Laporan Praktikum Fotogrametri Pandangan Stereoskopis
Laporan Praktikum Fotogrametri Pandangan Stereoskopis
Laporan Praktikum Fotogrametri Pandangan Stereoskopis
FOTOGRAMETRI
Disusun Oleh :
Nama : Lailaturrohmah
NIM : 18/426179/SV/15321
PROGRAM DIPLOMA
TEKNIK GEOMATIKA
SEKOLAH VOKASI
II. TUJUAN
1. Dapat mengenali bagian dan fungsi stereoskop cermin
2. Melatih pandangan paralaks stereoskopis terhadap stereogram logo, stereogram bergambar ring
basket, stereogram moessner I, stereogram moessner II dan foto udara analog kawasan UGM
3. Melakukan identifikasi hasil pandangan stereoskopis dengan evaluasi floating mark dan
pengukuran jarak basis udara
Penginderaan jauh sistem foto udara memanfaatkan teknik stereoskopis ini untuk
mendapatkan informasi turunan dari serangkaian data foto udara seperti ketinggian, jarak, volume
dan lain-lain. Untuk menghasilkan pandangan stereoskopis ini, digunakan alat pengamatan yang
mampu menghasilkan pandangan stereoskopis pada foto udara bertampalan yaitu stereoskop.
Melalui stereoskop ini, obyek-obyek yang terdapat pada area tampalan foto akan nampak seperti
gambar tiga dimensi yang dapat diukur ketinggian atau kedalaman obyek tersebut.
Pandangan tiga dimensi dari hasil pengamatan stereoskopis ini muncul dalam otak sebagai
akibat adanya perpaduan dua gambar dengan sudut pandang yang berbeda. Masing-masing mata
pengamat (observer) akan mendapatkan informasi dari gambar yang berada dibawahnya. Informasi
dari kedua gambar tersebut diterima oleh otak manusia dan diterjemahkan sebagai gambar yang tiga
dimensi. Serangkaian foto udara akan nampak menjadi tampilan tiga dimensi dalam proses
pengamatan stereoskopis jika :
Selain dari syarat dari foto udara tersebut diatas, kemampuan dari setiap orang dalam
menghasilkan efek tiga dimensional juga sangat bervariasi. Tidak setiap pengamat memiliki
kemampuan yang sama dalam menghasilkan sebuah gambaran tiga dimensional pada serangkaian
foto udara yang sama. Berberapa faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat kemampuan fokus
pandang, dan lain-lain adalah sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang menghasilkan
gambaran tiga dimensional. Pertambahan usia seorang pengamat juga memungkinkan perubahan
kemampuan pengamat tersebut dalam menghasilkan pandangan tiga dimensional. Dengan demikian
seorang ahli fotogrametris yang bekerja dengan gambaran stereoskopis juga memiliki kemungkinan
mengalami kesulitan pembentukan gambaran tiga dimensi pada masa tertentu.
B. Jenis-jenis Stereoskop
a) Stereoskop Cermin
Stereoskop yang digunakan untuk melihat foto yang bertampalan yang berukuran
lebih besar daripada stereoskop saku. Bagian – bagian dari stereoskop ini meliputi lensa
cembung, sepasang prisma/cermin, cermin perak, tiang penyangga, lensa binokuler.
Kelebihan dari stereoskop ini adalah dapat melakukan perbesaran dengan penambahan lensa
binokuler, daerah yang diamati lebih luas daripada stereoskop saku, dan dapat
menampakkan satu lembar foto udara secara penuh. Kekurangan stereoskop ini adalah
ukurannya yang besar sehingga tidak praktis, harga relatif mahal, jika ditambahkan dengan
binokuler maka akan memperkecil daerah yang diamati.
Stereoskop yang berukuran kecil , stereoskop ini terdiri dari lensa convex yang
sederhana, dan mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar. Bagian – bagian dari
stereoskop ini meliputi lensa cembung dan tiang penyangga. Kelebihan stereoskop ini adalah
harganya yang murah, praktis dapat dibawa kemana – mana, faktor perbesarannya cukup
besar. Kekurangan dari stereoskop ini adalah daerah yang bisa diamati sangat terbatas.
Stereoskop ini kurang lebih sama penggunaannya dengan stereoskop cermin tetapi
dengan kelebihan dan kekurangan masing – masing. Kelebihannya adalah stereoskop ini
dapat digunakan langsung oleh 2 orang secara bersamaan, selain itu memiliki perbesaran
hingga 3 – 6 kali. Kekurangannya adalah kurang praktis jika dibawa ke lapangan.
e) Interpretoskop
Stereoskop yang secara umum sama dengan stereoskop cermin. Hanya saja
stereoskop ini lensa pengamatannya dapat diputar – putar untuk dapat mengamati atau
menyiam seluruh daerah pertampalan sehingga tidak memerlukan penggeseran stereoskop
maupun penggeseran foto stereonya. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dilengkapi dengan
binokuler dan batang paralaks atau stereometer. Kekurangan stereoskop, selain harga yang
mahal dan perawatan yang rumit, juga kurang praktis jira dibawa ke lapangan.
h) Zoom Stereoscope
Yaitu stereoskop yang lensanya dapat diganti – ganti untuk pembesaran yang
berbeda – beda. Lensa yang pembesarannya terkecil yaitu dengan pembesaran dua setengah
ingá sepuluh kali. Pembesaran diatasnya yaitu lima ingá duapuluh kali. Pembesaran yang
terbesar hádala seratus kali (Lillesand dan Kiefer. 1979; LaPrade. 1980; dikutip dari
Soetanto. 1986). Disamping pembesarannya yang sangat besar, keunggulan lain darizoom
stereoscope adalah pasangan foto stereo yang dapat diputar – putar. Citra yang dapat diamati
dengan alat ini adalah transparansi berupa positif maupun negatif, dan citra yang dicetak
pada kertas tak tembus cahaya.
C. Bagian dan Fungsi Stereoskop
Stereokop cermin merupakan jenis baku yang banyak digunakan dalam interpretasi citra.
Bagian – bagian dari stereoskop ini meliputi lensa cembung, sepasang prisma/cermin, cermin
perak, tiang penyangga, lensa binokuler.
1. Binokuler :
Stereoskop cermin ini dilengkapi dengan binokuler dan batang paralaks atau
stereometer. Binokuler digunakan untuk pengamatan foto udara dengan perujudan yang
diperbesar, baik skala tegak maupun skala mendatarnya.
2. Lensa Cembung :
Untuk menentukan dan menghasilkan suatu bayangan objektif serta memperbesar
benda yang diamati.
3. Sepasang prisma/cermin :
Komponen pemantul dengan memanfaatkan pemantulan sempurna, membelokkan
cahaya yang masuk. Stereoskop cermin menggunakan paduan prisma dan cermin untuk
memisahkan garis pengliatan dai tiap mata pengamat.
4. Cermin Perak :
Menangkap Bayangan dari Objek Foto. Setereoskop cermin mempunyai jarak antara dua
sayap cermin yang jauh lebih besar dari pada jarak pengamatan, sehingga pasangan foto
udara yang berukuran 240 mm dapat diletakan untuk di amati tanpa saling menutupi.
5. Tiang Penyangga :
Sebagai Alat Berdirinya Stereoskop
IV. ALAT & BAHAN
- Stereoskop ( 1 perangkat )
- Stereogram Moessner I & II ( masing-masing 2 )
- Stereogarm gambar ring basket ( 2 buah )
- Stereogram logo ( 2 buah )
- Foto udara analog kawasan UGM ( 2 buah )
- Kertas ( secukupnya )
- Alat tulis ( secukupnya )
V. LANGKAH KERJA
a. Pengamatan Moessner I dan II
- Keluarkan stereoskop dari wadah tertutup
- Tata stereoskop sedemikian hingga terlihat seperti gambar ;
C - 0
D - 0
C B-7 1
D - 0