Perkembangan Hewan Invertebrata Protozoa - Poropera
Perkembangan Hewan Invertebrata Protozoa - Poropera
Perkembangan Hewan Invertebrata Protozoa - Poropera
Disusun Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian hewan invertebrate
(hewan tak bertulang belakang) _____________ 2
B. Protozoa atau Protosoa _____________________ 3
C. Porifera (hewan berpori) ___________________ 5
D. Coelenterata ______________________________ 6
E. Plathyhelminthes (Cacing Pipih) _____________ 7
F. Nemathelminthes (Cacing Giling) ____________ 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui
Hewan n Invertebrat
C. Rumusan masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jika seluruh hewan yang ada di alam kita kelompokkan berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang, maka sebagian besar akan termasuk kepada hewan yang
tidak bertulang (Invertebrata dan Avertebrata). Hewan intertebrata ada yang
tersusun dari satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya
dilakkukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh
banyak sel (multiseluler/metazoa) sel-selnya mengalami diferensiasi dan
spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin
komplek. Hewan yang termasuk pada invertebrata meliputi semua protozoa, yaitu
hewan bersel satu dan sebagian metazoa yaitu hewan yang bersel banyak.
2
dipotong menghasilkan dua bagian yang simetris dari arah kepala (cepal) lalu ke
arah eklor (caudal) atau dari arah atas (superior) ke arah bawah (interior).
3
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa
organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau
Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil,
tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias
bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau
organisme lain sebagai parasit.
Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni.
Contohnya : amuba / amoebia.
Dimanakah habitatnya?
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka
umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.
Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa
yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di
dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa
memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup
di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai,
kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang
hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa
protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya
dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
Bagaimana proses pencernaannya?
umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain
(bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-
molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang
tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositosis.
4
Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola
kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam
vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan
secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok
Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk
ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola
makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom
memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan
makanan, kemudian vakuola membesar kembali.
Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara
pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang
digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ
mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan
menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam
vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui
sitopig yang terletak disamping sitosom.
C. Porifera (hewan berpori)
Porifera atau bahasa llatinnya porus yang artinya pori dan fer yang artinya
membawa. Porifera juga disebut spons merupakan hewan multiseluler yang paling
sederhana. Porifera hidup secara heterotrof. Makanannyaa dalam bakteri dan
plankton. Makanan yang masuk ketubuhnya dalam bentuk cairan sehingga
porifera disebut juga sebagi pemakan cairan. Habitat porifera umumnya dilautan.
Cirri-ciri morfologinyaa dalam tubuhnya berpori (ostium), tubuhnyaa
simetri atau tidak beraturan meskipun ada beberapa yang simetri radial.
Umumnya berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk atau tumbuhan.
Cirri anatominya antara lain memiliki tiga tipe saluran air yaitu askonoid
(pori berhubungan langsung kespongeosol), sikonoid (pori dihubungkan
dengan saluran bercabang dengan spongeosol), dan leukonoid (porinya
banyak serta bercabang-cabang membentuk rongga-rongga kecil) serta cara
pencernaannya secara intraseluler didalam koanosit dan amoebosit.
5
Struktur tubuh porifera dapat di lihat pada gambar berikut :
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.dimana
aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas dangemmule. Gemmule
disebut juga tunas internal.gemmule dihasilkan menjelang musim dingin
didalam tubuh porifera yang hidup di air tawar, sedangkan aseksual dengan
pembentukan gamet. Beberapa jenis porifera seperti spongia dan
hippospongia dapat digunakan sebagai sponsmandi. Zatkimia yang
dikeluarkannya memiliki potensi sebagi obat penyakit kanker danp enyakit
lainnya.
Coelenterata (HewanBerongga)
D. Coelenterata
6
dimana pembentukan tunas terjadi pada polip dan seksual dimana pembentukan
gamet pada medusa.
7
taeniasolium. Pada umumnya platyhelminthes merugikan, karena menjadi
parasit bagi manusia maupun hewan kecuali planaria yang dapat
dimanfaatkan untuk makanan ikan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Penutup
9
DAFTAR PUSTAKA
Soedjono, dkk. 1996. Biologi SMU II. PT. Multi Adiwitata, Banding
Wahono, Lili, dkk., 1994. Biologi SLTP I. Banding; PT. Sarana Panca
Karya Rustam, Nuryani dan Otang Hidayat, 1994, Biologi SLTP II.
10