0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
464 tayangan13 halaman

Plastida

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dapat kita ketahui bahwa sel merupakan kesatuan dasar struktural dan fungsional
makhluk hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri dari sel-sel.
Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler =
monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup
multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti sekuruh fungsi kehidupan atau aktivitas
kehidupan (proses kehidupan reproduksi, iritabilitas, digestivus, ekskresi dan lainnya) pada
makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak berlangsung didalam tubuh yang dilakukan
oleh sel. Sel dibagi menjadi dua yaitu sel prokariotok dan eukariotik. Salah satu contoh sel
eukariotik adalah plastida. Plastida adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel
eukariotik. Fungsi plastida bervariasi, tergantung pada jenisnya. Plastida merupakan organel
yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan berdeferensiasi menjadi berbagai
bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida biasanya tak berwarna dan disebut
leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida berwarna hijau dan disebut kroroplas, serta
pada buah masak kadang-kadang kuning atau merah, disebut kromoplas. Plastida berfungsi
untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan
sel tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan maasalah dari makalah ini:

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian plastida


2. Apa saja yang termasuk fungsi-fungsi plastida
3. Apa saja tipe-tipe plastida
4. Bagaimana struktur dan perkembangan plastida
5. Bagaimana cara peranan plastida dalam proses fotosintesis
1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian plastida

2. Mengetahui fungsi-fungsi plastida

3. Mengetahui tipe-tipe utama plastida

4. Mengetahui struktur dan perkembangan kroroplas

5. Mengetahui peranan plastida pada proses fotosintesis


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Plastida

Plastida ditemukan dalam sel tumbuhan dan sebagian alga. Plastida merupakan
oerganel sel yang penting dalam kehidupan seperti fotosintesis dan penyimpanan makanan
dalam sel. Hampir semua plastida mampu melakukan fotosintesis, akan tetapi beberapa
spesialissasi plastida tidak mampu berfotosintesis. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida
biasanya tak berwarna dan disebut leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida
berwarna hijau dan disebut kloroplas, serta pada buah masak kadang-kadang kuning atau
merah, disebut kromoplas. Pada sel yang tidak menjadi hijau, seperti sel epidermis atau sel
rambut tangkai sari (misalnya pada Rhoeo discolor), plastida tetap tak berwarna, disebut
leukoplas (dalam arti sempit). Leukoplas juga terdapat pada jaringan yang tak terdedah
pada cahaya. Pada jaringan semacam ini seperti pada umbi, leukoplas membentuk butir pati
yang disebut amiloplas. Statolit adalah amiloplas khusus dalam tudung akar dan pada buku
beberapa batang muda, serta terlibat dalam gaya berat. Leukoplas membentuk minyak atau
lemak, dan disebut elaloplas, misalnya pada epidermis daun Vanilla.Plastida meruoakan
organel yang sangat penting dalam menunjang kehidupan umat manusia, karena peran
plastida sangatlah penting. Karena disini plastida merupakan suatu organel yang berperan
aktif dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses pengubahan zat onorganik
H2O dan CO2 oleh klorofil dengan bantuan cahaya matahari menjadi zat organik. Dimana
hasil dari fotosintesis salah satunya adalah oksigen dan glukosa yang selama ini kita hirup.

2.2 Fungsi Plastida

Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak uang
diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan morfologinya,
plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termasuk amiloplas dan
elailoplas) atau kromoplas. Plastida merupakan derivat dari proplastid, yang dibentuk pada
bagian meristematik tumbuhan. Pada tumbuhan plastida dibedakan kedalam beberapa
bentuk tergantung fungsinya dalam sel. plastida terbagi atas empat jenis yaitu kloroplas,
kromoplas, leukoplas, dan gerontoplas (etioplas). Leukoplas terbagi tiga yaitu amiloplas,
proteinoplas, dan elaioplas.

Fungsi plastida adalah sebagai berikut :

 Fotosintesis, fungsi plastida ini dilakukan oleh kloroplas sebagai unit yang
mengandung banyak pigmen klorofil untuk melakukan fotosintesis.
 Perubahan warna, fungsi plastida ini sangat erat pengaruhnya dalam proses
penyerbukan dan penyebaran biji pada tumbuhan. Dengan terjadinya
perybahan warna, organisme seperti serangga akan berminat untuk
melakukan penyerbukan. Oleh karena itu banyak ditemukan plastida jenis
kromoplas pada bunga.
 Meningkatkan penyimpanan cadanfan makanan, fungsi plastida ini
diperankan oleh kromoplas dan leukoplas. Perubahan kloroplas oleh
kromoplas mengakibatkan kemampuan jaringandan sel dalam menyerap
bahan-bahn yang larut dalam air seperti karbohidrat.
 Penyimpanan makanan, fungsi plastida ini diperankan oleh kromoplas dalan
jumlah sedikit dan leukolpas seperti amiloplas untuk penyimpanan amilim,
elaioplas untuk lipd atau lemak dan prpteinoplas untk protein.
 Produksi asam amino dan protein, fungsi plastida ini dilakukan oleh
leukoplas.
 Tempat terjadinya reaksi terang yang penting dalam proses pertumbukan
makanan, fungsi ini tentu saja terjadi utamanya di kloroplas.

2.3 Tipe-tipe Utama Plastida

a. Kloroplas

Kloroplas adalah plastida yang menghasilkan warna hijau daun disebut


klirofil.Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil, keroteonid dan pigmen
fotosintesis lain.

Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut:

Klorofil a : menghasilkan warna hijau biru

Klorofil b : menghasilkan warna hijau kekuningan

Klorofil c : menghasilkan warna hijau coklat

Klorofil d : menghasilkan warna hujau merah

Selubung kloroplas terdiri atas dua membran. Dalam kloroplas terdapat sistem membran
lain berupa kantong-kantong pipih yang disebut Tilakoid. Tilakoid tersusun bertumpuk
membentuk struktur yang disebut grana (jamak granum). Di dalam tilakoid inilah terdapat
pigmen fotosintesis yaitu klorofil dan karoten.

Ruangan di antara grana disebut stroma.

Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Di dalam tilakoid pigmen klorofil berperan
dalam penangkapan energi sinar yang akan diubah menjadi energi kimia melalui suatu
proses yang disebut reaksi terang. Reaksi selanjutnya adalah reaksi gelap yaitu proses
pembentukan glukosa. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dengan menggunakan
energi kimia hasil reaksi terang.

Kloroplas pada umumnya berbentuk seperti lensa, biasanya berukuran 4-6 µm. Di dalam
kloroplas terdapat zat hijau daun atau klorofil, dan sedikitnya dua zat warna kuning atau
merah, atau kelompok zat warna (karotenoid): satu macam karoten atau lebih (C40H56) dan
xantofil (C40H56O2). Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis dan pada kebanyakan
tumbuhan berfungsi pula dalam pembentukan pati dari karbohidrat terlarut hasil
fotosintesis, serta melarutkannya kembali. Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau.
Kloroplas yang berkembang dalam batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang
dalam fotositesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi
gula, yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tetumbuhan. Kloroplas memperbanyak
diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan inti sel.

Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid, pigmen hijau dan kuning, DNA dan
RNA.

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa pada bagian dalam stroma terdapat
struktur yang membran yang dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum. Bagian
dalam tilakoid disebut lokulus. Tilakoid yang menghubungkan antar grana disebut fret.
Di dalam membran tilakoidterdapat enzim-enzim untuk kelengkapan reaksi terang
fotsintesis, dan di sinilah terdapatnya lorofil. Jadi fungsi tilakoid adalah sebagai tempat
berlangsungnya reaksi terang fotosintesis. Sedangkan pada stroma terdapat enzim-enzim
yang sangat penting untuk reduksi CO2 menjadi kabohidrat. Jadi fungsi stroma adalah
tempat berlangsungya reaksi gelap fotosintesis.

b. Kromoplas

Warna kuning, merah, atau merah bata pada kromoplas disebabkan oleh kandungan
karotenoidnya. Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari
proplastida. Yang penting dalam diferensiasi kromoplas adalah sintesis dan penempatan
pigmen karotenoid seperti karotenoid (pada wortel, Daucus) atau likopen (pada tomat.
Lycopersicon). Perkembangan pigmen berkaitan dengan modifikasi, bahkan perombakan
sama sekali, tilakoid. Dalam proses itu, globula (gelembung) lipid bertambah banyak. Dalam
beberapa kromoplas, pigmen disimpan dalam globula (cabe kuning, jeruk). Pada kromoplas
lain, pigmen berkumpul dalam fibril protein yang berjumlah banyak (cabe merah). Bentuk
ketiga dari pigmen adalah bentuk kristaloid. Pada tomat merah, perkembangan likopen
berbentuk kristal berkaitan dengan membran tilakoid. Beberapa krislal menjadi amat
panjang dan tilakoid memanjang, sementara likopera dibentuk. Kristaloid karoten dalam
akar wortel dibentuk sewaktu struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan
selubung lipoprotein.

Kromoplas tidak memiliki klorofil. Kromoplas sering berasal dari kloroplas, seperti
pada kulit buah jeruk yang berubah dari hijau menjadi merah kuning. Keadaan sebaliknya
dapat pula terjadi, seperti kromoplas pada akar wortel yang terbukti mampu
berdeferensiasi menjadi kloroplas. Pigmen karoten hilang dan tilakoid yang membentuk
klorofil dapat berkembang dalam plastida.

Kloromoplas memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan. Namun, tidak
seluruh warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, sebab dalam cairan
vakuola juga dapat ditemukan sebagai zat warna. Macam-macam pigmen pada kromoplas,
misalnya :

• Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.

• Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.

• Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.

• Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.

• Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.


c. Leukoplas

Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:

• Amiloplas (untuk menyimpan amilum)

Di beberapa tempat tertentu, kloroplas membentuk butir pati besar sebagai


cadangan makanan, seperti pada umbi semu anggrek. Namun, jumlah cadangan makanan
terbesar dibentuk dalam leukoplas umbi akar, umbi batang, rizoma, dan biji. Amilum atau
pati dapatditunjukkan dengan mudah karena berwarna biru atau hitam dengan iodium. Bila
dipanaskan sampai 70˚C warna hilang dan menjadi biru lagi setelah dingin kembali. Reaksi
ini dianggap sebagai reaksi permukaan. Butir besar menunjukkan lapisan yang mengelilingi
sebuah titik di tengah, yakni hilum. Hilum bisa berada di tengah butir pati atau agak ke tepi.
Retakan yang sering terlihat berarah radial dari hilum nampaknya terjadi akibat dehidrasi
butir pati. Terjadinya lapisan dianggap sebagai akibat letak molekul yang lebih padat di awal
pembentukan lapisan, dan secara bertahap menjadi lebih renggang di sebelah luar. Hal itu
menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung di dalamnya. Jadi, adanya lapisan
dianggap akibat perbedaan kadar air dalam lapisan yang berturut-turut, sedangkan taraf
kepadatan menyebabkan perbedaan indeks bias. Dalam alkohol kuat, semua lapisan itu
hilang, mungkin karena dehidrasi yang meniadakan perbedaan taraf kepadatan. Pada pati
serealia, terjadinya lapisan bergantung pada irama harian.

Pada kentang, perubahan berkala yang mengakibatkan adanya lapisan berasal dari
dalam (endogen). Dalam butir pati, molekul tersusun radial sehingga menunjukkan sifat
kristal. Sebab itu, jika pati diamati dengan sepasang polariod dalam posisi silang akan
tampak terang, kecuali tanda silang yang pusatnya bertepatan dengan hilum butir tersebut.
Pada biji yang mulai berkecambah atau umbi yang mulai menumbuhkan pucuk, butir pati
mengalami pengikisan yang bermula dari luar dan lama-kelamaan habis terurai. Pada butir
pati kecil, hilum bertempat di pusat lapisan yang mengelilinginya.

Pada butir yang lebih besar, hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat). Jika
dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran tersebut akan segera saling
menyentuh dan membentuk butir majemuk. Dengan demikian, dikenal butir majemuk
seperti pada pati gandum (Avena) dan padi (Oryza sativa), pati setengah majemuk pada
kentang, dan butir pati tunggal seperti pada pati irut ( Maranta). Jika butir pati mengisi sel
hingga penuh, maka tepi-tepinya bersudut.

Posisi hilum, bentu dan ukuran butir, serta sifat butir tunggal atau majemuk
memungkinkan identifikasi spesies tumbuhan penghasil butir pati yang bersangkutan.

Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm


umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae
mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu induknya.
Plastida pada alga, istilah leukoplas digunakan untuk semua jenis plastid yang belum
terpigmentasi. Fungsinya berbeda dari leukoplas pada tumbuhan. Etioplas, amiloplas dan
kromoplas hanya ada pada tumbuhan dan bukan pada alga. Plastida pada alga mungkin juga
berbeda dengan plastida pada tumbuhan yang mana pada alga berisi pirenoid.

2.4 Struktur dan Perkembangan kloroplas

Semua jenis plastida berasal dari butiran proplastida yang terdapat dalam sel
meristem dan sel telur. Plastida atau proplastida memperbanyak diri dengan membelah.
Dalam berbagai plastida, termasuk kloroplas, bisa ditemukan lipid berbentuk globul
(plastoglobuli) dan fitoferitin (senyawa besi-protein). Selain itu, dilaporkan adanya tubuh
protein amorf yang dibatasi oleh membran. Sistem membran pada plastida disusun oleh
sejumlah kantung yang dinamakan tilakoid. Pada proplastid, sistem tilakoid merupakan yang
paling rendah taraf perkembangannya dan terdiri hanya dari beberapa tilakoid atau tak
ditemukan tilakoid sama sekali. Di saat plastida berdeferensiasi, membran dalam
menguncup membentuk vesikula pipih, kemudian berproliferasi (tumbuh,meluas) dan
membentuk tilakoid. Dalam kloroplas, tilakoid menempatkan dirinya menurut susunan yang
khas. Pada saat kloroplas berdeferensiasi, jumlah ribosom meningkat, sedangkan pada
leukoplas, produksi ribosom lengkap terhenti dan jumlahnya berkurang sejak awal stadium
perkembangannya. Dalam kloroplas, sistem tilakoid terdiri dari grana dan fret (tilakoid
dalam stroma). Setiap grana terdiri dari satu tumpukan tilakoid yang masing-masing
berbentuk cakram. Grana saling berhubungan dengan adanya jalinan fret dalam stroma.

Kini dianggap bahwa kedua jenis tilakoid saling berhubungan sehingga ruang di
dalamnya bersinambungan. Membran kloroplas terdiri dari lipid dan protein dalam jumlah
yang sama. Klorofil terdapat dalam membran tilakoid. Pada membran itu banyak terdapat
partikel persatuan luas. Jenis partikel tertentu dianggap sebagai bagian dari membran yang
dinamakan kuantosom, yakni satuan morfologi untuk berlangsungnya reaksi fotosintesis
yang memerlukan cahaya. Namun, tampaknya kuantosom tidak perlu selalu berbentuk satu
unit fungsi. Selain sistem untuk menangkap cahaya matahari, dalam kloroplas jugan
terdapat enzim yang membantu fiksasi CO2 manjadi gula.

Pada pertumbuhan tinggi yang tumbuh di tempat gelap, daun serta batang yang
berkembang tampak pucat, disebut teretiolasi. Dalam keadaan seperti itu, vesikula yang
berasal dari membran dalam berkembang menjadi kerangka parakristal yang disebut tubuh
prolamela. Plastid seperti itu dinamakan etioplas. Jika kemudian tumbuhan disimpan
ditempat bercahaya, maka tubuh prolamela berkembang menjadi sistem tilakoid yang khas
bagi kloroplas. Sebagaimana diutarakan di atas, baik plastida maupun mitokondria
mengandung ADN dan ribosom.
Sebab itu, kedua organel tersebut memiliki kemungkinan untuk berotonomi. Indikasi
seperti itu mengakibatkan adanya hipotesis yang menyatakan bahwa dalam perkembangan
evolusi, plasida dan mitokondria berasal dari prokariot (misalnya, sejenis alga biru) yang
terkandung dalam sel eukariot yang primitif dan di sana memantapkan diri sebagai tubuh
simbiotik.

Struktur plastid terdiri dari sebagai berikut :

 Membran luar, berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat.


 Mempunyai permukaan yang rata.
 Ruang antar membran, berfungsi sebagai pembungkus cairan kloroplas yang disebut
dengan stroma.
 Membran dalam, berfungsi sebagai pembungkus cairan kloroplas yang disebut
dengan stroma.
 Stroma, berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi gelap.
 Lumen tulakoid.
o Membran dalam berlipat berpasang yang disebut lamela. Secara berskala
lamela ini membesar membentuk gelembung pipih yang terbungkus
membran dan dinamakan tilakoid.
o Tumpukan tilakoid dinamakan granum.
o Berfungsi sebgai tempat untuk menyimpan pigmen fotosintesis.
 Membran tilakoid, berfungsi untuk membantu dalam reaksi terang (terdapat enzim-
enzim).
 Granum, merupakan tumpukan-tumpukan tilakoid dan sebagai tempat terjadinya
reaksi terang.
 Tilakoid/lamela, didalam tilakoid terdapat kumpulan partikel yang disebut
kuantosom (tempat klorofil) dan berfungsi sebagai tempat penghubung antar grana.
 Pati, merupakan organel/bahan dasar pembentukan hasil fotosintesis yaitu glukosa.
 Ribosom, tempat terjadinya sintesa protein.
 DNA plastida, yaitu untuk mengatur kegiatan dalam sel.

2.5 Peranan plastida pada proses fotosintesis

Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat memasak atau
mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menyerap
karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan
persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini: 6H2O + 6CO2 + cahaya →
C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa
dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi
seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi
pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula
(glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbondioksida, air, dan energi kimia. Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai
pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.
Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan
digunakan dalam fotosintesis. Sebagian besar energi fotosintesis dihasilkan di daun tetapi
juga dapat terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun terdapat
lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan,
menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun
biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya
penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan. Reaksi- Reaksi pada
proses fotosintesis pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis
adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplast berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya
pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-
jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi
menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap
(tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan
berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk.
2. Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan
Terpen yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan
3. Tergantung pada fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi
kloroplas, leukoplas (termasuk amiloplas dan elaioplas), atau kromopas.
4. Plastida maupun mitokondria mengandung ADN dan ribosom. Sebab itu, kedua
organel tersebut memiliki kemungkinan untuk berotonomi. Indikasi seperti itu
mengakibatkan adanya hipotesis yang menyatakan bahwa dalam perkembangan
evolusi, plasida dan mitokondria berasal dari prokariot (misalnya, sejenis alga biru)
yang terkandung dalam sel eukariot yang primitif dan di sana memantapkan diri
sebagai tubuh simbiotik.
5. Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm
umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae
mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu
induknya.
6. Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.
Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplast berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,
tepatnya pada bagian stroma.
DAFTAR PUSTAKA

Anatomi. 2007. Kuliah2. http://www.vet.upm.edu.mv/vpm2010/Kuliah2.pdf (16 januari


2012).

Campbell. N.A.. dkk. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Sumardi dan Marianti. A. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.


PLASTIDA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Sel

Disusun Oleh

Muhammad Wahid Abdulloh Al Amin 16330014

Pangestu Nugraha 16330015

Frida Yuli Nur Lisa 16330016

Dibimbing oleh Ibu Ika Maruya Kusuma, M.Si

Fakultas Farmasi

Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta

2016

Anda mungkin juga menyukai