Jurnal Solid Tab PARACETAMOL Kel 2 Ganjil
Jurnal Solid Tab PARACETAMOL Kel 2 Ganjil
Jurnal Solid Tab PARACETAMOL Kel 2 Ganjil
Disusun Oleh:
Kelompok 2 Ganjil
Reguler 2 B
Dosen Pembimbing :
1. Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M. Kes
2. Drs. Sadakata Sinulingga, Apt., M.Kes
Tablet adalah sediaan farmasi yang padat, berbentuk bundar pipih atau cembung
rangkap.Bentuk ini paling banyak beredar dipasaran bila dibandingkan dengan
bentuk-bentuk obat lainnya. Ini disebabkan karena bentuk “tablet” ini adalah bentuk
obat yang praktis dan ekonomis dalam produksi, penyimpanan dan pemakainnya.
Untuk pembuatan tablet ini selain diperlukan bahan obat juga diperlukan zat
tambahan/zat pembantu, misalnya talk, amilum, magnesium, stearat dsb
(Widjajanti, 1989).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel hal. 244).
Sedangkan menurut Farmakope IV (1995), tablet adalah sediaan padat yang
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
B. Kriteria Tablet
1. Harus mengandung zat aktif dan nonaktif yang memenuhi persyaratan.
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
7. Bebas dari kerusakan fisik
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
10. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku
2. Kerugian
a. Beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
b. Formulasi tablet cukup rumit
c. Zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
d. Kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/ tidak
enak dari obat
Contoh, interaksi basa atau garam-garam amin dengan laktosa dan alkali basa
yang menyebabkan terjadinya perubahan warna coklat sampai hitam. Laktosa
tidak bercampur dengan asam askorbat dan salisilamide.
Penggunaan dari pengisi tergantung dari volume atau berat tablet yang
diingankan. Bahan pengisi yang sering digunakan antara lain; laktosa USP,
lactose anhydrous, spray dried lactose. Amylum; maydis, oryzae, meranthae,
solany, mannitol, sukrosa dan lain- lain.
2. Pengikat
Zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet untuk
meningkatkan kohesifitas antara partikel–partikel serbuk dalam masa tablet
yang diperlukan untuk pembentukkan granul dan kemudian untuk
pembentukan massa menjadi kompak dan padat yang disebut tablet, pengikat
dapat dibagi dua:
a. Pengikat kering (binder), pengikat kering ditambahkan kedalam massa
kering. Contoh, bahan kering yang sering digunakan:
1) Acasia 2-5 %
2) Derivat selulosa 1-5 %
3) Sukrosa 2-25 %
b. Pengikat Basah (Adhesive), ditambahkan dalam bentuk larutan atau
suspensi, contoh pengikat basah yang sering digunakan:
1) Derivat selulosa 1-5 %
2) Gelatin 1-5 %
3) Pasta amylum 1-5 %
4) Natrium Alginat 2-5 %
3. Penghancur
Zat inert secar farmakologi yang ditambahkan pada massa untuk membantu
mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran cerna, zat disintegran dapat
ditambahkan sebagai fasa dalam yang disebut sebagai fasa dalam yang disebut
sebagai bahan internal dan sebagai fasa luar yang disebut bahan eksternal.
a. Amylum/Kanji
b. Mikrokristalin Selulosa
c. Explotab
d. Kombinasi Asam (Tablet Effervesescent)
4. Pelincir
Zat yang memungkinkan aliran bahkan memasuki cetakan tablet dan
mencegah melekat nya bahan pada punch dan die membuat tablet menjadi
bagus dan mengkilap. (Ansel hal 246-247)
a. Talcum
b. PEG
c. Asam Stearat
d. Mg Stearat
5. Pewarna
Pemberi rasa dan pemanis , penggunaan zat warna dan pemanis digunakan
untuk menutupi warna obat yang kurang baik , (dentifikasi hasil produksi dan
membuat suatu produk menjadi lebih menarik). Dibentuknya rasa , agar dapat
mengurangi rasa pahit , khusus yang sulit menelan tablet dan member rasa
untuk tablet kunyah. (Lachman hal 679-704)
III. PREFORMULASI
a. Farmakologi
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang mempunyai efek
mengurangi nyeri (analgesik) dan menurunkan demam (antipiretik).
Parasetamol mengurangi nyeri dengan cara menghambat impuls/rangsang
nyeri di perifer. Parasetamol menurunkan demam dengan cara menghambat
pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus.
Paracetamol (parasetamol) sering digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit seperti sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit gigi,
flu dan demam. Parasetamol mempunyai efek mengurangi nyeri pada
radang sendi (arthritis) tapi tidak mempunyai efek mengobati penyebab
peradangan dan pembengkakan sendi.
b. Farmakodinamik
Efek analgesic Paracetamol serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan
efek sentral seperti salisilat. Efek antiinflamasinya sangat lemah, oleh
karena itu Paracetamol tidak digunakan sebagai antireumatik.
Paracetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang
lemah. Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada obat
ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa.
c. Farmakokinetik
Paracetamol mudah diserap melalui saluran pencernaan. Paracetamol
didistribusikan ke hampir seluruh cairan tubuh melintasi plasenta dan keluar
melalui ASI. Ikatan protein plasma dapat diabaikan pada konsentrasi
terapeutik normal, namun dapat meningkat dengan peningkatan konsentrasi.
Waktu paruh eliminasi dari Paracetamol bervariasi antara satu sampai tiga
jam. Kadar maksimum paracetamol dalam plasma dicapai dalam waktu 30
menit setelah pemberian.
Paracetamol dimetabolisme terutama di hati, dan dieksresikan dalam
urine terutama sebagai glukuronida dan sulfat konjugat. Kurang dari 5%
diekskresikan dan masih dalam bentuk paracetamol. Sebuah metabolit
dihiroksilasi kecil (N-acetyl-p benzokuinoneimine), biasanya diproduksi
dalam jumlah sangat kecil oleh sitrokom P450 isoenzim (terutama CYP2E1
dan CYP3A4) di hati dan ginjal. Hal ini biasanya didetoksifikasi oleh
konjugasi dengan glukation tetapi mungkin menumpuk setelah over dosis
paracetamol dan menyebabkan kerusakan jaringan.
d. Monografi Zat
Paracetamol
Nama : Paracetamol
Nama Lain : Acetaminophen
Nama Kimia : n-acetil-4-aminofenol
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak bau, rasa pahit
(FI ed III hal 32)
Suhu Lebur : 1690 C – 1720 C
pH : 5,3 – 6,5 (Codek hal 988)
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, 7 bagian etanol,
13 bagian aseton, 40 bagian gliserol, 9 bagian propilen
glikol, larut dalam larutan alkali hidroksida
Stabilitas :
Terhidrolisis pada pH minimal 5-7
Stabil pada temperatur 450 C (dalam bentuk serbuk)
Dapat terdegradasi oleh quinominim dan terbentuk
warna pink, cokelat dan hitam
Relatif stabil terhadap oksidasi
Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada
suhu 250 C dan kelembaban 90%
Tablet yang dibuat granulasi basah menggunakan
pasta gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban
tinggi dibandingkan menggunakan povidon (Codek
hal 988)
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon
dan rayon (Codek hal 988)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya (FI ed IV hal 650)
Maize strach (Exepients, 2009 : 688-695)
Nama : Amylum maydis
Sinonim : pati jagung
Rumus molukul : C6H10O5
Pemerian : Serbuk halus; putih; tidakberbau; tidak berasa
Kelarutan : Praktistidaklarutdalam air dingin dan dala etanoldingin
(96%P). Pati membengkaks eketika dalam air 5-10%
padasuhu 378 . Pati menjadi larut dalam air panas pada suhu
Gelatin
Nama : Gelatin
Sinonim : Gelatinum
Pemerian : lembaran, kepingan, serbuk atau butiran,
tidak berwarna atau kekuningan pucat, bau dan rasa
lemah.
Kelarutan : jika direndam dalam air mengembang dan
menjadi lunak, berangsur-angsur menyerap air 5
sampai 10 kali bobotnya, larut dalam air panas dan jika
didinginkan terbentuk gudir, praktis tidak larut dalam
etanol 95% P, dalam kloroform P dan dalam eter P,
larut dalam campuran gliserol P dan air, jika
dipanaskan lebih mudah larut, larut dalam asam asetat
P
Stabilitas : gelatin serbuk stabil di udara, gelatin berair
juga stabil jika disimpan dibawah kondisi dingin dan
steril. Pada suhu 7500 C, larutan gelatin berair dapat
mengalami depolarisasi perlahan dan pengurangan
kekuatan gel
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan asam atau basa,
gelatin juga merupakan protein yang dapat dihidrolisa
oleh sistem proteulitis. Gelatin juga bereaksi dengan
aldehida dan gula aldehida, polimer anion dan kation
elektrolit, ion logam, plastizizier, pengawet dan
surfaktan. Diendapkan oleh alkohol, kloroform, eter,
garam merkuri, dan asam fenat
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pengikat
Talcum
Nama : Talk
Sinonim : Talcum Venetum
Nama Kimia : Talk (14807-96-6)
Pemerian : sangat halus, warna putih sampai putih
keabu-abuan, tidak berbau, berkilat mudah melekat
pada kulit dan bebas dari butiran
Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut
Stabilitas : talk merupakan bahan yang stabil, dapat
disterilisasi dengan pemanasan sampai 1600 C tidak
kurang dari 1 jam. Dapat juga disterilkan dengan gas
etilen oxide atau gama radiasi
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan kandungan
ammonium kwartener
Penyimpanan : talk harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan tempat kering
Kegunaan : Glidan (1,0%-10%)
Struktur kimia : .
Rumus molekul : C36H70MgO4.
Berat Molekul : 591.24.
Pemerian : Magnesium stearate sangat baik, putih bercahaya,
endapan ataugilingan, serbuk ringan dari bobot jenisbesaryang rendah, dan
rasa yang ciri khas. berminyak untukdisentuhdan mudah menempel pada
kulit.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan
air; sedikit larut dalam benzene panas dan etanol panas (95%).
Suhu lebur : 117-1500C.
Berat Jenis : 0.159g/cm3 .
OTT : Dengan asam kuat, basa, dan garam iron. Hindari
campuran dengan bahan oksidator kuat.Magnesium stearate tidak
bisadigunakan pada produk yang mengandung aspirin, beberapavitamin, dan
kebanyakan garam alkaloidal.
Stabilitas : Magnesium stearate stabil
Kondisi Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat yang sejuk,tempat kering.
Kegunaan : Lubrikan ¼-2%
A. FORMULA ACUAN
B. Formulasi Usulan
FORMULA I
Nama Bahan Jumlah/ tablet
Paracetamol 500 mg
Tepung maizena 44,15
Potassium sorbate 0,84
Povidone (PVP K- 18,00
30)
Aerosil 4,00
Gelatin powder 12,00
Gliserol 4,00
Selulosa powder 30,00
Primojel 12,00
Asam stearat 8,00
Magnesium stearat 2,00
Talkum 5,00
Purified water Qs
(Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Compressed Solid
Products Volume One Second Edition Hal. 184)
b. Penimbangan Bahan
No Nama Bahan 120 Tab Fungsi
1 Paracetamol 60.000 mg Zat aktif
2 Amylum maydis (maizena) 5.298 mg ~ 5.300 mg Penghancur
3 Potassium sorbate 100,8 mg ~ 100 mg Pengawet
4 Povidone (PVP K-30) 2.160 mg ~ 2.150 mg Pengikat
5 Aerosil 480 mg ~ 500 mg Bahan tambahan
6 Gelatin powder 1.440 mg ~ 1.450 mg Pengikat
7 Gliserol 480 mg ~ 500 mg Pembasah
8 Selulosa powder 3.600 mg Pengisi
9 Primojel 1.440 mg Penghancur
10 Asam stearat 960 mg ~ 950 mg Pelicin
11 Magnesium stearat 240 mg ~ 250 mg Lubrikan
12 Talkum 600 mg Penabur
13 Purified water Qs Pembasah
Alat Bahan
Mortir Paracetamol
VII. EVALUASI
A. Evaluasi Granul
1. Uji Homogenitas
Dilihat secara visual oleh indera penglihatan
2. Kompresibilitas (Voight 1994)
Kompresibilitas adalah kemampuan serbuk untuk tetap kompak dengan
adanya tekanan.Uji kompresibility dilakukan dengan alat yang disebut
bulk density
Rumus :
Persen kompresibility dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
%kompresibilitas = (BJ Mampat – BJ Bulk) x 100 %
BJ Mampat
Hasil :
Volume sebelum Volume setelah
Massa
pemampatan pemampatan
10 g
BJ Bulk = =
BJ Mampat = =
% Kompresibilitas =
3. Kecepatan Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah
serbuk melalui lubang corong yang diukur dalam sejumlah zat yang
mengalir dalam sewaktu-waktu tertentu. Untuk 10 gram serbuk waktu
alirnya tidak boleh lebih dari 1 detik.
Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet. Parameter
yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah pemeriksaan laju
alirnya.
Rumus : Kecepatan alir = w/t
Dimana w = massa serbuk (g)t = waktu (detik)
untuk mengukur laju alir adalah dengan menghitung waktu yang
dibutuhkan sejumlah serbuk untuk dapat bebas melewati corong (Voight,
1994)
Hasil :
Kecepata W (massa granul) t (waktu)
n 1 2 3 1 2 3
Alir
Rata-rata
Kecepatan Alir = =
Table . Laju Alir Terhadap Sifat Alir
Laju Alir (gr/detik) Sifat Aliran
>10 Bebas mengalir
4-10 Mudah mengalir
1,6-4 Kohesif
<1,6 Sangat kohesif
(Aulton, 2001)
Cara pengukuran
Alat yang digunakan : Stopwatch,corong
Syarat : tidak boleh >10 detik untuk serbulk sejumlah 10 gram
Prosedur :
1. Serbuk ditimbang 10 gram
2. Serbuk dimasukkan kedalam corong yang bagian bawahnya ditutup lebih
dahulu
3. Setelah seluruh serbuk masuk,siapkan stopwatch lalu buka tutup bagian
bawah corong lalu biarkan serbuk mengalir. Hitung kecepatan alir
menggunkan stopwatch . Waktu alir tidak boleh lebih dari 1 detik.
4. Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut tepat yang terjadi antara timbunan partikel berbentuk
kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah serbuk dituang kedalam alat
pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk ukuran dan
kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30 0
menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir dengan bebas, bila sudut lebih besar
dari 400 biasanya daya mengalirnya kurang baik.
Tabel . Hubungan antara Nilai Sudut Henti Terhadap Sifat Alir
Sudut Henti Sifat Aliran
<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
>40 Buruk
( Sumber : United State Pharmacopoeial 32th,2009 )
Rumus : Tan α = h/r
Dimana h : tinggi kerucut
r : jari-jari bidang dasar kerucut
Cara pengukuran
Alat : Kertas millimeter,penggaris
Syarat : sesuai dengan table
Prosedur :
1) Sesaat setelah serbuk di alirkan dari corong, serbuk akan membentukgundukan
berbentuk kerucut pada kertas milimeter
2) Ukur diameter dan tinggi kerucut tersebut dan masukkan kedalamrumus
Hasil :
r (jari-jari bidang dasar
h (tinggi kerucut)
Sudut kerucut)
Diam 1 2 3 1 2 3
Rata-rata
Tan α = =
α =
B. EVALUASI TABLET
1) Pemeriksaan Organoleptik (Ansel, 1989)
Pemeriksaan organeleptik meliputi warna, rasa, bau, penampilan (mengkilap atau
kusam), tekstur permukaan (halus atau kasar), derajat kecacatan seperti serpihan,
dan kontaminasi benda asing (rambut, tetesan minyak, kotoran). Warna yang
tidak seragam dan adanya kecacatan pada tablet selain dapat menurunkan nilai
estetikanya juga dapat menimbulkan persepsi adanya ketidak seragaman
kandungan dan kualitas produk yang buruk.
Hasil :
No Pemeriksaan Organoleptik Hasil
1 Warna
2 Rasa
3 Bau
4 Penampilan
5 Tekstur Permukaan
Cara pengukuran : Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet . Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom A, dan tidak satupun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-rata lebih dari yang ditetapkan kolom B.
BOBOT RATA-RATA PENYIMPANGAN BOBOT RATA-RATA DALAM %
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg - 150 mg 10 % 20 %
151 mg - 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10%
Rumus :
Bobot rata-rata = ∑bobot
Jumlah tablet
Penyimpangan = bobot rata-rata-bobot satu tablet X 100%
Bobot rata-rata
4) Kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan
dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan
transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester (Banker and
Anderson, 1984).
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan
talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini
dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott, 1971).Keseragaman
minimum 4 kg diukur dengan alat Hardness tester.
Caranya :
Ambil masing-masing 6 tablet dari tiap batch , yang kemudian diukur
kekerasanya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Letakkan sebuah tablet
dengan posisi tegak diantara anvit dan punch, lalu tablet dijepit dengan cara
memutar sampai tablet pecah dan retak. Pada saat tersebut angka yang
ditunjukkan oleh jarum adalah kekerasan tablet tersebut.
6) Waktu Hancur
Tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa dan 60 menit untuk tablet bersalut
gula dan selaput.