Obat Oral Pelepasan Termodifikasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Obat oral pelepasan termodifikasi (sustained release, delayed release, extended release) : mekanisme

penyerapan obat pada pelepasan termodifikasi, keuntungan/alasan dibuat sediaan termodifikasi, kerugian
sediaan termodifikasi -RICKY-

Keuntungan Controlled realease drug

1. Mengurangi frekuensi pemberian obat


2. Meningkatkan pemenuhan dosis pasien dalam sekali penggunaan
3. Konsentrasi obat dalam plasma darah konstan
4. Mengurangi toksisitas yang menyebabkan overdosis
5. Mengurangi fluktiasi dari puncak-lembah konsentrasi
6. Dapat menghindari kebutuhan dosis malam hari

Kerugian controlled realease drug

1. Terdapat kemungkinan terjadinya kegagalan system lepas lambat sehingga bahan aktif yang
relative tinggi dilepas sekaligus (dose dumping)
2. Sulit untuk penanganan penderita kasus keracunanan atqau alergi obat, karena kandungan bahan
aktif yang relative tinggi
3. Harga obat biasanya lebih mahal karena biaya pengembangan dan produksi relative lebih tinggi
4. Tidak dapat untuk zat aktif yang mengalami ketidakstabilan pada suasana basa seperti di usus

Faktro yang berpengaruh dalam pembuatan sediaan lepas lambat :

A. Faktor-faktor biologis
1. Waktu paruh biologis

Waktu paruh biologis bertujuan menetapkan tingkatan terapi jangka waktu lama.
Waktu paruh pendek akan mengurangi frekuensi dosis. Obat-obat dengan waktu paruh
panjang yang lebih dari 8 jam tidak dipakai dalam bentuk sediaan yang diperpanjang
karena efeknya sendiri sudah berkelanjutan, seperti digoksin, warfarin, dan fenitoin.

2. Absorbsi

Absorbs bertujuan untuk mempengaroleh keadaan dimana rata-rata pelepasan jauh


lebih rendah disbanding rata-rata absrobsi

3. Metabolisme

Obat – obat yang dimetabolisme sebelum absrobsi baik pada lumen atau jaringan usu
dapat menunjukkan ketersediaan hayati yang menurun
B. factor-faktor kimia
1. ukuran dosis
2. kelarutan

Senyawa dengan kelarutan yang sangat rendah (< 0,01 𝑚𝑔⁄𝑚𝐿) sudah bersifat lepas lamabat,
pelepasan obat dari bentuk sediaan dalam cairan gastroinsterstinal dibatasi oleh kecepatan
disolusinya.

3. koefisien partisi

senyawa dengan koefisien partisi yang rendah akan mengalami kesulitan menembus
membrane sehingga bioavaibilitasnya rendah

4. stabilitas

obat yang tidak stabil dalam usus halus akan menunjukkan penurunan bioavaibilitas jika
diberikan dalam bentuk sediaan lepas lambat

Ada beberapa mekanisme pelepasan obat dari bentuk sediaan lepas terkendali antara lain:

1. mekanisme pelepasan melalui difusi terkendali


pada system ini pelepasan obat ditentukan oleh difusi obat melintasi membrane polimer yang
tidak larut. System dengan pelepasan difusi terkontrol dibuat dengan enkapsulasi partikel obat
dalam membrane polimer atau dengan mendispersikan obat dalam matriks polimer. Berbeda
dengan system disolusi terkontrol, pada system difusi terkontrol obat dibuat tersedia sebagai
suatu hasil pemisahan melalui polmer. Kecepatan pelepasan obat (dm/dt) adalah :
dm/dt = ADK . (∆C)/L
dimana A luas permukaan, D koefisien difusi, ∆C perbedaan konsentrasi, K koefisien partisi
antara inti obat dan merman serta L penajang difusi

2. mekanisme pelepasan melalui disolusi terkendali


Prinsip dasar pelepasan terkendali adalah proses disolusi yang apat dikendalikan oleh lapisan
difusi. System dengan pelepasan terkontrol dapat diperoleh dengan memasukkan obat ke dalam
bahan polimer tidak larut dan menyalut partikel/granul obat dengan polimer dengan ketebalan
berbeda, sehingga memperlambat kecepatan disolusi dan difusi obat dalam medium disolusi dan
difusi obat di dalam medium saluran cerna. Sediaan dapat berupa enkapsulasi obat dengan
matriks polmer tahap disolusi yang menentukan adalah difusi melewati lapisan difusi. Kecepatan
pelepasan obat (dm/dt), adalah
Dm/dt = ADS /h
Dimana S adalah kelarutan obat, A luas permukaan yang kontak dengan medium, h ttebal lapisan
difusi dan D koefisien difusi.
Bentuk sediaan dengan disolusi terkontrol umumnya dibuat dengan cara penyalutan sebagai
bentuk sediaan antara yang berfungsi sebagai penyangga zat aktif seperti tablet, granul, serbuk,
mikrogranul, cairan, misel, dan lain-lain. Kebanyakan sediaan dibuat dalam berbagai fraksi zat
aktif bersalut, sehingga zat aktif dapat dilepaskan dalam rentang waktu yang teratur dan pasti.
Bentuk sediaan akhir dengan pelepasan bertahap ini dapat berupa tablet dengan aksi berulang,
miukrogranul bersalut, spansul (kapsul yang mengandung mikrogranul bersalut dengan ketebalan
berbeda). Medules (kapsul yang mengandung mikrogranul yang aktif yang disalut dengan
penyalut kopolimer asam maleat dengan fraksi yang berbeda sebagai fungsi dari pH), granul
dengan pelepasan terkontrol yang berupa campuran granul klasik dan granul bersalut yang
dimasukkan ke dalam kapsul aatau dibuat tablet, dapat juga dibuat tablet bersalut rangkap yang
salah satu lapisannya berupa lapisan yang mengandung dosis awal yang akan dilepas dengan
cepat.

3. mekanisme pelepasan melalui disolusi dan difusi terkendali


pada system ini, inti obat disalut dengan bahan polimer yang larut sebagian. Disolusi sebagian
polimer menyebabkan difusi obat melalui pori-pori polimer.

4. mekanisme pelepasan melalui resin pertukaran ion


Sistem ini didesain untuk memberikan pelepasan terkendali dari obat-obat yang dapat terion
dalam medium pelepasan melalui pembentukan kompleks resin-ion. System penghantaran obat
menggunakan resin penukar ion secara teoritis imun terhadap kondisi pH saluran cerna, karna
lingkungan ionic diperlukan untuk menempatkan obat dalam resin. Pada system ini granul resin
yang mengandung obat, dicampur dengan polimer seperti PEG 4000 untuk menahan kecepatan
pengembangan dalam air, kemudian disalut dengan polimer permeable terhadap air seperti
etilselullosa kecepatan untuk mengrol pelepasan obat

5. mekanisme pelepasan secara osmotic


pada system pelepasan ini, tekanan osmotic sebagai forsa yang mengahasilkan pelepasan obat
yang konstan dari system. Pelepasan obat dikendalikan oleh lubang yang dibuat dengan sinar
laser pada membrane penyalut. Pada system dengan pelepasan osmosis terkontrol, penghantaran
obat dari system dikontrol oleh pelarut yang berpenetrasi melewati membrane semipermeable,
kemudian keluar membawa obat melalui lubamg. Tekanan osmosis dan teknaan hidrolstatik pada
masing-masing sisi membrane semipermeable menentukan transport ke dalam system. Kecepatan
penghantaran obat dari system (dm/dt) tergantung tekanan osmosis formula (πs) seperti :
dm/dt = A/h . k πs s
dimaana A adalah luas membrane semipermeable, k = permeable membrane, h = tebal
membrane.

Anda mungkin juga menyukai