0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
447 tayangan8 halaman

Sterilisasi Autoklaf

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 8

Kelompok 2....

Metode Sterilisasi Autoklaf


Milka Bella (162210101011), Adelita Loka (162210101132), Tiara Sagita (162210101142),
Nur Rizky (162210101156)
Fakultas Farmasi Universitas Jember

ABSTRACT
Sterilization is the process of removing all types of living organisms which are
microorganisms found in an object. Autoclaves are tools for sterilizing various types of tools
and materials used in microbiology using pressurized hot water vapor. The duration of
sterilization is usually 15 minutes to 121°C. Sterilization by autoclaves is primarily intended
to kill endospores, namely resistant cells produced by bacteria, these cells are resistant to
heating, drought, and antibiotics. The principle of autoclaving is the use of saturated water
vapor at a pressure above atmospheric pressure and is used to heat the contents of the
autoclave. After the sterilization process is carried out, a microorganism (sterile) free tool and
material will be obtained.
Keywords: Sterilization, Autoclave, Hot steam
Pendahuluan unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar
Latar Belakang medium dapat pula ditambahkan faktor
Tahapan penting yang mutlak harus pertumbuhan berupa asam amino, vitamin,
dilakukan selama bekerja di atau nukleotida (Lim, 1998).
ruang praktikum mikrobiologi adalah Sterilisasi yaitu proses membunuh
prinsip sterilisasi. Bahan atau peralatan semua mikroorganisme termasuk spora
yang digunakan harus dalam keadaan bakteri pada benda yang telah
steril. Steril artinya tidak didapatkan didekontaminasi dengan tepat. Tujuan
mikroba yang tidak diharapkan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan
kehadirannya, baik yang menganggu semua bentuk kehidupan mikroorganisme
kehidupan dan proses yang sedang patogen termasuk spora, yang mungkin
dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia telah ada pada peralatan kedokteran dan
dan mekanik yang membunuh semua perawatan yang dipakai. Hal yang perlu
bentuk kehidupan terutama mikrooranisme dipertimbangkan dalam memilih metode
disebut dengan sterilisasi. Adanya sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan
pertumbuhan mikroorganisme disterilkan. Metode sterilisasi antara lain:
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri a. Sterilisasi secara fisik
masih berlangsung dan tidak sempurnanya Sterilisasi secara fisik dipakai bila
proses sterilisasi. Jika sterilisasi selama sterilisasi dengtan bahan kimia
berlangsung sempurna, maka spora bakteri tidak akan berubah akibat temperatur
yang merupakan bentukpaling resisten dari tinggi atau tekanan tinggi. Cara membunuh
kehidupan mikroba, akan diluluhkan mikroorganisme tersebut adalah dengan
(Cappuccino, 1983) panas. Panas kering membunuh bakteri
Pembiakan mikroba dalam karena oksidasi komponen-komponen sel.
laboratorium memerlukan medium yang Daya bunuh panas kering tidak sebaik
berisi zat hara serta lingkungan panas basah. Pemanasan basah dapat
pertumbuhan yang sesuai dengan memakai otoklaf, tyndalisasi dan
mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh pasteurisasi. Otoklaf adalah alat serupa
mikroorganisme untuk pertumbuhan, tangki minyak yang dapat diisi dengan uap
sintesis sel, keperluan energi dalam air. Tyndalisasi merupakan metode dengan
metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, mendidihkan medium dengan uap
medium biakan berisi air, sumber energi, beberapa menit saja. Pasteurisasi adalah
zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, suatu cara disinfeksi dengan pemanasan
sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta untuk mengurangi jumlah mikrooranisme
tanpa merusak fisik suatu bahan. mengalirkan gas atau cairan melalui suatu
Pemanasan kering dapat memakai oven bahan penyaring.
dan pembakaran. Selain itu dapat
dilakukan penyinaran dengan sinar Tinjauan pustaka
gelombang pendek (Waluyo, 2005). Sterilisasi adalah proses penghilangan
b. Sterilisasi secara kimia semua jenis organisme hidup, dalam hal
Sterilisasi secara kimia dapat memakai ini adalah mikroorganisme yang terdapat
antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik dalam suatu benda. Sterilisasi dengan
terutama tergantung pada kebutuhan panas lembab biasanya dilakukan di dalam
daripada tujuan tertentu serta efek yang suatu bejana logam yang disebut autoklaf.
dikehendaki. Perlu juga diperhatikan Sterilisasi ini dilakukan dengan uap air
bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, jenuh bertekanan 15 Ib/in2 selama 15
dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat- menit pada suhu 121°C. Suhu tersebut
zat kimia yang dapat dipakai untuk merupakan suhu sterilisasi terbaik untuk
sterilisasi antara lain halogen (senyawa bahan-bahan yang akan disimpan dalam
klorin, yodium), alkohol, fenol, hidrogen waktu yang cukup lama. Hubungan antara
peroksida, zat warna ungu kristal, derivat tekanan dan suhu tersebut hanya berlaku
akridin, rosalin, deterjen, logam-logam bagi tempat-tempat pada permukaan laut.
berat, aldehida, ETO, uap formaldehid Untuk tempat-tempat di atas permukaan
ataupun beta-propilakton (Volk, 1993). laut diperlukan tekanan yang lebih tinggi
c. Sterilisasi secara mekanik. untuk mencapai suhu yang sama.
Sterilisasi secara mekanik dapat Pada dasarnya penurunan tekanan
dilakukan dengan penyaringan. pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
Penyaringan dengan mengalirkan gas atau membunuh mikroorganisme, melainkan
cairan melalui suatu bahan penyaring. untuk meningkatkan temperatur dalam
zat kimia yang dapat dipakai untuk autoklaf. Karena temperatur yang tinggi,
sterilisasi antara lain halogen (senyawa mikroorganisme akan terbunuh. Sterilisasi
klorin, yodium), alkohol, fenol, hidrogen dengan autoklaf terutama ditujukan untuk
peroksida, zat warna ungu kristal, derivat membunuh endospora, yaitu sel resisten
akridin, rosalin, deterjen, logam-logam yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan
berat, aldehida, ETO, uap formaldehid terhadap pemanasan, kekeringan, dan
ataupun beta-propilakton (Volk, 1993). antibiotik. Autoklaf yang sederhana
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan menggunakan sumber uap dari pemanasan
dengan penyaringan. Penyaringan dengan air dalam autoklaf. Pemanasan air dapat
menggunakan kompor atau api bunsen dalam autoklaf setelah tergantikan dengan
yang tekanan dan temperaturnya dapat uap air, sehingga tekanan udara dalam
diatur dengan jumlah panas dari api. autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan
(Gilang Deni, 2007). dan temperatur yang sesuai, maka proses
sterilisasi dimulai dan timer mulai
menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber pemanas
dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai tekanan normal.
Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum
tekanan mencapai tekanan normal/tekanan
atmosfer sehingga memerlukan alat
Prinsip kerja autoklaf
pengaman. (Gilang Deni, 2007).
adalah penggunaan uap air jenuh pada
tekanan di atas tekanan atmosfer dan
digunakan untuk memanaskan isi autoklaf.
Pada awalnya, muatan/isi autoklaf
tersebut dalam keadaan dingin, kemudian
uap air memenuhi ruang dalam autoklaf
sehingga tekanannya menghasilkan suhu
tinggi. Agar autoklaf bekerja dengan tepat,
perlu dipastikan bahwauap air telah benar
benar jenuh (udara dalam autoklaf harus Mikroorganisme yang berada

dikeluarkan). Umunya, autoklaf telah dalam autoklaf bersuhu tinggi dengan

dirancang bekerja untuk sterilisasi pada tekanan uap air jenuh akan matikarena

temperatur 1210C dengan tekanan 103,4 mengalami koagulasi dan degradasi asam

kPa (15lbf in-2) atau pada temperatur nukleat dan denaturasi enzim.

1150C dengan tekanan 69 kPa (10 lbf in-


2).

Air dalam autoklaf lama kelamaan


akan mendidih dan uap air yang terbentuk
mendesak udara yang mengisi autoklaf
ketika sumber panas dinyalakan. Katup
uap/udara ditutup ketika semua udara
5. kencangkan baut yang ada di autoklaf
dengan penutupnya. Pastikan baut
yang ada dibagian tutup autoklaf
sudah terpasang dengan baik.
6. Sesudah itu, pasang sumber
pemanasnya. Pastikan control valve
dalam kondisi tertutup (horizontal)
7. Hidupkan autoklaf, atur level
Keterangan : pemanasan hingga mencapai suhu dan
tekanan yang di inginkan. (suhu 121
A : Tombol on/off
oC kondisi optimal sterilisasi)
B : Tombol pengendali panas 8. Sesudah itu, katup ditutup,bila uap air

C : Timer sudah keluar maka akan terdengar


bunyi buzzer dari katup pengamannya.
D : Layar penampil suhu dan
Suhu dan tekanan pada autoklaf akan
tekanan
naik.(*)
E : Katup kontrol 9. Waktu sterilisasi dimulai ketika suhu
dan tekanan yang diinginkan sudah
F : Segel pembuka dan
tercapai. Atur bell timer sesuai dengan
penutup
waktu yang di inginkan.
Cara Pengoperasian Alat: 10. jaga kondisi suhu dan tekanan yang

1. Bahan yang disterilkan diletakan di diinginkan dengan mengatur sumber

wadah alumunium, disusun dengan panas(thermo switch control).

rapi, dan diantara wadah-wadah diberi 11. Matikan autoklaf, tunggu sampai

rongga untuk pergerakan uap air dan tekanan dan suhunya turun menjadi

udara. nol. Autoklaf belum bisa dibuka

2. Autoklaf diisi akuades sampai elemen sebelum tekanan itu menjadi nol

pemanas terendam pada air. dengan membuka kontrol valve pada

3. Letakkan chamber kedalam autoklaf. autoklaf.

4. Putar tutup autoklaf hingga rapat. 12. Katup pengaman akan dibuka setelah

(posisi penutup sudah sejajar dengan tekanan autoklaf menjadi nol,cara

baut penutup). membuka katup pengaman dengan


meluruskannya untuk mengeluarkan
sisa uap air yang masih ada pada jika ingin mensterilkan lima liter media
autoklaf. lebih baik menggunakan lima labu yang
13. Tutup autoklaf di buka dengan cara masing-masing berisi satu liter media
melepaskan dahulu bautnya, setelah daripada menggunakan satu labu yang
itu tutup autoklaf diputar dan berisi lima liter media. Volume yang lebih
diangkat. kecil memerlukan waktu sterilisasi yang
14. Keluarkan bahan atau alat yang telah lebih pendek. Jadi, lamanya siklus
disetrilkan, lalu didinginkan. sterilisasi harus disesuaikan dengan ukuran
Autoklaf pada umumnya dan jumlah wadah.
digunakan untuk mensterilkan bahan- Alat dan bahan
bahan yang dapat ditembus oleh Alat
kelembapan (tidak menolak air) tanpa 1. Beaker glass 250 ml
merusaknya. Contoh bahan yang dapat 2. Erlenmeyer 250 ml
disterilkan dengan autokaf ialah media 3. Gelas ukur 10 ml
biakan, larutan, kapas, sumbar karet, dan 4. Corong 60 ml
peralatan laboratorium. Kontak langsung 5. Kertas perkamen/kertas roti
antara uap air dan benda yang akan 6. Autoklaf
disterilkan amat penting bagi keberhasilan 7. Oven
sterilisasi. Penataan muatan di dalam Cara kerja
autoklaf harus agak longgar sehingga 1. Siapkan alat dan bahan
memungkinkan tekanan uap air menembus 2. Rendam alat yang akan digunakan
ke seluruh bahan-bahan yang disterilkan dalam larutan tepol (+- 5 menit)
tersebut. 3. Cuci alat alat, kemudian dibilas
Beberapa faktor yang perlu dengan aquadest beberapa kali sampai
diperhatikan dalam sterilisasi antara lain bersih
kepadatan muatan, volume cairan, dan 4. Tiriskan alat yang sudah dicuci
ukuran wadah yang dipakai. Umumnya 5. Stelah kering masukan kedalam oven
bahan yang memakan tempat dan 1000 C – 1050 C
mendekati kedap air memerlukan 6. Kemudian periksa alat apakah ada
pemanasan lebih lama. Volume media di yang pecah
dalam botol atau labu jangan sampai 7. Bungkus alat yang sudah kering
melebihi dua pertiga tinggi tinggi wadah. dengan kertas perkamen (minimal 2
Wadah sterilisasi yang berukuran kecil rangkap)
semakin baik digunakan. Sebagai contoh
8. Masukkan alat/bahan yang akan karena menggunakan uap air maka alat
diserilkan kedalam autoklaf, ditata yang disterilkan akan basah karena terkena
sedemikian rupa sehingga uap air uap air saat sterilisasi.
secara merata dapat menembus
Hasil
alat/bahan yang akan disterilkan
tersebut. Tutup autoclave dan Hasil akhir dari proses sterilisasi

hidupkan alat. Perhatikan tahap yang kita dapatkan setelah menginkubasi

kenaikan suhu dan tekanan pada alat dan bahan kedalam autoklaf pada

autoklaf. Tunggu hingga alat suhu 1150C, alat dan bahan tersebut

mencapai suhu 1150C selama 30 menjadi steril ( matinya mikroorganisme

menit. Hindari membuka tutup yang terdapat pada alat dan bahan

autoclave begitu proses sterilisasi Kesimpulan

selesai, tunggu sampai tekanan dan 1. Alat-alat yang digunakan dalam

suhunya turun. praktikum mikrobiologi harus dalam


keadaan steril atau bebas dari kuman
Keunggulan autoklaf adalah dapat serta bakteri, virus dan jamur.
mensterilkan alat dan bahan hingga tidak 2. faktor yang perlu diperhatikan dalam
ada organisme yang hidup lagi. Autoklaf sterilisasi antara lain kepadatan
memerlukan waktu yang singkat untuk muatan, volume cairan, dan ukuran
sterilisasi. Autoklaf menggunakan suhu wadah yang dipakai
dan tekanan tinggi sehingga memberikan
Daftar Pustaka
kekuatan yang lebih besar untuk
1. Anonim1. 2011.Sterilisasi. sumber:
membunuh sel dibandingkan dengan udara
http://prkita.wordpress.com/alat-alat-
panas biasa. Autoklaf memiliki kelebihan
laboratorium-kimia. Diakses pada 17
yaitu alat perebus yang bertekanan tinggi.
November 2011.
(Permatasari dkk., 2013).
http://medhythedoctor.blogspot.com/2
Kekurangan autoklaf adalah harus 013/02/laporan-praktikum-
menggunakan air mendidih karena uapnya sterlisasi.html
memenuhi kompartemen autoklaf dan 2. Denz. Januari 2011. STERILISASI.
terdesak keluar dari klep pengaman. http://dprayetno.wordpress.com/sterili
Autoklaf membutuhkan sumber panas sasi/. [diakses tanggal 10 Juni 2011]
yang terus menerus. Autoklaf 3. E. I. Pradhika. 19 Mei 2010
membutuhkan peralatan yang butuh 13:51. Mikrobiologi Dasar BAB 3
perawatan terus menerus (fardias, 1992),
SETERILISASI, http://ekmon- ppolban-gdlgilangdeni-3518-3-bab2--
saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3- 1.pdf, akses: 5 April 2019
sterilisasi.html Mikrobiologi dasar .
10 juni 2011
4. Yalun, January 2009, Teknik-Teknik
Sterilisasi (Bagian 1: Cairan
Dan Padatan),
Http://Yalun.Wordpress.Com/2009/01
/09/Teknik-Teknik-Sterilisasi-Bagian-
1-Cairan-Dan-Padata/ 10 Juni 2011
5. Handayani, F. W., Muhtadi, A.,
Farmasi, F., Padjadjaran, U., Dara, T.,
Manis, K., & Aktif, S. (2013).
Penentuan Tingkatan Jaminan
Sterilitas Pada Autoklaf Dengan
Indikator Biologi Spore Strip.
Farmaka, 4, 1–15.
6. Dyah, T., Permatasari, A., Sumarlan,
S. H., & Susilo, B. (2013). Uji
Pembuatan Marning Jagung dengan
Menggunakan Autoclave TEST OF
THE MAKING OF “ MARNING
JAGUNG ” BY USING
AUTOCLAVE, 1(1), 69–75.
7. Fardias, S., 1992. Mikrobiologi
Pangan. Institut Pertanian Bogor
Press, Bogor.
8. Riski, M. (2014). BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1 Pestisida, (1), 7–29.
Retrieved from
http://eprints.perbanas.ac.id/553/4/BA
B II.pdf
9. Gilang Deni, 2007, “Autoklaf”,
digilib.polban.ac.id/files/disk1/71/jbpt

Anda mungkin juga menyukai