Raperda BWP Pakis 24 April 2017
Raperda BWP Pakis 24 April 2017
Raperda BWP Pakis 24 April 2017
KABUPATEN MALANG
TENTANG
RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN
PERATURAN ZONASI
BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN PAKIS
TAHUN 2016-2036
1
BUPATI MALANG
PROVINSI JAWA TIMUR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR ...... TAHUN........
TENTANG
Nomor 4/E);
96. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Perizinan Usaha Pariwisata
(Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2003
Nomor 11/C);
97. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Malang (Lembaran Daerah Kabupaten
Malang Tahun 2010 Nomor 2/E);
98. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun
2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2010 Nomor 3/E);
99. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun
2011 tentang Cagar Budaya (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2011 Nomor 2/E);
100. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun
2012 tentang Perlindungan dan Pemberdayan Pasar
Tradisional Serta Penataan dan Pengendalian Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2012 Nomor 2/E);
101. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 8 Tahun
2012 tentang Pengendalian Menara Telekomunikasi
(Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2012
Nomor 4/E);
102. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 10
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Daerah Kabupaten Malang Tahun 2012 Nomor 5/E);
103. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 15
Tahun 2013 tentang Penataan dan Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima (Lembaran Daerah Kabupaten
Malang Tahun 2013 Nomor 5/D);dan
104. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun
2015 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2015 Nomor 6 Seri D).
15
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL
TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI BAGIAN
WILAYAH PERKOTAAN PAKIS TAHUN 2016-2036.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Malang.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Malang.
3. Bupati adalah Bupati Malang.
4. Kecamatan adalah atau sebutan lain adalah
wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah
kabupaten/kota
5. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Malang sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
16
BAB II
KEDUDUKAN,FUNGSI DAN MANFAAT
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 2
Kedudukan RDTR dan PZ yaitu sebagai pedoman bagi:
a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah(RPJMD), penyusunan rencana
teknis ruang Kota, rencanapembangunan sektoral,
dan/atau program pengembanganwilayah/kawasan;
b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruangKota;
c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan
keseimbanganantar sectordan antar pemangku
kepentingan;
d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
dan
e. penataan ruang kawasan strategis kabupaten.
Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 3
RDTR dan PZ berfungsi sebagai:
a. penyelaras kebijakan penataan ruang wilayah kota
pada setiap BWP;
b. acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Daerah dan Masyarakat untuk
mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun
program pembangunan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang kota;
c. acuan bagi pengendalian pemanfaatan ruang;
d. pedoman untuk memberikan perizinan
pemanfaatan ruang kota;
e. acuan dalam penyusunan RTBL.
32
Bagian Ketiga
Manfaat
Pasal 4
Manfaat RDTR dan PZ sebagai:
a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai
kesamaan fungsi dan lingkungan permukiman
dengan karakteristik tertentu;
b. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian
dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik
kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan/atau
masyarakat;
c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk
setiap bagian wilayah sesuai dengan fungsinya di
dalam struktur ruang kabupaten/kota secara
keseluruhan; dan
d. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang
diprioritaskan untuk disusun program
pengembangan kawasan dan pengendalian
pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atau
Sub BWP.
BAB III
Asas, Sasaran dan Ruang Lingkup
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 5
Asas yang digunakan dalam penyusunan RDTR dan
PZ BWP Pakis meliputi :
a. Asas Keterpaduan;
b. Asas Keserasian, Keselarasan dan Keseimbangan;
c. Asas Keberlanjutan;
33
Bagian Kedua
Sasaran
Pasal 6
Sasaran RDTR BWP Pakis adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan keselarasan, keserasian,
keseimbangan antar lingkungan permukiman
dalam Kawasan BWP Pakis;
b. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan
antar kawasan maupun dalam Kawasan BWP
Pakis:
c. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis
dan fungsional kabupaten, yang dilakukan
pemerintah, masyarakat dan swasta;
d. Terwujud investasi masyarakat di dalam BWP
Pakis; dan
e. Terkoordinasi pembangunan kawasan antara
pemerintah, masyarakat dan swasta.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 7
(1) Luas wilayah Bagian Wilayah Perkotaan (BWP)
Pakis 4.139,84 (empat ribu seratus tiga puluh
sembilan koma delapan empat) hektar.
(2) Batas-batas administrasi BWP Pakis meliputi :
a. Sebelah Barat : Kecamatan Blimbing
dan Kecamatan Kedungkandang
34
BAB IV
TUJUAN, PRINSIP, KEBIJAKAN DAN
STRATEGI PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 8
(1) Tujuan penataan ruang BWP Pakis adalah
mewujudkan BWP Pakis sebagai wilayah yang
mampu menampung perkembangan Kota Malang
dan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui
pengembangan zona perdagangan dan jasa,
industri, pariwisata, perumahan dan mewujudkan
koridor Jalan Raya Pakis-Kota Malang sebagai
pintu gerbang Kabupaten yang teratur, indah dan
berkelanjutan.
(2) Prinsip penataan ruang BWP Pakis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. Terwujudnya pemanfaatan ruang yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta
berlandaskan kepada iklim investasi Kabupaten
Malang secara umum dan Kecamatan Pakis
secara khusus;
b. Tertatanya zona perdagangan dan jasa
dilengkapi ruang parkir, jalur pejalan kaki, RTH
dan prasarana lingkungan yang memadai;
c. Tertatanya beberapa akses alternatif yang
menghubungkan BWP Pakis dengan Kota
Malang, akses menuju Bandara Abdulrachman
Saleh, akses menuju Kecamatan Jabung sebagai
rencana lokasi kawasan industri, dan akses
36
Bagian Kedua
Kebijakan dan Strategi
Pasal 9
(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang BWP
Pakis sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat
(1), ditetapkan kebijakan penataan ruang.
37
Pasal 10
Strategi penataan ruang untuk mewujudkan
kebijakan penataan ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal9 ayat (2), meliputi :
(1) Strategi penataan ruang dalam menata koridor
akses utama yang menghubungkan BWP Pakis
dengan Kota Malang, Rencana zona industri
jabung dan akses menuju Koridor Jalan Tol
Pandaan-Malang sebagai koridor perdagangan dan
jasa yang teratur, rapi, indah dan nyaman,
meliputi:
a. Penempatan lahan parkir diluar ruang milik
jalan zona perdagangan;
b. Pengaturan penempatan rambu, papan reklame,
pedagang kaki lima, dan penerangan jalan yang
rapi dan teratur;
c. Menyediakan jalur hijau jalan dan jalur pejalan
kaki yang nyaman;
38
BAB V
RENCANA POLA RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 11
(1) BWPPakis dibagi menjadi 3 (tiga) Sub BWP,
meliputi :
a. Sub BWP I terdiri dari 4 (empat) blok;
b. Sub BWP II terdiri dari 7 (tujuh) blok; dan
c. Sub BWP III terdiri dari 6 (enam) blok.
(2) Penataan ruang BWP Pakis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Sub BWP I yang merupakan bagian dari BWP
Pakis yaitusebagian Desa Pakisjajar dan
sebagian Desa Pakis Kembar dengan luas
wilayah 812,64 (delapan ratus dua belas koma
enam empat) hektar berfungsi sebagai
pertanian, Perumahan kepadatan rendah dan
sedang, perdagangan dan jasa, perkantoran,
perumahan, industri,transportasi, pendidikan,
RTH;
b. Sub BWP II yang merupakan bagian dari BWP
Pakis yaitusebagian Desa Saptorenggo, sebagian
Desa Bunut Wetan, sebagian Desa Asrikaton,
sebagian Desa Ampeldento, dan sebagian Desa
Sekarpuro dengan luas wilayah 1.775,27 (seribu
tujuh ratus tujuh puluh lima koma dua tujuh)
hektar berfungsi sebagai pertanian, perumahan,
perdagagan dan jasa, industri, pendidikan,
kesehatan, transportasi, dan RTH; dan
c. Sub BWP III yang merupakan bagian dari BWP
Pakis yaitumeliputi sebagian Desa Mangliawan,
sebagian Desa Ampeldento, sebagian Desa
Sekarpuro, sebagian Desa Asrikaton, sebagian
Desa Saptorenggo, sebagian Desa Tirtomoyo,
42
Bagian Kedua
Zona Lindung
Paragraf 1
Zona Perlindungan Setempat
Pasal 12
(1) Zona perlindungan setempat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal11, ayat (3) huruf a.Butir1)
meliputi:
a. Sub zona sempadan sungai (PS-2);dan
b. Sub zona perlindungan sekitar mata air (PS-3).
(2) Rencana subzona sempadan sungai (PS-2) tak
bertanggul di dalam perkotaan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a terdiri dari:
a. Paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari
tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai
kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter;
b. Paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari
tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih
dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh)
meter;dan
c. Paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari
tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih
dari 20 (dua puluh) meter.
(3) Rencana subzona sempadan sungai bertanggul di
dalam perkotaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a ditetapkan paling sedikit berjarak
3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang
alur sungai;
(4) Sub zona sempadan sungai BWP Pakis berada
disepanjang alur Kalisari di Sub BWP I Blok I-A
Desa Pakisjajar, Blok I-B Desa Pakisjajar, Blok I-B
Desa Pakiskembar, Blok I-C Desa Pakiskembar,
44
Paragraf 2
Zona Ruang Terbuka Hijau
Pasal 13
(1) Zona RTH sebagaimana dimaksud dalam Pasal11
ayat (3) huruf a. butir 2) meliputi :
a. Sub zona RTH pekarangan;
b. Sub zona RTH tamandan hutan kota(RTH-1);
c. Sub zona RTH jalur hijau jalandan median jalan
(RTH-2); dan
d. Sub zona RTH fungsi tertentu (RTH-3).
(2) Rencana sub zona RTH pekarangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan RTH
yang dikelola secara pribadi, yang meliputi :
a. Sub zona RTH pekarangan rumah di setiap Sub
BWP Pakis dengan minimal luas 10% dari luas
persil;
b. Sub zona RTH pekarangan perkantoran di setiap
Sub BWP Pakis dengan luas minimal 10% dari
luas persil;
c. Sub zona RTH pekarangan perdagangan dan
jasa di setiap Sub BWP Pakis dengan luas
minimal 10% dari luas persil;dan
d. Sub zona RTH pekarangan sarana pelayanan
umum di setiap Sub BWP Pakis dengan luas
minimal 10% dari luas persil.
(3) Sub zona RTH taman dan hutan kota (RTH-1)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
bseluas 106,30 (seratus enam koma tiga nol)
hektarmeliputi:
46
Paragraf 3
Zona Cagar Budaya
Pasal 14
(1) Rencana zona cagar budaya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf a. butir
3)yaitu berupa arca di dalam Wisata alam
Pemandian Wendit di Sub BWP III Blok III-A Desa
Mangliawan.
(2) Rencana zona cagar budaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. meningkatkan pelestarian situs dan artifak lain
yang merupakan peninggalan sejarah;
b. pembatasan bangunan di sekitarnya melalui ,
pembatasan ketinggian, dan menjadikan
bangunan cagar budaya tetap terlihat dari
berbagai sudut pandang;
49
Paragraf 4
Zona Rawan Bencana
Pasal 15
(1) Zona rawan bencana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf a butir 4) adalah
zona rawan bencana alam, meliputi :
a. Sub zona rawan bencana banjir (RB-1); dan
b. Sub zona rawan bencana kebakaran (RB-2).
(2) Sub zona rawan bencana banjir (RB-1)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdapat di Jalan Raya Mangliawan, pertigaan
Jalan Tirtomoyo – Mangliawan, sekitar Perumahan
Sawojajar II, Desa Mangliawan, dan Sekarpuro,
Ruas Jalan lokal dari sekitar Balai Desa
Saptorenggo sampai perumahan Saptoraya, Jalan
Tegal Mapan Desa Pakisjajardan Jalan Raya
Pakiskembar.
(3) Sub zona rawan bencana kebakaran (RB-2)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi permukiman kepadatan tinggi di
sepanjang Jalan Raya Mangliawan – Jalan Raya
Pakiskembar, zona Industri di Sub BWP I Blok I-A
Desa Pakisjajar, Blok I-C Desa Saptorengo, Blok I-
D Desa Pakiskembar, Sub BWP II Blok II-C, Blok
II-D, Blok II-E Desa Asrikaton, Blok II-F Desa
Bunutwetan, dan Sub BWP III Blok III-A Desa
Mangliawan, Blok III-C Desa Saptorenggo, dan
Blok III-D Desa Tirtomoyo.
50
Paragraf 5
Zona Lindung Lainnya
Pasal 16
Zona lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (3) huruf a. butir 5) yaitu sempadan
irigasi meliputi saluran irigasi di Sub BWP I Blok I-A
Desa Pakisjajar, Blok I-C Desa Pakiskembar, Sub BWP
II Blok II-C Desa Saptorenggo, Blok II-B Desa
Saptorenggo, Blok II-E Desa Asrikaton dan Desa
Saptorenggo, Blok II-F Desa Wunutwetan dan Desa
Pakiskembar, Blok II-G Desa Ampeldento dan Desa
Sekarpuro, dan Sub BWP III Blok III-A Desa
Mangliawan dan Desa Sekarpuro, Blok III-B Desa
Ampeldento, Desa Asrikaton, Desa Mangliawan, Desa
Saptorenggo, dan Desa Sekarpuro seluas2,78 (dua
koma tujuh delapan) hektar.
51
Bagian Ketiga
Zona Budidaya
Paragraf 1
Zona Perumahan
Pasal 17
(1) Rencana zona perumahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal11 ayat (3) huruf b butir 1) meliputi :
a. Sub zona perumahan kepadatan tinggi (R-2);
b. Sub zona perumahan kepadatan sedang (R-
3);dan
c. Sub zona perumahan kepadatan rendah(R-4).
(2) Rencana sub zona rumah kepadatan tinggi(R-2)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
seluas 79,76 (tujuh puluh sembilan koma tujuh
enam) hektar, meliputi :
a. Sub zona perumahan kepadatan tinggi yang
sudah ada terdapat di setiap Sub BWP;
b. Rencana pengembangan sub zona perumahan
kepadatan tinggi melalui infiltrasi meliputi Sub
BWP I Blok I-C Desa Pakiskembar, Sub BWP II
Blok II-F Desa Pakiskembar dan Desa
Bunutwetan.
(3) Rencana sub zona rumah kepadatan sedang (R-
3)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
bseluas 1.133,70 (seribu seratus tiga puluh tiga
koma tujuh nol) hektar, meliputi :
a. Sub zona rumah kepadatan sedang yang sudah
ada terdapat di tiap Sub BWP I Blok I-A, Blok
Desa Pakisjajar, Blok I-B Desa Pakisjajar dan
Desa Pakirkembar, Blok I-C Desa Pakiskembar,
Blok I-D Desa Pakiskembar, Sub BWP II Blok II-
B Desa Asrikaton, Blok II-C Desa Asrikaton,
Blok II-D Desa Asrikaton dan Desa Bunutwetan,
Blok II-E Desa Asrikaton, Blok II-F Desa
52
Paragraf 2
Zona Perdagangan dan Jasa
Pasal 18
(1) Zona perdagangan dan jasa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal11 ayat (3) huruf b. butir 2)
meliputi :
a. Sub Zona Perdagangan dan Jasa bentuk tunggal
(K-1); dan
b. Sub Zona Perdagangan dan Jasa bentuk deret
(K-3).
(2) Sub zona perdagangan dan jasa bentuk tunggal (K-
1) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf
aseluas 2,16 (dua koma satu enam) hektar
meliputi:
a. Revitalisasi Pasar Pakis dikembangkan di Sub
BWP I Blok I-ADesaPakisjajar;
b. Pengembangan Pasar Sekarpuro dikembangkan
di Sub BWP III Blok III-B DesaSekarpuro Jalan
Raya Sekarpuro;
c. Pengembangan Pasar Semar Wendit
dikembangkan di Sub BWP III Blok III-D
54
Paragraf 3
Zona Perkantoran
Pasal 19
(1) Rencana zona perkantoran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal11 ayat (3) huruf b. butir 3) meliputi:
a. Sub zona perkantoran pemerintah (KT-1) dan
b. Sub zona perkantoran non pemerintah (KT-2).
(2) Rencana sub zona perkantoran pemerintah (KT-
1)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
seluas 1,8 (satu koma delapan) hektar meliputi :
a. Sub zona perkantoran pemerintah yang sudah
ada terdapat di Sub BWP I Blok I-A Desa
Pakisjajar, Blok I-B Desa Pakiskembar, Blok I-C
Desa Pakiskembar, Sub BWP II Blok II-D Desa
Asrikaton, Blok II-F Desa Bunutwetan, Sub BWP
III Blok III A Desa Mangliawan, Blok III-C Desa
Saptorenggo, Blok III-D Desa Mangliawan dan
Desa Tirtomoyo, Blok III-F Desa Tirtomoyo;
b. Sub zona perkantoran pemerintah berupa
kegiatan kantor Kecamatan Pakis di Sub BWP I
Blok I-A Desa Pakisjajar; dan
c. Sub zona perkantoran pemerintah yang sudah
ada dipertahankan keberadaannya.
(3) Rencana sub zona perkantoran non pemerintah
(KT-2)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
seluas 0,71 (nol koma tujuh satu) hektar meliputi :
56
Paragraf 4
Zona Industri
Pasal 20
(1) Zona industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 ayat (3) huruf b. butir 4)meliputi :
a. Sub zona industri kecil (I-3);dan
b. Sub zona aneka industri (I-4).
(2) Sub zona industri kecil sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a. Yang sudah ada berupa
kerajinan antara lain kerajinan bordir Desa
Pakisjajar, kerajinan meubel kayu di Desa
Saptorenggo, industri kerupuk di Jalan Abdul
Manan di Desa Pakiskembar.
(3) Sub zona aneka industri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b. yang sudah ada berada
diSub BWP I Blok I-A Desa Pakisjajar, Blok I-C
Desa Saptorengo, Blok I-D Desa Pakiskembar, Sub
BWP II Blok II-C, Blok II-D, Blok II-E Desa
Asrikaton, Blok II-F Desa Bunutwetan, dan Sub
BWP III Blok III-A Desa Mangliawan, Blok III-C
Desa Saptorenggo, dan Blok III-D Desa Tirtomoyo
seluas 119,73 (seratus sembilan belas koma tujuh
tiga) hektar.
(4) Penataan zona industri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b meliputi :
a. Pengembangan kawasan RTH minimal 10 %dari
luas zona berupa RTH pekarangan dan jalur
hijau di sepanjang jalan lingkungan industri;
b. Pengembangan sarana dan prasarana
penunjang kegiatan berupa pergudangan; dan
57
Paragraf 5
Zona Sarana Pelayanan Umum
Pasal 21
(1) Rencana zona sarana pelayanan umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal11 ayat (3)
huruf b. butir 5) meliputi:
a. Sub zona pendidikan (SPU-1);
b. Sub zona transportasi (SPU-2);
c. Sub zona kesehatan (SPU-3);
d. Sub zona olahraga(SPU-4);
e. Sub zona sosial budaya (SPU-5); dan
f. Sub zona sarana pelayanan umum peribadatan
(SPU-6).
(2) Rencana sub zona pendidikan (SPU-1)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
seluas 9,6 (sembilan koma enam) hektar meliputi:
a. Sub zona pendidikan berupa kegiatan taman
kanak-kanak dan sekolah dasar, meliputi :
1) Taman kanak-kanak dan sekolah dasar yang
sudah ada di Sub BWP I Blok I-A Desa
Pakisjajar, Blok I-B Desa Pakisjajar, Blok I-C
Desa Pakiskembar, Blok I-D Desa
Pakiskembar Sub BWP II Blok II-A Desa
Bunutwetan,Blok II-B Desa Saptorenggo, Blok
II-C Desa Asrikaton,Blok II-D Desa Asrikaton,
Blok II-E Desa Asrikaton, Blok II-F Desa
Pakiskembar dan Bunutwetan, Blok II-G Desa
Ampeldento, Sub BWP III Blok III-A Desa
Mangliawan, Blok III-B Desa Ampeldento,Blok
III-C Desa Asrikaton, Blok III-D Desa
Mangliawan,Blok III-E Desa Tirtomoyo dan
Saptorenggo,Blok III-F Desa Tirtomoyo; dan
58
Paragraf 6
Zona Peruntukan Lainnya
Pasal 22
(1) Rencana zona peruntukan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal11 ayat (3) huruf b. butir 6)
meliputi :
a. Sub zonapertanian (PL-1); dan
b. Sub zonapariwisata (PL-3).
(2) Sub zona pertanian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf aseluas 763,72 (tujuh ratus enam
puluh tiga koma tujuhdua) hektar meliputi Sub
zonapertaniandi Sub BWP I Blok I-ADesa
Pakiskembar, Desa PakisjajarDesa Bunutwetan,
Blok I-B Desa Pakisjajar dan Pakiskembar, Blok I-
C Desa Pakiskembar, Blok I-D Desa Pakiskembar,
Sub BWP II Blok II-A Desa Pakisjajar dan Desa
Bunutwetan, Blok II-C Desa Bunutwetan dan Desa
Asrikaton, Blok II-D Desa Asrikaton, Blok II-E
Desa Saptorenggo dan Desa Asrikaton, Blok II-F
Desa Pakiskembar, Desa Ampeldento dan Desa
Bunutwetan, Blok II-G Desa Sekarpuro dan Desa
Ampeldento, Sub BWP III Blok III-A Desa
Mangliawan dan Desa Sekarpuro, Blok III-B Desa
62
Paragraf 7
Zona Peruntukan Khusus
Pasal 23
(1) Rencana zona peruntukan khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal11 ayat (3) huruf b. butir 7) meliputi :
a. Sub zonapertahanan dan keamanan di Sub BWP II Blok
II–A seluas 227,33 (dua ratus dua puluh tujuh koma
tiga tiga) hektar;
b. Sub zona zona Bangunan Kelistrikan Gardu Induk di
Sub BWP II Blok II-G Desa Ampeldento seluas 14,91
(empat belas koma sembilan puluh satu) hektar;dan
63
Paragraf 8
Zona Peruntukan Campuran
Pasal 24
Rencana zona peruntukan campuran (C-1) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal11 ayat (3) huruf b. butir 8) berupa
sub zona campuran perdaganganjasa dan perkantoran non
pemerintahyang di kembangkan di Jalan Ampeldento di Sub
BWP II Blok II-C Desa Asrikaton, Blok II-D Desa Asrikaton,
Blok II-F Desa Ampeldento,Blok II-G Desa
AmpeldentodanJalan Abdul Rahman Saleh di Sub BWP
IIIBlok III-C Desa Saptorenggo, Blok III-E Desa
Asrikatonseluas 40,18 (empat puluh koma satu delapan)
hektar.
BAB VI
RENCANA JARINGAN PRASARANA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 25
Rencana jaringan prasarana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal7 ayat (4) huruf cmeliputi :
64
Bagian Kedua
Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan
Pasal 26
(1) Rencana pengembangan jaringan pergerakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal25 huruf a
meliputi:
a. Jaringan trasportasi darat; dan
b. Jaringan transportasi udara.
(2) Jaringan transportasi darat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. Pengembangan sistim jaringan jalan;
b. Pengembangan jaringan perkeretaapian;
c. Pengembangan sistem pelayanan angkutan
umum;
d. Rencana prasarana transportasi;
e. Rencana sistem jaringan pedestrian;dan
f. Rencana sistem jaringan peparkiran.
(3) Jaringan pergerakan udara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi
Pengembangan sarana dan prasarana bandara
untuk kepentingan militer dan komersial di
Bandara Abdul Rahman Saleh.
65
Pasal 27
(1) Pengembangan sistim jaringan jalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf a
meliputi:
a. Pengembangan jalan tol;
b. Pengembangan jalan kolektor primer;
c. Pengembangan jalan kolektor sekunder;
d. Pengembangan jalan lokal primer;
e. Pengembangan jalan lokal sekunder; dan
f. Pengembangan jalan lingkungan primer dan
sekunder.
(2) Pengembangan jalan tol sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi
pengembangan ruas jalan tol yang menjadi bagian
dari pengembangan Jalan tolMalang – Pandaan
oleh pemerintah pusat yang melewati Desa
Ampeldento, Desa Asrikaton dan Desa Tirtomoyo.
(3) Pengembangan jalan kolektor primer sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :
a. Pelebaran jalan kolektorprimer yang sudah ada
dengan lebar ruang milik jalan minimal 25
meter yang meliputiJalan Raya Mangliawan,
Jalan Raya Saptorenggo, Jalan Raya Asrikaton,
Jalan Rata Bunutwetan, Jalan Raya Pakisjajar,
Jalan Raya Pakiskembar, Jalan Raya
Ampeldento dan jalan Raya Sumberpasir; dan
b. Peningkatan fungsi jalan lokal primer menjadi
jalan kolektor primer dengan lebar ruang milik
jalan minimal 25 meter meliputi Jalan Ledak
Dowo – Jalan Raya Jabung – Jalan Lanud
Abdul Rahman Saleh hingga menyambung
Jalan Batu Retno.
(4) Pengembangan jalan kolektor sekunder
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cyaitu
peningkatan fungsi jalan lokal primer menjadi
Jalan Kolektor Sekunder yang meliputi Jalan
66
Pasal 28
(1) Rencana pengembangan jaringan
perkeretaapiansebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 ayat (2) huruf b meliputi :
a. Reaktivasi jaringan rel kereta api Blimbing –
Pakis Tumpang yang melewati BWP Pakis;
b. Pengembangan jaringan rel kereta api Blimbing
– Pakis – Bandara Abdul Rahman Saleh;dan
c. Reaktivasi stasiun kereta api pakis,
(2) Konservasi rel kereta api di sepanjang Jalan
Kolektor Primer.
Pasal 29
Pengembangan sistem pelayanan angkutan umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26ayat (2)
huruf c :
a. Pengembangan rute angkutan umum berupa
pengembangan Bus Metro Malang Raya
sebagaimana di rencanakan oleh pemerintah
Provinsi Jawa Timur
b. Rute angkutan umum tujuan Terminal Arjosari
melalui Jalur Kemiri – Jabung – Pakis –
Sekarpuro, Jalur Pakis – Cemorokandang –
Tlogowaru (PCT), Jalur Abdul Rahman Saleh –
Arjosari;
c. Rute angkutan umum tujuan Singosari
meliputiJalurTumpang - Arjosari (TA), Jalur
Sawojajar – Pakis – Singosari; dan
d. Rencana angkutan umum kereta api Stasiun
Blimbing - Bandara Abdul Rahman Saleh.
68
Pasal 30
Prasarana transportasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (2) huruf dmeliputi :
a. Pengembangan prasarana Bandara Abdul
Rahman Saleh;
b. Pengembangan Sub Terminal di Sekitar Pasar
Pakis;
c. Revitalisasi stasiun kereta api pakis;
d. Pembangunan stasiun kereta api bandara;
e. Pengembangan halte yang melayani zona
perdagangan,zona industri, zona pendidikan
dan zona perumahan secara proporsional.
Pasal 31
Rencana sistim jaringanpedestrian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf e meliputi:
a. Pengembangan sistim jaringan pedestrian di
seluruh ruas jalan kolektor primer dankolektor
sekunder;
b. Pengembangan sistim jaringan pedestrian di
seluruh ruas jalan lokal primer dan sekunder;
c. Pengembangan sistim jaringan pedestrian di
Jalan lingkungan dalam zona perumahan di
semua BWP;
d. Pengembangan sistim jaringan pedestrian di
ruas jalan yang melintasi sub zona
pendidikan;dan
e. Pengembangan sistim jaringan pedestrian di
ruas jalan yang melintasi zona perkantoran.
Pasal 32
Rencana sistim jaringan perparkiran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf f meliputi:
a. Penyediaan kantong-kantong parkir sesuai
kebutuhan pada lokasi-lokasi strategis;
69
Pasal 33
Peta rencana pengembangan jaringan pergerakan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 26tercantumpada
Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga
Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan
Pasal 34
(1) Rencana pengembangan jaringan
energi/kelistrikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal25huruf b meliputi :
a. Peningkatan kapasitas jaringan distribusi
primer diGardu Induk yang sudah ada di Blok
II-Gdi Desa Ampeldento;
b. Perlindungan jaringan Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) meliputi Sub BWP I Blok I-B
Desa Pakiskembar, Blok I-D Desa
Pakiskembar, Sub BWP II Blok II-G Desa
Ampeldento dan Sub BWP III Blok III-ADesa
Sekarpuro dan Blok III-D Desa Mangliawan;
c. Pengembangan jaringan saluran udara
tegangan menengah yaitu saluran udara
tegangan 220/380 V di sepanjang jalan di
kawasan terbangun baru secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan di lapangan; dan
d. Pengembangan jaringan saluran udara
tegangan rendah di seluruh ruas jalan
lingkungan di BWP Pakis.
(2) Peta rencana pengembangan jaringan
energi/kelistrikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum pada Lampiran XI yang
70
Bagian Keempat
Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi
Pasal 35
(1) Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal25 huruf c
meliputi :
a. Rencana pengembangan jaringan
telekomunikasi berupa pengembangan jaringan
berbentuk kabel di semua Sub BWP;
b. Pengembangan wifi (hot spot) pada zona
perdagangan dan jasa, zona perkantoran dan
zona pelayanan umum; dan
c. Pengembangan jaringan telekomunikasi berupa
Base Transcivier Station (BTS) sebagai BTS
bersama sesuai dengan ketentuan peraturan
kepala daerah Kabupaten Malang.
d. Pengembangan jaringan telekomunikasi berupa
serat optikdisemua sub BWP.
(2) Peta rencana pengembangan jaringan
telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum pada Lampiran XII yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
Bagian Kelima
Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum
Pasal 36
(1) Rencana pengembangan jaringan air minum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal25huruf d
meliputi :
a. Pengembangan bangunan pengambil air baku;
71
Bagian Keenam
Rencana Pengembangan Jaringan Drainase
Pasal 37
(1) Rencana pengembangan jaringan drainase
sebagaimana dimaksud dalam Pasal25huruf e
meliputi :
a. Perbaikan jaringan drainase primer;
b. Pengembangan jaringan drainase sekunder;
c. Pengembangan jaringan drainase tersier; dan
d. Pengembangan drainase di dalam tapak.
(2) Perbaikan jaringan drainase primer sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa
72
Bagian Ketujuh
Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah
Pasal 38
(1) Rencana pengembangan jaringan air limbah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal25 huruf f
meliputi :
a. Pembuatan dan peingkatan kapasitas instalasi
pengolah air limbah mandi dan cuci komunal
di setiap lingkungan perumahan pada masing –
masing SBWP;
b. Pembuatan MCK umum pada masing – masing
SBWP; dan
c. Pengembanga instalasi pengelolaan air limbah
industri di Sub BWP I Blok I-A Desa Pakisjajar,
Blok I-C Desa Saptorengo, Blok I-D Desa
Pakiskembar, Sub BWP II Blok II-C, Blok II-D,
Blok II-E Desa Asrikaton, Blok II-F Desa
Bunutwetan, dan Sub BWP III Blok III-A Desa
Mangliawan, Blok III-C Desa Saptorenggo, dan
Blok III-D Desa Tirtomoyo
(2) Peta rencana pengembangan jaringan air limbah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada Lampiran XV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedelapan
Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 39
Rencana pengembangan jaringan prasarana lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal25 huruf h
meliputi :
a. Rencana pengembangan jaringan prasarana
persampahan;
b. Rencana pengembangan jarigan irigas; dan
74
Pasal 40
(1) Rencana pengembangan jaringan prasarana
lainnya berupa sistem persampahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39huruf a meliputi :
a. Pengembangan sistem persampahan berupa
pengadaan Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu (TPST) pada tiap Sub BWP;
b. Peningkatan kemampuan angkut sampah dari
TPS dan atauTPST;
c. Pengembangan teknologi pengolahan sampah
secara 3R (Reduce, Reuse, Recycle,);
d. Pengembangan kapasitas bank sampah di
setiap lingkungan perumahan; dan
e. Peningkatan management pengangkutan
sampah.
(2) Peta rencanapengembangan sistem persampahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 41
(1) Rencana pengembangan jaringan prasarana
lainnya berupa jaringan irgasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 huruf b meliputi :
a. Pengembangan jaringan irigasi di Sub
zonapertaniandi Sub BWP I Blok I-A Desa
Pakiskembar, Desa PakisjajarDesa
Bunutwetan, Blok I-B Desa Pakisjajar dan
Pakiskembar, Blok I-C Desa Pakiskembar, Blok
I-D Desa Pakiskembar, Sub BWP II Blok II-A
Desa Pakisjajar dan Desa Bunutwetan, Blok II-
C Desa Bunutwetan dan Desa Asrikaton, Blok
II-D Desa Asrikaton, Blok II-E Desa
Saptorenggo dan Desa Asrikaton, Blok II-F
75
Pasal 42
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana
lainnya berupa jalur evakuasi bencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal39 huruf c
meliputi :
a. Penataan jalur evakuasi rawan bencana alam
berupa banjir; dan
b. Penataan jalur evakuasi rawan bencana non
alam kebakaran.
(2) Penataan jalur evakuasi bencana alam berupa
banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a meliputi :
a. Penyediaan tempat evakuasi korban bencana
alam berupa banjir yang terdapatdi Kantor
desa/kelurahan, Kantor Kecamatan, sarana
pelayanan umum olahraga dan peribadatan;
dan
b. Penyediaan jalur evakuasi bencana yang
memadai dandapat dilalui oleh kendaraan
bantuan dan ambulans sebagai jalur evakuasi
bencana melewati jalan jalan Mangliawan,
76
BAB VII
PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN
PENANGANANNYA
Pasal 43
(1) Sub BWP yang diprioritaskan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d meliputi:
a. Sub BWP II ;dan
b. Koridor jalan kolektor primer Kota Malang –
Pakis yang meliputi:Jalan Raya Tirtomoyo,
Jalan Raya Mangliwan, Jalan Raya
Saptorenggo, Jalan Raya Asrikaton, Jalan Raya
Bunutwetan, Jalan Raya Pakisjajar, Jalan Raya
Pakiskembar, Jalan Raya Sumberpasir, Jalan
Abdul Rahman Saleh dan Jalan kolektor
sekunder yang meliputi: Jalan Raya
Ampeldento, Jalan Sekarpuro dan jalan Ledak
Dowo
(2) Penataan Sub BWP II sebagai lokasi yang
diprioritaskan penangannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a mempunyai tema
yaitu pengembangan kawasan kota mandiri sekitar
badara udara dan pintu TOL Pakis.
(3) Penanganan Sub BWP II sebagai lokasi yang
diprioritaskan penangannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)meliputi :
a. Peningkatan kualitas akses menuju bandara
dan pintu TOL pakis.
b. Pengembangan pusat pelayanan kegiatan yang
mendukung konsep kota mandiri.
c. Pengembangan pusat kegiatan bisnis pakis.
d. Pengendalian tata bangunan dan
lingkunganyang berada di Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan sesuai
ketentuan peratuan perundangan yang
berlaku;
78
BAB VIII
KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 44
(1) Ketentuan pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal7 ayat (4) huruf emeliputi :
a. perwujudan tata ruang; dan
b. indikasi program pemanfaatan ruang.
(2) Ketentuan pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
80
a. Program;
b. Lokasi;
c. Besaran;
d. Sumber pendanaan;
e. Instansi pelaksana; dan
f. Waktu dan tahapan pelaksanaan.
(3) Perwujudan tata ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. program perwujudan rencana pola ruang;
b. program perwujudan rencana jaringan sarana
dan prasarana; dan
c. Program perwujudan BWP yang diprioritaskan
penanganannya.
(4) Besaran program pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c berupa jumlah
satuan masing-masing volume kegiatan.
(5) Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d berasal dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
b. Sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undanganyang berlaku.
(6) Instansi pelaksana sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf e terdiri atas:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Provinsi; dan
c. Pemerintah Daerah.
(7) Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf f terdiri atas 4 (empat) tahapan,
sebagai dasar bagi instansi pelaksana dalam
menetapkan prioritas pembangunan pada wilayah
perencanaan RDTR kawasan perkotaan, yang
meliputi :
a. tahap pertama pada tahun 2016 – 2021;
b. tahap kedua pada tahun 2022– 2026;
c. tahap ketiga pada tahun 2027– 2031;dan
d. tahap keempat pada tahun 2032– 2036.
81
Bagian Kedua
Program Perwujudan Rencana Pola Ruang
Pasal 45
(1) Program perwujudan rencana pola ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3)
huruf a meliputi :
a. Program perwujudan rencana zona
lindung;dan
b. Program perwujudan rencana zona budidaya.
(2) Program perwujudan rencana zona lindung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi :
a. Penetapan sub zona perlindungan setempat di
BWP Pakis, melalui:
1) Penanaman vegetasi di area sempadan
sungaiyang mempunyai fungsi konservasi;
2) Pebuatan pelngsengan pada lokasi yang
perlukan pada sungai-sungai besar
maupun kecil di BWP Pakis;
3) Pengembangan sempadan sungai,
sempadan SUTT, sempadan mata air dan
sempadan rel kereta api sebagai ruang
terbuka hijau;
4) Pengawasan, pemantauan dan
pengendalian kawasan budidaya di
sekitar aliran sungai; dan
5) Rehabilitasi sempadan sungai.
b. Program pengembangandan pengelolaan zona
RTH di BWP Pakis melalui:
1) Pengembangan RTH taman dan hutan kota;
82
Bagian Ketiga
Program Perwujudan Rencana Jaringan Prasarana
Pasal 46
(1) Perwujudan rencana jaringan prasarana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 44 ayat (3) huruf b meliputi :
a. Program perwujudan rencana sistem jaringan
pergerakan;
b. Program perwujudan rencana jaringan
energi/kelistrikan;
c. Program perwujudan rencana jaringan
telekomunikasi;
d. Program perwujudan rencana jaringan air
minum;
e. Program perwujudan rencana jaringan drainase;
f. Program perwujudan rencana jaringan air
limbah; dan
g. Program perwujudan rencana jaringan
prasarana lainnya.
(2) Program perwujudan rencana sistem jaringan
pergerakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf a meliputi:
a. Program pengembangan jalan;
b. Program Pengembangan sistem angkutan
umum;dan
c. Program Pembangunan sarana dan prasarana
perhubungan.
(3) Program perwujudanpengembangan jalan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a
meliputi :
a. Pengembangan jalan tol Malang – Pandaan yang
melewati Desa Ampeldento, Desa Asrikaton dan
Desa Tirtomoyo;
b. Pengembangan jalan kolektor primer meliputi
pelebaran jalan kolektor primer yang sudah ada
dengan lebar jalan ruang milik jalan minimal 25
88
Pasal 47
(1) Perwujudan program penetapan sub BWP yang
diprioritaskan penanganannya sebagaimana dimaksud
dalam pasal 44 ayat (3) huruf c meliputi :
a. Penataan ketinggian bangunan sesuai dengan
ketentuan peraturan keselmatan operasi
penerbangan
b. Pengendlian aktivitas industri yang dapat
menimbulkan polusi udara dan mengganggu jalur
pendaratan dan penerbangan pesawat di Bandara
udara abdulrahman saleh.
c. Pengembangan kawasan perumahan dalam pola
peumahan yang dilengkapi dengan zona
perdagangan, sarana dan prasarana secara
terpadu.
93
BAB IX
PERATURAN ZONASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 48
(1) Peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (4) huruf f disusun sebagai pedoman
pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan
rencana rinci tata ruang untuk setiap zona
pemanfaatan ruang.
(2) Ketentuan peraturan zonasi meliputi:
a. Kegiatan dan penggunaan lahan;
b. Tata bangunan;
c. Prasarana dan sarana minimum;
d. Pelaksanaan;
e. Perubahan peraturan zonasi; dan
94
f. Ketentuan khusus.
(3) Muatan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi : peta zonasi, tabel matriks
kegiatan, pemanfaatan ruang zonasi dan zoning
teks, tercantum dalam lampiran XXII yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
peraturan daerah ini.
BAB X
PERIZINAN
Pasal 49
(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (4) huruf g. adalah izin pemanfaatan ruang.
(2) Dalam pemanfaatan ruang setiap orang wajib
memiliki izin pemanfataan ruang dan wajib
melaksanakan setiap ketentuan perizinan dalam
pelaksanaan pemanfaatan ruang.
(3) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang didasarkan pada peraturan
daerah ini meliputi :
a. Izin mendirikan bangunan; dan
b. Izin lainnya sesuai dengan ketentuan peratuan
perundangan yang berlaku.
(4) Pemberian izin pemanfaatan ruang diberikan oleh
pejabat yang berwenang dengan mengacu pada
rencana tata ruang dan peraturan zonasi yang telah
diatur dalam peraturan daerah ini dan ketentuan lain
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
(5) Izin pemanfaatan ruang untuk kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(6) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan
secara terkoordinasi dengan memperhatikan
kewenangan dan kepentingan berbagai instansi
95
BAB XI
INSENTIF DAN DISINSENTIF
Pasal 50
(1) Pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf h adalah:
a. Insentif dapat diberikan untuk kegiatan
pemanfaatan ruang pada kawasan yang
didorong pengembangannya;
b. Disinsentif diberikan untuk kegiatan
pemanfaatan ruang pada kawasan yang
dibatasi pengembangannya;
c. insentif dan disinsentif diberikan dengan
tetap menghormati hak orang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;dan
d. Pemberian insentif dan disinsentif dapat
berupa insentif fiskal dan/atau insentif non
fiscal.
(2) Insentif fiskal dapat berupa pemberian
keringanan pajak; dan/atau pengurangan
retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pemberian non fiskal dapat berupa:
a. pemberian kompensasi;
b. subsidi silang;
96
c. kemudahan perizinan;
d. imbalan;
e. sewa ruang;
f. urun saham;
g. penyediaan prasarana dan sarana;
h. penghargaan; dan/atau
i. publikasi atau promosi.
(4) Pemberian disinsentif fiskal dapat
berupaPengenaan pajak yang tinggi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.
(5) Disinsentif non fiskal berupa:
a. kewajiban memberi kompensasi;
b. pensyaratan khusus dalam perizinan;
c. kewajiban memberi imbalan; dan/atau
d. pembatasan penyediaan prasarana dan
sarana
(6) Pemberian insentif dan disinsentif dilakukan
tidak untuk merubah pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang t
elah di tetapkan.
(7) Tata cara pemberian insentif dan disinsentif
sebagaimana diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
BAB XII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 51
(1) Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk:
a. Mengetahui rencana detail tata ruang;
b. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai
akibat penataan ruang;
97
Bagian Kesatu
Kewajiban
Pasal 52
Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:
a. Mentaati rencana tata ruang yang telah
ditetapkan;
b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
98
BAB XIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 53
(1) Peran serta masyarakat dalam penataan ruang
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (4)
huruf j. meliputi:
a. Partisipasi dalam pemanfaatan dan
pengendalian ruang; dan
b. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan
ruang.
(2) Pelaksanaan peran serta masyarakat dalam
penyusunan RDTR BWP Pakis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a tentang
pemanfaatan dan pengendalian dapat berbentuk :
a. Pemberian kejelasan hak atas ruang kawasan;
b. Pemberian informasi, saran, pertimbangan
atau pendapat dalam penyusunan
pemanfaatan ruang;
c. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan
bedasarkan RDTR dan PZ BWP Pakis;
d. Konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara,
dan sumber daya alam lain untuk tercapainya
pemanfaatan dan pengendalian ruang
kawasan yang berkualitas;
e. Perubahan atau konversi pemanfaatan dan
pengendalian ruang sesuai dengan rencana
RDTR dan PZ BWP Pakis;
f. Pemberian usulan dalam penentuan lokasi
dan bantuan teknik dalam pemanfaatan dan
99
Pasal 54
(1) Setiap orang dan/atau badan yang melanggar
ketentuan dalam pasal pasal 12, pasal 13, pasal
14, pasala 15, pasal 16, Pasal 17, pasal 18, pasal
100
19, pasal 20, pasal 21, pasal 22, pasal 23, pasal 24
dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), berupa:
a. teguran lisan
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. penghentian sementara pelayanan umum;
e. penghentian tetap kegiatan;
f. penutupan lokasi;
g. pencabutan izin sementara;
h. pencabutan izin;
i. pembatalan izin;
j. denda administratif;dan
k. pembongkaran bangunan.
(3) Ketentuan dimaksud pada pengenaan sanksi
administratif sebagaimana pada ayat (1) diatur
dalam peraturan Bupati.
BAB XV
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 55
(1) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang
diberi wewenang untuk melaksanakan penyidikan
sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (4) huruf
l. terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuan
dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah:
a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan
meneliti keterangan atau laporan berkenaan
dengan tindak pidana di bidang penataan
ruang agar keterangan atau laporan tersebut
menjadi lengkap dan jelas;
101
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 56
(2) Setiap orang yang melakukan pelanggaran
terhadap rencana detail tata ruang yang telah
ditetapkan dikenakan sanksi pidanasebagaimana
dimaksud pada pasal 7 ayat (4) huruf m. berupa
tipiring pidana denda paling banyak Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) atau
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan.
(3) Tindak pidana sebagimana dimaksud pada ayat
(1)adalah pelanggaran.
(4) Setiap orang yan melakkan kegiatan pemanfaatan
ruang sehingga mengakibatkan kerusakan
ligkungan diancam pidana sesuai ketentuan
perndang – undangan yang berlaku.
(5) Tindak pidana sebagaimana dmaksud pada ayat
(3) adalah kejahatan
BAB XVII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 57
(1) RDTR BWP Pakis tahun 2016- 2036 dilengkapi
dengan :
a. Album peta skala 1:5.000; dan
b. Materi teknis dan peraturan zonasi.
(2) Materi teknis, peraturan zonasi dan album peta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
103
BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 58
(1) Pada saat Peraturan Daearah ini mulai berlau, mak
semua rencana rinci di bawah Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi yang sudah ada
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Daerah ini dinyatakan tetap berlaku.
(2) Dengan berlakunya perauran daerah ini, maka:
a. Izin pemanfaatan ruang yang telah
dikeluarkandan telah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Daera ini tetap berlaku sesuai dengan
masa berlakunya;
b. Izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan
tetap tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
daerah ini berlaku ketentuan:
1. Untuk yang belum dilaksanakan
pebangunannya,izin tersebut disesuaikan
dengan fngsi kawasan berdasarkan peratura
daerah ini;
2. Untuk yang sudah dilaksanakan
pembangunannya , dilakukan penyesuaian
degan masa transisi berdaskan ketentuan
peraturan perundan – undangan;
3. Untuk yang sudah
dilaksanakanpembangunanya dantidak
memungkinkan untuk dilakuka penyesuaian
dengan fngsi kawasan bedasarkan Peraturan
daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat
dibatalkan izintersebut dapat dberikan
penggantian yang layak;
c. Pemanfaatan ruang di Daerah yang
diselenggarakan tanpa izin danbertentangan
dengan ketentuan peraturan daerah ini, akan
104
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
(1) RDTR BWP Pakis berlaku selama 20 (dua puluh)
tahun;
(2) RDTR BWP Pakis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali
setelah 5 (lima) tahun; dan
(3) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang
5berkaitan dengan bencana alam skala besar yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan dan/atau perubahan batas dan/atau
wilayah Daerah yang ditetapkan dengan Undang-
Undang, evaluasi/revisi rencana detail tata ruang
zona sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun.
Pasal 60
(1) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
(2) Agar setiap orang dapat mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan peraturan daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Malang.
105
Ditetapkan di Kepanjen
Pada tanggal
BUPATI MALANG,
H. RENDRA KRESNA
KABUPATEN MALANG,
106
PENJELASAN ATAS
RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR TAHUN 2016
RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI
BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN PAKISTAHUN 2016 - 2036
I. PENJELASAN UMUM
Suatu wilayah/kawasan selalu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan berbagai
kegiatan yang ada, baik itu direncanakan maupun tidak direncanakan.
Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah/kawasan ditandai
dengan tingginya intensitas kegiatan, penggunaan tanah yang semakin
intensif dan tingginya mobilisasi penduduk. Perkembangan dan
pertumbuhan suatu wilayah/kawasan menyebabkan kebutuhan tanah
untuk pengembangan fisik semakin meningkat. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, diperlukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan
Peraturan Zonasi.
Tujuan penataan ruang BWP Pakis mewujudkan BWP Pakis sebagai
wilayah yang mampu menampung perkembangan Kota Malang dan
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan zona
perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, perumahan dan mewujudkan
koridor Jalan Raya Pakis – Kota Malang sebagai pintu gerbang Kabupaten
yang teratur, indah dan berkelanjutan.
a. Tujuan, kebijakan dan strategi;
b. Rencana pola ruang meliputi zona lindung dan zona budidaya;
c. Rencana jaringan prasarana meliputi rencana pengembangan
jaringan pergerakan, rencana pengembangan jaringan
energi/kelistrikan,rencana pengembangan jaringan telekomunikasi,
rencana pengembangan jaringan air minum, rencana
pengembangan jaringan drainase, rencana pengembangan jaringan
air limbah dan rencana pengembangan prasarana lainnya;
d. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;
e. Ketentuan pemanfaatan ruang meliputi indikasi program
perwujudan rencana pola ruang dan indikasi program perwujudan
rencana jaringan prasarana;
107
f. Perijinan;
g. Insentif dan disinsentif;
h. Sanksi; dan
i. Hak, kewajiban dan peran masyarakat.
Pasal 1
Pasal ini memuat pengertian istilah yang dipergunakan dalam
Peraturan Daerah ini. Dengan adanya pengertian tentang istilah
tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir
dan salah pengertian dalam memahami dan melaksanakan
pasal-pasal yang bersangkutan sehingga para pihak yang
berkaitan dengan tata ruang yang diatur dalam Peraturan
Daerah ini, dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dapat
berjalan dengan lancar dan akhirnya dapat dicapai tertib
administrasi. Pengertian ini diperlukan karena istilah-istilah
tersebut mengandung pengertian yang baku dan teknis dalam
bidang tata ruang.
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Yang dimaksud dengan :
- Keterpaduan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat
lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pemangku
kepentingan;
- Keserasian adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan
pola ruang;
- Keselarasan dan keseimbangan adalah bahwa penataan
ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keselarasan
108
Pasal 8
Ayat (1)
Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas
terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian
sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan merupakan alasan
disusunnya RDTR ini.
Perumusan tujuan penataan BWP didasarkan pada arahan
pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW; isu strategis
BWP yang antara lain dapat berupa potensi, masalah dan urgensi
penanganan dan karakteristik BWP.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah
kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota
dan proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota
paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota.
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
110
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
- Kegiatan Sub perdagangan dan jasa tunggal dengan kegiatan
jasa berupa jasa komunikasi, bengkel, travel, restoran tersebar
disetiap Sub BWP.
- Sub zona perdagangan dan jasa deret dengan kegiatan ruko dan
pertokoan berada disetiap Sub BWP
Pasal 19
- Kegiatan Sub zona perkantoran pemerintah meliputi Kantor
Polres, Kantor Telkom, Kantor PDAM, dan Kantor Pos.
- Kegiatan Sub zona perkantoran swasta berupa bank swasta,
kantor konsultan, kantor notaris, menyatu dengan kawasan
perdagangan tersebar disetiap Sub BWP.
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
111
Cukup jelas
Pasal 27
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Jalan Tol adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan
pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya
persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar ruang
milik jalan. Pengendalian jalan masuk yang memenuhi standar
geometrik jalan dengan mempertimbangkan kaidah kecepatan
rencana, perlambatan, percepatan dan konflik lalu lintas;
Ayat (3)
- Jalan kolektor primer adalah jalan kolektor primer yang
menghubungkan antar Ibukota Provinsi;
- Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter.
Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar
dari volume lalu lintas rata-rata. Jumlah jalan masuk
dibatasi dan direncanakan sehingga ketentuan masih tetap
terpenuhi. Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer
dengan pengaturan tertentu harus tetap memenuhi
ketentuan. Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan
perkotaan dan/atau kawasan pengembangan perkotaan tidak
boleh terputus. Ruang milik jalan paling sedikit memiliki
lebar 25 (dua puluh lima) meter. Lebar Ruang pengawasan
jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dengan
ukuran 10 (sepuluh) meter.
Ayat (4)
- Jalan kolektor sekunder adalah jaringan jalan
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder ketiga;
- Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 20 (dua puluh) kilometer per jam
112
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
114
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
a. Pengembangan dan perbaikan saluran drainase sekunder
termasuk diantaranya adalah mengatasi kawasan rawan
genangan air di Jalan Raya Tirtomoyo dengan:
1) Pendalaman dimensi drainase primer dengan pengerukan
dan perkerasan bagian bawah.
2) Pengembangan drainase sekunder sepanjang bahu jalan
bagian selatan berupa drainase tertutup.
3) Pengembangan sudetan ke arah selatan ke arah Kalisari
melewati aliran sungai mata air mendit bagian barat;
b. Pelebaran dan menaikkan ketinggian dimensi drainase Daerah
Sawojajar Desa Mangliawan;
115
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
116
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup Jelas
Pasal 46
Cukup Jelas
Pasal 47
Cukup Jelas
Pasal 48
Cukup Jelas
Pasal 49
Cukup Jelas
Pasal 50
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
a. Izin mendirikan bangunan diberikan berdasarkan peraturan
zonasi sebagai dasar bagi pemegang izin untuk mendirikan
bangunan sesuai fungsi yang telah ditetapkan dan rencana
teknis bangunan gedung yang telah disetujui oleh pemerintah
daerah kabupaten.
b. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang dimaksud
adalah ketentuan tentang perizinan yang diterbitkan oleh
masing-masing sektor dan/atau instansi yang berwenang.
Ayat (4)
ketentuan lain yang dimaksud adalah ketentuan yang
dibutuhkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang pada
kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana, kawasan
117
Pasal 52
Cukup Jelas
Pasal 53
Cukup Jelas
Pasal 54
Cukup Jelas
Pasal 55
Cukup Jelas
Pasal 56
Cukup Jelas
Pasal 57
Cukup Jelas
Pasal 58
Cukup Jelas
Pasal 59
Cukup Jelas
Pasal 60
Cukup Jelas
118
LAMPIRAN I
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 – 2036
119
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 – 2036
120
LAMPIRAN III
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
121
LAMPIRAN IV
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 – 2036
122
LAMPIRAN V
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 – 2036
123
LAMPIRAN VI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
124
LAMPIRAN VII
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 – 2036
125
LAMPIRAN VIII
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
126
LAMPIRAN IX
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
127
LAMPIRAN X
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
128
LAMPIRAN XI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
129
LAMPIRAN XII
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
130
LAMPIRAN XIIIla
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
131
LAMPIRAN XIV
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
132
LAMPIRAN XV
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
133
LAMPIRAN XVI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
134
LAMPIRAN XVII
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
135
LAMPIRAN XVIII
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
136
LAMPIRAN XIX
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
137
LAMPIRAN XX
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 - 2036
138
LAMPIRAN XXI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP PAKIS 2016 – 2036
TABEL
INDIKASI PROGRAM PEMANFAATAN RUANG BWP PAKIS
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Perwujudan Rencana Pola Ruang
1 Perwujudan Zona Lindung
a. Zona Perlindungan Setempat
a.1 Konservasi Sempadan sungai
Kalisari di Sub
BWP III Blok III-A
Desa
Mangliawan,
Sungai Amprong
yang melintas di
Blok II-G Desa PJM 1 =
Ampeldento Desa 30 %
Dinas
Sekarpuro, PJM 2 =
Lingkungan
Sungai Jilu Sub 30 %
Rehabilitasi APBD dan Hidup, Dinas
- BWP I Blok I-B PJM 3 =
Sempadan Sungai propinsi Pengairan
Desa Pakisjajar, 20 %
dan Bina
Blok I-C Desa PJM 4 =
Marga
Pakisjajar, Blok 20 %
I-D Desa
Pakiskembar,
dan Kali Cokro
Blok II-F Desa
Bunutwetan dan
Desa
Pakiskembar
139
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PJM 1 =
30 %
DInas
PJM 2 =
Peningkatan peran Lingkungan
30 %
serta masyarakat APBD dan Hidup, Dinas
- BWP Pakis PJM 3 =
dalam perlindungan propinsi Pengairan
20 %
dan konservasi SDA dan Bina
PJM 4 =
Marga
20 %
Kalisari di Sub
BWP III Blok III-A
Desa
Mangliawan,
Sungai Amprong
yang melintas di
Blok II-G Desa
Ampeldento Desa
Dinas
Sekarpuro,
Mempertahankan Lingkungan
Sungai Jilu Sub PJM 1
kelestarian APBD dan Hidup, Dinas
- BWP I Blok I-B s/d PJM
kawasan sempadan propinsi Pengairan
Desa Pakisjajar, 2 = 100%
sungai dan Bina
Blok I-C Desa
Marga
Pakisjajar, Blok
I-D Desa
Pakiskembar,
dan Kali Cokro
Blok II-F Desa
Bunutwetan dan
Desa
Pakiskembar
Kalisari di Sub
BWP III Blok III-A
Desa PJM 1 =
Mangliawan, 30 %
Dinas
Menciptakan Sungai Amprong PJM 2 =
Lingkungan
kawasan rekreatif yang melintas di 30 %
Hidup, Dinas
- dengan Blok II-G Desa PJM 3 = APBD
Pengairan
memanfaatkan Ampeldento Desa 20 %
dan Bina
sempadan sungai Sekarpuro, PJM 4 =
Marga
Sungai Jilu Sub 20 %
BWP I Blok I-B
Desa Pakisjajar,
Blok I-C Desa
140
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pakisjajar, Blok
I-D Desa
Pakiskembar,
dan Kali Cokro
Blok II-F Desa
Bunutwetan dan
Desa
Pakiskembar
Kalisari di Sub
BWP III Blok III-A
Desa
Mangliawan,
Sungai Amprong
yang melintas di
Blok II-G Desa
Ampeldento Desa
Pengawasan , Dinas
Sekarpuro,
pemantauan dan Lingkungan
Sungai Jilu Sub PJM 1
pengendalian APBD dan Hidup, Dinas
- BWP I Blok I-B s/d PJM
kawasan budidaya propinsi Pengairan
Desa Pakisjajar, 2 = 100%
di sekitar aliran dan Bina
Blok I-C Desa
sungai Marga
Pakisjajar, Blok
I-D Desa
Pakiskembar,
dan Kali Cokro
Blok II-F Desa
Bunutwetan dan
Desa
Pakiskembar
Kalisari di Sub
BWP III Blok III-A
Desa
PJM 1 = Dinas
Mangliawan,
30 % Lingkungan
Sungai Amprong
PJM 2 = Hidup, Dinas
yang melintas di
30 % Pengairan
Penghijauan Blok II-G Desa APBD dan
- PJM 3 = dan Bina
sempadan sungai Ampeldento Desa propinsi
20 % Marga, Dinas
Sekarpuro,
PJM 4 = Pertamanan
Sungai Jilu Sub
20 % dan
BWP I Blok I-B
Kebersihan
Desa Pakisjajar,
Blok I-C Desa
Pakisjajar, Blok
141
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I-D Desa
Pakiskembar,
dan Kali Cokro
Blok II-F Desa
Bunutwetan dan
Desa
Pakiskembar
a.2.
Sumber mata air
Trajeng di Sub
BWP I Blok I-B
Desa Pakisjajar, PJM 1 =
Sumber mata air 30 %
Dinas
Wendit yang PJM 2 =
Lingkungan
terdapat di Sub 30 %
Rehabilitasi APBD dan Hidup, Dinas
- BWP III Blok III-A PJM 3 =
sempadan mata air propinsi Pengairan
Desa 20 %
dan Bina
Mangliawan, PJM 4 =
Marga
Sumber mata air 20 %
Gentong yang
terdapat di Sub
BWP III Blok III-A
Desa Tirtomoyo
PJM 1 =
30 %
Dinas
PJM 2 =
Peningkatan peran Lingkungan
30 %
serta masyarakat APBD dan Hidup, Dinas
- BWP Pakis PJM 3 =
dalam perlindungan propinsi Pengairan
20 %
dan konservasi SDA dan Bina
PJM 4 =
Marga
20 %
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Mangliawan,
Sumber mata air
Gentong yang
terdapat di Sub
BWP III Blok III-A
Desa Tirtomoyo
Sumber mata air
Trajeng di Sub
BWP I Blok I-B
Desa Pakisjajar, PJM 1 =
Sumber mata air 30 %
Dinas
Pengawasan , Wendit yang PJM 2 =
Lingkungan
pemantauan dan terdapat di Sub 30 %
APBD dan Hidup, Dinas
- pengendalian BWP III Blok III-A PJM 3 =
propinsi Pengairan
kawasan budidaya Desa 20 %
dan Bina
di sekitar mata air Mangliawan, PJM 4 =
Marga
Sumber mata air 20 %
Gentong yang
terdapat di Sub
BWP III Blok III-A
Desa Tirtomoyo
Sumber mata air
Trajeng di Sub
BWP I Blok I-B
Desa Pakisjajar, PJM 1 =
Sumber mata air 30 %
Dinas
Wendit yang PJM 2 =
Lingkungan
terdapat di Sub 30 %
Penghijauan APBD dan Hidup, Dinas
- BWP III Blok III-A PJM 3 =
sempadan mata air propinsi Pengairan
Desa 20 %
dan Bina
Mangliawan, PJM 4 =
Marga
Sumber mata air 20 %
Gentong yang
terdapat di Sub
BWP III Blok III-A
Desa Tirtomoyo
PJM 1 =
Dinas
30 %
Lingkungan
PJM 2 =
Konservasi APBD dan Hidup, Dinas
a.3 BWP Pakis 30 %
sempadan irigasi propinsi Pengairan
PJM 3 =
dan Bina
20 %
Marga
PJM 4 =
143
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
20 %
PJM 1 =
30 %
Dinas
PJM 2 =
Lingkungan
30 %
Rehabilitasi APBD dan Hidup, Dinas
- BWP Pakis PJM 3 =
sempadan irigasi propinsi Pengairan
20 %
dan Bina
PJM 4 =
Marga
20 %
PJM 1 =
30 %
Dinas
PJM 2 =
Lingkungan
30 %
Penghijauan APBD dan Hidup, Dinas
- BWP Pakis PJM 3 =
sempadan irigasi propinsi Pengairan
20 %
dan Bina
PJM 4 =
Marga
20 %
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sekarpuro
Sub BWP I Blok
I-D Desa PJM 1 =
Dinas
Pakiskembar, 30 %
Lingkungan
Sub BWP II Blok PJM 2 =
Hidup, Dinas
II-D dan Blok II- 30 %
Penghijauan APBD dan Pengairan
- G Desa PJM 3 =
sempadan SUTT propinsi dan Bina
Mangliawan, dan 20 %
Marga, Dinas
Sub BWP III Blok PJM 4 =
pertamanan,
III-A dan Blok III- 20 %
PLN
B Desa
Sekarpuro
b. Pengembangan Ruang terbuka hijau kota
PJM 1 = Dinas
30 % Lingkungan
PJM 2 = Hidup, Dinas
Pembangunan 30 % Cipta Karya
- Taman dan Hutan BWP Pakis PJM 3 = APBD dan Tata
Kota 20 % Ruang, Dinas
PJM 4 = Pertamanan
20 % dan
Kebersihan
PJM 1 = Dinas
30 % Lingkungan
Pembangunan jalur PJM 2 = Hidup, Dinas
hijau di sepanjang 30 % Cipta Karya
- jaringan jalan yang BWP Pakis PJM 3 = APBD dan Tata
berfungsi sebagai 20 % Ruang, Dinas
RTH kota PJM 4 = Pertamanan
20 % dan
Kebersihan
PJM 1 = Dinas
30 % Lingkungan
PJM 2 = Hidup, Dinas
Penyusunan
30 % Cipta Karya
program
- BWP Pakis PJM 3 = dan Tata
pengembanganan
20 % Ruang, Dinas
RTH
PJM 4 = Pertamanan
20 % dan
Kebersihan
145
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dinas
Pengendalian Lingkungan
PJM 1
pemanfaatan di Hidup, Dinas
- BWP Pakis s/d PJM APBD
kawasan ruang Cipta Karya
2 = 100%
terbuka hijau dan Tata
Ruang
c.
pengelolaan dan
pengembangan Dinas
pelestarian Pariwisata
-
peninggalan dab
sejarah APBD kebudayaan ,
purbakala Dinas Cipta
Heregristrasi Karya dan
- ulang situs cagar Tata Ruang
budaya
d. Zona Rawan Bencana Alam
BAPPEDA, PU
Identifikasi Cipta Karya
seluruh BWP PJM 1 =
- terhadap kawasan APBD dan Tata
Pakis 100%
rawan bencana Ruang, BLH,
BPBD
BAPPEDA, PU
Cipta Karya
Penetapan kawasan seluruh BWP PJM 1 = APBD dan
- dan Tata
rawan Banjir Pakis 100% Propinsi
Ruang, BLH,
BPBD
Pemantauan daerah BAPPEDA, PU
rawan banjir PJM 1 Cipta Karya
Seluruh BWP
- terhadap s/d PJM APBD dan Tata
Pakis
pengembangan 2 = 100% Ruang, BLH,
ruang terbangun BPBD
PJM 1 =
30 %
BAPPEDA, PU
Penghijauan lahan PJM 2 =
Cipta Karya
sempadan Seluruh BWP 30 %
- APBD dan Tata
sungai,SUTT, mata Pakis PJM 3 =
Ruang, BLH,
air dan irigasi 20 %
BPBD
PJM 4 =
20 %
146
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
BAPPEDA, PU
Seluruh wilayah Cipta Karya
Penyiapan jalur yang ditetapkan PJM 1 = dan Tata
- APBD
evakuasi bencana sebagai kawasan 100% Ruang, PU
rawan bencana Bina Marga,
BLH, BPBD
BAPPEDA, PU
Cipta Karya
Pembangunan
Seluruh BWP PJM 1 = dan Tata
- ruang evakuasi APBD
Pakis 100% Ruang, PU
bencana
Bina Marga,
BLH, BPBD
Perencanaan,
BAPPEDA,
Pemanfaatan dan PJM 1
APBD, dan Dinas
- Pengendalian BWP Pakis s/d PJM
Swasta Perumahan,
Ruang zona 2 = 100%
dan Swasta
perumahan
PJM 1 =
BAPPEDA,
30 %
Dinas
Program PJM 2 =
APBD, dan Kesehatan,
- Lingkungan Sehat BWP Pakis 30 %
Swasta Dinas
Perumahan PJM 3 =
Perumahan,
20 %
dan Swasta
PJM 4 =
147
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
20 %
PJM 1 =
30 %
Dinas PU
PJM 2 =
Sub BWP III Blok Cipta Karya
30 %
Pengembangan III-B Desa dan Tata
- PJM 3 = APBD
Pasar Sekarpuro Sekarpuro Jalan Ruang, Dinas
20 %
Raya Sekarpuro Industri dan
PJM 4 =
Perdagangan
20 %
PJM 1 =
30 %
Dinas PU
di Sub BWP III PJM 2 =
Cipta Karya
Pengembangan Blok III-D 30 %
dan Tata
- Pasar Semar DesaMangliawan PJM 3 = APBD
Ruang, Dinas
Wendit Jalan Gang R. 20 %
Industri dan
Said PJM 4 =
Perdagangan
20 %
PJM 1 =
30 %
PJM 2 = Dinas PU
Penyedian ruang 30 % Cipta Karya
di lokasi bekas
- bagi kegiatan PJM 3 = APBD/Swasta dan Tata
pasar hewan
informal 20 % Ruang dan
PJM 4 = swasta
20 %
148
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sub BWP I Blok
I-A Desa
Pakisjajar, Blok
I-B Desa
Pakiskembar,
Sub BWP II Blok
II-C Desa PJM 1 =
Saptorenggo, Sub 30 %
BWP III Blok III-A PJM 2 =
Dinas tata
Pengembangan Desa 30 %
APBD ruang dan
- perdagangan dan Mangliawan, PJM 3 =
/swasta Cipta Karya
jasa deret Blok III-B 20 %
dan swasta
Asrikaton, Blok PJM 4 =
III-D Desa 20 %
Mangliawan,
Blok III-E Desa
Tirtomoyo dan
Desa
Saptorenggo,
Blok III-F Desa
Tirtomoyo
c Zona Sarana Pelayanan Umum;
Pengembangan kegiatan fasilitas pelayanan
Semua SKPD
Teknis
Kabupaten
Malang
PJM 1 = Dinas
Pengembangan di Sub BWP II 50 % Perhubungan,
Bandara Abdul blok II-A Desa PJM 2 = APBD Komunikasi
Rahman Saleh Saptorenggo 50 % dan
Informatika,
Bappeda
Dinas Cipta
Karya dan Tata
Ruang, TNI AU
Semua SKPD
PJM 1 =
Teknis
Optimalisasi di Sub BWP II 50 %
Kabupaten
penerbangan blok II-A Desa PJM 2 = APBD
Malang
komersil Saptorenggo 50 %
Dinas
Perhubungan,
149
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Komunikasi
dan
Informatika,
Bappeda
Dinas Cipta
Karya dan Tata
Ruang, TNI AU
Semua SKPD
Teknis
Kabupaten
Malang
PJM 1 = Dinas
Optimalisasi tingkat
di Sub BWP II 50 % Perhubungan,
kenyamanan dan
blok II-A Desa PJM 2 = APBD Komunikasi
keselamatan
Saptorenggo 50 % dan
penerbangan;
Informatika,
Bappeda
Dinas Cipta
Karya dan Tata
Ruang, TNI AU
PJM 1 =
30 %
PJM 2 =
Pengembangan
30 % Dinas tata
sarana pelayanan
BWP Pakis PJM 3 = APBD ruang dan
umum social
20 % Cipta Karya
budaya
PJM 4 =
20 %
PJM 1 =
30 %
PJM 2 =
Pengembangan 30 % Dinas tata
sarana pelayanan BWP Pakis PJM 3 = APBD ruang dan
umum peribadatan 20 % Cipta Karya
PJM 4 =
20 %
d
- Pengembangan sub zona pertanian
150
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sub
zonapertaniandi
Sub BWP I Blok
I-A Desa
Pakiskembar dan
Desa Pakisjajar
dan Desa
Bunutwetan,
Blok I-B Desa
Pakisjajar dan
Pakiskembar,
Blok I-C Desa
Pakiskembar,
Blok I-D Desa
Pakiskembar,
Sub BWP II Blok
II-A Desa
Pakisjajar dan
Desa
Bunutwetan, PJM 1 =
Dinas
pengembangan Blok II-C Desa 50 %
Pertanian,
- lahan pertanian Bunutwetan dan PJM 2 = APBD
dinas
sebagai LP2B Desa Asrikaton, 50 %
pengairan
Blok II-D Desa
Asrikaton, Blok
II-E Desa
Saptorenggo dan
Desa Asrikaton,
Blok II-F Desa
Pakiskembar,
Desa Ampeldento
dan Desa
Bunutwetan,
Blok II-G Desa
Sekarpuro dan
Desa
Ampeldento, Sub
BWP III Blok III-A
Desa Mangliawan
dan Desa
Sekarpuro, Blok
III-D Desa
Tirtomoyo dan
151
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Desa
Mangliawan,
Blok III-B Desa
Sekarpuro, Blok
III-E Desa
Tirtomoyo dan
Desa
Saptorenggo,
Blok III-F Desa
Tirtomoyo
Pengembangan Wisata PJM 1 =
sarana dan Pemandian 50 %
Dinas
- prasarana Wendit di Sub PJM 2 = APBD
Pariwisata
pendukung BWP III Blok III-A 50 %
kegiatan pariwisata Desa Mangliawan
3 Rencana sistem jaringan pergerakan
Pengembangan
melewati Desa PJM 1 =
ruas jalan tol yang
Ampeldento, 50 % Dinas PU
menjadi bagian dari APBD
- Desa Asrikaton PJM 2 = Bina Marga,
pengembangan Propinsi
dan Desa 50 % Jasa Marga
Jalan tol Malang –
Tirtomoyo
Pandaan
Jalan Raya
Mangliawan,
Jalan Raya
Saptorenggo,
Jalan Raya
Asrikaton, Jalan PJM 1 =
Pengembangan
Rata Bunut 50 % Dinas PU
dan penataan APBD
- wetan, Jalan PJM 2 = Bina Marga,
jaringan jalan Propinsi
Raya Pakisjajar, 50 % Jasa Marga
kolektor primer
Jalan Raya
Pakiskembar,
Jalan Raya
Ampeldento, dan
jalan Raya
Sumberpasir
Jalan Ledak PJM 1 =
Peningkatan jalan Dinas
Dowo – Jalan 50 %
lokal primer APBD Pengairan
- Raya Jabung – PJM 2 =
menjadi jalan Kabupaten dan
Jalan Lanud 50 %
kolektor primer Binamarga
Adul Rahman
152
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Saleh hingga
menyambung
Jalan Batu Retno
Jalan Komodor
Udara Abdul
Rahman Saleh,
PJM 1 =
Jalan Dinas
Pengembangan 50 %
Ampeldento dan Pengairan
- jaringan jalan PJM 2 = APBD
Jalan Sekarpuro dan
kolektor sekunder 50 %
sampai dengan Binamarga
Jalan Raya Ki
Ageng Gribig
Kota Malang
Jalan Gang
PJM 1 =
Njabon menuju Dinas
Pengembangan 50 %
Desa APBD dan Pengairan
- jaringan jalan lokal PJM 2 =
Pucangsongo dan Propinsi dan
primer 50 %
Jalan Terusan Binamarga
Tirtomoyo
PJM 1 =
Dinas PU
50 %
Pengembangan bus APBD Bina Marga,
- BWP Pakis PJM 2 =
metro Malang Raya Provinsi Dinas
50 %
Perhubungan
Jalur Kemiri –
Jabung – Pakis –
Sekarpuro, Jalur PJM 1 =
Pengembangan rute Dinas PU
Pakis – 50 %
angkutan umum APBD Bina Marga,
- Cemorokandang PJM 2 =
tujuan Terminal Kabupaten Dinas
– Tlogowaru 50 %
Arjosari Perhubungan
(PCT), Jalur
Abdul Rahman
Saleh – Arjosari
PJM 1 =
Dinas PU
50 %
Pengembangan Sub di Sekitar Pasar APBD Bina Marga,
- PJM 2 =
Terminal Pakis Kabupaten Dinas
50 %
Perhubungan
PJM 1 = Dinas PU
Revitalisasi stasiun APBD
- BWP Pakis 50 % Bina Marga,
kereta api pakis Kabupaten
PJM 2 = Dinas
153
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
50 % Perhubungan,
PT KAI
kolektor primer PJM 1 =
dankolektor 50 %
Pengembangan Dinas PU
- sekunder, jalan PJM 2 = APBD
jalur pejalan kaki Binamarga
lokal primer dan 50 %
sekunder
4 sistem jaringan Energi/Kelistrikan
PJM 1 =
di Gardu Induk
Peningkatan 50 %
yang sudah ada
- kapasitas jaringan PJM 2 = APBD PLN
di Blok II-G di
distribusi primer 50 %
Desa Ampeldento
PJM 1 =
50 %
Pengembangan
- Sub BWP III PJM 2 = swasta swasta
tower bersama
50 %
PJM 1 =
Penambahan titik
50 %
pelayanan akses kawasan
- PJM 2 = swasta swasta
internet untuk perkantoran
50 %
umum (hot spot)
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PJM 1 =
Pemenuhan
30 %
kebutuhan air baku
PJM 2 =
untuk rumah Dinas
30 %
tangga dilakukan APBD dan Pengairan
- BWP Pakis PJM 3 =
dengan Propinsi dan
20 %
pengembangan Binamarga
PJM 4 =
Sistem Penyediaan
20 %
Air Minum (SPAM).
Waktu Pelaksanaan
Program Pemanfaatan PJM-1 (2016-2021) PJM-2 (2022-2026) PJM-3 (2027-2031) PJM-4 (2032-2036) Sumber Instansi
No Lokasi Besaran
Ruang Prioritas Pendanaan Pelaksana
X X X X X X X X X X X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jalan Wendit
Barat, Jalan
Raya Bamban,
Jalan Terusan
Tirtomoyo dan
rencana jalan
lokal baru
8 Perwujudan rencana jaringan persampahan
Dinas
PJM 1 = lingkungan
50 % hidup, Dinas
Relokasi TPA Pakis
- PJM 2 = APBD Ciptakarya
keluar BWP Pakis
50 % dan Tata
Ruang, Dinas
Kebersihan
Perwujudan rencana jaringan Irigasi
Dinas PU
PJM 1 =
Peningkatan dan Cipta Karya,
50 %
pengembangan Dinas
- Tiap SBWP PJM 2 = APBD
sisitim jaringan Pengairan,
50 %
irigasi Dinas
Pertanian
Perwujudan rencana jalur evakuasi bencana
PJM 1 =
Pengembangan 50 % Dinas PU
- jalur evakuasi Tiap SBWP PJM 2 = APBD Cipta Karya,
bencana 50 % APBD