0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
278 tayangan17 halaman

Tabel Hazard

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 17

TABEL POTENSI BAHAYA KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT

Lokasi Potensi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Rekomendasi


Bahaya
Laundry Fisik  Kebisingan  Dalam jangka waktu  Menggunakan earplug
 Getaran panjang dapat  Pemasangan exhaust fan
 Panas menyebabkan gangguan  Pemasangan peredam
indra pendengaran getaran
 Kelelahan otot  Pemasangan penerangan
 Kepanasan, dehidrasi yang sesuai standar
 Stress kerja

Biologi  Virus  Penularan penyakit,  Penggunaan APD


 Bakteri HIV/AIDS, hepatitis B,  Pemantauan lingkungan
 Jamur hepatitis C
 Vector (lalat,  Infeksi bakteri,
nyamuk, tikus, jamur/spora
semut, kecoa)  Kerusakan alat akibat
gigitan tikus

Kimia  Desinfektan  Keracunan  Penggunaan APD


 Larutan  Gangguan pernapasan  SOP kerja
 Sabun  Gatal-gatal
 Pemutih  Iritasi kulit
 Powder  Iritasi mata ringan dan
berat

Ergonomi  Berdiri  Musculo sceletal disease  SOP kerja


 Angkat angkut
 Dorong tarik

Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen


petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Insentif/reward
petugas dengan
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan

Mekanikal  Tertimpa  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu


 Terjatuh  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk berat  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur lalulintas dalam ruang
 Mengacu pada peraturan
menkes tentang syarat
sanitasi rumah sakit

Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu


 Terbakar berat K3
 Ledakan/kebakar  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
an  Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
 Pemantauan instalasi

Limbah  Terhirup  Keracunan  Penggunaan APD


 Tertelan  Gangguan pernapasan  SOP kerja
 Tertumpah  Gatal-gatal
 Iritasi kulit ringan dan
berat
 Penularan penyakit,
HIV/AIDS, hepatitis B,
hepatitis C
 Infeksi bakteri, virus 1|Page
Lokasi Potensi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Rekomendasi
Bahaya
IGD Fisik  Kepadatan  Panas, pengap  tatatertib pengunjung
pasien dan  Stress kerja
pengunjung
Biologi  Virus  Penularan penyakit,  Penggunaan APD
 Bakteri HIV/AIDS, hepatitis B,  Pemantauan lingkungan
 Vector (lalat, hepatitis C
nyamuk, tikus,  Infeksi virus, bakteri
semut, kecoa)
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP kerja
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas degan  Pusing bersama
pasien  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
petugas
 Hubungan
petugas dengan
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan

Mekanikal  Tertimpa  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu


 Terjatuh  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur lalulintas dalam ruang

Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu


 Terbakar fatal K3
 Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
 Pemantauan instalasi

Limbah  Tertumpah  Penularan penyakit,  Penggunaan APD


 Terciprat HIV/AIDS, hepatitis B,  SOP kerja
hepatitis C
 Infeksi bakteri, virus

Lokasi Potensi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian

2|Page
Bahaya
Rawat inap Biologi  Virus  Penularan peyakit,  Penggunaan APD
 Bakteri HIV/AIDS, hepatitis B, Pemantauan lingkungan
 Vector (lalat, hepatitis C
nyamuk, tikus,  Infeksi bakteri, virus
semut, kecoa)
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP petugas medis
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas degan  Pusing bersama
pasien  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
petugas
 Hubungan
petugas dengan
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Tertimpa  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Terjatuh  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur menular lalulintas dalam ruang
 SOP petugas medis
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Luka bakar  Tata letak instalasi yang
sesuai
 Penyediaan APAR
 Pemantauan instalasi
Limbah  Tertumpah  Penularan pnyakit,  Penggunaan APD
 Terciprat HIV/AIDS, hepatitis B,  Pemantauan berkala
hepatitis C  SOP kerja
 Infeksi bakteri, virus

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Rawat jalan Biologi  Virus  Penularan penyakit,  Penggunaan APD
 Bakteri HIV/AIDS, hepatitis B,  Pemantauan lingkungan
 Jamur hepatitis C
 Vector (lalat,  Infeksi bakteri,
nyamuk, tikus, jamur/spora

3|Page
semut, kecoa)
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP kerja
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Kepadatan  Stress kerja  Tatatertib pengunjung
pasien dan  Pusing  Membangun komitmen
pengunjung  Lelah bersama
 Hubungan  Bosan  Pengorganisasian kerja
petugas degan  Insentif/reward
pasien  Rotasi kerja
 Hubungan
petugas dengan
petugas
 Hubungan
petugas dengan
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tertusuk  Cidera ringan sampai K3
 Tergelincir fatal  Penempatan tata letak
 Terbentur  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
menular lalulintas dalam ruang
 SOP kerja
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrasrtuktur sesuai
 Penyediaan APAR
 Pemantauan instalasi
Limbah  Tertumpah  Penularan penyakit,  Penggunaan APD
 Terciprat HIV/AIDS, hepatitis B,  SOP kerja
hepatitis C
 Infeksi bakteri, virus

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Poli Gigi Fisik  Radiasi  Stress kerja  Pemakaian APD
 Getaran  Penurunan daya tahan  SOP kerja
tubuh
 Kelelahan otot
Biologi  Virus  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD
 Bakteri hepatitis B, hepatitis C  Pemantauan lingkungan
 Jamur  Infeksi bakteri,

4|Page
 Vector (lalat, jamur/spora
nyamuk, tikus,
semut, kecoa)
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP kerja
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas degan  Pusing bersama
pasien  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
petugas
 Hubungan
petugas dengan
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tertusuk  Cidera ringan sampai K3
 Tergelincir fatal  Penempatan tata letak
 Terbentur  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
menular lalulintas dalam ruang
 SOP kerja
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Kebakaran  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
Limbah  Tertusuk  Iritasi kulit ringan dan  Penggunaan APD
 Tertumpah berat  SOP kerja
 Terciprat  Penularan HIV/AIDS,
hepatitis B, hepatitis C
 Infeksi bakteri, virus

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
ICU Biologi  Virus  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD
 Bakteri hepatitis B, hepatitis C  Pemantauan lingkungan
 Jamur  Infeksi bakteri,
 Vector (lalat, jamur/spora
nyamuk, tikus,
semut, kecoa)

5|Page
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP kerja
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas degan  Pusing bersama
pasien  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
petugas
 Hubungan
petugas dengan
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tertusuk  Cidera ringan sampai K3
 Tergelincir fatal  Penempatan tata letak
 Terbentur  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
menular lalulintas dalam ruang
 Mengacu pada peraturan
menkes tentang syarat
sanitasi rumah sakit
 SOP petugas medis
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Kebakaran  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
Limbah  Tertusuk  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD
 Tertumpah hepatitis B, hepatitis C  SOP Kerja
 Terciprat  Infeksi bakteri, virus

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
OK Fisik  Radiasi  Penurunan daya tahan  SOP kerja
tubuh  SOP pemakaian alat
 mutasi gen
Kimia  Ethylene oxide  Gangguan saluran  SOP Kerja
pernafasan
Biologi  Virus  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan

6|Page
 Bakteri hepatitis B, hepatitis C,  Pemantauan lingkungan
 Vector (lalat, TBC
nyamuk, tikus,  Infeksi bakteri,
kecoa) jamur/spora
 Kerusakan alat karena
gigitan tikus
 Ruangan yang tidak lagi
steril karena adanya
vektor
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP petugas medis
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan petugas  Stress kerja  Membangun komitmen
dengan pasien  Pusing bersama
 Hubungan petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
dengan petugas
 Bosan  Insentif/reward
 Hubungan petugas
dengan atasan  Rotasi kerja
 Ketegangan di
kamar bedah
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tersayat  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur menular lalulintas dalam ruang
 Mengacu pada peraturan
menkes tentang syarat
sanitasi rumah sakit
 SOP kerja
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Kebakaran  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
Limbah  Tertusuk  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD
 Tertumpah hepatitis B, hepatitis C  Pemantauan berkala
 Terciprat  Infeksi bakteri, virus  SOP kerja

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
VK Biologi  Virus  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD
 Bakteri hepatitis B, hepatitis C,  Pemantauan lingkungan
 Jamur TBC
 Vector (lalat,  Infeksi bakteri,
nyamuk, tikus, jamur/spora
kecoa)  Kerusakan alat karena

7|Page
gigitan tikus
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP Kerja
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan petugas  Stress kerja  Membangun komitmen
dengan pasien  Pusing bersama
 Hubungan petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
dengan petugas
 Bosan  Insentif/reward
 Hubungan petugas
dengan atasan  Rotasi kerja
 Ketegangan di
kamar bedah
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tersayat  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur menular lalulintas dalam ruang
 Mengacu pada peraturan
menkes tentang syarat
sanitasi rumah sakit
 SOP kerja
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Kebakaran  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
Limbah  Tertusuk  Iritasi kulit ringan dan  Penggunaan APD
 Tertumpah berat  SOP kerja
 Terciprat  Penularan HIV/AIDS,
hepatitis B, hepatitis C
 Infeksi bakteri, virus

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
HD Biologi  Virus  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan
 Bakteri hepatitis B, hepatitis C,  Pemantauan lingkungan
 Vector (lalat, TBC
nyamuk, tikus,  Infeksi bakteri,
kecoa) jamur/spora
 Kerusakan alat karena

8|Page
gigitan tikus
 Ruangan yang tidak lagi
steril karena adanya
vektor
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP kerja
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
pasien  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
petugas
 Hubungan
petugas dengan
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu K3
 Tersayat  Cidera ringan sampai  Penempatan tata letak
 Tertusuk fatal  Kerapihan dan keamanan
lalulintas dalam ruang
 Tergelincir  Penularan penyakit
 SOP kerja
 Terbentur menular

Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu


 Terbakar fatal K3
 Kebakaran  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
Limbah  Tertusuk  Gatal-gatal  Penggunaan APD
 Tertumpah  Iritasi kulit ringan dan  Pemantauan berkala
 Terciprat berat  SOP kerja
 Penularan HIV/AIDS,
hepatitis B, hepatitis C
 Infeksi bakteri, virus

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Laboratorium Fisik  Pencahayaan  Kelelahan mata  SOP kerja

Kimia  Desinfektan  Dermatitis  SOP kerja


 Reagen  SOP NSDS

Biologi  Virus  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD

9|Page
 Bakteri hepatitis B, hepatitis C,  Pemantauan lingkungan
 Jamur TBC
 Vector (lalat,  Infeksi bakteri,
nyamuk, tikus, jamur/spora
kecoa)  Kerusakan alat karena
gigitan tikus
 Ruangan yang tidak lagi
steril karena adanya
vektor
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP kerja
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu K3
 Tersayat  Cidera ringan sampai  Penempatan tata letak
 Tertusuk fatal  Kerapihan dan keamanan
lalulintas dalam ruang
 Tergelincir  Penularan penyakit
 Terbentur menular

Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu


 Terbakar fatal K3
 Kebakaran  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
Limbah  Tertusuk  Gatal-gatal  Penggunaan APD
 Tertumpah  Iritasi kulit ringan dan  Pemantauan berkala
 Terciprat berat  SOP kerja
 Penularan HIV/AIDS,
hepatitis B, hepatitis C
 Infeksi bakteri, virus

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
IPAL Kimia  Limbah  Dermatitis  Penggunaan APD lengkap
 Keracunan (masker, handscoen,
 Infeksi nosokomial sepatu)
 SOP petugas IPAL
Biologi  Virus  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD (sarung
 Bakteri hepatitis B, hepatitis C, tangan, masker)

10 | P a g e
 Jamur TBC  Pemantauan lingkungan
 Vector (lalat,  Infeksi bakteri,
nyamuk, tikus, jamur/spora
kecoa)  Kerusakan alat karena
gigitan tikus
 Ruangan yang tidak lagi
steril karena adanya
vektor
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tergelincir  Cidera ringan sampai K3
 Terbentur fatal  Penempatan tata letak
 Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
menular lalulintas dalam ruang
 Mengacu pada peraturan
menkes tentang syarat
sanitasi rumah sakit
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Luka bakar  Tata letak instalasi yang
sesuai
 Penyediaan APAR
Limbah  Tertumpah  Gatal-gatal  Penggunaan APD lengkap
 Terciprat  Iritasi kulit ringan dan saat membuang sampah
berat (masker, handscoen, sepatu)
 Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan Pemantauan
hepatitis B, hepatitis C berkala
 Infeksi bakteri, virus  SOP petugas IPAL

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Pemulasaran Fisik  Bau  Stress kerja  Memakai masker pelindung
 Gejala muntah da mual
Kimia  Desinfektan  Dermatitis  SOP cleaning service
 Formalin  SOP petugas pemulasaran
 Alcohol

11 | P a g e
 Kamper
Biologi  Virus  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD (sarung
 Bakteri hepatitis B, hepatitis C, tangan, masker)
 Jamur TBC  Pemantauan lingkungan
 Vector (lalat,  Infeksi bakteri,
nyamuk, tikus, jamur/spora
kecoa)  Kerusakan alat karena
gigitan tikus
 Ruangan yang tidak lagi
steril karena adanya
vektor
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP petugas pemulasaran
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tersayat  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur menular lalulintas dalam ruang

Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu


 Terbakar fatal K3
 Kebakaran  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusaka infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR
Limbah  Tertumpah  Penularan HIV/AIDS,  Penggunaan APD
 Terciprat hepatitis B, hepatitis C  Penggunaan blankar
 Infeksi bakteri, virus  Pemantauan berkala
 SOP kerja

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Instalasi Gizi Fisik  Asap  Stress kerja  Memakai masker pelindung
 Panas  Pemasangan exhaust fan

Biologi  Virus  Infeksi bakteri,  Penggunaan APD

12 | P a g e
 Bakteri jamur/spora  Pemantauan lingkungan
 Jamur  Kerusakan alat karena
 Vector (lalat, gigitan tikus
nyamuk, tikus,  Ruangan yang tidak lagi
kecoa) steril karena adanya
vektor
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP petugas gizi
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tersayat  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur menular lalulintas dalam ruang
 Mengacu pada peraturan
menkes tentang syarat
sanitasi rumah sakit
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Kebakaran  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
SIRS Fisik  Radiasi cahaya  Stress kerja  Pemasangan filter layar
monitor  Kelelahan mata monitor

Ergonomi  Berdiri Musculo sceletal disease SOP angkat an gkut


 Angkat angkut

13 | P a g e
 Dorong tarik
Psikososial  Hubungan petugas  Stress kerja  Membangun komitmen
dengan petugas  Pusing bersama
 Hubungan petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
dengan atasan
 Insentif/reward
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Tertimpa Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Terjatuh K3
 Tertusuk  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur lalulintas dalam ruang
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Ledakan/kebakar  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
an  Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Manajemen Fisik  Radiasi cahaya  Stress kerja  Pemasangan filter layar
RS monitor  Kelelahan mata monitor

Ergonomi  Berdiri Musculo sceletal disease SOP angkat an gkut


 Angkat angkut
 Dorong tarik
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Insentif/reward
petugas dengan
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Tertimpa Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu K3
 Terjatuh  Penempatan tata letak
 Tertusuk  Kerapihan dan keamanan
lalulintas dalam ruang
 Tergelincir
 Terbentur
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Terbakar fatal K3
 Ledakan/kebakar  Luka bakar  Tata letak instalasi yang
an sesuai
 Penyediaan APAR

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Rekam Medis Fisik  Pencahayaan  Stress kerja  Pemasangan penerangan
 Radiasi cahaya  Kelelahan mata yang sesuai standar
monitor  Gangguan pernafasan  Pemasangan filter layar
 Debu monitor
 Menjaga kebersihan ruangan

14 | P a g e
Ergonomi  Berdiri Musculo sceletal disease SOP yang tepat
 Angkat angkut
 Dorong tarik
Psikososial  Hubungan petugas  Stress kerja  Membangun komitmen
dengan petugas  Pusing bersama
 Hubungan petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
dengan atasan
 Insentif/reward
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Tertimpa Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu K3
 Terjatuh  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Kerapihan dan keamanan
lalulintas dalam ruang
 Terbentur
Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu
 Kebakaran fatal K3
 Luka bakar  Tata letak instalasi yang
 Kerusakan infrastruktur sesuai
 Penyediaan APAR

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Farmasi Fisik  Debu  Gangguan pernafasan  Pengendalian lingkungan

Biologi  Virus  Infeksi bakteri,  Penggunaan APD


 Bakteri jamur/spora  Pemantauan lingkungan
 Jamur  Kerusakan alat karena
 Vector (lalat, gigitan tikus
nyamuk, tikus,  Ruangan yang tidak lagi
kecoa) steril karena adanya
vektor
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP petugas medis
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tersayat  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur menular lalulintas dalam ruang

Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu


 Terbakar fatal K3
 Luka bakar  Tata letak instalasi yang
sesuai
 Penyediaan APAR

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
Radiologi Biologi  Vector (lalat,  Kerusakan alat karena  Pemantauan lingkungan

15 | P a g e
nyamuk, tikus, gigitan tikus
kecoa)  Ruangan yang tidak lagi
steril karena adanya
vektor
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP petugas radiology
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut
Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan
Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu
 Tersayat  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur menular lalulintas dalam ruang

Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu


 Terbakar fatal K3
 Luka bakar  Tata letak instalasi yang
sesuai
 Penyediaan APAR

Potensi
Lokasi Jenis Bahaya Dampak/Akibat Pengendalian
Bahaya
fisioterapy Biologi  Vector (lalat,  Infeksi bakteri,  Pemantauan lingkungan
nyamuk, tikus, jamur/spora
kecoa)  Kerusakan alat karena
gigitan tikus
 Ruangan yang tidak lagi
steril karena adanya
vektor

16 | P a g e
Ergonomi  Duduk  Musculo sceletal disease  SOP petugas
 Berdiri
 Membungkuk
 Dorong/tarik
 Angkat angkut

Psikososial  Hubungan  Stress kerja  Membangun komitmen
petugas dengan  Pusing bersama
petugas  Lelah  Pengorganisasian kerja
 Hubungan  Bosan  Insentif/reward
petugas dengan  Rotasi kerja
atasan
 Shift kerja
 Beban kerja
 Kesejahteraan

Mekanikal  Terjatuh  Musculo sceletal disease  Pemasangan rambu-rambu


 Tersayat  Cidera ringan sampai K3
 Tertusuk fatal  Penempatan tata letak
 Tergelincir  Penularan penyakit  Kerapihan dan keamanan
 Terbentur menular lalulintas dalam ruang

Elektrikal  Tersetrum  Cidera ringan sampai  Pemasangan rambu-rambu


 Terbakar fatal K3
 Luka bakar  Tata letak instalasi yang
sesuai
 Penyediaan APAR

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai