3 Modul PUBT 2015 PDF
3 Modul PUBT 2015 PDF
3 Modul PUBT 2015 PDF
Pengawasan Norma
Pesawat Uap dan
Bejana Tekanan
BAB IPENDAHULUAN
A. ............................................................................................................ Latar
Belakang .......................................................................................... 1
B. ............................................................................................................ Ruan
g Lingkup Pembahasan Modul .......................................................... 2
C. ............................................................................................................ Tujua
n PembelajaranUmum ....................................................................... 2
D. ............................................................................................................ Tujua
n Pembelajaran Khusus .................................................................... 2
i
E. ............................................................................................................ Peren
canaan, Pembuatan / Pemasangan / Perakitan, Perbaikan / Reparasi /
Pemeliharaan Pesawat Uap dan Bejana Tekanan ............................ 32
1. ....................................................................................................... Prose
dur Penerbitan Pengesahan Gambar Rencana Pesawat Uap dan
Bejana Tekanan ........................................................................... 32
2. ....................................................................................................... Prose
dur Penerbitan Pengesahan Kelayakan Pembuatan Pesawat Uap dan
Bejana Tekanan ........................................................................... 37
3. ....................................................................................................... Prose
dur Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap dan Bejana Tekanan 38
4. ....................................................................................................... Prose
dur Penerbitan Akte Ijin Pesawat Uap dan Pengesahan Pemakaian
Bejana Tekanan ............................................................................ 43
Summary ............................................................................................... 45
BAB IIIPENUTUP
Penutup ................................................................................................... 46
Contoh Soal ............................................................................................. 47
Daftar Pustaka ......................................................................................... 48
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dalam dunia industri yang sedemikian cepat menuntut
pihak perusahaan untuk dapat bersaing menghasilkan barang jasa dengan
kualitas dan kuantitas yang lebih baik dan dengan skala yang besar. Oleh karena
itu, hampir seluruh perusahaan menggunakan pesawat uap dan bejana tekanan
untuk proses produksinya.
Seiring perkembangan teknologi, pemanfaatan pesawat uap dan bejana
tekanan semakin luas, sehingga dapat dipakai untuk berbagai macam proses
produksi yang banyak dipakai di pabrik pengolahan kelapa sawit, pabrik gula,
pabrik kertas, pabrik barang-barang dari karet, pabrik makanan-minuman,
pertambangan minyak bumi, rumah sakit, hotel, rumah tangga sampai dengan
komponen bahan bakar gas untuk keperluan moda transportasi, dan lain
sebagainya.
Namun demikian, penggunaan/pengoperasian pesawat uap dan bejana
tekanan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja apabila tidak memenuhi ketentuan peraturan perundangan dan syarat-
syarat di bidang Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan/atau standar
international yang berlaku.Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan
pengawasan secara preventif dan menyeluruh baik dari peralatan maupun
personel yang telah mendapat lisensi sesuai dengan bidangnya, maka diperlukan
obyek pengawasan mulai dari perencanaan, pembuatan/ pemasangan dan
pemakaian/ peredaran/ reparasi.
Pembinaan Ahli K3 Umum merupakan program yang ditujukan untuk
membina dan meningkatkan kemampuan pekerja guna melakukan pengawasan
terhadap peralatan di tempat kerja khususnya pesawat uap dan bejana tekanan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Melalui modul ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran
terkait K3 pesawat uap dan bejana tekanan, sehingga sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan dan syarat-syarat K3.
1
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN MODUL
Materi pembelajaran Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
meliputi :
1. Dasar Hukum
2. Pengertian
3. Jenis-jenis Pesawat Uap
4. Jenis-jenis Bejana Tekanan
5. Sumber potensi bahaya Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
6. Alat perlengkapan pengaman Pesawat Uap
7. Alat perlengkapan pengaman Bejana Tekanan
8. Penanganan Botol Baja / Tabung Gas dan Instalasi Pipa
9. Perencanaan, pembuatan/pemasangan/ perakitan/ reparasi Pesawat Uap
danBejana Tekanan
10. Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
2
BAB II
POKOK BAHASAN
A. DASAR HUKUM
1. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
2. Undang-Undang Uap Tahun 1930 dan Peraturan Uap Tahun 1930,
3. Permenaker R.I No. Per. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekanan,
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per.02/Men/1982
tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Juru Las,
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per.01/Men/1988
tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap,
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per.02/Men/1992
tentang Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per.04/Men/1995
tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 06/Men/1990 tentang Ketentuan
Pewarnaan Tabung Gas Bertekanan.
B. PENGERTIAN
1. Pesawat uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung
langsung maupun tidak langsung, berhubungan (atau tersambung) dengan
suatu ketel uap dan diperuntukkan bekerja dengan tekanan yang lebih besar
(tinggi) dari tekanan udara.
2. Ketel uap ialah satu pesawat, yang dibuat guna memanaskan air menjadi uap
dan uapnya dipergunakan diluar pesawatnya.
3. Pesawat uap selain ketel uap adalah :
− Pemanas air diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari air pengisi
untuk ketel-ketel uap dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran
− Pengering uap diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari uapnya
dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran
− Penguap-penguap diperuntukkan guna membuat air sulingan dengan
jalan pemanasan dengan uap; dan
− Bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung dimasukkan
uapnya dari ketel uapnya, terkecuali pesawat-pesawat penguap.
3
4. Bejana tekanan adalah suatu alat untuk menabung fluida yang bertekanan
atau Bejana Tekan adalah bejana selain pesawat uap yang didalamnya
terdapat tekanan yang melebihi tekanan udara luar, dipakai untuk
menampung gas atau gas campuran termasuk udara baik terkempa
menjadi cair atau dalam keadaan larut atau beku.
Gambar 1. Aeolipile
4
Kemudian pada sekitar awal tahun 1600-an, seorang bangsa Italia
bernama Giovanni Branca membuat suatu penemuan unik berdasarkan
cara kerja aeolipile, dimana uap yang dihasilkan alat tersebut disalurkan
ke roda yang akan berputar akibat tekanan uap tersebut. Dari sinilah
dimulainya perkembangan Turbin uap.
6
(3) Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel, yaitu :
- Ketel uap tegak, dimana letak sumbu silinder tegak lurus dengan
tempat kedudukan ketel uap.
- Ketel uap darat, dimana letak sumbu silinder sejajar dengan
permukaan tempat kedudukan ketel uap.
Adapun saat ini, ketel uap lebih condong untuk diklasifikasikan lebih
detail lagi sebagai berikut :
(1) Ditinjau dari sudut pandang tekanannya, yaitu :
- Ketel uap tekanan rendah, memiliki tekanan <20 Kg/cm2 melebihi
tekanan udara atmosfer,
- Ketel uap tekanan sedang, memiliki tekanan 20 - 75 Kg/cm2
melebihi tekanan udara atmosfer,
- Ketel uap tekanan tinggi, memiliki tekanan >75 Kg/cm2 melebihi
tekanan udara atmosfer.
(2) Ditinjau dari media yang melalui pipa (tube), yaitu :
- Ketel uap pipa api, dimana api akan melewati pipa-pipa di dalam
ketel uap.
8
Recovery Fuels, Animal Wastes, Dry Animal Manure, Wet Animal
Manure (Dairy Manure Slurry)
- Nuklir (Uranium, Fission)
(4) Ditinjau dari sudut pandang sirkulasi air, yaitu :
- Natural,
- Forced
(5) Ditinjau dari sudut pandang ruang bakar, yaitu :
- Natural,
- Pressurized,
- Induced,
- Balance
(6) Ditinjau dari sudut pandang metode pembakaran, yaitu :
- Eksternal,
- Internal,
- HRSG.
c) Jenis-Jenis Pesawat Uap selain Ketel Uap
Selain Ketel uap, terdapat pesawat uap selain Ketel Uap. Dimana
menurut Peraturan Uap 1930 dapat dikelompokkan sebagai berikut :
(1) Pemanas air (economiser) diperuntukkan guna mempertinggi
temperatur dari air pengisi untuk ketel-ketel uap dengan jalan
pemanasan dengan hawa pembakaran
(2) Pengering uap (Superheater) yang berarti sendiri terlepas ketel
uapnya. Alat ini di peruntukkan guna memanaskan uap basah atau
uap jenuh menjadi uap kering (Superheated Steam) sebagai fluida
pemanasnya adalah gas panas hasil pembakaran.
(3) Penguap-penguap diperuntukkan guna membuat air sulingan
dengan jalan pemanasan dengan uap; dan
(4) Bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung
dimasukkan uapnya dari ketel uapnya, terkecuali pesawat-pesawat
penguap sebagai contoh :Steam Header, Back Pressure Vessel,
Dearator, Sterillizer, Digister, Autoclave dan sebagainya .
2. BEJANA TEKANAN
a) Jenis-Jenis Bejana Tekanan dan Gas Bertekanan
Jenis-Jenis Bejana Tekanan
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 1
Tahun 1982, pengelompokan bejana tekanan adalah :
- Bejana penampung atau storage tank
- Bejana pengangkut atau bejana transport
- Botol baja atau tabung gas
- Instalasi atau pesawat pendingin
- Instalasi pipa gas atau udara
- Reaktor, yaitu suatu tangki tempat berlangsungnya suatu
proses/reaksi kimia dengan jalan bahan-bahan yang diperlukan
dimasukan kedalamnya kemudian dicampur, dipanaskan,
didinginkan, ditekan atau disuling dan lain-lain agar menghasilkan
reaksi yang diinginkan.
10
Gas Bertekanan
Gas bertekanan
Gas bertekanan merupakan salah satu jenis bahan kimia berbahaya
yang dalam pengemasannya disimpan atau ditampung didalam bejana
tekan/botol baja bertekanan tinggi dalam wujud atau dalam keadaan
terkempa, cair atau larutan maupun dalam keadaan beku.
11
(vii). Gas cair (Liquid Gases) adalah suatu gas yang karena tekanan
tertentu dapat berubah menjadi cair mempunyai titik didih 90oC
dan tekanan 14,2 psi.
(viii). Gas untuk keperluan kesehatan (Medical Gases) adalah suatu
gas yang digunakan untuk keperluan kedokteran. Contoh :
Oksigen, udara tekan.
12
- Melindungi instalasi sistem pemakaian bahan
bakar gas dari kerusakan yang diakibatkan oleh korosi dan
pengendapan cairan dan atau material.
- Memberikan unjuk kerja kendaraan yang optimal dalam
semua kondisi iklim dan kebutuhan berkendara.
Kelebihan BBG
Lebih bersih dan tidak bising
Emisi gas buang lebih kecil dibanding BBM : PM : 100 %, Penurunan
CO: 90,6 %, Penurunan NOx : 38 %, Penurunan HC : 64 %
Kebisingan kendaraan CNG 2~3dB lebih kecil
dibanding diesel/premium
Lebih aman dibandingkan BBM
Mudah menguap saat ada kebocoran karena lebih ringan dari udara
(SG 0,6)
Resiko kebakaran relatif rendah (Suhu bakar 537oC; Batas flamibilitas
:5 - 15 % udara) untuk LPG 1,8 – 9,8 %, Premium: 1,4 – 7,6 %
Tidak beracun
Lebih efisien dan ekonomis
Lebih murah dibandingkan BBM Menguntungkan
Mesin lebih bersih Mengurangi frekuensi pemeliharaan
13
Kekurangan BBG
Pendistribusion dan penyimpanan relatif mahal Investasi > dari
BBM
Ada tambahan biaya converter kit 11 juta rupiah
Daya jelajah pendek Sulit mendapatkan gas karena Infrastruktur
SPBG masih sangat terbatas
Tangki BBG relatif berat Menambah beban kendaraan
Tangki bertekanan tinggi Perlu persyaratan khusus dan perawatan
yang memadai
Ada potensi masalah pada unjuk kerja dan operasional kendaraan
Kehilangan daya 20 %
Terkadang mesin susah hidup
Perlu converter kit dan seeting yang sesuai
14
Baja
TYPE 2 (CNG 2)
Liner/pelapis dalam dari metal dan dibungkus resin/ serat fiberglas
pada bagian luar (Hoop wrap)
Lebih mahal dari CNG 1
Lebih berat (Kapasitas 60 L 52 Kg)
Liner Baja
Bungkus resin/
serat fiberglas
(Hoop wrap)
15
Gambar 9.Tabung CNG Type 2
TYPE 3 (CNG 3)
Liner/pelapis dalam dari metal dan dibungkus serat karbon pada
bagian luar (full wrap)
Lebih mahal
Lebih ringan (Kapasitas 60 L 26 Kg)
Liner Baja
Bungkus serat
karbon (Hoop
wrap)
TYPE 4 (CNG 4)
Liner/pelapis dalam dari bahan non metal/ plastikdan dibungkus
serat karbon pada bagian luar (full wrap)
Lebih mahal
Lebih ringan
Non metalik
Liner/Plastik 16
Bungkus serat k
arbon/fiberglas
(Full wrap)
Gambar 11. Tabung CNG Type 4
B. Tabung LPG/LGV
Tabung LPG (Liquified Petroleum Gas) yang dipergunakan untuk
kendaraan bermotor di Indonesia lazim disebut dengan LGV (Liquified
Gas for Vehicle). Di dunia untuk tabung LGV kebanyakan mengacu
pada UN ECE R 67 :Motor Vehicles Using Liquefied Petroleum Gases
In their Propulsion System. Sampai saat inibelum ada SNI untuk
kendaraan berbahan bakar LPG
Untuk spesifikasi teknis dari pada LGV ini adalah Bahan bakar LPG
yang terdiri dari propana (C3) dan butan (C4).Disain temperatur
operasi tabung harus dari -20 °C sampai 65 °C. Disain tekanan operasi
tabung: 3,000 kPa (30 bar).
Tabung LGV dibagi berdasarkan klasifikasi tekanan sebagai berikut :
a. Komponen Kelas 1 : 3,000 kPa.
b. Komponen Kelas 2 : 450 kPa.
c. Komponen Kelas 2A : 120 kPa.
17
Bentuk dan Kedudukan
Bentuk bejana tekan dibedakan menurut bentuk badan (steel) maupun bentuk
front (tutup) atau headnya. Sedangkan kedudukannya dibedakan menurut letak
sumbu atau garis sentralnya yaitu :
- Bejana Silindrical
- Bejana Spherical
- Bejana dengan tutup elips
- Bejana dengan tutup torispherical
- Bejana dengan tutup hemispherical
- Bejana dengan tutup semi elliptical
- Bejana dengan tutup rata
- Bejana dengan kedudukan horizontal
- Bejana dengan kedudukan vertical
- Bejana dengan bentuk khusus
18
ada didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan.Untuk
pemanasan diperoleh dari pembakaran bahan bakar, jadi setiap ketel uap
harus mempunyai atau dilengkapi dengan sebuah tempat pembakaran.
Konstruksi tempat pembakaran bahan bakar tergantung kepada jenis
bahan bakar yang akan dipakai.Dalam keadaan bekerja ketel uap
didalamnya terdapat tekanan dan setiap ketel uap harus menahan
tekanan ini.
Ketel uap dalam keadaan bekerja, sebagai bejana yang tertutup atau
tidak berhubungan dengan udara luar, karena selama berlangsung
pemanasan melalui bidang yang dipanaskan atau pemanasan dari ketel
uap, maka air akan mendidih selanjutnya berubah menjadi uap panas dan
bertekanan.
Setiap terjadi kenaikan tempertur uap dalam ketel, maka tekanan
uap akan meningkat pula jadi kenaikan temperatur uap dan kenaikan
tekanan berhubungan erat.
Seperti telah kita ketahui adalah suatu sumber energi atau dengan
pertolongan panas, kita dapat melakukan suatu usaha, yang mana hal ini
kita jumpai pada pengunaan ketel-ketel uap dan pesawat-pesawat uap
dilapangan industri.
Panas dari api dan gas panas, yang dihasilkan dari suatu dapur ketel
atau dari panas sisa (waste heat), melalui bidang pemanasan,
dipindahkan ke air yang lebih dahulu mengembang, kemudian berubah
menjadi uap, sehingga volumenya dengan cepat akan bertambah.
Panas sebagai sumber dari suatu gerak, memberikan kecepatan
kepade molekul-molekul air yang bergerak simpang siur, kohesinya atau
daya tarik menarik diantara molekul-molekul air saling desak-mendesak
dan pada keadaan demikian tetap tinggal dalam ketel uapnya, maka
karena itu terjadilah peningkatan tekanan dalam ketel uap.
Untuk memahami ketel uap, haruslah kita mengetahui sifat-sifat yang
terutama dari uap, dan peristiwa penting yang terjadi pada pembentukan
uap.
Secara sederhana bentuk ketel uap kita misalnya sebagai bejana
logam, yang sebagian ruangnya berisi dengan air.Bejana berisi air
tersebut dalam keadaan terbuka, dibiarkan tanpa dipanasi dan setelah
19
beberapa lama, dengan jalan menimbang, bahwa air didalamnya telah
berkurang.Rupanya dengan tidak dipanasi, air telah berubah menjadi uap
dan keluar dari lubang yang terbuka.
Peristiwa ini disebut menguap, dan dalam hal ini pembentukan uap
hanya terjadi pada permukaan air saja. Bila air dalam bejana, sekarang
kita panaskan dengan menempatkan sebuah sumber air dari
pembaharuan gas dibawahnya, maka temperatur air naik bertambah
tinggi, air mulai bergerak sedang gelembung-gelembung uap terlepas
keluar.
Selanjutnya, ternyata diketahui bahwa penguapan dapat terjadi pada
tiap-tiap temperatur.Kenaikan temperatur dapat dilihat dengan
termometer, sedang pengerakkan bagian-bagian air dilihat dengan
menghamburkan serbuk gergaji ke dalam air.
Pergerakan air terjadi karena kenaikan temperatur tidak sama pada
segala tempat. Air pada dasar bejana, yang lebih dekat dengan nyala api,
akan lebih cepat naik temperaturnya dari pada ditempat-tempat yang
lain.Karena dipanaskan maka berat jenis air berkurang dan air yang panas
akan naik, akibatnya air yang masih dingin akan turun dan hal ini
berlangsung terus selama pemanasan air dilahan.
Pada pemanasan air dengan arus air yang teratur disebut peredaran
air. Peredaran ini sangat penting dalam ketel uap karena dengan
peredaran yang baik akan bermanfaat untuk mendapatkan air yang cepat
dan pemanasan yang merata.Untuk mendapatkan suatu peredaran air
yang baik sangat tergantung kepada penempatan sumber panas ke dalam
ketel.
Air yang tidak turun beredar dalam ketel disebut air mati.Jadi
temperatur air ini tidak secepat air yang beredar naiknya. Ini dapat
membahayakan bagi ketel uap, karena dinding ketel uap akan
mendapatkan pemanasan setempat, sehingga pemuatan ketel tidak sama
dan karenanya terjadi tekanan-tekanan yang besar dari pelat ketel atau
pada sambungan-sambungannya.
Bila air dalam bejana dipanaskan terus, temperatur air akan
bertambah tinggi, pada akhirnya pelepasan gelembung-gelembung uap
akan terhenti dan penguapan bertambah cepat. Setelah temperatur air
20
mencapai 100°C dan peristiwa ini disebut air mendidih.
Seperti telah kita ketahui tekanan normal adalah 1 atm. Pada
tekanan ini, air akan mendidih pada temperatur 100 ˚C. Pada tekanan
yang lebih besar dari 1 atm, ternyata air akan mendidih pada temperatur
lebih tinggi, begitupun sebaliknya bila tekanan pada permukaan air lebih
rendah dari 1 atm, maka air akan mendidih pada temperatur lebih rendah
pula. Dengan dasar itulah, maka dalam pengoperasian ketel uap
kemudian disesuaikan dengan tujuan pemakaiannya.
Namun, ketika ketel uap mulai menghasilkan uap, terdapat tekanan
yang berbahaya apabila tidak ada suatu upaya pengamanan.Maka
daripada itu, pada setiap ketel uap terdapat appendages yang berfungsi
sebagai peralatan pengaman daripada pengoperasian ketel uap tersebut.
Pesawat uap dan appendages nya serta pendukungnya seperti air
pengisi ketel dan pemanas, perlu dilakukan perawatan dan pemeriksaan
secara rutin dan pengoperasian yang sesuai tata cara kerja aman (safe
operation).
Berikut ini, beberapa potensi bahaya dari pesawat uap :
1. Bila manometer tidak berfungsi dengan baik, atau bila tidak dikalibirasi
dapat menimbulkan peledakan si Operator tidak mengetahui tekanan
yang sebenarnya dalam boiler dan alat yang lain tidak berfungsi.
2. Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik, karena karat atau sifat
kepegasannya tidak sesuai lagi maka untuk boiler bila tekanan lebih
tidak dapat membuka secara otomatis.
3. Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik dimana nozel-nozelnya
atau pipa-pipanya tersumbat karena karat, sehingga jumlah air tidak
dapat terkontrol lagi.
4. Blia air pengisi ketel tidak memenuhi syarat, sehingga pada pipa air,
pipa-pipa dapat timbul secara didalam atau diluar pipa sehingga
terjadi pemanasan setempat, hal ini bisa menirnbulkan bengkak atau
pecah akibat tidak dapat mentransfer panas.
5. Bila boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scalling atau
tidak sering dibersihkan.
6. Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap.
7. Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel, sumbat timah atau prof
21
leleh.
8. Karena pembakaran yang tidak sempurna, nozel bahan bakar tidak
berfungsi dengan baik.
9. Karena boilernya sudah tua sehingga materialnya tidak memenuhi
syarat lagi.
10. Karena material boiler tersebut sudah mengalami perubahan tebal,
atau terdapat karat pada fiting-fiting.
11. Tidak teraturnya diadakan pemeriksaan dan pengujiansesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
B. Bejana Tekanan
1. Bejana tekanan merupakan salah satu sumber bahaya yang dapat
menimpa tenaga kerja dan kerusakan yang fatal bagi lingkungan.
Jenis bahaya tersebut adalah :
1.1. Bahaya terhadap kebakaran
1.2. Bahaya terhadap keracunan
1.3. Bahaya terhadap pernapasan tercekik/aspisia
1.4. Bahaya terhadap peledakan
1.5. Bahaya terhadap cairan sangat dingin/cryogenic
24
Gambar 15.Peledakan Bejana Tekanan
27
− Satu tingkap pengaman
− Satu pedoman tekanan
− Satu gelas pedoman air; dan
− Satu kerangan pembuang
d. Bejana-bejana uap
− Satu buah tingkap pengaman bila tekanannya > ½ kali tekanan kerja
ketelnya; bila dua buah tingkap pengaman bila tekanannya < ½ kali
tekanan kerja ketelnya.
− Satu buah keran kontrol uap
− Satu Manometer
− Lobang periksa
28
1. Kelompok yang dapat menyebabkan tercekik diberi cat warna
abu-abu.
2. Kelompok gas mudah terbakar dan atau meledak dicat warna
merah, kecuali : gas minyak cair atau elpiji dicat warna biru/light
blue dengan tanda warna merah pada bagian sekeliling valve.
3. Kelompok gas beracun dicat warna kuning tua.
4. Kelompok gas yang dapat menyengat dicat warna kuning muda.
5. Kelompok gas untuk keperluan kesehatan dicat warna putih.
6. Kelompok gas campuran dicat warna sesuai dengan jenis gas
yang dicampurkan.
7. Zat asam dan gas-gas lain yang termasuk kelompok gas
pengoksidasi dicat warna biru muda.
7. dll)
Gas-gas yang menyengat Kuning muda
(misalnya : Amoniak Chlor, Sulfur
8. Dioksida, dll)
Gas Hidrogen Merah
9. Gas Hidrokarbon Merah
10. Gas Karbon dioksida Abu-abu
11. Gas-gas campuran Warna sesuai
dengan warna jenis
gas campuran
29
Pengelompokkan pewarnaan diatas ini tidak berlaku untuk
tabung gas aluminium.
31
NO PIPA JENIS FLUIDA/GAS WARNA
5 Bahan kimia - Asam sulfat Orange
- Alumunium sulfat Orange berpite kuning-
- Asamphosphoric biru
- Larutan urea & Carbonate Pita kuning-coklat
- Asam fluosilisic Mass green/hijau
- Larutan benfield Pita abu-abu - coklat
- Larutan caustic Pita fan – pink
- Caustic soda Pita kuning – hijau
- Kapur Pink
- Polimer Putih
Ungu
32
Dokumen-dokumen terkait pembuatan/rencana pembuatan (Sertifikat
material/verifikasi, WPS/PQR, Pemeriksaan ketebalan, Pemeriksaan
ketidakbulatan, Pengukuran dimensi Pemeriksaan tidak merusak
(NDT))
Sertifikat juru las
Laporan data pembuatan/MDR (Apabila pesawat uap/bejana tekanan
sudah dibuat)
Laporan pengujian dari Lembaga Pengujian Independen yang sudah
terakreditasi di luar negeri (apabila dibuat di luar negeri)
Copy SKP PJK3 bidang Pembuatan/Pemasangan Pesawat Uap
dan/atau Bejana Tekanan.
Catatan : Pengesahan gambar rencana pembuatan pesawat uap
diterbitkan oleh pemerintah (Dit. Pengawasan Norma K3, Ditjen
PPK & K3).
Desain / perencanaan
Hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan :
- Tekanan desain adalah tekanan yang digunakan dalam
pendesainan/perencanaan suatu pesawat uap / bejana tekanan untuk
menghitung tebal pesawat uap / bejana tekanan yang diperlukan belum
termasuk penambahan tebal karena korosi.
- Tekanan kerja maksimum yang diperbolehkan adalah kerja paling tinggi
pada setiap bagian pesawat uap / bejana tekanan berdasarkan tebal pelat
sebenarnya / tebal pelat nominal untuk pembuatan pesawat uap / bejana
tekanan.
- Tekanan kerja normal adalah tekanan kerja yang dipakai untuk
mengetahui kekuatan konstruksi suatu pesawat uap / bejana tekanan
tekan.
- Suhu kerja atau suhu operasi adalah temperatur yang akan dipertahankan
pada dinding pesawat uap / bejana tekanan selama pesawat uap / bejana
tekanan dioperasikan dan suhu ini tidak boleh melebihi suhu desain.
- Suhu desain adalah temperatur yang dipakai patokan yang tidak boleh
dilampaui yang diterima atau kontak dengan dinding pesawat uap / bejana
tekanan akibat kontak panas dengan fluida didalam pesawat uap / bejana
33
tekanan berdasarkan suhu test bahan dinding pesawat uap / bejana
tekanan.
- Nilai tegangan tarik adalah nilai kuat tarik dari bahan yang didapat dari
hasil pengujian tarik.
- Nilai tegangan maksimum yang diperbolehkan adalah tegangan
maksimum yang diizinkan yang digunakan dalam rumus desain suatu
pesawat uap / bejana tekanan.
- Tebal pelat dinding pesawat uap / bejana tekanan adalah tebal yang
dimiliki oleh suatu pesawat uap / bejana tekanan, berupa tebal pelat yang
diperlukan, tebal desain dan tebal nominal.
(a) Tebal yang diperlukan adalah tebal yang diperoleh dari suatu rumus
dalam Standart atau Formula.
(b) Tebal desain adalah tebal yang diperlukan (a) ditambah ketebalan
karena korosi (allowance).
(c) Tebal nominal adalah tebal pelat yang sebenarnya (actual) yang
digunakan untuk pembuatan suatu pesawat uap / bejana tekanan.
- Efisiensi sambungan las, adalah suatu angka atau koefisiensi yang
dipakai sebagai angka pengali pada nilai tegangan maksimum yang
dibolehkan.
- Nilai batas mulur bahan adalah nilai tertinggi tegangan yang diizinkan
untuk menghitung kembali kekuatan kontruksi suatu pesawat uap / bejana
tekanan.
34
Pemilihan Material
Pemilihan utama dalam pemilihan suatu material adalah kemungkinan
korosi yang timbul jika material/bahan tersebut tidak berada dalam kondisi yang
sesuai dengan medium/gas yang dikemasnya, faktor-faktor lainnya yang
dipertimbangkan adalah kegunaannya, sifat mekanik, sifat fisik kimia, daya tahan
terhadap cuaca, lingkungan, panas, biaya pembuatan/pengadaan, perawatan
serta pemeliharaan.
Pemilihan bahan konstruksi terutama ditujukan untuk keperluan
keselamatan pemakaian/keselamatan kerja disamping untuk mendapatkan biaya
yang murah, dengan tidak terlepas dari pertimbangan adanya pengaruh zat
kimia/mediumnya terhadap bahan konstruksi dan sebaliknya.
Jika untuk menyimpan atau mengemas satu jenis gas/zat kimia
kemungkinan besar dapat diperoleh suatu bahan konstruksi yang dapat tahan
sepenuhnya, namun bahan tersebut dapat jadi terlalu mahal atau pun tidak
tersedia sama sekali, sehingga dalam praktek biasanya dipilih dalam suatu
bahan yang secara ekonomi lebih murah dan mempunyai laju korosi yang cukup
lambat.
Untuk bejana/tangki penampung guna gas-gas atau bahan kimia yang
berbeda, bahannya pun juga harus berbeda-beda.Oleh karena itu pemilihan
bahan harus benar-benar memenuhi atau tahan terhadap semua zat/gas/bahan
kimia yang masuk.Dalam kenyataan hal ini mustahil, untuk hal tersebut sebagian
besar bahan-bahan konstruksi pesawat uap / bejana tekanan digunakan bahan
dengan daya tahan yang cukup tinggi dan dengan memberi tambahan ketebalan
plat dinding sesuai laju timbulnya korosi.
Berikut ini diberikan keterangan mengenai beberapa bahan konstruksi yang
banyak digunakan dalam konstruksi pesawat uap / bejana tekanan untuk
keperluan penyimpanan / penampungan gas bertekanan atau tangki penampung
bahan kimia lainnya.
- Logam :
35
(a) Logam-logam besi seperti : besi tuang, besi campuran, baja lunak (mild
steel), baja campuran, baja tahan karat (stainless steel)
(b) Logam-logam bukan besi seperti: aluminium, timah, nikel krom, tembaga,
seng perunggu dan kuningan.
- Non Logam :
(a) Logam-logam besi seperti besi tuang (cast iron) dan besi campuran (iron
alloy), karena sifatnya kedua jenis ini tidak dapat digunakan untuk pembuatan
bejana tekan (cocok untuk tangki bahan-bahan kimia).
- Kadar karbon harus rendah (0,1 – 0,25 %)
- Dalam keadaan normal korosinya harus lambat
- Tidak mudah patah/rapuh
Untuk bahan pembuatan pesawat uap / bejana tekanan digunakan baja baik
baja lunak (mild steel), baja tuang (cast steel) maupun baja tahan karat
(stainless steel) atau baja campuran.
(b) Logam-logam bukan besi seperti: aluminium, kromium, tembaga, timah, nikel,
tin, seng, kuningan, kuningan dan perunggu pada dasar tidak dapat dipakai
untuk tangki/bejana penampung bahan kimia.
(c) Bahan bukan logam lainnya seperti: grafit, kaca, plastic dipakai sebagai
bahan tambahan pelengkap instalasi pesawat uap / bejana tekanan sesuai
kebutuhan.
36
Gambar 17. Material Roll
Gambar 18. Sertifikat Bahan dan Hasil Pengujian Bahan
(e). Pegawai Pengawas dari Dinas setempat atau Ahli K3 yang telah
melakukan pemeriksaan dan pengujian wajib membuat laporan
pemeriksaan dan pengujian pelaksanaan reparasi atau modifikasi.
(f). Khusus bagi Pegawai Pengawas, wajib melakukan pencatatan pada
Akte Ijin pesawat uap / Pengesahan Pemakaian bejana tekanan
yang bersangkutan perihal hasil pemeriksaan/pengujian serta
persyaratan K3 yang dinilai perlu dilaksanakan guna menjamin
keselamatan pemakaian pesawat uap / bejana tekanan.
43
4. Prosedur Penerbitan Akte Ijin Pesawat Uap dan Pengesahan
Pemakaian Bejana Tekanan
4.1. Akte Ijin / Pengesahan Pemakaian
a) Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat uap / bejana
tekanan sebagai dimaksud harus dicatat dalam buku Register dan
diberi nomer sesuai ketentuan.
b) Pembuatan buku Akte Ijin / Pengesahan Pemakaianpesawat uap atau
pengesahan pemakaian bejana tekanandengandata yang diambil dari
laporan pemeriksaan dan pengujian: Akte Ijin / Pengesahan
Pemakaian ditandatangani oleh Kepala Dinas setelah diparaf oleh
Pegawai Pengawas dan atasan langsung Pegawai Pengawas.
c) Setiap buku Akte Ijin / Pengesahan Pemakaian harus dicatat dalam
Buku Register Akte Ijin / Pengesahan Pemakaian dan diberi nomor
sesuai ketentuan.
d) Akte Ijin / Pengesahan Pemakaian asli disampaikan kepada Pemakai
pesawat uap / bejana tekanan, tindasan pertama disimpan di Dinas
setempat dan tindasan kedua disampaikan ke Pemerintah.
4.2. Pembuatan Surat Keputusan Mutasi
a) Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian sehubungan dengan
pemasangan kembali sebagaimana dimaksud harus dicatat dalam
buku Register dan diberi nomer baru sesuai ketentuan.
b) Pencatatan atas Akte Ijin / Pengesahan Pemakaian pesawat uap /
bejana tekanan pada buku Register Akte Ijin / Pengesahan Pemakaian
baik dengan atau tanpa perubahan nomor Akte Ijin / Pengesahan
Pemakaian.
c) Pembuatan SK. Mutasi berkaitan dengari pergantian pemakai dan
atau perubahan tempat pemasangan.
d) S.K. Mutasi asli dengan dilampiri buku Akte Ijin / Pengesahan
Pemakaian yang telah dicatat dalam buku Register, disampaikan
kepada Pemakai yang baru, tindasan pertama disimpan di Dinas
setempat dan tindasan kedua disampaikan kepada Pemerintah.
44
SUMMARY
45
BAB III
PENUTUP
Modul ini merupakan bahan pembelajaran yang bersifat dasar dan umum,
mencakup ketentuan-ketentuan teknis dan administratif sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan pesawat uap dan bejana tekanan. Cakupan ruang
lingkup obyek pengawasan pesawat uap dan bejana tekanan yang meliputi ketel uap
dan pesawat uap selain ketel uap, bejana penampung, bejana transport, botol baja
dan instalasi pendingin merupakan peralatan yang banyak digunakan dalam industri
manufaktur, industri kimia, industri logam dll. Sedangkan untuk mempelajari
peralatan-peralatan tersebut diperlukan pengetahuan dasar agar dapat mengenal
sumber/potensi bahaya yang ditimbulkan oleh pesawat uap dan bejana
tekanan.Adapun pesawat uap dan bejana tekanan adalah merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja apabila konstruksinya tidak cukup kuat, sehingga
diperlukan pemilihan bahan yang sesuai dengan standar termasuk dalam
perencanaan kekuatan konstruksi.Selain konstruksi yang cukup kuat diperlukan juga
safety devices yang harus terpasang dengan baik dan memenuhi syarat serta
berfungsi pada saat dioperasikan. Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah
terkait dengan dimana bejana tekanan tersebut dibuat, standard apa yang
dipergunakan, pemeriksaan dan pengujian apa saja yang diwajibkan oleh standard
tersebut.
Selain hal-hal tersebut diatas yang perlu diperhatikan adalah lokasi dimana
pesawat uap dan bejana tekanan itu digunakan, gas/fluida yang dipergunakan,
persyaratan bekerja secara aman, pemeriksaan berkala yang dilakukan oleh
petugas maintenance, perawatan dan pemeliharaan pesawat uap dan bejana
tekanan, pemeriksaan dan pengujian pesawat bejana tekan baik pertama maupun
berkala oleh petugas yang berwenang dengan prosedur yaitu pemeriksaan visual
dengan menggunakan checklist, kemudian pemeriksaan komponen-komponen kritis,
pemeriksaan tidak merusak (NDT), pengujian beban.
Berdasarkan Undang-Undang Uap Tahun 1930, Peraturan Uap Tahun Tahun
1930 dan Peraturan Menteri No.01/Men/1982 tentang Bejana Tekanan, ditetapkan
bahwa setiap perencanaan, pembuatan, perakitan dan/atau pemasangan,
reparasi/modifikasi dan pemakaian pesawat uap dan bejana tekanan harus
46
mendapatkan ijin, maka mekanisme pengesahan dan perijinan dilakukan sesuai
dengan tata laksana dari Undang-Undang No. 23 Tahun 2014.
Contoh Soal :
1. Sejak Kapan pesawat uap diawasi berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang ada ?
2. Mengapa pesawat uap dan bejana tekanan perlu diawasi ?
3. Mengapa dalam pembuatan pesawat uap dan bejana tekanan harus
mendapat pengesahan terlebih dahulu ?
4. Sebutkan secara menyeluruh obyek pengawasan pesawat uap dan bejana
tekanan !
5. Sebutkan tugas dan wewenang operator pesawat uap berdasarkan
kwalifikasinya !
6. Sebutkan dasar hukum pengawasan K3 Pesawat uap dan bejana tekanan!
7. Sebutkan dan fungsi alat safety devices untuk ketel uap tekananrendah !
8. Apa fungsi manometer yang terpasang pada pesawat uap dan bejana tekan
dan sebutkan syarat-syaratnya !
9. Sebutkan jenis pemeriksaan dan pengujian pesawat uap dan bejana !
10. Jelaskan tahapan pemeriksaan dan pengujian pesawat uap !
11. Jelaskan tahapan pemeriksaan dan pengujian bejana tekan !
12. Berapa tahunkah masa berlakunya pemeriksaan dan pengujian sejak
dilakukan pertama kali?
a. Ketel uap.
b. Bejana transport.
c. Botol baja isi LPG
13. Apakah setiap operator pesawat uap harus memiliki sertifikat ? Jelaskan
jawaban anda !
14. Apakah setiap ketel uap harus memiliki ijin pemakaian / pengoperasian ?
15. Jelaskan mekanisme perijinan ketel uap buatan luar negeri !
47
DAFTAR PUSTAKA
48
PROPINSI ………………………………………………………………
KANTOR DINAS KABUPATEN / KOTA............................................
ALAMAT………………………………………………………………..
50
- Pemeriksaan Visual
:................................................................................................
- Pemeriksaan Hydrostatik
:.......................................................................................
..................................................................................................................(terlampir
)
- Pemeriksaan Alat Pengamanan
:................................................................................
..................................................................................................................(terlampir
)
C. Kesimpulan :
Pemeriksaan/pegawai Pengawas Keselamatan Kerja mengusulkan supaya
diberikan pengesahan pemakaian terhadap bejana tekanan tersebut diatas
dengan tekanan kerja paling tinggi :
...........................................................................kg/cm2.
dengan syarat-syarat sebagai berikut :
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
……………………………….......20…..
..............................................................................................................
Yang memeriksa
51
HASIL PENGUJIAN HYDROSTATIK/PNEUMATIK BEJANA TEKAN
NO :
DATA :
- Pemakai/Pemesan : .............................................................................
- Lokasi : .............................................................................
- Unit Instalasi : .............................................................................
- Nomor Serie/MSN : .............................................................................
- Type : .............................................................................
- Ukuran : .............................................................................
- Kapasitas : .............................................................................
- Penggunaan : .............................................................................
- Tekanan & Suhu Disain : .............................................................................
- Tekanan Kerja Maximum Yang Diperbolehkan :
............................................
- Tekanan & Suhu Operasi Normal : ..............................................................
- Faktor Sambungan : .............................................................................
- Radiografi/Ultrasonic : .............................................................................
- Tekanan Uji : .............................................................................
- Lama Pengujian : .............................................................................
- Code : .............................................................................
- Pabrik Pembuat : .............................................................................
- Tanggal Pembuatan : .............................................................................
- Pengujian Lapangan : .............................................................................
- Media Untuk Pengujian : .............................................................................
- Tekanan Uji Kenyataan : .............................................................................
- Lama Pengujian : .............................................................................
- Hasil Uji : Baik / Tidak Baik
- Tanggal Pengujian : ............................................................................
............................................ .........................................
........................................
............................................ .........................................
........................................
............................................ .........................................
........................................
Catatan:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............
NO : ............................................... Tanggal :
...............................................
3. PENGUJIAN LAPANGAN :
- Media Untuk Pengujian : ...............................................................................
- Tekanan Buka : ..............................................................................
- Tekanan Menutup : ...............................................................................
- Hasil Uji : Baik / Tidak Baik
- Disegel/Tidak Disegel Oleh :
.........................................................................
Diuji dan Dibuat Oleh Nama Tanda Tangan
............................................ .........................................
........................................
............................................ .........................................
........................................
............................................ .........................................
........................................
Catatan:
54
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............
55
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BERKALA BEJANA
TEKAN
NO. :
Yang bertanda tangan di bawah ini Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bidang ……………………………………………….. dari Perusahaan Jasa Pemeriksa
dan Pengujian Teknik PT. ………………………………………… (Surat Penunjukan
Departemen Tenaga Kerja No. ………………………tanggal ………………………..)
Atas permintaan :
- Nama pemilik/pemakai : ………………………………………………………....
- Kedudukan/jabatan : ………………………………………………………....
- Perusahaan : ………………………………………………………....
- Alamat Perusahaan : ........................................................................................
........................................................................................
Telah melakukan pemeriksaan dan pengujian berkala Bejana tekan mulai tanggal
.....................................................s/d...................................................................
di....................................................................................................................................
...
57
ALAT PENGAMAN DAN PERLENGKAPAN LAINNYA YANG ADA :
58
9.
Yang memeriksa,
Yang bertanda tangan di bawah ini Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bidang ……………………………………………….. dari Perusahaan Jasa Pemeriksa
dan Pengujian Teknik PT. ………………………………………… (Surat Penunjukan
Departemen Tenaga Kerja No. ………………………tanggal ………………………..)
Atas permintaan :
- Nama pemilik/pemakai : ………………………………………………………....
- Kedudukan/jabatan : ………………………………………………………....
- Perusahaan : ………………………………………………………....
- Alamat Perusahaan : ........................................................................................
........................................................................................
Telah melakukan pemeriksaan dan pengujian berkala Bejana tekan mulai tanggal
.....................................................s/d...................................................................
di....................................................................................................................................
...
62
ALAT PENGAMAN DAN PERLENGKAPAN LAINNYA YANG ADA :
Yang memeriksa,
64
65
KETERANGAN DATA PEMBUATAN BEJANA TEKAN
Tanggal : ………….........................
Diperiksa Oleh :
68