Kalimat Efektif Kelogisan
Kalimat Efektif Kelogisan
Kalimat Efektif Kelogisan
Kalimat efektif kelogisan adalah kalimat yang berisi gagasan pengarang untuk
disampaikan kepada pembaca atau pendengar dengan menggunakan ejaan yang berlaku.
Kalimat efektif dalam kelogisan harus mudah untuk dipahami dan dimengerti. Maka dari
itu diperlukan unsur unsur kalimat yang yang bersifat masuk akal atau logis. Berikut
contoh kalimat efektif kelogisan :
"Bapak kepala sekolah, waktu dan tempat saya persilakan." Kalimat ini memiliki sifat
yang tidak masuk akal maupun logis karena tempat dan waktu termasuk benda mati yang
tidak bisa dipersilakan. Maka dari itu kalimatnya harus diubah menjadi "Bapak kepala
sekolah, saya persilakan untuk naik kemimbar ceramah."
1. Kepada Ketua RT, waktu dan tempat kami persilakan. (Kalimat tidak efektif)
Kepada Ketua RT, kami persilakan untuk menyampaikan pidato. (Kalimat efektif)
2. Untuk mempercepat waktu, mari langsung saja kita selesaikan acara ini. (Kalimat tidak
efektif)
Untuk menghemat waktu, langsung saja kita mulai acara ini. (Kalimat efektif)
Ketegasan makna
Ada beberapa kondisi dimana subjek tidak diletakkan di awal kalimat, meski sudah
seharusnya selalu mendahului predikat. Dalam beberapa kondisi tertentu, keterangan
juga dapat diletakkan pada awal kalimat untuk memberikan efek penegasan. Penegasan
pada kalimat biasanya ditemukan pada kalimat berjenis perintah, larangan atau anjuran
yang pada umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh dari penegasan makna ada pada kalimat berikut ini.
Kamu cucilah mobil agar bersih! adalah kalimat tidak efektif.
Cucilah mobilmu agar bersih! adalah kalimat efektif.
Kecermatan
Kecermatan yang di gunakan pada sebuah kalimat efektif adalah kecermatan dalam
memilih kalimat yang tidak menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat diksi nya agar
tidak ada kerancuan.
Contoh :
Tugas baru diberikan ke ruang dosen. (Tidak efektif)
Tugas yang baru diberikan ke ruang dosen. (Efektif)
Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat, baik dari segi kategorinya maupun imbuhan yang digunakan.
Maksudnya, kalau bentuk pertama merupakan nomina, maka kategori kata yang
sederajat juga nomina. Kalau bentuk pertama merupakan verba, bentuk kedua, ketiga,
dan seterusnya juga verba. Lebih khusus lagi, kalau bentuk pertama merupakan kata
berawalan meng-, maka kata kedua, ketiga, yang sederajat juga merupakan kata
berawalan meng-. Perhatikan contoh berikut!
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Kedua kata yang bergaris bawah pada kalimat di atas adalah predikat. Namun kedua
kata yang sejenis tersebut tidak paralel. Kata dibekukan adalah verba yang berafiks di--
kan, sedang kenaikan adalah nomina yang berafiks ke--an. Kedua kata itu seharusnya
paralel.
Agar menjadi kalimat efektif, kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Perhatikan pula kalimat berikut ini!
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok,memasang penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
Kata bergaris bawah yang merupakan bagian dari predikat pada kalimat di atas tidak
paralel. Kata bergaris pertama dan ketiga adalah nomina berafiks peng--ansedang kata
berafiks kedua adalah verba berafiks meng-. Kalimat di atas dapat diperbaiki dengan
mengubah kata bergaris bawah kedua menjadi nomina berimbuhan peng--an seperti
berikut ini.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok,pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
kehematan kata
Lantaran diantara syarat-syarat suatu kalimat dikatan efektif yaitu tidak bertele-
tele dan ringkas, maka kita tidak diperkenankan menulis kata kata yang
maknanya sama di dalam suatu kalimat. Terdapat duaw hal yang dapat
dikatakan suatu kalimat adalah kalimat yang boros sehingga tidak efektif.
Pertama yaitu terkait penggunaan kata jamak serta yang selanjutnya yaitu terkait
kata kata sinonim. Untuk terhindar dari hal tersebut, maka dibawah ini yaitu
conoth tentang kekeliruan dalam kata jamak dan penggunaan sinonim yang
membuat suatu kalimat menjadi tidak efektif.
Adanya ketidak efektifan pada kalimat diatas yaitu kata para yang menunjukkan
jumlah jamak, sedangkan murid murid pula menunjukkan jumlah murid yang
lebih dari satu. Sehingga kita hapus saja salah satu kata dari keduanya pada hal
jamak tersebut.
adanya ketidakefektifan pada contoh kalimat tersebut yaitu ketika terdapat kata
masuk dan frasa ke dalam yang sama sama merujuk arti sama. Akan tetapi, kata
masuk lebih sesuai menjadikan kalimat tersebut efektif lantaran sifatnya yaitu
kata kerja serta bisa dijadikan predikat.
Kepaduan atau keherensi dalam kalimat efektif adalah hubungan timbale balik atau hubungan kedua arah di
antara kata atau frasa dengan jelas, benar, dan logis. Hubungan timbal baik terjad dapat antarkata dalam
frasa satu unsure atau dapat terjadi antar frasa dalam antarfungsi dalam kalimat. Hubungan antarfungsi itu
dapat menimbulkan
kekacauan makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyaratkoherensi berikut.
(1) Setiap hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta dengan kereta api.
(3) Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian.
(1a) Setiap hari dia pergi pulang Bogor—Jakarta dengan kereta api
(3a). Karena jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam kemudian.