Andev Ampul Dapus

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

No.

Dokumen:

DOKUMEN RANCANGAN 19DRP.AM.A2-16021

PENGEMBANGAN PRODUK Tanggal Pengesahan:

Laboratorium Farmasetika FUROPIL® AMPUL


Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin

Disusun Oleh

ForDev Scientist PackDev Scientist

Andi Dinul Fitrah Veronika


N111 16 021 N111 16 003

ProsDev Scientist AnDev Scientist

Maghfira Haerunnisa Harun Nurdiah Khaerawati Akhmad Rafi’i


N111 16 046 N111 16 017 N111 15 040

Disetujui Oleh

Asisten Dosen Instruktur Laboratorium

Siti Irlanda Deyang Kirana Achmad Himawan

PT. Viranz Laboratories


Makassar-Indonesia
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 1 Identitas Produk

No. Item Uraian

1 Nama Produsen PT. Viranz

2 Nama Produk Furopil®

3 Kandungan Bahan Aktif Furosemid

4 Kekuatan Sediaan 10 mg/mL

5 Nomor Registrasi DKL1901000130A1

6 Indikasi Sediaan Pengobatan edema

7 Golongan Obat Keras

Bagian 2 Quality Target Product Profile (QTPP)

No. Elemen QTPP Target Justifikasi

1 Bentuk Sediaan Ampul Berdasarkan formula yang diinginkan

2 Desain sediaan Ampul Berdasarkan formula yang diinginkan


Persyaratan Kesetaraan farmasi
3 Rute Pemberian Injeksi
Rute pemberian yang sama
Berdasarkan indikasi zat aktif pada
4 Kekuatan Sediaan 20 mg/mL
martindale
Furosemid cukup cepat
diserap dari pencernaan
saluran; bioavailabilitas
dilaporkan sekitar 60
sampai 70% tetapi
penyerapan variabel dan
tidak menentu. Half-life
furosemid adalah sekitar 2
jam Meskipun yang
berkepanjangan di
neonatus dan pasien
dengan gangguan ginjal
5 Farmakokinetika Sesuai pada martindale halaman 1292
dan hati. Furosemid
terserah 99% terikat
plasma albumin, dan
terutama dikeluarkan
dalam urin, sebagian besar
tidak berubah. Ada juga
beberapa ekskresi Via
empedu dan ginjal bebas
penghapusan adalah jauh
meningkat dalam gangguan
ginjal. Furosemid melintasi
penghalang bolus dan

Paraf &
Inisial Halaman 2 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

No. Elemen QTPP Target Justifikasi


didistribusikan ke ASI.
Kliring furosemid tidak
meningkat oleh
hemodialisis.
6 Stabilitas 3 tahun Sesuai dengan sediaan yang beredar
Ampul
7 Wadah Primer Sesuai dengan sediaan yang beredar
Kaca amber tipe 1

Paraf &
Inisial Halaman 3 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 3 Quality Attribute (Drug Product)

No. Quality Attribute Target Justifikasi

Pemerian Jernih dan tidak berwarna Berdasarkan sediaan yang beredar

Bau Tidak berbau Berdasarkan sediaan yang beredar

Warna Jernih dan tidak berwarna Berdasarkan sediaan yang beredar


Atribut
1
Fisik Rasa - -

Bobot 10 mL Berdasarkan sediaan yang beredar

Dimensi - -

2 Identifikasi A256/A365, 2.80–3.00 USP : 137

3 Assay 95.0%–110.0% USP : 137

4 Sterilitas Steril Ensiklo : 1270


Partikulat asing dalam
5 Tidak lebih dari 2,0% USP : 156
injeksi
Untuk partikel ≥ 10 µm =
Partikel visibel dalam
6 3.000. Untuk partikel ≥ 25 USP : 751
injeksi
µm = 300 per wadah
7 Endotoksin Tidak lebih dari 3,6 UE/mg USP : 469

8 Integritas Wadah Kaca amber tipe 1 7 : 1309

9 Osmolaritas 291 mosmol/l fastrack: 121

10 pH 8.0–11.0 USP : 137

11 Bobot jenis 1.010 17

12 Viskositas 1 – 100 cps Dispersi sistem : 504


Keseragaman
13 95,0% - 110,0% USP : 137
Kandungan
14 Kandungan pengawet 0.9 % Fastrack : 114

Paraf &
Inisial Halaman 4 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 4 Rancangan Formula

Tiap 2 mL sediaan mengandung

Furosemid 20 mg (zat aktif)


NaOH 1% (kosolvent)
NaCl 0.8 % (Pengisotonis)
NaOH/HCl q.s (Adjust pH)
Water For Injection ad 2 mL (solvent)

Bagian 5 Dasar Formulasi

A. Dasar Pembuatan Sediaan

1. Umumnya, obat yang diberikan dengan rute parenteral dapat menguntungkan karena
dapat memberikan efek terapetik yang cepat dan handal, pemberian obat jangka panjang,
dan dapat langsung menuju ke organ targetnya. (6:1002)
2. Sediaan parenteral cocok untuk obat-obat yang memiliki bioavailabilitas yang buruk atau
yang cepat rusak disaluran cerna. Sediaan parenteeral menawarkan berbagai jenis
pelepasan obat yakni formulasi rapid acting (kerja cepat) umumnya diberikan dengan
injeksi intravena, dan long acting. Selain itu, untuk pasienn yang tidak mampu
mengonsumsi makanan, injeksi parenteral menjadi pilihan yang tepat. (2:106-107)
3. Rute parenteral memiliki penyerapan yang lebih cepat dibandingkan dengan pemberian
secara oral dan berguna untuk mengobati pasien yang tidak kooperatif, tidak sadar atau
tidak mampu untuk menerima obat oral. Penyerapan oleh jalur parenteral tidak hanya
lebih cepat daripada setelah pemberian oral, tetapi kadar obat dalam darah yang
dihasilkan juga jauh lebih bisa diprediksi. (1:167)
4. Sediaan parenteral terbagi menjadi dua macam yakni volume besar dan volume kecil.
Volume kecil biasanya diformulasikan dengan jumlah 0.5-2 mL. Adapun untuk volume
besar biasanya diberikan dengan injeksi infus intravena lambat. Sediaan dengan volume
kecil biasanya diformulasikan dalam bentuk ampul dan vial. Ampul merupakan wadah
dosis tunggal yang tidak dapat disegel ulang dengan jaminan bahwa sterilitas telah
dipertahankan. (1:80,458)
5. Ampul merupakan wadah yang kecil, berbentuk seperti labu, dan merupakan wadah kaca
tertutup, mengandung cairan obat steril, yang dimaksudkan untuk pemberian injeksi,
subkutan, intramuskular, dan intravena (6:949)
6. Obat-obatan yang peka terhadap cahaya dan dimaksudkan untuk penggunaan parenteral,
biasanya dimasukkan dalam ampul dan ditempatkan dalam wadah kotak (15:1035)

B. Dasar Pemilihan Bahan Aktif dan Kekuatan Sediaan

1. Salah satu obat diuretik kuat adalah furosemid. Furosemid dapat mereduksi garam, retensi
cairan, pengobatan edema, dan gejalanya. Obat ini tidak berpengaruh terhadap
kontraktilitas jantung sehingga merupakan obat pilihan untuk pasien gagal jantung (4:
217)
2. Pengobatan edeme dengan obat furosemid dapat diberikan dengan injeksi intravena
lambat dengan dosis 20-50 mg. (3:1292)
3. Loop diuretik yakni furosemid digunakan untuk pengobatan edema paru-paru akut.

Paraf &
Inisial Halaman 5 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Peningkatan pesat dalam vena kapasitansi dalam hubungannya dengan cepat natriuresis
mengurangi tekanan pengisian ventrikel kiri dan dengan demikian cepat mengurangi
edema paru. Selain itu, furosemid menjadi obat pilihan untuk pasien yang memiliki fungsi
ginjal yang tidak normal. (14:686,770).

C. Dasar Pemilihan Bahan Tambahan


Water For Injection (Solvent)

1. Water for injection digunakan untuk sediaan parenteral, dimana digunakan dalam
persiapan dan sterilisasi akhir. Selain itu juga digunakaan untuk melindungi dari
kontaminasi mikroorganisme (12:3537).
2. Water for injection adalah non steril dan digunakan untuk persiapan sediaan parenteral .
Water for injection memiliki spesifikasi yang baik yakni jelas, tidak berbau dan dalam
kisaran pH yang didefinisikan yakni 5-7. (2: 113)
3. Solvent yang paling sering digunakan dalam sediaan parenteral adalah water for injection,
yang tidak harus steril tapi harus bebas pirogen. (6:1006)

NaOH/HCl (Adjust pH)

1. Selain buffer, Natrium hidroksida maupun asam klorida biasanya digunakan untuk
mencapai pH akhir sediaan yang diinginkan (6:2212).
2. Natrium hidroksida secara luas digunakan dalam formulasi farmasi untuk mengatur pH
larutan serta asam klorida digunakan untuk mengasamkan. (5:683,328)
3. Natrium hidroksida digunakan sebagai agen pengalkali dan asam klorida sebagai agen
pengasam. (1:128)

NaCl (Pengisotonis)

1. Sediaan parenteral dibuat tidak boleh hipotonis, oleh karena itu larutan hipotonis harus
dibuat menjadi isotonis dengan penambahan senyawa yang dapat meningkatkan tekanan
osmotik. Biasanya, natrium klorida digunakan untuk tujuan ini. (Fasttrack : 132)
2. Digunakan natrium klorida sebagai pengisotonis karena dapat mempertahankan membran
pada sel darah merah (Ensiklo : 3774)
3. Natrium klorida secara luas digunakan dalam berbagai parenteral dan formulasi farmasi
nonparenteral, dimana penggunaan utamanya adalah untuk menghasilkan larutan
isotonik. (Excipt : 671)

NaOH (Kosolvent)

1. Digunakan Natrium Hidroksida untuk melarutkan furosemid karena furosemid bebas larut
dalam larutan alkali hidroksida (Martindale : 1292)
2. Natrium hidroksida merupakan bahan tambahan yang tidak memiliki inkompabilitas
terhadap bahan aktif dan bahan tambahan lain yang digunakan dalam formula ini dan
tidak toksis pada konsentrasi yang rendah (Excipient : 683)
3. Pada beberapa foormula, natrium hidroksida digunakan untuk melarutkan bahan aktif
furosemid. (Pharamceutical manufacturing:222)

D. Dasar Pemilihan Bahan Kemas Primer

Paraf &
Inisial Halaman 6 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

1. Gelas tipe 1 umumnya digunakan dalam wadah sediaan steril, sedangkan gelas tipe II dan
III dapat digunakan jika pembawa bukan air atau kontak dengan air sedikit (7:1309)
2. Gelas tipe 1 memiliki kualitas yang tinggi, terdiri dari borosilikat (Silikon dioksida) sehingga
tahan secara kimia maupun dalam kondisi asam dan basa ekstrim 6: 276)
3. Gelas tipe 1 memiliki kualitas yang baik dan digunakan untuk wadah sediaan parenteral.
(American Pharmacy : 230)
4. Digunakan gelas tipe 1 karena tipe gelas yang memiliki kualitas paling baik untuk sediaan
parenteral termasuk vial (8:201)

E. Dasar Pemilihan Metode Sterilisasi

1. Pemanasan lembab lebih efektif dibandingkan pemanasan kering, karena dapat


menyebabkan koagulasi protein sel pada temperatur yang jauh lebih rendah, serta uap
dapat membebaskan energi panas sama dengan panas karena adanya penguapan
(7:1266)
2. Sterilisasi uap digunakan sebagai proses akhir pada produk obat vial, ampul kaca, jarum
suntik, dan wadah plastik (6:2291)
3. Metode sterilisasi untuk sediaan ampul yaitu metode panas kering atau pemanasan
lembab, tetapi lebih efisien digunakan metode panas lembab karena waktu dan suhu
yang digunakan lebih sedikit yaitu 121°C selama 20 menit, dibandingkan panas kering
menggunakan suhu 170°C selama 2 jam (Parrot:286)

F. Dasar Penentuan Spesifikasi Sediaan


Spesifikasi 1 Organoleptis
1. Penentuan spesifikasi pemerian (organoleptis) perlu dilakukan untuk memastikan produk
sediaan telah sesuai dengan yang diinginkan, seperti keselarasan antara bau, rasa, dan
warna. Organoleptik menentukan keinginan seseorang untuk mengonsumsi obat terkait
dengan bau atau rasa yang menyenangkan. (ansel :132).
2. Pemerian vial asam folat yakni jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau (USP:137).

Spesifikasi 2 Identifikasi
1. Identifikasi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sediaan vial injeksi asam
folatbenar-benar positif mengandung bahan aktif dengan menggunakan metode
spektrofotmetri UV-VIS dengan spesifikasi yakni Perbandingan serapan pada panjang
gelombang maksimum 256 dan 365 nm dalah antara 2,80 dan 3,00. (FI V:146).

Spesifikasi 3 Assay

Spesifikasi 4 Sterilitas
1. Tingkat jaminan sterilitas (SAL) – kemungkinan kontaminasi mikroba. Dengan nilai 10-6
dimana berarti kemungkinan terdapat kontaminasi 1 produk dari 1 juta produk nonsteril
ataupun steril yang diproduksi (9:4).
2. Uji sterilitas dilakukan sebagai salah satu tindakan pengawasan mutu produk yang
dihasilkan, dimana kemungkinan produk yang dihasilkan dengan teknik aseptis yang salah
akan terpapar kontaminasi lingkungan sehingga perlu dilakukan uji sterilitas (10:855).

Spesifikasi 5 Partikulat asing dalam injeksi

Paraf &
Inisial Halaman 7 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

1. Partikulat sangat penting dalam filtrasi steril, khususnya Suntikan. The USP 24 (Amerika
Serikat Pharmacopoeia) dan BP (British Pharmacopoeia) mengutip batas spesifik dari
kontaminasi level partikulat untuk ukuran partikel yang ditentukan. Batas-batas ini harus
dijaga dan, oleh karena itu, pelepasan partikulat sterilisasi filter kelas harus memenuhi
persyaratan ini (Ensiklo : 1753)
2. Salah satu syarat utama sediaan (larutan) parenteral adalah bebas dari semua partikel
yakni tidak ada zat terlarut di dalamnya. Seperti kontaminan, termasuk debu dan apapun
yang memungkinkan untuk masuk ke dalam sediaan selama proses pembuatan (1:455-
456).

Spesifikasi 6 Partikel visibel dalam injeksi


1. Semua injeksi volume besar dosis tunggal dan injeksi volume kecil harus memenuhi syarat
batas bahan partikulat (10:11).
2. Partikulat asing untuk sediaan injeksi volume kecil yang memiliki partikel ≥ 10 µm = 3.000,
partikel ≥ 25 µm = 300 per wadah (11:751).

Spesifikasi 7 Endotoksin
1. Endotoksin bakteri tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan pada sediaan injeksi
karena ditujukan pada pemberian intravena, subkutan, intradermal, intramuskular, dan
intrarektal yang membutuhkan standar yang lebih ketat seperti tonisitas, kemurnian
komponen, dan endotoksin bakteri agar tidak menimbulkan bahaya pada area pemberian
seperti iritasi pada saraf (9:51).
2. Endotosin bakteri pada sediaan injeksi furosemid yakni tidak lebih dari 3,6 unit Endotoksin
per mg furosemide (11:469).

Spesifikasi 8 Integritas Wadah


1. Penutupan untuk wadah multi-dosis harus memungkinkan penarikan konten tanpa
menghancurkan penutup. Harus menutup sendiri setelah jarum dilepas agar melindungi
produk dari kontaminasi. Integritas wadah harus divalidasi termasuk verifikasi bahwa
sediaan tersebut tidak terkontaminasi mikroba (9:16).
2. Kemampuan proses pengisian dan sistem wadah/penutupan untuk mencegah kontaminasi
mikroba divalidasi dengan beberapa metode, termasuk pengisisan media dan uji
kebocoran (6:307).

Spesifikasi 9 Osmolalitas dan osmolaritas


1. Idealnya administrasi parenteral dan khususnya pemberian parenteral intravena harus
isotonik dengan osmolaritas (sekitar 291 mosmol / l) untuk menghindari kemungkinan
kerusakan. Namun banyak produk parenteral yang dirancang untuk pemberian IV adalah
hipertonik. (fastrack:121).

Spesifikasi 10 Ph
1. Dilakukan pengukuran pH untuk mengetahui apakah sediaan vial asam folat telah memiliki
pH yang sesuai dengan persyaratan. Adapun persyaratan pH untuk sediaan asam folat
injeksi adalah 8.0-11 (USP:137).
2. Pengukuran pH penting karena pH berpengaruh terhadap pertahanan kelarutan obat
dalam pembawa selama persiapan sediaan. (Fastrack : 117).

Spesifikasi 11 Bobot Jenis


1. Bobot jenis dari furosemid adalah 1.010 (17).

Paraf &
Inisial Halaman 8 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Spesifikasi 12 Viskositas
1. Viskositas sediaan larutan berkisar antara 1 – 100 cps (Dispersi sistem:504).
2. Viskositas merupakan parameter penting dalam evaluasi sediaan parenteral karena
berhubungan dengan pemberiaan obat dimana peningkatan viskositas selama dapat
menyebabkan rasa sakit ditempat suntikan (Fastrack : 117).

Spesifikasi 13 Keseragaman kandungan


1. Menurut USP kadar zat aktif untuk sediaan asam folat injeksi harus dalam rentang 95,0% –
110,0% (USP : 69).
2. Dilakukan uji penetapan kadar bahan aktif untuk mengetahui apakah sediaan vial asam
folat yang dibuat telah memenuhi persyaratan kadar bahan aktif yang telah ditetapkan
yakni 95.0%-110.0 % dengan pengujian menggunakan cara kromatografi cair kinerja tinggi.
(FI V : 161)

Spesifikasi 14 Kandungan pengawet


1. Pada sediaan wadah dosis ganda seperti vial, digunakan pengawet seperti benzyl alkohol
dengan konsentrasi sebesar 0.9 % b/v (fastrack:114).
2. Konsentrasi pengawet yakni benzyl alkohol dalam sediaan parenteral adalah hingga 2.0 %
(Excipient:69).

Bagian 6 Informasi Bahan Aktif

A. Uraian Farmakologi (3:1292)

No. Item Uraian


1 Nama Furosemid
2 Kelas farmakologi Diuretik
3 Indikasi Untuk pengobatan edema
Mekanisme kerja dari furosemid tidak sepenuhnya dipahami.
furosemid bertindak terutama dengan menghambat reabsorpsi
aktif Ion klorida di dahan loop. Ekskresi urin natrium klorida,
4 Mekanisme kerja kalium, hidrogen, kalsium, magnesium, amonium bikarbonat, dan
mungkin fosfat meningkat; ekskresi klorida melebihi natrium dan
ada peningkatan pertukaran natrium untuk kalium menyebabkan
ekskresi lebih besar kalium.
5 Kontraindikasi -
Furosemid dapat menyebabkan hyperuricaemia dan memicu asam
urat pada beberapa pasien. Mungkin memprovokasi hiperglikemia
6 Efek samping
dan glikosuria, tapi mungkin pada tingkat yang lebih rendah
daripada tiazid diuretik.

7 Toksisitas
-
Dalam pengobatan edema, dosis oral awal adalah 40 mg sekali
sehari-hari, disesuaikan yang diperlukan menurut respon. Kasus
8 Dosis dan pemberian ringan mungkin menanggapi 20 mg sehari-hari atau 40 mg pada
hari alternatif. Beberapa pasien mungkin memerlukan dosis 80 mg
atau lebih setiap hari diberikan sebagai dosis satu atau dua setiap

Paraf &
Inisial Halaman 9 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

No. Item Uraian


hari, atau sebentar-sebentar. Kasus yang parah mungkin
memerlukan bertahap Titrasi dosis furosemid hingga 600 mg setiap
hari. Dalam keadaan darurat atau Kapan terapi oral tidak dapat
mengingat, 20-50 mg furosemid dapat diberikan oleh lambat
injeksi intravena; injeksi intramuskular dapat diberikan dalam kasus
luar biasa tapi tidak cocok untuk kondisi akut.
Interaksi furosemid yang disebabkan oleh efek pada keseimbangan
cairan dan elektrolit mirip hydrochlorothiazide. Furosemid dapat
9 Interaksi obat meningkatkan nephrotoxicity sefalosporin antibakteri seperti
cefalotin dan dapat meningkatkan ototoxicity aminoglycoside
antibakteri dan obat-obatan ototoxic gangguan lain.
Furosemid cukup cepat diserap dari pencernaan saluran;
ketersediaanhayati telah dilaporkan sekitar 60 sampai 70% tetapi
penyerapan variabel dan tidak menentu. Half-life furosemid adalah
sekitar 2 jam Meskipun yang berkepanjangan di neonatus dan
pasien dengan gangguan ginjal dan hati. Furosemid terserah 99%
terikat plasma albumin, dan terutama dikeluarkan dalam urin,
10 Farmakokinetika
sebagian besar tidak berubah. Ada juga beberapa ekskresi Via
empedu dan ginjal bebas penghapusan adalah jauh meningkat
dalam gangguan ginjal. Furosemid melintasi penghalang bolus dan
didistribusikan ke ASI. Kliring furosemid tidak meningkat oleh
hemodialisis.

B. Data Fisikokimia Bahan Aktif (3:1292)

No. Item Uraian

1 Nama Folic Acid


(2S)-2-[(4-{[(2-amino-4-hydroxypteridin-6-
2 Nama IUPAC
yl)methyl]amino}phenyl)formamido]pentanedioic acid
3 Rumus Molekul C19H19N7O6

4 Berat Molekul 441.4


Bentuk Kristal atau bubuk
Kuning, kuning-kecoklatan atau
Warna
5 Pemerian kekuning-kuningan
Bau Tidak berbau

Rasa Tidak berasa

Titik Lebur 2500C


Profil Termal (Dalam
6 Titik Didih -
Keadaan Padat)
Suhu Dekomposisi >4820F

Dalam Air Sangat sedikit larut dalam air


7 Kelarutan tidak larut dalam alkohol, dalam aseton,
Dalam Pelarut Lain
kloroform, dan eter. Ini mudah larut

Paraf &
Inisial Halaman 10 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

No. Item Uraian


dalam larutan encer alkali hidroksida
dan karbonat; larut dalam asam klorida
3N panas dan asam sulfat 2N panas;
larut dalam asam klorida dan asam
sulfat, menghasilkan larutan kuning
pucat
8 pKa 3.9

9 pH (Dalam Larutan) 8 – 11

10 Koefisien Partisi -

11 Log P -1.1

12 Polimorfisme -
13 Bentuk Kristal -

14 Higroskopisitas -
15 Ukuran Partikel < 50 𝜇m
Nyata -
0,34±0,02 – 0,37±0,03 gm/cm3 (Journal
16 Kerapatan Ruah
Pharmaceutical Science Invention)
0,41±0,01 – 0,45±0,02 gm/cm3 (Journal
Mampat
Pharmaceutical Science Invention)

17 Rumus Bangun

Paraf &
Inisial Halaman 11 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

B. Data Fisikokimia Bahan Aktif (Lanjutan)

Spektrum, Termogram dan Fotomikrograf


17 Spektrum Serapan UV-Visible 18 Spektrum Inframerah

19 Termogram (DSC) 20 Termogram (TGA)

21 Difraktogram Sinar-X 22 Fotomikrograf (SEM)

Paraf &
Inisial Halaman 12 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

C. Uraian Stabilitas

No. Item Uraian

A Dalam Keadaan Padat


Suhu tinggi mempercepat reaksi oksidasi, reduksi dan hidrolisis
yang mengarah pada degradasi obat. (World Journal of
1 Pengaruh Suhu Pharmaceutical Research : The effect of temperature and
moisture on the physical and chemical stability of furosemide
tablet (40 mg) marketed in Syria)
2 Pengaruh Cahaya Dapat mengakibatkan obat teroksidasi. (Martindale : 1292)
Dapat menyebabkan degradasi pada obat. (World Journal of
Pharmaceutical Research : The effect of temperature and
3 Pengaruh Kelembaban
moisture on the physical and chemical stability of furosemide
tablet (40 mg) marketed in Syria)
B Dalam Larutan
1 Pengaruh Pelarut Sangat stabil pada larutan basa. (Martindale : 1292)

2 Pengaruh pH 8.0 – 9.3 (Martindale : 1292)


3 Pengaruh Cahaya Dapat mengakibatkan obat teroksidasi. (Martindale : 1292)
C Inkompatibilitas

1 Gugus Fungsi -
2 Ion Logam -

3 Senyawa Tertentu Senyawa asam Martindale : 1292)


Simpan dalam wadah tertutup rapat dan pada suhu 15℃ - 30℃
D Saran Penyimpanan
(SteriMax Inc : Furosemid Injection USP)

Paraf &
Inisial Halaman 13 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 7 Informasi Bahan Tambahan

A. Water For Injection (5:802)

No. Item Uraian

1 Nama Water
2 Nama IUPAC Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.

3 Rumus Molekul H2O

4 Berat Molekul 18.02


Bentuk Cair

Warna Tidak berwarna


5 Pemerian
Bau Tidak berbau

Rasa Tidak berasa

6 Titik Lebur 00C

Dalam Air -
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Dapat rusak dengan pelarut polar
8 pKa -

9 pH (Dalam Larutan) -

10 Higroskopisitas -
Air stabil secara kimiawi di semua keadaan fisik (es, cairan, dan
11 Stabilitas
uap).
Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-obatan
12 Inkompatibilitas dan eksipien lainnya yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi
dengan adanya air atau uap air) pada suhu sekitar dan tinggi
Amati tindakan pencegahan normal sesuai dengan keadaan dan
13 Penanganan
jumlah bahan yang ditangani.
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup rapat

16 Konsentrasi -

B. Benzyl Alcohol (5:69)

No. Item Uraian

1 Nama Benzyl Alcohol


Benzenemethanol; a-hydroxytoluene; phenylcarbinol;
2 Nama IUPAC phenylmethanol;
a-toluenol.
3 Rumus Molekul C7H8O

Paraf &
Inisial Halaman 14 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

No. Item Uraian

4 Berat Molekul 108.14

Bentuk Cairan jernih

Warna Tidak berwarna


5 Pemerian
Bau Aromatik

Rasa Rasa terbakar


6 Titik Lebur 204.70C

Dalam Air
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain

8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
Benzil alkohol mengoksidasi perlahan di udara untuk benzaldehida
dan asam benzoat; itu tidak bereaksi dengan air. Larutan dapat
disterilisasi oleh filtrasi atau autoclaving; beberapa solusi dapat
menghasilkan benzaldehida selama autoclaving. Benzil alkohol
11 Stabilitas dapat disimpan dalam kontainer logam atau kaca. Wadah plastik
tidak boleh digunakan; pengecualian ini meliputi wadah
polypropylene atau kapal dilapisi dengan inert fluorinated polimer
seperti Teflon. Benzil alkohol harus disimpan dalam wadah kedap
udara,dilindungi dari cahaya, di tempat yang sejuk, kering tempat.
Benzil alkohol tidak sesuai dengan oksidator dan kuat asam. Itu
juga dapat mempercepat autoksidasi lemak. Meskipun aktivitas
antimikroba berkurang di hadapan surfaktan nonionik, seperti
polisorbat 80, pengurangannya kurang dibandingkan halnya
dengan ester hidroksibenzoat atau kuartener . Senyawa
ammonium. Benzil alkohol tidak sesuai dengan metilselulosa dan
hanya perlahan diserap oleh penutupan terdiri dari karet alam,
neoprene, dan penutupan karet butil, ketahanan yang dapat
12 Inkompatibilitas
ditingkatkan dengan melapisi dengan polimer terfluorinasi.
Namun, 2% v / v larutan berair dalam wadah polietilen, disimpan
pada 208C, dapat kehilangan hingga 15% dari kandungan alkohol
benzil dalam 13 minggu. Kerugian untuk polivinil klorida dan
wadah polypropylene di bawah yang serupa kondisi biasanya
dapat diabaikan. Benzil alkohol dapat merusak polystyrene
syringes dengan mengekstraksi beberapa komponen yang dapat
larut
Amati kewaspadaan normal yang sesuai dengan keadaan dan
jumlah material yang ditangani. Benzil alkohol (cair dan uap)
adalah mengiritasi kulit, mata, dan selaput lendir. Perlindungan
13 Penanganan
mata, sarung tangan, dan pakaian pelindung dianjurkan. Benzil
alkohol harus ditangani dalam lingkungan yang berventilasi baik;
sebuah selfcontained Alat bantu pernafasan dianjurkan di daerah-

Paraf &
Inisial Halaman 15 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

No. Item Uraian


daerah miskin ventilasi. Benzil alkohol mudah terbakar.

14 Toksisitas -
Benzil alkohol harus disimpan dalam wadah kedap udara,
15 Saran Penyimpanan
terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
16 Konsentrasi Sampai 2.0 %

C. Natrium Hidroksida (5:683)

No. Item Uraian

1 Nama Natrium Hidroksida


Caustic soda; E524; lye; natrii hydroxidum; soda lye;
2 Nama IUPAC
sodiumhydrate.
3 Rumus Molekul NaOH
4 Berat Molekul 40
Bentuk Pelet kecil atau serbuk

Warna Putih atau hampir putih


5 Pemerian
Bau -

Rasa -

6 Titik Lebur 318oC


Dalam Air Mudah larut dalam air
7 Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter, larut
Dalam Pelarut Lain
dalam gliserin
8 pKa -
pH = 12 (0.05% w/w aqueous solution);
9 pH (Dalam Larutan) pH = 13 (0.5% w/w aqueous solution);
pH = 14 (5% w/w aqueous solution).
10 Higroskopisitas -
Dapat menyerap kelembaban dan dioksidasi serta pembentukan
11 Stabilitas
natrium karbonat
12 Inkompatibilitas Terhadap senyawa yang mudah mengalami hidrolisis atau oksidasi

13 Penanganan -
LD50 (mouse, IP): 0.04 g/kg
14 Toksisitas
LD50 (rabbit, oral): 0.5 g/kg
15 Saran Penyimpanan Dalam wadah kedap udara, non logam, ditempat sejuk dan kering

16 Konsentrasi q.s

Paraf &
Inisial Halaman 16 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

D. Asam Klorida (5:328)

No. Item Uraian

1 Nama Asam Klorida


2 Nama IUPAC Acidum Hydrochloridum

3 Rumus Molekul HCl

4 Berat Molekul 36.46

Bentuk Cairan
Warna Tidak berwarna
5 Pemerian
Bau Tajam

Rasa -
6 Titik Lebur

Dalam Air Tercampur dengan air


7 Kelarutan Larut dengan dietil eter, ethanol 95 %,
Dalam Pelarut Lain
dan metanol.
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) 0.1 (10% v/v aqueous solution)
10 Higroskopisitas Higroskopis
Asam hidroklorida harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
kaca atau wadah inert lainnya pada suhu di bawah 300C.
11 Stabilitas
Penyimpanan di dekat alkali pekat, logam, dan sianida harus
dihindari.
HCl bereaksi dengan basa, logam dan membebaskan atom
12 Inkompatibilitas
hidrogen.
13 Penanganan Dalam waadah bersumbat kaca dan dalam lemari asam
LD50 (mouse, IP): 1.4 g/kg
14 Toksisitas
LD50 (rabbit, oral): 0.9 g/kg
15 Saran Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
16 Konsentrasi q.s

E. Polysorbate 80 (5:583)

No. Item Uraian

1 Nama Polysorbate 80

2 Nama IUPAC Polysorbate 80


3 Rumus Molekul C64H124O26

4 Berat Molekul 1310

Paraf &
Inisial Halaman 17 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

No. Item Uraian

Bentuk Cairan

Warna Tidak berwarna


5 Pemerian
Bau Khas
Rasa Pahit

6 Titik Lebur
Dalam Air Larut dalam air
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Larut dalam etanol

8 pKa -
6.0–8.0 for a 5% w/v aqueous
9 pH (Dalam Larutan)
solution.
10 Higroskopisitas -
Polysorbates stabil untuk elektrolit dan lemah asam dan dasar;
bertahap saponifikasi terjadi dengan asam kuat dan basis. Ester
asam oleat sensitif terhadap oksidasi. Polysorbates higroskopis
11 Stabilitas dan harus diperiksa untuk Air isi sebelum digunakan dan kering
jika perlu. Juga, di umum dengan surfaktan polyoxyethylene lain,
berkepanjangan. Penyimpanan dapat menyebabkan pembentukan
peroksida.
Perubahan warna dan/atau curah hujan terjadi dengan berbagai
zat,
12 Inkompatibilitas terutama fenol, tanin, tars, dan bahan-bahan tarlike.
Aktivitas antimikroba paraben pengawet berkurang
depan polysorbates
13 Penanganan -

14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat

16 Konsentrasi 1-10 %

Paraf &
Inisial Halaman 18 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 8 Peralatan, CPPs dan Sterilisasi


A. Peralatan
No. ID Alat Nama Alat/Tipe Merek Jumlah No.SOP
1 AG-ER-00-00 Erlenmeyer 250 mL -- 2 SOP-LABFAR-A1-001
2 AG-BE-00-00 Gelas beaker 250 mL - 1 SOP-LABFAR-A1-002
3 AG-UK-00-00 Gelas ukur 100 mL - 1 SOP-LABFAR-A1-004
4 AG-UK-00-00 Gelas ukur 50 mL - 2 SOP-LABFAR-A1-004
5 AG-PT-00-00 Pipet tetes - 4 SOP-LABFAR-A1-001
6 TB-OH-PA-01 Timbangan Analitik - 1 SOP-LABFAR-A2-012
7 OV-MM-UN-01 Oven - 1 SOP-LABFAR-A2-007
8
9
10

B. Critical Process Parameters (CPPs)


Parameter QA* yang
Tahap Bahan Alat Syarat
Kritis Berhubungan
Prep
Mix
Filtr
Fill-Seal
PostSter
Pack
Catatan:
*QA: Quality Attribute
Prep: Preparasi/Sterilisasi; Mix: Mixing; Filtr: Filtrasi; Fill-Seal: Filling dan Sealing; PostSter: Sterilisasi Akhir; Pack: Pengemasan Primer

C. Sterilisasi
ID Alat/
No. Nama Alat/Bahan Metode Sterilisasi Ref.
Bahan
1 - Masker Steam under pressure Fastrack:127
2 - Hair cover Steam under pressure Fastrack:127
3 - Lap kasar Steam under pressure Fastrack:127
4 - Lap halus Steam under pressure Fastrack:127
5 - Sendok tanduk besi Dry-heat Scoville:404
6 AP-CP-00-00 Cawan porselen Dry-heat Scoville:404
7 - Kertas perkamen Dry-heat Scoville:404
8 AG-PV-00-00 Pipet tetes Dry-heat Scoville:404

Paraf &
Inisial Halaman 19 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 9 Rancangan Spesifikasi Sediaan dan Rujukan Metode Pemeriksaan

No. Kriteria Ref Spesifikasi Ref Rujukan Metode


FISIKA
Jernih,
USP : 137 tidak 11 : 137
1 Organoleptis berwarna 11 : 469
dan tidak
berbau
2 USP : 156 Tidak lebih 12 : 156 11 : 751
Partikulat asing dalam injeksi
dari 2,0%
Untuk
partikel ≥
10 µm =
3.000.
3 USP : 751 Untuk 11 : 751 11 : 751
Partikel visibel dalam injeksi
partikel ≥
25 µm =
300 per
wadah

4 Fastrack : 291 2 : 121 11 : 941


Osmolaritas
121 mosmol/l
5 pH USP : 137 8,5 ± 0,5 11 : 469 11 : 1071
6 Bobot jenis 17 1.010 17 11 : 981
7 Dispersi 1-100 cps 18 : 504 -
Viskositas sistem :
504
KIMIA
Tidak
kurang dari
1 USP : 137 95,0% dan 11 : 137 11 : 911
Keseragaman kandungan
tidak lebih
dari
110,0%
MIKROBIOLOGI
1 Ensiklo : Steril 6 : 1270 11 : 71
Sterilitas
1270
Tidak lebih
2 Endotoksin USP : 137 dari 3,6 11 : 469 11 : 201
UE/mg

Paraf &
Inisial Halaman 20 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 10 Rancangan Pengemasan

No. Rincian
Kemasan Primer (No. Rancangan: 17BKP.A1.001-XXXXX)
Jenis :
1 Bahan :
Ketebalan :
Dimensi :
Bobot : per luas area
Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 17BKS.A1.001-XXXXX)
Jenis :
2 Bahan :
Dimensi :
Volume :
Bobot : per luas area
Leaflet (No. Rancangan: 17LFT.A1.001-XXXXX)
Jenis :
3 Bahan :
Ketebalan :
Dimensi :
Bobot : per luas area
Label (No. Rancangan: 17LBL.A1.001-XXXXX)

4 Jenis :
Bahan :
Dimensi :

Paraf &
Inisial Halaman 21 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 11 Perhitungan dan BoM

A. Rincian Perhitungan Tonisitas

B. Rincian Perhitungan Kapasitas Dapar

Paraf &
Inisial Halaman 22 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

C. Perhitungan Bahan

D. Bill of Material
Besar Bets = …. gram
Item Per Butir Per Bets
Nama Bahan Fungsi
No Jumlah UoM Jumlah UoM

Botol Kaca Tipe II BKP


Rubber Stopper (No Leg) BKP
Aluminium Cap BKS
Label BKS
Brosur BKS
Folding Box BKS
BKP = Bahan Kemas Primer; BKS = Bahan Kemas Sekunder
Rincian Perhitungan:

Paraf &
Inisial Halaman 23 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 12 Rancangan Proses Produksi

Tahap A Penyiapan Bahan Baku dan Bahan Kemas

Tahap B Penyiapan dan Sterilisasi Bahan Kemas Primer

Tahap C Preparasi dan Sterilisasi Alat/Bahan

Tahap D Pencampuran

Tahap E Filtrasi

Tahap F Pengisian dan Penyegelan

Paraf &
Inisial Halaman 24 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Tahap G Sterilisasi Akhir

Tahap H Pemberian Label

Tahap I Pengemasan Sekunder

Paraf &
Inisial Halaman 25 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021

Bagian 13 Referensi

1. Ansel, Howard, C. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System 9th Edition. The
Point: Cina. 2005.
2. David, Jones. Fasstrack: Pharmaceutics Dosage Form and Design. Pharmaceutical Press
London. Chicago. 2008.
3. C. Sweetman dkk. Martindale : The Complate Drug refence. London: Royal Pharmaceutycal
Socity og gread britain. 2009.
4. Katzung, Bertram G. Basic and Clinical Pharmacology 10th Edition. University of California,
San Francisco. 2006.
5. Rowe, Raymond C. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London:
Pharmaceutical Press. 2009.
6. James, Swarbick. Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology 3rd Edition. Informa
Healthcare USA, Inc: USA. 2007.
7. Lachman, Leon, dkk. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia. 2008.
8. Jenkins, G. L., & Scoville, W. L. Scoville's the Art of Compounding. Blakiston. 1957.
9. Akers, Michael J. Sterile Drug Products : Formulation, Packaging, Manufacturing, and
Quality. Drugs and The Pharmaceutical Science. 2010.
10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta. 1995.
11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi V, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta. 2014.
12. Convention, U.S.P., USP 32 NF 32 : United States Pharmacopeia and National Formulary,
Vol.2, United States Pharmacopeial Convention, Rockville.2009.
13. Gibson, Mark. Pharmaceutical Preformulation and Formulation. United Stated Of
America. 2001.
14. Brunton, Laurence. Goodman & Gilman’s : The Pharmacological Basic of Therapeutics.
15. Abate, M. and Abel, S. K., Remington: The Science and Practice of Pharmacy 21st Edition.
Lippincott Williams and Wilkins, 772, University of The Sciences. Philadelphia. 2006.
16. Abate, M. and Abel, S. K., Remington: The Science and Practice of Pharmacy 21st Edition.
Lippincott Williams and Wilkins, 772, University of The Sciences. Philadelphia. 2006.
17. Levent, Dirikolu, dkk. Detection, Quantification, and Pharmacokinetics of Furosemide and
Its Effect on Urinary Specifict Graviti Following IV Administration to Horses. Journal
Veterinary Therapeutics. Vol.4 No.4 Winter. 2003.
18. Bolton, S., dan Bon, c. Pharmaceutical Dosage Form: Dysperse System. CRC Pres: Boca
Raton. 2010.

Paraf &
Inisial Halaman 26 dari 26

Anda mungkin juga menyukai