Makalah Perbengkelan - Mur Dan Baut
Makalah Perbengkelan - Mur Dan Baut
Makalah Perbengkelan - Mur Dan Baut
KELOMPOK 2:
195100201111010 AFID RAHMAN NAURI
195100201111014 GALIH SETIAWAN
195100201111018 SABRINA AULIYA
195100201111019 DIMAS ARI SAPUTRA
195100201111031 ARIV FAJAR MATOGA SINAGA
195100207111027 MUHAMMAD ISTAJIB
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbengkelan tidak bisa dijauhkan dari aktivitas menyambung dan memasang suatu bahan, baik
itu plat, kayu maupun besi. Teknik penyambungan objek dilakukan menggunakan alat-alat seperti
mur dan baut yang mampu mengeratkan objek satu dengan objek lainnya. Mur dan baut dikatakan
sebagai alat penghubung yang paling umum dijumpai serta digunakan. Penggunaan mur dan baut
didasarkan pada fungsi dari objek yang disambungkan, dimana alat tersebut dapat digunakan dalam
jumlah yang banyak dalam satu bidang objek.
Menurut Adachi et al. (2010), kekuatan dari kayu atau suatu objek yang digabungkan
bergantung pada penghubungnya, dimana penghubung tersebut biasanya terbuat dari metal.
Misalnya, pemasangan dudukan sepeda pada bagian tubuh sepeda tentunya membutuhkan mur dan
baut sebagai penghubung untuk mengeratkan dua objek terpisah tersebut. Apabila mur dan baut
tersebut tidak direkatkan dengan baik maka dudukan sepeda tidak terpasang dengan nyaman dan
mudah berputar ketika digunakan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan kepada pengguna.
Dikatakan sebagai peralatan perbengkelan yang mudah didapatkan, mur dan baut memiliki
banyak jenis serta kegunaan. Sebagai contoh, dalam satu buah kerangka mobil tersusun atas lebih
dari 1000 mur dan baut dengan jenis serta kegunaan yang berbeda. Mur dan baut yang terpasang
pada pintu mobil tentunya berbeda dengan mur dan baut yang terpasang pada kerangka kemudi.
Perbedaan ukuran, jenis, serta kegunaan baut dalam satu kerangka mobil membuktikan bahwa
terdapat lebih dari satu jenis baut dalam suatu perbengkelan.
Perbedaan jenis serta fungsi dari mur dan baut tersebut tentunya menjadi suatu hal baru ketika
dihadapkan pada orang awam. Selain itu, mur dan baut pun memiliki perbedaan dengan media
penyambung lainnya, baik dari pemanfaatan maupun bentuk dan prinsip kerja. Maka dari itu, dalam
makalah berikut diketahui jenis-jenis dari mur dan baut beserta kegunaanya serta pemanfaatan mur
dan baut dari bahan non-metal.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian serta prinsip kerja dari peralatan perbengkelan mur dan baut
b. Mengetahui jenis-jenis dari mur dan baut
c. Mengetahui desain serta bentuk dari mur baut
d. Mengetahui pemanfaatan dari peralatan perbengkelan mur dan baut
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mur dan Baut
Pengertian Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya
dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung lainnya dipasang
mur/pengunci. Pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan
tidak tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas
kembali.
Baut atau bolt merupakan sutu batang atau tabung yang membentuk alur helix atau tangga spiral
pada permukaannya dan mur atau nut adalah pasangannya. Fungsi utama dari baut dan mur adalah
menggabungkan beberapa komponen sehingga tergabung menjadi satu bagian yang memiliki sifat
tidak permanen. Maka dari itu komponen yang menggunakan sambungan ini dapat dengan mudah
dilepas dan dipasang kembali tanpa merusak benda yang disambung.
1. Carriage bolts
Carriage bolts banyak digunakan pada penyambungan komponen jenis kayu. Baut ini
memiliki kepala berbentuk kubah dan memiliki bentuk empat persegi pada bagain lehernya.
Bentuk persegi pada bagian leher berfungsi untuk mempererat komponen yang
disambungkan dengan menekan masuk kedalam kayu sehingga menghasilkan ikatan yang
kuat.
3. Flange bolts
Flange bolts adalah jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat
bubungan (flens). Flens ini didesain untuk memberikan kekuatan pada baut seperti
menggunakan washer. Material dalam baut ini beragam, mulai dari besi biasa hingga baja
hitam.
4. Hex bolts
Hex bolts merupakan baut yang umum digunakan dan mudah ditemui pada pekerjaan
konstruksi maupun perbaikan. Baut ini memiliki ciri umum yaitu kepala yang memiliki
bentuk segi enam (hexagonal). Hex bols memiliki sifat atau bahan baku tertentu sesuai
dengan penerapannya pada sebuah komponen yang akan dihubungkan. Bahan baku dalam
pembuatan baut ini adalah steinles steel, carbon steel dan alloy steel yang dilapisi dengan
kardium atau seng plating untuk menghindari terjadinya korosi. Apliksai untuk baut yang
memiliki bentuk kepala segi enam ini sangat bervariasi, mulai dari eksterior,otomotif untuk
kelautan dan lingkungan yang bersuhu tinggi.
a. Baut hitam
Baut hitam yaitu baut dari baja lunak (Sf 37) banyak dipakai untuk kontruksi ringan/sedang,
misalnya bangunan gedung. Diameter lubang dan diameter batang baut memiliki
kelonggaran 1mm.
b. Baut pass
Baut pass yaitu baut dari baja mutu tinggi (Sf 42) dipakai untuk konstruksi berat atau beban
bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass
yaitu kelonggaran <0.1 mm (Hidayat, 2019).
Mur merupakan pasangan baut yang sama-sama memiliki fungsi sebagai penyambung/pengikat
permanen. Pada umumnya mur memiliki bentuk segi enam, tetapi untuk pemakaian khusus dapat
dipakai mur dengan bentuk bermacam-macam. Mur biasanya terbuat dari baja lunak, meskipun
untuk keperluan khusus dapat juga digunakan beberapa logam atau paduan logam lain.
Sebagian besar baut dipererat dengan memutarnya searah jarum jam yang disebut ulir kanan,
baut dengan ulir kiri digunakan pada kasus tertentu, misalnya saat baut akan menjadi pelaku torsi
berlawanan arah jarum jam. Cara kerja baut yaitu mengubah torsi/putaran menjadi menjadi sebuah
gaya linear. Mur digunakan untuk mempererat baut pasangan ulir luar yang umumnya sudah
dinormalisasikan. Kadang kala mur sering dibuat langsung dari kedua bagian pelat yang disambung.
Gerak mur terhadap baut dianggap sebagai gerak putar dan gerak lurus, tetapi untuk pemeriksaan
konstruksi 10 hanya dihitung berdasarkan tekanan pada permukaan profil ulirnya, sehingga
diperoleh tinggi mur yang memadai atau sesuai (Nusa, 2015).
Baut biasanya digunakan berpasangan dengan mur, bagian batang baut yang berulir
dimaksudkan untuk menempatkan dengan celah lubang mur. Untuk mengurangi efek gesekan antara
kepala baut dengan benda kerja dapat ditambahkan ring/washer di antara kepala baut dan permukaan
benda kerja. Washer berbentuk spiral dapat digunakan pada baut untuk membantu mencegah
kekuatan sambungan berkurang yang disebabkan baut mengendor akibat getaran (Nusa, 2015).
3.1 Kesimpulan
Perbengkelan tidak bisa dijauhkan dari aktivitas menyambung dan memasang suatu bahan, baik
itu plat, kayu maupun besi. Penggunaan mur dan baut didasarkan pada fungsi dari objek yang
disambungkan, dimana alat tersebut dapat digunakan dalam jumlah yang banyak dalam satu bidang
objek. Selain itu, mur dan baut pun memiliki perbedaan dengan media penyambung lainnya, baik
dari pemanfaatan maupun bentuk dan prinsip kerja.
Baut merupakan alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya berupa
kepala baut (umumnya berbentuk segi enam) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Fungsi
utama dari baut dan mur adalah menggabungkan beberapa komponen sehingga tergabung menjadi
satu bagian yang memiliki sifat tidak permanen. Terdapat empat jenis kepala baut berdasarkan tipe
kepalanya yaitu Carriage bolts (Kepala berbentuk kubah), Square head bolts (Kepala berbentuk
persegi), Flange bolts (Terdapat bubungan/flens dibagian bawah kepala baut), dan Hex bolts
(Kepala berbentuk segi enam). Sedangkan baut berdasarkan konstruksi bangunan terdiri dari baut
hitam dan baut pass.
Mur merupakan pasangan baut yang sama-sama memiliki fungsi sebagai penyambung/pengikat
tidak permanen. Terdapat empat jenis mur berdasarkan tipe kepalanya yaitu, Mur segi enam,
Castellated nut (memiliki slot pengunci berbentuk mahkota), Mur pegunci, dan Mur segi empat.
Baut biasanya digunakan berpasangan dengan mur, bagian batang baut yang berulir dimaksudkan
untuk menempatkan dengan celah lubang mur. Pemanfaatan mur dan baut dikendaraan untuk
mengikat atau menyambung dua buah benda kerja atau komponen mesin untuk menjadi
satu kesatuan yang kuat dan kokoh sesuai dengan keinginan atau kebutuhan perancangan
mesin.
3.2 Saran
Dalam merancang sebuah konstruksi yang tidak permanen, perancang disarankan untuk
menggunakan sebuah sambungan tidak permanen yang artinya dapat dilepas sesuai
kebutuhan. Dalam memilih baut dan mur tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan
sambungannya. Misalnya jika merancang sebuah kendaraan bermotor juga harus
menggunakan tipe mur dan baut yang dikhususkan untuk kontruksi rangka motor.
DAFTAR PUSTAKA