Makalah Alat Sambung
Makalah Alat Sambung
Makalah Alat Sambung
PENDAHULUAN
Pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat dalam industri transportasi, misalnya pacta
kapallaut, mobil ataupun pesawat terbang, harus dilakukan secara cermat dan seksama untuk
mendapatkan mutu atau kekuatan baut yang sesuai dengan konstruksi yang akan disambung. Pemilihan
ini tentunya hams dilandasi dengan pengujian dan penelitian agar didapatkan basil yang optimal. Akan
tetapi teknik penyambungan dengan baut walaupun telah melalui pengujian dan penelitian, penurunan
kekuatan tetap saja terjadi pacta bagian yangdisambung temtama pada daerah lubang dan bagian ulir dari
baut, hal ini disebabkan karena ulir baut mempakan bentuk takikan yang dapat memperlemah konstruksi.
Selain itu dalam pembuatan baut, cacat mikro jarang terdeteksi walaupun telah menggunakan alat uji.
Baja struktur adalah suatu jenis baja yang berdasarkan pertimbangan kekuatan dan sifatnya,
cocok sebagai pemikul beban. Baja struktur banyak yang dipakai untuk kolom dan balok pada bangunan
bertingkat, sistem penyangga atap, hanggar, jembatan, menara, antena, penahan tanah, pondasi tiang
pancang, serta berbagai konstruksi sipil lainnya.
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam eksperimen yaitu untuk mengetahui :
1. Bagaimana pengaruh pemberian gaya normal pada sambungan kayu meranti dengan alat
penyambung
2. paku dan baut serta berapa besar beban ultimate yang dapat dipikul pada masing – masing tipe
alat sambung tersebut. 2. Bagaimana jika kedua alat sambung dikombinasi, antara baut dan paku.
Apakah mengalami perkuatan atau perlemahan jika dibandingkan dengan sambungan kayu
dengan penyambung paku dan penyambung baut.
3. Berapa kisaran nilai faktor keamanan untuk menaikkan kekuatan sambungan kombinasi jika
ternyata mengalami perlemahan dibandingkan terhadap kayu tanpa sambungan, dengan
sambungan paku dan dengan sambungan baut serta mendapatkan efektifitas masing – masing
sambungan.
4. Bagaimana bentuk grafik hubungan beban dan deformasi dari keempat sampel penelitian.
I.3 Tujuan
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SAMBUNGAN
Sambungan adalah………
• Baut Hitam
Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan
gedung, diameter lubang dan diameter batang baut memiliki \ kelonggaran 1 mm.
• Baut Pass
Yaitu baut dari baja mutu tinggi ( St-42 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban bertukar seperti
jembatan jalan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran 0,1 mm.
Ǿ7/16” ( d = 11,11 mm )
Ǿ1/2” ( d = 12,70 mm )
Ǿ5/8” ( d = 15,87 mm )
Ǿ3/4” ( d = 19,05 mm )
Ǿ7/8” ( d = 22,22 mm )
Ǿ1” ( d = 25,40 mm )
Ǿ11/8” ( d = 28,57 mm )
Ǿ11/4” ( d = 31,75 mm )
Bentuk baut untuk baja bangunan yang umum dipakai adalah dengan bentuk kepala/mur segi enam
sebagai berikut :
Gambar : 2.1
Keterangan : Ring pada pemasangan baut-mur berfungsi agar bila mur dikencangkan dengan keras tidak
mudah dol/londot.
3) Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d (tidak seperti paku keling dibatasi
maksimum 4d ).
4) Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi berat /jembatan.
Berbagai jenis baut yang umum terdapat di pasaran adalah sebagai berikut :
1. Carriage bolts
atau juga disebut plow bolts banyak digunakan pada kayu. Bagian kepala carriage bolts berbentuk
kubah dan pada bagian leher baut berbentuk empat persegi. Pada saat baut dikencangkan, konstruksi leher
baut yang berbentuk empat persegi tersebut akan menekan masuk ke dalam kayu sehingga menghasilkan
ikatan yang sangat kuat. Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat berbagai ukuran
yang memungkinkan penggunaannya dalam berbagai pekerjaan.
2. Flange bolts
Gambar : 2.2
merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat bubungan (flens). Flens
yang terdapat pada bagian bawah kepala baut didesain untuk memberikan kekuatan baut seperti halnya
bila menggunakan washer. Dengan kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts akan
memudahkan mempercepat selesainya pekerjaan.
3. Hex bolts
Gambar : 2.3
merupakan baut yang sangat umum digunakan pada pekerjaan konstruksi maupun perbaikan. Ciri
umum dari hex bolts adalah bagian kepala baut berbentuk segi enam (hexagonal). Hex bolts dibuat dari
berbagai jenis bahan, dan setiap bahan memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda. Cara terbaik
yang dapat dilakukan dalam memilih hex bolts yang akan digunakan adalah dengan memilih bahan hex
bolts disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan teknis dari konstruksi yang akan dikerjakan. Beberapa
bahan yang digunakan untuk hex bolts diantaranya : stainless steel, carbon steel, dan alloy steel yang
disepuh cadmium atau zinc untuk mencegah karat.
4. Lag bolts
merupakan baut dengan ujung baut berbentuk lancip, menyerupai konstruksi sekrup. Lag bolts
kebanyakan digunakan pada pekerjaan konstruksi lapangan.
5. Shoulder bolts
merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai sumbu putar. Konstruksi shoulder bolts
memungkinkan digunakan pada sambungan maupun aplikasi yang
dapat bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts dapat digunakan pada berbagai komponen yang
terbuat dari logam, kayu, dan bahan-bahan lainnya. Dikarenakan sering digunakan sebagai sumbu
tumpuan, maka shoulder bolts dibuat dari bahan logam yang memiliki ketahanan terhadap gesekan.
B. Mur
Mur biasanya terbuat dari baja lunak, meskipun untuk keperluan khusus dapat juga digunakan
beberapa logam atau paduan logam lain.Jenis mur yang umum digunakan adalah :
1. Mur segi enam (hexagonal plain nut) Digunakan pada semua industri,
2. Mur segi empat (square nut) Digunakan pada industri berat dan pada pembuatan bodi kereta ataupun
pesawat.
3. Mur dengan mahkota atau dengan slot pengunci (castellated nut & slotted nut), merupakan jenis mur
yang dilengkapi dengan mekanisme penguncian. Tujuannya adalah mengunci posisi mur agar tidak
berubah sehingga mur tetap kencang.
4. Mur pengunci (lock nut), merupakan mur yang ukurannya lebih tipis dibandingkan mur pada
umumnya. Mur pengunci biasanya dipasangkan di bawah mur utama, berfungsi sebagai pengunci posisi
mur utama
Gambar : 2.4
1. PAKU KELING
Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari batang baja
berpenampang bulat Paku keling biasanya digunakan untuk sambungan bangunan baja jembatan
dll. Bagian utama paku keling adalah :
1.Kepala
2.Badan
3.Ekor
4.Kepala lepas
Bahan paku keling
Yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, aluminium, dan tembaga tergantung jenis
sambungan/ beban yang diterima oleh sambungan.
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron.
Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply copper (+alloys) aluminium
(+alloys), monel, dll
2. Paku biasa
Gambar : 2.5
Paku
7cm Digunakan untuk memaku kayu kaso ukuran 5X7 Rp.18.000
Kayu
Paku
3cm Digunakan untuk memaku triplek berukuran tebal Rp.20.000
Kayu
Paku
2cm Digunakan untuk memaku triplek berukuran tipis Rp.24.000
Kayu
Paku
7cm Digunakan untuk memaku asbes gelombang Rp.30.000
Payung
Paku 21/2cm Digunakan untuk memaku papan semen dan Rp.18.000/bungkus isi
GRC eternity 4 ons
3. Paku payung
paku yg kepalanya pipih bundar seperti payung dipakai untuk melekatkan hiasan dinding, atap seng dan
lain sebagainya.
Berikut bentuk paku paying:
Gambar : 2.6
4. Paku beton
Paku yang dipakai untuk dinding, beton, dan sejenis tembok lain nya.
Berikut bentuk paku beton:
Gambar : 2.7
A. Animal Glue
Gambar : 2.8
Secara umum jenis lem mini dikenal lem Kak. Bahan ini dibuat dari collagen (suatu
protein kulit binatang, tulang-tulang dan daging penyambung tulang). Keistimewaan dari
bahan ini adalah dapat larut dalam air panas, dan pada waktu pendinginan terjadi pembekuan
seperti agar-agar (jelly), sehingga lem ini dapat menghasilkan daya rekat pertama yang cukup
kuat. Pada pengeringan selanjutnya terjadilah daya rekat yang kuat. Lem Kak ini terdapat
dipasaran dalam bentuk granulate (butir-butir), potongan-potongan dan lempengan.
B. Casein
Gambar : 2.9
Casein adalah zat protein yang terdapat dalam susu hewan (sapi) sebagai hasil samping dari
perusahaan keju. Larutan casein dalam bentuk pasta banyak digunakan pada penempelan label kertas ke
botol gelas. Keistimewaan dari lem casein ini ialah hasil penempelannya bersifat tahan terhadap
kelembaban dan juga tehan terhadap air, sehingga jika botol terendam didalam air kertas lem tidak akan
lepas artinya lem casein ini tahan terhadap air.
Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh yang kita jumpai ialah terbuat dari tepung
tapioka. Bahan ini sudah dikenal sejak dahulu sebagai bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan
air. Dextrin adalah hasil modifokasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini digunakan pada pembuatan
kantong kertas, kotak-kotak karton, dan lain-lain.
Gambar : 3.2
Poly vinyl acetate atau disingkat PVAc adalah suatu resin (polymer) dari hasil polimerisasi di
mana sebagai bahan monomernya adalah vinyl acetate. Hasil dari polimerisasi ini berbentuk disperse atau
emulsi di dalam air, berwarna putih dan pasta. Poly vinyl acetate dipakai secara meluas di bidang lem
sejak tahun 1940 sebagai pengganti dari lem Kak (animal glue) di industri perkayuan. PVAc sangat sesuai
digunakan pada mesin-mesin pembungkus yang berkecepatan tinggi. Juga, PVAc digunakan pada mesin-
mesin penjilid buku, kantong kertas, pembuatan sampul, dan lain-lain. Secara kimia poly vinil acetate
mempunyai gugus-gugus atom yang aktif sehingga ia dapat mengikat bahan-bahan lain dengan cara
hydrogen bonding maupun adsorpsi secara kimia.
E. Urea Formaldehide
Gambar : 3.3
Kemajuan yang dicapai dalam hal perekatan perkayuan ialah ditemukannya bahan perekat sintetis
pada tahun pertengahan 1930. Perekat sintatis ini ialah Phenol Formaldehyde dan Urea Formaldehyde.
Disebabkan lebih murah, maka Urea Formaldehyde lebih banyak dipakai dibanding yang lainnya. Urea
Formaldehyde banyak dipakai pada pembuatan plywood. Pada pemakaiannya kadang-kadang dicampur
dengan tepung terigu untuk menjadikan hasil perekatan fleksibel. Resin dicampur dengan hardener di
dalam air kemudian ditambahkan tepung terigu sebagai pengisi dan kemudian zat katalis. Adukan ini
disebarkan ke permukaan lapisan kayu dengan rol spreader. Lapisan-lapisan kayu tipis (vinir) yang telah
dispread dengan lem urea ini kemudian disusun lapis tiga (triplek) dan dipres dengan dipanaskan dengan
steam selama 4 sampai 7 menit, dengan temperature atau suhu dari steam antara 125 derajat hingga 140
derajat Celcius.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam menggunakan Alat sambung bangunan tentu kita memilih yang lebih kuat, murah dan
tahan lama. Alat sambung bangunan perlu pemantauan dari pemilik bangunan supaya bangunan lebih
tahan lama. Dan macam macam alat sambung yaitu alat sambung baut, paku, pasak, lem.
3.2 SARAN
Kita seorang ilmu teknik sipil khususnya Pendidikan Teknik Bangunan janga pernah kita
bangun suatu kontruksi bangunan dengan tanpa suatu ilmu karena itu dapat merusakkan dan
merugikan kita sendiri nantik nya.maka kita membvangun suatu bangunan itu dengan ilmu dan skil
kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com