Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
OLEH
Ujang Zulkifli
NIM: 1131416012
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Dengan selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan banyak
banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya.
selanjutnnya.
PENDAHULUAN
Di dunia ini terdapat lebih dari satu juta spesies hewan yang sudah
vertebrata dari pada avertebrata, tetapi sebenarnya jumlah spesies vertebrata hanya 5%
dan selebihnya merupakan hewan avertebrata. Vertebrata adalah golongan hewan yang
memiliki tulang belakang. Avertebrata adalah golongan hewan yang tidak memiliki
tulang belakang. Avertebrata air adalah hewan yang tidak bertulang belakang yang
sebagian atau seluruh daur hidupnya hidup di dalam air yang memiliki ciri-ciri umum
diantaranya otaknya tidak terlindung oleh tengkorak, memiliki rangka luar dan
biasanya susunan saraf ventaral. Avertebrata air terdiri dari delapan filum yaitu
bervariasi mulai dari ukuran mikrometer sampai makrometer, dari bentuk tubuh yang
menyangkut seluruh kehidupan yang terdapat didalam perairan baik perairan di darat
maupun perairan laut termasuk jenis-jenis hewan yang hidup didalamnya. Semua
kehidupan dalam perairan membentuk suatu hubungan keterkaitan antara satu dengan
yang lainnya, juga dengan lingkungan yang disebut ekosistem (Sahami dan Hamzah,
2014).
2.2 Tujuan
Tujuan dari praktekum avertebrata air adalah mahasiswa dapat mengetahui dan
Kota Gorontalo.
2.3 Manfaat
TINJAUN PUSTAKA
Ecinodermata berasal dari dari Yunani yaitu echinos yang berarti duri dan
derma yang berarti kulit. Echinodermata adalah hewan yang berkulit duri. Seluruh
hewan Ecinodermata adalah simetri bilateral dan sebagian besar memiliki pengaut
tubuh dari zat kapur dan tonjolan-tonjolan duri. Hewan ini hidup di pantai dan di dalam
laut sampai kedalaman ±300 m, sebagian hidup babas, gerakannya lamban, tidak ada
yang parasite, merupakan hewan pemakan sampah-sampah laut sehingga laut menjadi
bersih. Hewan ini kadang-kadang mengelompok dalam jumlah yang besar tetapi tidak
batang seperti pohonn yang terdapat dalam cloasca. Sistem saraf detang batang cincin
Arteroidea (bintang laut), kelas Ophiuroidea (bintang ular), keals Echinoidea (landak
laut), kelas Crinoidea (lilin laut), dan kelas Holothuroidea (teripang laut). Dari kelas
Crinoidea (lilin laut) digunakan sebagai hiasan akuarium dan kelas Arteroidea (bintang
laut) sebagai obat anti biotik, dan kelas holothuroidea di perdagangkan sebagai teripang
kering bahkan dijadikan sebagai keripik timun laut, dan dari keals Echinoidea (landak
laut) dapat di jadikan sebagai bioindikator lingkunan (Sahami dan Hamzah, 2014).
2.2 Filum Molluska
Molluska berasal dari bahasa Romawi molis yang berarti lunak. Kebanyak
dapat dijumpai di laut dangkal, beberapa pada kedalaman sampai 7000 m, ada juga
yang hidup di air payau, dan air darat. Anggota dari filim ini Molluska mempunyai
bentuk tubuh yang sangat beaneka ragam, dari bentuk silindir sampai bentuk hamper
bulat tanpa kepala dan tertutup oleh dua keeping cangkang besar. Tubuh moluska
simetris bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang dan mempunyai kaki
merupakan arsitek dalam pembentukan truktur serta corok warna dari pada cangkang.
Lapisan struktur cangkang ini dinamakan lapisan prismatic. Sel-sel lainnya dari mental
mengolah rangkaian materi organik dari protein yang sisebut conchiolin dan bila
direkatkan dengan kristal kalsium disebelah cangkang, lapisan sebelah dalam menjadi
mengkilap seperti perak dan dinamakan lapisan nacreous atau lapisan mutiara.
Sebagian besar struktur cangkang terbuat dari kalsium karbonat, yaitu kira-kira 89-99%
dan sebagian lainya yaiti 1-2% terbuat dari phosphate, bahan organik conchiolin dan
Arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki dan tubuh yang beruas-ruas,
tubuhnya juga terbadi menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada dan perut. Tubuhnya
bilateral simetris yang dibungkus oleh zat chitine yang merupakan eksoskeleton
(rangka luar), biasanya pada ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berchitine,
sehingga ruas-ruas tersebut dapat digerakan. Sistem saraf tangga tali, celeom pada
hewan kecil merupakan satu rongga berisi darah yang disebut haomocoel.
Eksoskeleton tubuh crustacean dibagi atas dua bagian yaitu, anterior yang disebut
cephalothorax, dan posterior yang terdiri dari buku-buku yang disebut abdomen. Di
dalam tubuh udang terdapat sistem alat yang khas yang terdapat pada hewan tinggkat
tinnggi yaitu tangga celeom sebagian besar berisis alat-alat reproduksi. Selain itu,
terdapat alat-alat lain yang susunannya metameris (Sahami dan Hamzah, 2014).
Arthropoda terdiri dari beberapa kelas yaitu, kelas Crustacean (udang), kelas
dan kelas symhyla (scutigerella). Peranan Arthropoda sebagai makanan bagi hewan
lainnya di perairan, sebagai makanan, sebagai campuran bahan industri dan dapat
Kata Annelida berasal dari bahasa Latin yaitu annulus yang artinya cincin kecil-
kecil dan berarti bentuk, karena bentuk cacing seperti sejumlah besar cincin kecil yang
diuntai. Annelida terdapat di laut, air payau, air tawar dan beberapa di darat. Ciri khas
filum Annelida adalah tubuh terbagi menjadi ruas-ruas tubuh yang sama sepanjang
sumbu anterior posterior. Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama ialah metamere,
somite, atau segment. Segmen pada Annelida tidak hanya membagi otot tubuh saja,
melainkan juga menyekat rongga tubuh atau celeom dengan sekatan yang disebut
septum. Tiap septum terdiri atas dua lapis peritoneum, masing-masing berasal dari ruas
Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion atau otak pada prostomium, saraf
penghubung melingkari pharynk, sebuah atau sepasang benang saraf ventral sepanjang
tubuh yang dilengkapi sebuah ganglion dan sepasang saraf lateral pada tiap ruas.
tanah, menjadi bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi
hewan ternak, Sebagai makanan, dan dapat menghasilkan zat hirudin (zat
METODE PARAKTIKUM
Praktikum yang di laksanakan pada hari Sabtu, 1 April 2017 pukul 09.30 WITA
3.2.1 Alat
ditemukan
praktek.
organisme avertebrata air yang di temui sesuai dengan filum serta kelasnya.
bidang perikanan.
5. Semua data hasil pengamatan pada lokasi praktek dimasukkan pada bab hasil
4.1 Hasil
3. Conus sp 2 Mollusca
4. Octopus sp 1 Mollusca
bola dengan lima lengan bulat panjang yang terdiri dari ruas-ruas yang sama. Di bagian
lateral terdapat duri, sedangkan di bagian dorsal serta ventral tidak terdapat duri. Mulut
terletak di pusat tubuh yang dikelilingi oleh lima kelompok lempeng kapur yang
berfungsi sebagai rahang. Tidak memiliki caeca dan anus. Bahan makanan yang tidak
terjerna dikeluarkan kembali melalui mulut. Di sekitar mulut terdapat lima pasang
kantung kecil seperti bursea yang berfungsi sebagai alat respirasi dan menerima
saluran gonad (Sahami dan Hamzah, 2014). Bintang ular (Ophiocoma dentata) aktif
pada malam hari, berenang dan mencari makanan dengan bantuan tangan-tangannya
yang gemulai dan meliuk-liuk seperti ular. Tanganya rapuh dan muda putus, namun
(Rowe dan Gates, 1995 dalam Widianari, 2012). Mereka dapat hidup pada berbagai
macam substrat (misalnya batu, pasir kerikil dan dasar lumpur atau berada di dalam
lubang kecil teras terumbu karang). Mereka suka hidup teduh (tidak terlalu banyak
sinar matahari atau alami). Ophiocoma dentate. Memangsa invertebrate kecil seperti
daging krustasea dan potongan ikan atau jenis alga. Diameter cakram Ophiocoma
antara 1-2,5 cm, panjang lengan dapat mencapai 15 cm (Erhardt dan Moosleiner, 1998
dalam Widianari, 2012). Warna cakram Ophiocoma dentate adalah hitam atau coklat
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Ophiurida
Famili : Ophiocomidea
Genus : Ophiocoma
Planma placenta merupakan salah satu biota Moluska dari kelas Bivalvia yang
sublithoral yang dangkal, termasuk pantai berbatu di perairan terbuka maupun estuaria
(Setyobudiandi, 2000 dalam Artanti, 2008). Planma placenta hidup di perairan dangkal
dengan kedalainan 50 m, tetapi ada juga yang hidup pada kedalaman 80 m. Di daerah
estuaria ada juga yang ditemukan pada kedalaman 1-2 m pada saat air pasang atau air
surut terendah (Swennen, 2001 dalam Artanti, 2008). Planma placenta merupakan
hewan jilter feeder dengan makanan plankton dan detritus organik. Ketika berada
dalarn air, Planma placenta akan sedikit membuka cangkangnya untuk melakukan
makan dan respirasi kemudian arus air akan mengalir melalalui cangkang dan partikel
makanan disaring dengan menggunakan insangnya yang besar. Ketika pada pasang
Mental pada Planma placenta berbentuk jaring yang tipis dan lebar, menutup
seluruh tubuh dan terletak di bawah cangkang. Pada tepi mental terdapat tiga lapisan
yaitu lapisan dalam, lapisan tengah dan lapisan luar. Lapisan dalam adalah lapisan
yang paling tebal dan berisis otot radial dan otot melingkar. Lapisan tengah adalah
lapisan yang mengandung alat indra. Lapisan luar sebagai penghasil cangkang.
dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus.
Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air (Suwignyo
et al, 2005). Klasifikasi Planma placenta (Swennen, 2001 dalam Artanti, 2008) adalah:
Kingdom :Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Bivalvia
Ordo : Ostreoida
Famili : Placunidae
Genus : Placuna
4.2.3 Conus sp
Conus sp atau yang biasa disebut siput kekede sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat terutama cangkangnya sebagai hiasan atau bahan baku untuk kerajinan
tangan, dan sumber makanan. Siput kekede (Conus sp) merupakan genus dari famili
Conidae yang memiliki keragaman warna dan pola yang besar, mempunyai pola
gambar yang indah pada cangkangnya. Habitat siput kekede (Conus sp) pada umumnya
berada di daerah ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, lamun dan terumbu
karang. Siput kekede (Conus sp) adalah hewan bentik/bentos, sehingga tempat hidup
siput kekede adalah substrat atau dasar perairan, namun demikian ada juga yang hidup
Gambar 2. Conus sp
(Sumber : Dok. Pribadi 2017)
mengalir dari ventricle (bilik) menuju oarta pendek, ke arteri posterior dan arteri
anterior. Darah dari arteri menyebar (berakhir) dalam sinus darah pada organ yaitu
2005). Keong rajun kerucut biasanya memangsa cacing, siput lainnya dan bahkan ikan,
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Famili : Conidea
Genus : Conus
Spesies : Conus sp
4.2.4 Octopus sp
cepalopoda. Secara umum tubuh gurita dibedakan menurut bagian kepala, leher dan
tubuh. Pada daerah kepala terdapat delapan lengan yang berfungsi untuk menangkap
mangsa dan bergerak. Mulut gurita terdapat dalam cincin lengan. Pada bagian dalam
mulut terdapat sepasang rahang yang saling tumpang tindih berbentuk seperti paruh
kakatua terbalik dan juga gigi parut atau radula. Gurita (Octopus sp) memiliki dua mata
yang besar dan menonjol di sekitar pinggiran kepala. Gurita punya medan penglihatan
hampir 3600 sehingga mampu mendeteksi mangsa dan musuh. Batang tubuh gurita
menyerupai kantong tanpa sirip lateral dan dibungkus oleh mantel yang akan
membentuk leher pada batas kepala dan pangkal tubuh. Lengan dilengkapi dengan
cincin penghisap yang terletak pada bagian dalam. Cincin penghisap tidak mempunyai
pengait seperti yang dimiliki cumi-cumi. Pada saat gurita berenang, kedelapan lengan
tersebut dikumpulkan menjadi satu yang dipakai sebagai kemudi (Paruntu, 2009).
Gurita (Octopus sp) yang tinggal di dasar perairan hanya menunggu mangsa di tempat
persembunyiannya atau berburu mangsa dimalam hari. Mangsanya seperti siput, ikan
dilumpuhkan memakai racun dari kelenjar ludahnya. Gurita (Octopus sp) memiliki alat
kelamin yang terpisah dan pertukaran gas melalui parmukaan seluruh tubuh (Suwignyo
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Cephalopoda
Ordo :Octopoda
Famili : Octopodidae
Genus : Octopus
Spesies : Octopus sp
Penaeus monodon merupakan ciri khas udang asli Indonesia dan banyak
sangat cepat dan dapat mencapai ukuran yang besar serta bila dimasak warnanya akan
berubah menjadi merah cerah yang membangkitkan selera konsumen. Walaupun ada
juga yang berwarna biru atau cokelat pada tubuh aslinya (Rakhmawan, 2009).
Penaeus monodon memiliki kulit tubuh yang keras dari bahan chitin. Tubuhnya
dibagi 15 menjadi dua, yakni bagian cephalotorax yang terdiri atas kepala dan dada
serta bagian abdomen yang terdiri atas perut dan ekor. Cephalotorax dilindungi kulit
chitin yang tebal yang disebut karapas (carapace). Bagian depan kepala yang menjorok
merupakan kelopak kepala yang memanjang dengan bagian pinggir bergerigi atau
disebut juga dengan cucuk (rostrum). Rostrum di kepala memiliki tujuh buah gerigi di
bagian atas dan tiga buah gerigi di bagian bawah dengan sepasang mata di bawah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
mandible mengapit mulutnya atau menutupi bagian ventral mulut sepasang maksial
pertama dan sepasang maksial kedua. Bentuk mindebel pendek dan tebal berfungsi
untuk menggiling atau menggigit, maksila pertama dan maksila kedua untuk membantu
proses makan. Reproduksi secara seksual, dioecious, telur dierami oleh betina. Telur
menetas menjadi larva zooea yang berenang bebas sebagai plankton dan stadium larva
sampai tiga bulan, kemudian turun ke dasar untuk tempat tinggalnya (Suwignyo et al,
2005).
kepiting pasir merupakan kepiting yang dapat hidup pada berbagai habitat, seperti
pantai bersubstrat pasir, pasir berlumpur, pasir putih berlumpur bersama rumput laut di
Rajungan (Portunus pelagicus) adalah perenamg aktif tetapi saat tidak aktif,
mereka mengubur diri dalam sedimen menyisakan mata, antena di permukaan dasar
laut dan ruang ingsang terbuka (FishSA, 2000 dalam Saudela 2004).
Pada umumnya kepiting ini berkeliaran pada malam hari untuk mencari
makanan, keluar dari tempat persembunyiannya dan bergerak menuju ke tempat yang
banyak makanannya. Tingkah laku rajungan dipengaruhi oleh beberapa faktor alam
dan buatan. Faktor alam diantaranya adalah perkembangan hidup, feeding habit,
pengaruh siklus bulan dan reproduksi. Sedangkan faktor buatan salah satunya adalah
penggunaan umpan pada saat penangkapan rajungan dengan menggunakan crap pots
(Saudela 2004)
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eucarida
Ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Porrunus
polychaete yang bermanfaat sebagai pakan induk krustasea, pakan ikan dan kerang-
kerangan, umpan pancing ikan, makanan, penyerap limbah organik dalam sistem
Cacing nereis memiliki tubuh lunak dengan kulit luar yang sangat tipis
sehingga sangat mudah dimakan udang dan merupakan cacing poliket yang paling
sering ditemukan pada setiap lokasi dan kedalaman laut (Cognetti dan Maltagliati
2000 dalam Mustofa 2012). Makanan cacing nereis berupa alga, sisa-sisa hewan,
sisa-sisa bahan organik, dan organisme hidup lainnya (Barnes 1987 dalam Mustofa
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Polychaeta
Ordo : Phyllodocida
Subordo : Nereidiformia
Famili : Nereididae
Genus : Dendronereis
semua kedalamanan air, bersembunyi di bawah batu atau menggali lubang pasir
atau lumpur, dan menempati perairan laut dangkal, (Fauchald dan Jumars 1979
dalam Mustofa, 2012). Panjang tubuh Dendronereis pinnaticirris dewasa di habitat
alami antara 8–18 cm dengan jumlah ruas 120–150 (Wu et al. 1985; Sugiharto 2008
dalam Mustofa, 2012). Cacing neries (Dendronereis pinnaticirris) fase muda yang
belum matang gonad (immature) belum dapat dibedakan jenis kelaminnya secara
kasat mata karena warna tubuhnya sama yakni merah kecoklatan. Kebanyakan
berkemampuan untuk meregenerasi diri dari bagian tubuh yang hilang (IPTEK-net
5.1 Kesimpulan
Siput kekede (Conus sp) dan Gurita (Octopus sp) termasuk filum Artropoda,
5.2 Saran
alam ini agar organismenya tetap terjaga terutama alam yang yang berkaitan dengan
perairan, untuk itu tidak membuang sampah sembarangan apalagi di area pantai.
DAFTAR PUSTAKA
Artanti. 2008. Perubawan Populasi Simping (Placuna Placenta, Linn,1758) Dari
Upaya Tangkap Di Perairan Kronjo,Tangerang, Banten. Institut Pertanian
Bogor. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan. Bogor.
Kamal. 2015. Analisis Komunitas Siput Kekede (Conus Spp) Di Perairan Laluin
Kayoa Maluku Utara. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Kinasih. 2018. Karakteristik Fouling Dan Polarisasi Konsentrasi Pada Proses
Recovery Protein Sebagai Bahan Flavor Dari Air Sisa Pasteurisasi
Pengolahan Rajungan Dengan Reverse Osmosis. Institut Pertanian Bogor.
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Program Stud1 Teknologi Hasil
Perikanan. Bogor.
Mustofa. 2012. Teknologi Pembesaran Cacing Nereis Dendronereis Pinnaticirris
(Grube 1864). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nontji. 2005. Perairan Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Paramata. 2017. Philum Annelida. Bahan Ajaran ppt. Universitas Negeri Gorontalo,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Manajemen Sumberdaya Perairan.
Rahim et. al. 2009. Mollusca (Kelas Pelecypoda). ppt. Universitas Syiah Kuala,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Biologi. Aceh.
Rakhmawan. 2009 .Analisis Daya Saing Komoditi Udang Indonesia Di Pasar
Internasional. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen.
Departemen Ilmu Ekonomi. Bogor.
Sahami dan Hamzah. 2014. Avertebrata Air. Deepublish. Yogyakarta
Suadela. 2004. Analisis Tingkat Keramahan Lingkungan Unit Penangkapan
Jaringan Rajungan (Studi Kasus Di Di Teluk Banteng). Institusi Pertanian
Bogor. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Program Studi Pemanfaatan
Sumbardaya Perikanan. Bogor.
Suwignyo. et al, 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Penebar Suwadaya. Jakarta.
______________ 2005. Avertebrata Air Jilid 2. Penebar Suwadaya. Jakarta.
Widianari. 2012. Effects of temperature change on activity and survival of selected
tropical ophiuroidea (Ophiomastix annulosa, Ophiarachna incrassate,
Ophiocoms cf dentate) and asteroidean (Fromiamillleporella). Institut
Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan. Bogor.
LAMPIRAN
3
4
5.