Bahan Pengisi Tablet
Bahan Pengisi Tablet
Bahan Pengisi Tablet
Adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. (Moh. Anief; 1997)
Kerugian Sediaan Tablet (The Theory & Practice of Industrial Pharmacy 2 edisi ke-3,
Lachman Hal 645)
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan
tidak sadar, para lansia, dan anak-anak dibawah umur)
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat karena sifat
amorfnya, flokulasi atau rendahnya berat jenis
Zat aktif yang sulit dibasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya
cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran
cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi
(harus diformulasi sedemikian rupa).
Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak
disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer dan
kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.
Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
Manifestasinya :
• Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan
• Bunyi keras pada mesin
• Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam
Penyebab :
Antiadheren kurang
Lubrikan kurang atau tidak tepat
Contoh : Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan
asam stearat (yang mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel
sehingga kalau halus akan terselimuti oleh lubrikan).
Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan
pada die, sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau
capping.
Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika
etoksi benzamin dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl,
yaitu terjadinya pelelehan sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi
lengket.
Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam
masalah pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin
(Antibiotik turunan Imidazol).
Penyelesaian Masalah :
• Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
• Penggantian lubrikan yang cocok
• Mengurangi jumlah granul yang kasar
• Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum, karena
tablet menjadi kurang baik.
Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar
pembasahnya pas, dilakukan dengan menambahkan pembasah ke dalam
larutan pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap tapi basah,
contoh Propilen glikol atau gliserin.
• Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau
cacat pada punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
• Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humuditas rendah karena
khusus untuk bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran
eutektik maka zat campuran eutektik semakin mudah menyerap air. Contoh :
Kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat, dimana asam klavulanat mudah
hancur dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu,
pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah.
• Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat
mengadsorbsi, seperti SiO2 dan aerosil (adsorben). Penambahan aerosil pada
tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan
mengkilat, namun waktu hancur semakin panjang.
2. Lengket pada pons
Manifestasi :
• Terkelupasnya bagian tablet karena permukaan tablet melekat pada pons.
3. Capping/Laminating
Capping : copot
Laminating : belah
Penyebab :
Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus
• Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan
adanya udara yang terjebak antara pons dan die
Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal)
Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat
tambahkan bahan cair dan tidak mudah menguap
Zat pengikat yang kurang tepat.
Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil)
Penanggulangannya:
• Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau
kekurangan pengikat atau tidak cocok.
• Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC,
LHPC 21, Metilselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan
kekompakan tablet.
• Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus
sama.
Penyelesaian masalah :
- Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul,
pengikat, granulasi, perbaikan pencampuran massa cetak.
- Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
- Kecepatan aliran dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda.
Penyebab kecepatan aliran : kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi
dan aliran menjadi kurang ; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena
fines dan pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat,
porositas meningkat, aliran tidak baik.
Penyelesaian Masalah :
- Kurangi kadar air
- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi
granul optimal sehingga aliran bagus.
Berdasarkan Tujuan Penggunaan, tablet terdiri atas (Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Lachman Hal 706-717) :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi
tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi
dengan bahan eksipien, seperti :
Pengisi (memberi bentuk) : laktosa
Pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu
saluran pencernaan) : mucilago amyli, amilum
Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
b. Tablet Multi Kempa (Kempa Ganda)
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu
siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas
dua atau lebih lapisan, disebut juga sebagai tablet berlapis.
Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatible
(tidak tersatukan).
c. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga
tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi
yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah
zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk
beberapa waktu tertentu.
d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat
yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut
dalam usus halus.
e. Tablet Lepas Terkendali
Yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu
tertentu.
f. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis
lapisan gula baik berwarna atau tidak. Tujuannya adalah
melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O 2, kelembaban),
menutupi rasa dan bau yang tidak enak, menaikkan penampilan
tablet.
g. Tablet Salut Film
Adalah tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air, yang
hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-
kali.
h. Tablet Efervescent
Adalah tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi
berbuih karena mengeluarkan CO 2. Tablet ini harus dilarutkan dalam
air baru diminum.
i. Tablet Kunyah
Adalah tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien
yang harus dikunyah sebelum ditelan.
b. Tablet Sublingual
Adalah tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di
bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan
pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat
terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh
selaput lendir di bawah lidah, karena bila melalui lambung akan
rusak. (Moh. Anief;1997)
c. Tablet Hisap atau Lozenges
Adalah tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat
penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam
mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut dan
tenggorokan. Umumnya dignakan sebagai antiinfeksi. (Moh.
Anief;1997)
d. Dental Cones (kerucut gigi)
Adalah suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk
ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan
gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembang biaknya
bakteri di tempat yang kosong tadi.
3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh
a. Tablet Rektal
Adalah tablet kempa yang mengandung zat aktif yang
digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal
atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Adalah tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk
dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan
melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik,
astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin
juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa Untuk Implantasi
Berupa pellet, bulat atau oval pipih. Dibuat berdasarkan teknik
aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi
subkutan (untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan). Sedangkan
tablet hipodermik dilarutkan dalam air steril untuk injeksi dibawah
kulit. (Moh. Anief;1997)
Berdasarkan Rute Pemberian :
1. Tablet oral (dalam mulut)
2. Tablet rektal
3. Tablet Vaginal
4. Tablet Implantasi
Berdasarkan Penyalutan (Moh. Anief;1997)
1. Tablet bersalut kempa
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film (bersalut selaput)
4. Tablet bersalut enterik
Berdasarkan pelepasan zat aktif
1. Tablet lepas lambat
2. Tablet lepas terkendali
3. Tablet pelepasan biasa
4. Tablet lepas tunda
Komposisi Tablet
1. Zat Aktif
Zat Aktif Tidak Larut Air
Cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada
saluran pencernaan (seperti antasida dan adsorben). Umumnya
dipengaruhi oleh fenomena permukaan, maka perlu diperhatikan
kemampuan redispersi bahan obat dari sediaan menghasilkan
ukuran partikel yang halus dan luas permukaan yang tinggi. Contoh:
Teofilin
a. Pengisi
Adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan
ukuran tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa
tablet, memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa
dengan baik, serta mengatasi masalah kelembaban yang
mempengaruhi kestabilan zat aktif. Biasa digunakan saccharum
lactis, amylum manihot, calcii phosphas, calcii carbonas, dan zat
lain yang cocok. (Moh. Anief;1997)
Sedangkan pada tablet khusus seperti tablet kunyah, pengisi dapat
berguna untuk memberikan rasa yang lebih baik. Bahan pengisi
harus memenuhi syarat sebagai berikut :(M.E
Aulton:pharmaceutics, THE SCIENCE OF DOSAGE FORM
DESIGN:2005)
Tidak bersifat toksik
Tersedia dalam jumlah yang cukup
Harganya cukup murah
Tidak boleh memiliki sifat yang paling berlawanan
Inert atau netral
Bebas mikroba
Tidak mengganggu warna
Stabil secara kimia dan fisika
Larut Air
Manitol
Density (bulk):
0.430 g/cm3 for powder;
0.7 g/cm3 for granules.
Density (tapped):
0.734 g/cm3 for powder;
0.8 g/cm3 for granules.
Density (true):
1.514 g/cm3
Konstanta diasosiasi:
Flash point:
<150°C
Sifat alir:
Heat of combustion:
Heat of solution:
Melting point:
166–168°C
Kelarutan:
Propan-2-ol 1 in 100
Water 1 in 5.5
Manitol stabil pada tempat kering dan larutan. Mannitol tidak mengalami reaksi
Maillard. Manitol dapat menyebabkan efek laksatif bila dikonsumsi secara oral
dalam jumlah yang besar. Jumlah manitol yang digunakan sebagai bahan
tambahan tergantung pada tujuan pengobatan. Bagaimanapun, alergi, reaksi
tipe hepersensitivitas mungkin tejadi ketika manitol digunakan sebagai bahan
tambahan.
Keuntungan :
Mempunyai rasa yang manis
Memberikan sensasi yang dingin di mulut.
Bersifat tidak higroskopis.
Granul bersifat mudah mengalir.
Mudah kering pada poses granulasi.
Selain sebagai bahan pengisi, manitol juga dapat digunakan sebagai
bahan pemanis untuk menutupi rasa pahit.
Kerugian :
Sukrosa
Sinonim : Gula bit; gula rotan; α-D-glucopyranosyl-β-
D-fructofuranoside;
Density (bulk):
Density (tapped):
Density (true):
1.6 g/cm3
Konstanta diasosiasi:
pKa = 12.62
Sifat alir:
Kristal sukrosa bebas mengalir, dimana serbuk sukrosa bersifat cohesive solid.
Melting point:
Moisture content:
Osmolarity:
Serbuk sukrosa berwarna putih, serbuk granul yang tidak teratur. Material kristal
terdiri dari kristal tidak berwarna, granul kubik kasar.
Refractive index:
Sorbitol
Water 1 in 0.5
kelembabannya mencapai 60% pada 25°C. Sebaiknya hindari sorbitol
pada formula tablet kempa langsung.
Pada sediaan cair sorbitol digunakan sebagai pembawa gula bebas dan
sebagai penstabil obat, vitamin, dan suspensi antacid. Sorbitol juga
digunakan pada injeksi dan sediaan topical dan obat osmotic laksative.
Keasaman/kebasaan:
Density:
1.49 g/cm3
Density (bulk):
0.448 g/cm3
Density (tapped):
0.400 g/cm3
Density (true):
1.507 g/cm3
Sifat alir:
Sifat alir bergantung pada ukuran partikel dan tingkat sorbitol yang
digunakan. Tingkat serbuk yang halus cenderung sifat alir yang jelek,
sedangkan tingkat granular mempunyai sifat alir yang baik.
Heat of solution:
Melting point:
Keuntungan :
Kekurangan :
Laktosa berwarna putih sampai tak berwarna partikel Kristal atau serbuk,
tidak berbau dan agak manis; α-lactose kira-kira 20% semanis sukrora
sedangkan β-lactose 40% semanis sukrosa.
Sudut diam:
33° for Pharmatose DCL 15; 32° for Tablettose 70 and Tablettose 80.
Compression pressure:
18.95–19.10 kN/cm2
Density (true):
Melting point:
Kelarutan laktosa
Chlorofor
m Practically insoluble
Water 1 in 5.24
1 in 3.05 at 40°C
1 in 2.30 at 50°C
1 in 1.71 at 60°C
1 in 0.96 at 80°C
DMV International
Meggle GmbH
Kekurangan :
Keuntungan :
Solubility at
Solvent
20°C Selain digunakan sebagai
bahan pengisi, dapat juga
Chloroform Practically digunakan sebagai bahan
insoluble pengikat.
Digunakan mirip dengan
sukrosa, cenderung
Ethanol 1 in 60
menghasilkan tablet yang keras
(95%)
terutama jika menggunakan
dekstrosa anhidrat.
Ether Practically Dekstrosa mempunyai
insoluble kestabilan yang baik di bawah
kondisi tempat yang kering.
Glycerin Soluble
Water 1 in 1
Kekurangan :
Serbuk atau granul berwarna putih atau tak berwarna, fines, tidak
berbau, dan kurang berasa.
Kalsium sulfat bereaksi dengan hebat pada temperature tinggi, fosfor dan
serbuk besi dan diazometana.
Kalsium sulfat dihidrat digunakan sebagai formula tablet dan kapsul. Pada
bentuk granul mempunyai kekompakan yang baik dan bahan penghancur
yang cukup.
Kalsium sulfat anhidrat bersifat higroskopik dan menyerap air yang dapat
menyebabkan tablet menjadi sangat keras dan gagal untuk dihancurkan
selama penyimpanan. Ini tidak dianjurkan untuk formula tablet, kapsul
atau pemberian serbuk oral.
Keasaman/ kebasaan:
Sudut diam:
Density (bulk):
Density (tapped):
Density (true):
2.308 g/cm3
Sifat alir:
Melting point:
Water 1 in 375
1 in 485 at 100°C
Specific gravity:
Keuntungan:
Kerugian:
Kalsium posfat dibasic dihidrat serbuk atau Kristal padat yang berwarna
putih, tidak berbau, dan dikenal sebagai kristal monoklinik.
Keasaman/kebasaan:
Sudut diam:
Density (bulk):
0.915 g/cm3
Density (tapped):
1.17 g/cm3
Density (true):
2.389 g/cm3
Sifat alir:
27.3 g/s for DI-TAB;
11.4 g/s for Emcompress.
Melting point:
Kalsium posfat dibasic dihidrat mengandung dua molekul Kristal air, yang
dapat hilang pada temperature dibawah 100°C.
Kelarutan:
Praktis tidak larut dalam etanol, eter, dan air; larut dalam asam encer.
Kalsium posfat dibasic dihidrat secara luas digunakan pada produk oral
farmaseutik, produk makanan, dan pasta gigi.
Keuntungan :
Kerugian :
Keasaman/kebasaan:
Density (bulk):
Density (tapped):
Density (true):
1.478 g/cm3 for corn starch.
Sifat alir:
10.8–11.7 g/s for corn starch;9 30% for corn starch (Carr compressibility
index). Amilum jagung bersifat cohesive dan mempunyai sifat alir yang
jelek.
Gelatinization temperature:
73°C for corn starch; 72°C for potato starch; 63°C for wheat starch.
Median diameter for corn starch is 17 μm and for wheat starch is 23 μm.
Swelling temperature:
Viscosity (dynamic):
13.0 mPa s (13.0 cP) for a 2% b/v aqueous dispersion of corn starch at
25°C.
Amilum yang kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari
kelembaban yang tinggi. Ketika digunakan sebagai pengisi atau
penghancur pada sediaan solid, amilum bergantung pada kondisi normal.
Bagaimanapun, larutan amilum yang dipanaskan atau pasta secara fisik
tidak stabil.
Keuntungan :
Kekurangan :
Starch1500
Pregelatinized starch adalah amilum yang secara kimia dan atau proses
mekanik untuk menghancurkan semua atau sebagain dari granul amilum
dan membuat amilum dapat mengalir dan di kempa langsung. Sebagian
tingkat pregelatinized juga digunakan secara komersil. Ciri khas
pregelatinized starch mengandung 5% amylase bebas, 15% amylopektin
bebas dan 80% amilum tidak dimodifikasi. USPNF 23 tidak merincikan
tanaman asli dari amilum asli, tetapi PhEur 2005 merincikan bahwa
pregelatinized starch berasal dari jagung, kentang, atau amilum beras.
Keuntungan:
Kerugian:
Bersifat higroskopis
Jika ada air akan menjadi gel sehingga zat aktif terhambat, daya
mengembang kurang sehingga waktu hancur menjadi jelek.
Konsumsi oral dalam jumlah yang besar dari pregelatinized
starch berbahaya.
Avicel
Keuntungan (The Theory & Practice of Industrial Pharmacy 2 edisi ke-3, Lachman Hal
701)
Sifat alirnya baik dan bagus digunakan pada kempa langsung.
Digunakan juga sebagai penghancur.
Secara kimia bersifat inert.
Digunakan sebagai pengikat kering pada tablet.
Kerugian (The Theory & Practice of Industrial Pharmacy 2 edisi ke-3, Lachman Hal 701 )
Cukup mahal
Bila digunakan sebagai pengisi, kadarnya harus tinggi.
Bersifat higroskopis.
DAFTAR PUSTAKA
Martindale edisi 28