh basil
paru merupakan suatu penyakit yang paling sering mengenai parenkim paru
(Suddarth, 2017).
salah satu dari 10 penyebab utama kematian diseluruh dunia, dimana pada
tahun 2016 terdapat 10,4 juta jiwa terserang penyakit TB paru dan
mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 10 juta jiwa. Hal ini
tidak berbeda dengan kejadian TB paru pada tahun 2018 yaitu sebanyak 10
juta jiwa yang diantaranya 5,7 juta pada laki-laki, 3,2 juta pada perempuan
dan 1,1 juta pada anak-anak. Kasus TB paru 87% terjadi di 30 negara dengan
beban TB paru yang tinggi, delapan negara menyumbang dua pertiga kasus
Indonesia pada tahun 2017 yaitu sebanyak 420.994 kasus dan mengalami
peningkatan pada tahun 2018 yaitu sebanyak 566.623 kasus dan mengalami
penurunan tahun 2019 yaitu sebanyak 543.874 kasus, dimana jumlah kasus
pada tahun 2018 yaitu 84,6% dan pada tahun 2019 meningkat menjadi
sebesar 90%. Maka dari itu, Indonesia belum mencapai standar angka
360.225 jiwa penduduk. Angka case detection rate (CDR) untuk kasus
Penderita TB Paru oleh dinas kesehatan Kota Palu pada tahun 2016 dari 5340
Suspek TB Paru di temukan kasus dengan BTA (+) sebanyak 439 penderita
mudah untuk dijangkau oleh masyarakat dan memiliki kontribusi yang sangat
Batusuya pada tahun 2020 yaitu sebanyak 20 kasus dan pada tahun 2021
Minum Obat (PMO) pasien terhadap kepatuhan minum obat pada pasien
tahap awal yang harus diberikan setiap hari selama dua bulan yang bertujuan
untuk menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh apsien. Sedangkan
membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman
akan merasakan batuk berkurang bahkan hilang, batuk darah berhenti, nafsu
4
makan membaik dan berat badan naik. Bahkan pada tahap ini pasien merasa
pasien untuk meminum obat yang lengkap sampai selesai, untuk mencapai
kepatuhan merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku hidup sehat.
yang diresepkan dokter pada waktu dan dosis yang tepat(Saragih & Sirait,
pada pasien TB paru dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu efek samping
Ethiopia berupa takut akan efek samping obat, kelupaan, waktu tunggu
minum obat sebagian besar dalam kategori cukup (40%) sedangkan kategori
sangat baik masih rendah yaitu sebesar (5,0%) hal ini membuktikan bahwa
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mongi et al.,
bahwa sebagian besar penderita TB tidak patuh minum obat (55,6%) dan
yang patuh hanya (44,4%) hal ini membuktikan bahwa kepatuhan minum
obat pasien TB paru masih dikategorikan tidak patuh, dari penelitian diatas
dalam masa pengobatan hingga sembuh. Adapun tugas dari PMO ini berupa
untuk periksa dahak ulang pada waktu yang telah ditentukan, kemudian
pecatatatan pada kartu pemantauan menelan obat. yang menjadi PMO adalah
dan anggota keluarga. Akan tetapi sebaiknya yang menjadi PMO adalah
orang yang terdekat dengan penderita (tinggal serumah atau dekat dengan
rumah penderita) yaitu keluarga dimana keluarga inti atau pun keluarga besar
yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Trilianto et al.,
dosis bila klien tidak mampu dan memngingatkan klien tentang perilaku
bahwa apa yang harus dirasakan harus diobat demi kehidupan selanjutnya
kepatuhan minum obat sudah banyak dilakukan, akan tetapi belum ada yang
A. Rumusan Masalah
literatur review ini untuk melihat apakah ada hubungan dukungan keluarga
A. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
literatur review.
B. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
1. Definisi
sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Gejala utama pasien Tuberkulosis paru
yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk berdahak juga dapat
diikuti dengan gejala tambahan seperti rasa berat di dada, sesak dan demam.
Pengobatan yang terputus atau tidak sesuai dengan standar Directly Observed
paru) bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk
batuk maka akan menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dan percikan
(Kemenkes, 2016).
2. Etiologi
(Kemenkes, 2016).
panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3- 0,6 mikron. M. tuberculosis merupakan
ini dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin, hal ini terjadi
karena bakteri berada dalam sifat dormant yaitu dapat bangkit kembali dan
menjadikan aktif lagi. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob, sifat ini
kandungan oksigennya, dalam hal ini tekanan oksigen bagian apikal paru-
paru lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga bagian apikal ini
mempunyai sel lipoid. Bakteri Tuberkulosis paru juga tahan terhadap suhu
rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama pada suhu
antara 4°C sampai minus 70°C. Kuman sangat peka terhadap panas, sinar
matahari dan sinar ultra violet. Paparan langsung terhadap sinar ultra
violet, sebagian besar kuman akan mati dalam waktu beberapa menit.
Dalam dahak pada suhu antara 30-37°C akan mati dalam waktu lebih
12
3. Patofisiologi
Tuberkulosis paru. ketika penderita batuk atau bersin. Infeksi akan terjadi
kuman yang dikeluarkan dari dalam paru-paru. Makin tinggi derajat positif
primer maupun paska primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terkena
tubuh penderita melalui aliran darah. Organ utama yang diserang oleh
bakteri ini adalah limfe dan bronkus. Bakteri ini dapat bertahan serta
darah
c. Batuk darah
d. Sesak nafas
e. Badan lemas
h. Malaise
5. Cara Penularan
yang sangat kecil pada penderita Tuberkulosis paru tersebut batuk dan
selama beberapa jam. Kuman yang ada di droplet terhirup oleh orang lain
dan jika sudah menetap dalam paru orang yang menghirupnya, maka
6. Diagnosis
seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai
terjadi overdiagnosis.
penyakit.
dalam kurun waktu dua minggu. Pengobatan pada tahap ini biasanya
lama namun jenis obat yang lebih sedikit. Agar tidak terjadi
a) Isoniazid (H)
Obat ini dikenal dengan nama INH dan bersifat bakterisid, obat
b) Rifampisin (R)
c) Pirazinamid (Z)
Obat ini bersifat bakterisid, yaitu bisa membunuh kuman yang ada
d) Streptomisin (S)
e) Etambutol (E)
a. Kategori I (2HRZE/4H3R3)
b. Kategori II (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
lalai.
untuk penderita TB Paru baru BTA negatif dan rontgen positif sakit
1. Definisi Kepatuhan
minum obat (PMO) yang berasal dari kader, petugas kesehatan dan
tersebut.
20
8. Teori-Teori Kepatuhan
a) Perceived Susceptibility
b) Perceived Severity
c) Perceived Benefits
check up rutin.
d) Perceived Barriers
e) Cues to Action
sehat.
f) Self Efficacy
perilaku yang dirasakan. Hasil akhir dari teori ini adalah keyakinan
b. Model of Adherence
a. Sosioekonomi
yaitu:
(form TB 01)
PMO
pengobatan
penderita
buruk.
ia melewatkan tiga atau lebih dari dosis obat anti Tuberkulosis paru
Nama Ulasan
Instrumen
Medication Instrumen ini menilai keyakinan dan hambatan
Adherence dalam kepatuhan minum obat. Didasarkan pada
Report Scale Inventori Sikap Obat (DAI) dan survei kepatuhan
(MARS) psikiatri umum dengan memasukkan pertanyaan
dari MAQ. Bertujuan untuk mengurangi
kekurangan DAI. Instrumen ini terdiri dari 10
pertanyaan dengan pilihan “ya” atau “tidak”.
Instrumen ini dinyatakan reliabel oleh Thompson
dalam Culig dan Leppe (2014) dengan nilai
alpha cronbach 0,75
Hill-Bone Instrumen ini hanya menargetkan pada pasien
Compliance dengan obat hipertensi. Terdiri dari 3 sub skala,
Scale (Hill- perilaku minum obat, kemampuan untuk membuat
Bone) janji dan asupan natrium. Jumlah pertanyaan 14
dengan skala 1-4 dari tidak pernah-setiap saat. Alat
ini telah divalidasi pada populasi perkotaan dan
komunitas. Instrumen ini reliabel dan dapat menjadi
alat yang berguna untuk mendeteksi ketidakpatuhan
pasien dalam setting
rawat jalan (Culig dan Lepp, 2014)
Eight-Item Instrumen ini terdiri dari 8 item, 7 item pertama
Morisky menggunakan pilihan jawaban Ya/Tidak,
Adherence Scale sedangkan item terakhir adalah respons Likert 5
(MMAS-8) poin. Alat ini divalidasi dengan validitas dan
reliabilitas yang luar biasa pada pasien dengan
29
B. Kerangka Konsep
DUKUNGAN KEPATUHAN
KELUARGA MINUM
OBAT
C. Hipotesis
hubungan, pengaruh serta perbedaan pada dua variabel atau lebih. Selain itu
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara
dependen diukur hanya dalam satu kali dan waktu yang sama. Menggunakan
studi ini maka akan diperoleh prevalensi suatu fenomena (variabel dependen)
2017).
1. Tempat
Tengah.
2. Waktu
1. Populasi
bukan hanya orang tetapi juga obyek dan juga benda benda alam lainya.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang
tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat jalan
2. Sample
yang kurang dari 100. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
a. Kriteria Inklusi
oleh dokter.
b. Kriteria Eksklusi
F. Variable Penelitian
Variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
G. Definisi Oprasional
ruang lingkup Variabel (Notoatmojo, 2014). Definisi pada penelitian ini adalah
a. Definisi:
TB MDR..
a. Definisi:
Shortcourse).
H. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a) Data Primer
b) Data sekunder
a. Wawancara
diri.
b. Kuisioner
telah disiapkan.
1. Uji validitas
2021).
2. Uji Reabilitas
2014).
J. Pengolahan Data
4. Coding, yaitu kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap tiap data yang
termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
dalam bahasa lisan, tulisan ataupun symbol symbol sehingga orang lain
K. Analisa Data
f
X = x 100%
n
Keterangan :
L. Penyajian Data
diteliti.
M. Etika penelitian
informasi (berpatisipasi).
untuk tidak memberikan apa yang diketahui kepada orang lain. Oleh sebab
adil yang perlu dijaga peneliti dengan kejujuran, keterbukaan, dan kehati
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016. Surabaya:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Kemenkes RI. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
LAMPIRAN
46
Kepada Yth:
Responden
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa jurusan DIV Keperawatan
Poltekes Kemenkes palu:
Nama : Djulfahru Polontalo
NIM : P07120317011
Akan mengadakan penelitian yang berjudul: “Pengaruh dukungan Pengawas
Minum Obat (PMO) terhadap kepatuhan munum obat pada pasien Tuberkulosis
paru”. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan saudara (i) sebagai
responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan terjaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara (i) tidak bersedia menjadi
responden, maka tidak ada ancaman bagi saudara (i) . Jika saudara (i) tekah menjadi
responden dan terjadi hal-hal yang merugikan . maka peneliti diperbolehkan
memundukan diri untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.
Apa bila saudara (i) menyetujui, maka mohon kesediaan saudara (i) untuk
menandatangani persetujuan dan pertanyaan- pertanyaan yang saya sertakan pada
surat ini.
Atas perhatian dan kesediaan saudara (i) sebagai responden, saya ucapkan
banyak terima kasih.
Palu, July 2020
Peneliti
47
Djulfahru Polontalo
Demikian pernyataan ini saya buat tanpa paksaan dan tekanan dari peneliti.
(…………….........)
KUESIONER PENELITIAN
PERAN PENGAWAS MINUM OBAT(PMO)
TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT
PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
Kode Responden:
A. Karakteristik Responden
Tanggal wawancara :
Nama pasien :
Alamat pasien :
N. Identitas Pasien
6. Jenis penyakit TB
a. Tuberkulosis paru
b. Tuberkulosis ekstra paru
7. Apakah ada PMO (Pengawas Menelan Obat)
a. Ada
b. Tidak
8. Lama pengobatan
a. 2 minggu-2 bulan
b. >2 bulan-6 bulan
c. >6 bulan
9. Jenis obat yang diminum
a. Isoniazid (H) d. Streptomisin (S)
b. Rifampisin (R) e. Etambutol (E)
c. Pirazinamid (Z)
10. Waktu meminum obat
a. 07.00 1x sehari saat perut kosong/sebelum makan/sesudah makan
b. 13.00 1x sehari saat perut kosong/sebelum makan/sesudah makan
c. 19.00 1x sehari saat perut kosong/sebelum makan/sesudah makan
11. Memperoleh obat tuberkulosis paru
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Apotik
d. Praktek Dokter
e. Klinik Kesehatan
Isi kolom yang ada dengan keadaan diri anda yang sebenarnya berilah
50
checklist ( √) pada jawaban yang akan anda pilih. Kami sangat menghargai
51
52
2021).