Andev Ampul Dapus
Andev Ampul Dapus
Andev Ampul Dapus
Dokumen:
Disusun Oleh
Disetujui Oleh
Paraf &
Inisial Halaman 2 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Paraf &
Inisial Halaman 3 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Dimensi - -
Paraf &
Inisial Halaman 4 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
1. Umumnya, obat yang diberikan dengan rute parenteral dapat menguntungkan karena
dapat memberikan efek terapetik yang cepat dan handal, pemberian obat jangka panjang,
dan dapat langsung menuju ke organ targetnya. (6:1002)
2. Sediaan parenteral cocok untuk obat-obat yang memiliki bioavailabilitas yang buruk atau
yang cepat rusak disaluran cerna. Sediaan parenteeral menawarkan berbagai jenis
pelepasan obat yakni formulasi rapid acting (kerja cepat) umumnya diberikan dengan
injeksi intravena, dan long acting. Selain itu, untuk pasienn yang tidak mampu
mengonsumsi makanan, injeksi parenteral menjadi pilihan yang tepat. (2:106-107)
3. Rute parenteral memiliki penyerapan yang lebih cepat dibandingkan dengan pemberian
secara oral dan berguna untuk mengobati pasien yang tidak kooperatif, tidak sadar atau
tidak mampu untuk menerima obat oral. Penyerapan oleh jalur parenteral tidak hanya
lebih cepat daripada setelah pemberian oral, tetapi kadar obat dalam darah yang
dihasilkan juga jauh lebih bisa diprediksi. (1:167)
4. Sediaan parenteral terbagi menjadi dua macam yakni volume besar dan volume kecil.
Volume kecil biasanya diformulasikan dengan jumlah 0.5-2 mL. Adapun untuk volume
besar biasanya diberikan dengan injeksi infus intravena lambat. Sediaan dengan volume
kecil biasanya diformulasikan dalam bentuk ampul dan vial. Ampul merupakan wadah
dosis tunggal yang tidak dapat disegel ulang dengan jaminan bahwa sterilitas telah
dipertahankan. (1:80,458)
5. Ampul merupakan wadah yang kecil, berbentuk seperti labu, dan merupakan wadah kaca
tertutup, mengandung cairan obat steril, yang dimaksudkan untuk pemberian injeksi,
subkutan, intramuskular, dan intravena (6:949)
6. Obat-obatan yang peka terhadap cahaya dan dimaksudkan untuk penggunaan parenteral,
biasanya dimasukkan dalam ampul dan ditempatkan dalam wadah kotak (15:1035)
1. Salah satu obat diuretik kuat adalah furosemid. Furosemid dapat mereduksi garam, retensi
cairan, pengobatan edema, dan gejalanya. Obat ini tidak berpengaruh terhadap
kontraktilitas jantung sehingga merupakan obat pilihan untuk pasien gagal jantung (4:
217)
2. Pengobatan edeme dengan obat furosemid dapat diberikan dengan injeksi intravena
lambat dengan dosis 20-50 mg. (3:1292)
3. Loop diuretik yakni furosemid digunakan untuk pengobatan edema paru-paru akut.
Paraf &
Inisial Halaman 5 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Peningkatan pesat dalam vena kapasitansi dalam hubungannya dengan cepat natriuresis
mengurangi tekanan pengisian ventrikel kiri dan dengan demikian cepat mengurangi
edema paru. Selain itu, furosemid menjadi obat pilihan untuk pasien yang memiliki fungsi
ginjal yang tidak normal. (14:686,770).
1. Water for injection digunakan untuk sediaan parenteral, dimana digunakan dalam
persiapan dan sterilisasi akhir. Selain itu juga digunakaan untuk melindungi dari
kontaminasi mikroorganisme (12:3537).
2. Water for injection adalah non steril dan digunakan untuk persiapan sediaan parenteral .
Water for injection memiliki spesifikasi yang baik yakni jelas, tidak berbau dan dalam
kisaran pH yang didefinisikan yakni 5-7. (2: 113)
3. Solvent yang paling sering digunakan dalam sediaan parenteral adalah water for injection,
yang tidak harus steril tapi harus bebas pirogen. (6:1006)
1. Selain buffer, Natrium hidroksida maupun asam klorida biasanya digunakan untuk
mencapai pH akhir sediaan yang diinginkan (6:2212).
2. Natrium hidroksida secara luas digunakan dalam formulasi farmasi untuk mengatur pH
larutan serta asam klorida digunakan untuk mengasamkan. (5:683,328)
3. Natrium hidroksida digunakan sebagai agen pengalkali dan asam klorida sebagai agen
pengasam. (1:128)
NaCl (Pengisotonis)
1. Sediaan parenteral dibuat tidak boleh hipotonis, oleh karena itu larutan hipotonis harus
dibuat menjadi isotonis dengan penambahan senyawa yang dapat meningkatkan tekanan
osmotik. Biasanya, natrium klorida digunakan untuk tujuan ini. (Fasttrack : 132)
2. Digunakan natrium klorida sebagai pengisotonis karena dapat mempertahankan membran
pada sel darah merah (Ensiklo : 3774)
3. Natrium klorida secara luas digunakan dalam berbagai parenteral dan formulasi farmasi
nonparenteral, dimana penggunaan utamanya adalah untuk menghasilkan larutan
isotonik. (Excipt : 671)
NaOH (Kosolvent)
1. Digunakan Natrium Hidroksida untuk melarutkan furosemid karena furosemid bebas larut
dalam larutan alkali hidroksida (Martindale : 1292)
2. Natrium hidroksida merupakan bahan tambahan yang tidak memiliki inkompabilitas
terhadap bahan aktif dan bahan tambahan lain yang digunakan dalam formula ini dan
tidak toksis pada konsentrasi yang rendah (Excipient : 683)
3. Pada beberapa foormula, natrium hidroksida digunakan untuk melarutkan bahan aktif
furosemid. (Pharamceutical manufacturing:222)
Paraf &
Inisial Halaman 6 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
1. Gelas tipe 1 umumnya digunakan dalam wadah sediaan steril, sedangkan gelas tipe II dan
III dapat digunakan jika pembawa bukan air atau kontak dengan air sedikit (7:1309)
2. Gelas tipe 1 memiliki kualitas yang tinggi, terdiri dari borosilikat (Silikon dioksida) sehingga
tahan secara kimia maupun dalam kondisi asam dan basa ekstrim 6: 276)
3. Gelas tipe 1 memiliki kualitas yang baik dan digunakan untuk wadah sediaan parenteral.
(American Pharmacy : 230)
4. Digunakan gelas tipe 1 karena tipe gelas yang memiliki kualitas paling baik untuk sediaan
parenteral termasuk vial (8:201)
Spesifikasi 2 Identifikasi
1. Identifikasi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sediaan vial injeksi asam
folatbenar-benar positif mengandung bahan aktif dengan menggunakan metode
spektrofotmetri UV-VIS dengan spesifikasi yakni Perbandingan serapan pada panjang
gelombang maksimum 256 dan 365 nm dalah antara 2,80 dan 3,00. (FI V:146).
Spesifikasi 3 Assay
Spesifikasi 4 Sterilitas
1. Tingkat jaminan sterilitas (SAL) – kemungkinan kontaminasi mikroba. Dengan nilai 10-6
dimana berarti kemungkinan terdapat kontaminasi 1 produk dari 1 juta produk nonsteril
ataupun steril yang diproduksi (9:4).
2. Uji sterilitas dilakukan sebagai salah satu tindakan pengawasan mutu produk yang
dihasilkan, dimana kemungkinan produk yang dihasilkan dengan teknik aseptis yang salah
akan terpapar kontaminasi lingkungan sehingga perlu dilakukan uji sterilitas (10:855).
Paraf &
Inisial Halaman 7 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
1. Partikulat sangat penting dalam filtrasi steril, khususnya Suntikan. The USP 24 (Amerika
Serikat Pharmacopoeia) dan BP (British Pharmacopoeia) mengutip batas spesifik dari
kontaminasi level partikulat untuk ukuran partikel yang ditentukan. Batas-batas ini harus
dijaga dan, oleh karena itu, pelepasan partikulat sterilisasi filter kelas harus memenuhi
persyaratan ini (Ensiklo : 1753)
2. Salah satu syarat utama sediaan (larutan) parenteral adalah bebas dari semua partikel
yakni tidak ada zat terlarut di dalamnya. Seperti kontaminan, termasuk debu dan apapun
yang memungkinkan untuk masuk ke dalam sediaan selama proses pembuatan (1:455-
456).
Spesifikasi 7 Endotoksin
1. Endotoksin bakteri tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan pada sediaan injeksi
karena ditujukan pada pemberian intravena, subkutan, intradermal, intramuskular, dan
intrarektal yang membutuhkan standar yang lebih ketat seperti tonisitas, kemurnian
komponen, dan endotoksin bakteri agar tidak menimbulkan bahaya pada area pemberian
seperti iritasi pada saraf (9:51).
2. Endotosin bakteri pada sediaan injeksi furosemid yakni tidak lebih dari 3,6 unit Endotoksin
per mg furosemide (11:469).
Spesifikasi 10 Ph
1. Dilakukan pengukuran pH untuk mengetahui apakah sediaan vial asam folat telah memiliki
pH yang sesuai dengan persyaratan. Adapun persyaratan pH untuk sediaan asam folat
injeksi adalah 8.0-11 (USP:137).
2. Pengukuran pH penting karena pH berpengaruh terhadap pertahanan kelarutan obat
dalam pembawa selama persiapan sediaan. (Fastrack : 117).
Paraf &
Inisial Halaman 8 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Spesifikasi 12 Viskositas
1. Viskositas sediaan larutan berkisar antara 1 – 100 cps (Dispersi sistem:504).
2. Viskositas merupakan parameter penting dalam evaluasi sediaan parenteral karena
berhubungan dengan pemberiaan obat dimana peningkatan viskositas selama dapat
menyebabkan rasa sakit ditempat suntikan (Fastrack : 117).
7 Toksisitas
-
Dalam pengobatan edema, dosis oral awal adalah 40 mg sekali
sehari-hari, disesuaikan yang diperlukan menurut respon. Kasus
8 Dosis dan pemberian ringan mungkin menanggapi 20 mg sehari-hari atau 40 mg pada
hari alternatif. Beberapa pasien mungkin memerlukan dosis 80 mg
atau lebih setiap hari diberikan sebagai dosis satu atau dua setiap
Paraf &
Inisial Halaman 9 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Paraf &
Inisial Halaman 10 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
9 pH (Dalam Larutan) 8 – 11
10 Koefisien Partisi -
11 Log P -1.1
12 Polimorfisme -
13 Bentuk Kristal -
14 Higroskopisitas -
15 Ukuran Partikel < 50 𝜇m
Nyata -
0,34±0,02 – 0,37±0,03 gm/cm3 (Journal
16 Kerapatan Ruah
Pharmaceutical Science Invention)
0,41±0,01 – 0,45±0,02 gm/cm3 (Journal
Mampat
Pharmaceutical Science Invention)
17 Rumus Bangun
Paraf &
Inisial Halaman 11 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Paraf &
Inisial Halaman 12 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
C. Uraian Stabilitas
1 Gugus Fungsi -
2 Ion Logam -
Paraf &
Inisial Halaman 13 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
1 Nama Water
2 Nama IUPAC Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.
Dalam Air -
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Dapat rusak dengan pelarut polar
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
Air stabil secara kimiawi di semua keadaan fisik (es, cairan, dan
11 Stabilitas
uap).
Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-obatan
12 Inkompatibilitas dan eksipien lainnya yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi
dengan adanya air atau uap air) pada suhu sekitar dan tinggi
Amati tindakan pencegahan normal sesuai dengan keadaan dan
13 Penanganan
jumlah bahan yang ditangani.
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup rapat
16 Konsentrasi -
Paraf &
Inisial Halaman 14 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Dalam Air
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
Benzil alkohol mengoksidasi perlahan di udara untuk benzaldehida
dan asam benzoat; itu tidak bereaksi dengan air. Larutan dapat
disterilisasi oleh filtrasi atau autoclaving; beberapa solusi dapat
menghasilkan benzaldehida selama autoclaving. Benzil alkohol
11 Stabilitas dapat disimpan dalam kontainer logam atau kaca. Wadah plastik
tidak boleh digunakan; pengecualian ini meliputi wadah
polypropylene atau kapal dilapisi dengan inert fluorinated polimer
seperti Teflon. Benzil alkohol harus disimpan dalam wadah kedap
udara,dilindungi dari cahaya, di tempat yang sejuk, kering tempat.
Benzil alkohol tidak sesuai dengan oksidator dan kuat asam. Itu
juga dapat mempercepat autoksidasi lemak. Meskipun aktivitas
antimikroba berkurang di hadapan surfaktan nonionik, seperti
polisorbat 80, pengurangannya kurang dibandingkan halnya
dengan ester hidroksibenzoat atau kuartener . Senyawa
ammonium. Benzil alkohol tidak sesuai dengan metilselulosa dan
hanya perlahan diserap oleh penutupan terdiri dari karet alam,
neoprene, dan penutupan karet butil, ketahanan yang dapat
12 Inkompatibilitas
ditingkatkan dengan melapisi dengan polimer terfluorinasi.
Namun, 2% v / v larutan berair dalam wadah polietilen, disimpan
pada 208C, dapat kehilangan hingga 15% dari kandungan alkohol
benzil dalam 13 minggu. Kerugian untuk polivinil klorida dan
wadah polypropylene di bawah yang serupa kondisi biasanya
dapat diabaikan. Benzil alkohol dapat merusak polystyrene
syringes dengan mengekstraksi beberapa komponen yang dapat
larut
Amati kewaspadaan normal yang sesuai dengan keadaan dan
jumlah material yang ditangani. Benzil alkohol (cair dan uap)
adalah mengiritasi kulit, mata, dan selaput lendir. Perlindungan
13 Penanganan
mata, sarung tangan, dan pakaian pelindung dianjurkan. Benzil
alkohol harus ditangani dalam lingkungan yang berventilasi baik;
sebuah selfcontained Alat bantu pernafasan dianjurkan di daerah-
Paraf &
Inisial Halaman 15 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
14 Toksisitas -
Benzil alkohol harus disimpan dalam wadah kedap udara,
15 Saran Penyimpanan
terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
16 Konsentrasi Sampai 2.0 %
Rasa -
13 Penanganan -
LD50 (mouse, IP): 0.04 g/kg
14 Toksisitas
LD50 (rabbit, oral): 0.5 g/kg
15 Saran Penyimpanan Dalam wadah kedap udara, non logam, ditempat sejuk dan kering
16 Konsentrasi q.s
Paraf &
Inisial Halaman 16 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Bentuk Cairan
Warna Tidak berwarna
5 Pemerian
Bau Tajam
Rasa -
6 Titik Lebur
E. Polysorbate 80 (5:583)
1 Nama Polysorbate 80
Paraf &
Inisial Halaman 17 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Bentuk Cairan
6 Titik Lebur
Dalam Air Larut dalam air
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Larut dalam etanol
8 pKa -
6.0–8.0 for a 5% w/v aqueous
9 pH (Dalam Larutan)
solution.
10 Higroskopisitas -
Polysorbates stabil untuk elektrolit dan lemah asam dan dasar;
bertahap saponifikasi terjadi dengan asam kuat dan basis. Ester
asam oleat sensitif terhadap oksidasi. Polysorbates higroskopis
11 Stabilitas dan harus diperiksa untuk Air isi sebelum digunakan dan kering
jika perlu. Juga, di umum dengan surfaktan polyoxyethylene lain,
berkepanjangan. Penyimpanan dapat menyebabkan pembentukan
peroksida.
Perubahan warna dan/atau curah hujan terjadi dengan berbagai
zat,
12 Inkompatibilitas terutama fenol, tanin, tars, dan bahan-bahan tarlike.
Aktivitas antimikroba paraben pengawet berkurang
depan polysorbates
13 Penanganan -
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat
16 Konsentrasi 1-10 %
Paraf &
Inisial Halaman 18 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
C. Sterilisasi
ID Alat/
No. Nama Alat/Bahan Metode Sterilisasi Ref.
Bahan
1 - Masker Steam under pressure Fastrack:127
2 - Hair cover Steam under pressure Fastrack:127
3 - Lap kasar Steam under pressure Fastrack:127
4 - Lap halus Steam under pressure Fastrack:127
5 - Sendok tanduk besi Dry-heat Scoville:404
6 AP-CP-00-00 Cawan porselen Dry-heat Scoville:404
7 - Kertas perkamen Dry-heat Scoville:404
8 AG-PV-00-00 Pipet tetes Dry-heat Scoville:404
Paraf &
Inisial Halaman 19 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Paraf &
Inisial Halaman 20 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
No. Rincian
Kemasan Primer (No. Rancangan: 17BKP.A1.001-XXXXX)
Jenis :
1 Bahan :
Ketebalan :
Dimensi :
Bobot : per luas area
Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 17BKS.A1.001-XXXXX)
Jenis :
2 Bahan :
Dimensi :
Volume :
Bobot : per luas area
Leaflet (No. Rancangan: 17LFT.A1.001-XXXXX)
Jenis :
3 Bahan :
Ketebalan :
Dimensi :
Bobot : per luas area
Label (No. Rancangan: 17LBL.A1.001-XXXXX)
4 Jenis :
Bahan :
Dimensi :
Paraf &
Inisial Halaman 21 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Paraf &
Inisial Halaman 22 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
C. Perhitungan Bahan
D. Bill of Material
Besar Bets = …. gram
Item Per Butir Per Bets
Nama Bahan Fungsi
No Jumlah UoM Jumlah UoM
Paraf &
Inisial Halaman 23 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Tahap D Pencampuran
Tahap E Filtrasi
Paraf &
Inisial Halaman 24 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Paraf &
Inisial Halaman 25 dari 26
Furopil® Ampul, 10 mg/ml, 19DRP.AM.A2-16021
Bagian 13 Referensi
1. Ansel, Howard, C. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System 9th Edition. The
Point: Cina. 2005.
2. David, Jones. Fasstrack: Pharmaceutics Dosage Form and Design. Pharmaceutical Press
London. Chicago. 2008.
3. C. Sweetman dkk. Martindale : The Complate Drug refence. London: Royal Pharmaceutycal
Socity og gread britain. 2009.
4. Katzung, Bertram G. Basic and Clinical Pharmacology 10th Edition. University of California,
San Francisco. 2006.
5. Rowe, Raymond C. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London:
Pharmaceutical Press. 2009.
6. James, Swarbick. Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology 3rd Edition. Informa
Healthcare USA, Inc: USA. 2007.
7. Lachman, Leon, dkk. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia. 2008.
8. Jenkins, G. L., & Scoville, W. L. Scoville's the Art of Compounding. Blakiston. 1957.
9. Akers, Michael J. Sterile Drug Products : Formulation, Packaging, Manufacturing, and
Quality. Drugs and The Pharmaceutical Science. 2010.
10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta. 1995.
11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi V, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta. 2014.
12. Convention, U.S.P., USP 32 NF 32 : United States Pharmacopeia and National Formulary,
Vol.2, United States Pharmacopeial Convention, Rockville.2009.
13. Gibson, Mark. Pharmaceutical Preformulation and Formulation. United Stated Of
America. 2001.
14. Brunton, Laurence. Goodman & Gilman’s : The Pharmacological Basic of Therapeutics.
15. Abate, M. and Abel, S. K., Remington: The Science and Practice of Pharmacy 21st Edition.
Lippincott Williams and Wilkins, 772, University of The Sciences. Philadelphia. 2006.
16. Abate, M. and Abel, S. K., Remington: The Science and Practice of Pharmacy 21st Edition.
Lippincott Williams and Wilkins, 772, University of The Sciences. Philadelphia. 2006.
17. Levent, Dirikolu, dkk. Detection, Quantification, and Pharmacokinetics of Furosemide and
Its Effect on Urinary Specifict Graviti Following IV Administration to Horses. Journal
Veterinary Therapeutics. Vol.4 No.4 Winter. 2003.
18. Bolton, S., dan Bon, c. Pharmaceutical Dosage Form: Dysperse System. CRC Pres: Boca
Raton. 2010.
Paraf &
Inisial Halaman 26 dari 26