0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan2 halaman

Kaitan Kasus

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 2

Pembahasan Jurnal Mengenai Masa Bayi

Jurnal : Pratek Budaya Suku Kampung Yepase Terkait Perawatan Kehamilan, Nifas dan

Bayi di Distrik Depapre Kabupaten Jayapura. Vol 8. 2013. Jurnal promosi kesehatan

indonesia.

Budaya Yapase Di Kabupaten Jayapura Papua

Suku yapase hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat. Suatu masyarakat

desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi

mereka, karena kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respon terhadap

kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Didalam

masyarakat sederhana, kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk mempertahankan

hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup mereka.

Berbagai kebiasaan dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran dan perawatan bayi yang

bertujuan supaya kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi selamat dan sehat. Ada tradisi

yang selalu dilakukan sebagai masyarakat kampung Yepase yang pola mata pencahariannya

meramu dan bercocok tanam, maka secara turun-temurun mereka memanfaatkan sumber

daya alam sebagai pengobatan tradisional. Adapun ibu pada masa kehamilan, nifas dan bayi

akan di anjurkan untuk menggunakan cara dan ramuan tradisonal sebagai bahan pengobatan.

Praktek Perawatan Bayi di Suku Yepase

Perawatan bayi dilakukan tepat saat bayi dilahirkan ketika bidan memberikan pada

dukun, pertama kali dengan kopi kental dicampur air kemudian diminumkan, setelah itu bayi

ditidurkan dengan posisi tengkurap ke bawah untuk mengeluarkan kotoran dari dalam mulut.

Bayi diberikan air susu pertama yang berwarna hijau kekuning-kuningan. Meskipun

diberikan ASI pertama, jika ASI kurang maka akan ditambah dengan air kelapa muda yang
diambil dari atas pohon dan tidak boleh di jatuhkan ke bawah karena nanti anak minum bisa

sakit atau buah ketepeng hutan yang tumbuh dipinggir pantai dengan mengambil air perasan

sarinya lalu di minumkan untuk mencegah anak kehausan.

Untuk MP ASI bayi diberikan sagu dan betatas. Perawatan tali pusat dukun atau orang tua

menggunakan bakaran bekas tempurung kelapa dan daun-daunan lalu panas api di panaskan

pada tangan kosong dan diraurau di pusat dan sekitar pusat anak sampai dengan tali

pusatnya jatuh. Untuk menghangatkan bayi anak di tidurkan didekat asap bakaran kayu atau

tempurung kelapa dalam ruangan kamar, agar bayi tidak kedingin menurut suku pase ini

adalah budaya yang benar.

Anda mungkin juga menyukai