Skema Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

SKEMA IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU ,HUTAN

TANAMAN,DAN HUTAN ALAM


a.hasil hutan kayu

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR P.14/MENHUT-II/2011
TENTANG
IZIN PEMANFAATAN KAYU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:a.bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah


Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan terkait pemanfaatan kayu;
b.bahwa berdasarkan Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, dalam kawasan hutan produksi yang dapat
dikonversi dan penggunaan kawasan hutan dengan status pinjam pakai dapat diterbitkan izin
pemanfaatan kayu/izin pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dengan menggunakan ketentuan-
ketentuan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu atau bukan kayu pada hutan alam
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini;
c.bahwa sebagai tindak lanjut huruf b, telah ditetapkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.58/Menhut-II/2009 tentang Penggantian Nilai Tegakan Dari Izin Pemanfaatan Kayu Dan Atau
Dari Penyiapan Lahan Dalam Pembangunan Hutan Tanaman;
d.bahwa dengan telah diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Kawasan Hutan, perlu penyesuaian Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.58/Menhut-II/2009 tentang Penggantian Nilai Tegakan Dari Izin Pemanfaatan Kayu Dan Atau
Dari Penyiapan Lahan Dalam Pembangunan Hutan Tanaman tersebut huruf c;
e.bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut, dipandang perlu menetapkan Peraturan
Menteri Kehutanan tentang Izin Pemanfaatan Kayu;
B.HUTAN TANAMAN
9.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4814);
19.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut-II/2009 tentang Pemasukan dan
Penggunaan Alat Untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Atau Izin Pemanfaatan Kayu
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 265);

Di Indonesia, izin pemanfaatan hutan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 6 tahun
2007 dan UU No.41 tahun 1999 Tentang Kehutanan
Hutan dan kawasan hutan mempunyai peranan sebagai penyerasi dan penyeimbang
lingkungan global, sehingga keterkaitannya dengan dunia internasional menjadi sangat penting
dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional. Untuk itu hutan harus dikelola secara
berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam melakukan pemanfaatan hutan dan
kawasan hutan, diperlukan izin pemanfaatan hutan. Izin pemanfaatan hutan adalah izin yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan kawasan, izin
usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan
kayu, dan izin pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal hutan yang telah
ditentukan. Disebutkan bahwa pemanfaatan hutan dapat dilakukan pada seluruh kawasan hutan
yaitu hutan konservasi (kecuali pada cagar alam, zona rimba, dan zona inti dalam taman
nasional), kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi. Pada hutan produksi,
pemanfaatan hutan wajib dilengkapi dengan izin pemanfaatan hutan yang meliputi beberapa
jenis yaitu:

1. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK), Merupakan izin usaha yang diberikan untuk
memanfaatkan kawasan pada hutan lindung dan/atau hutan produksi.
2. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL) Merupakan izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dan/atau hutan produksi.
3. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Merupakan izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam pada hutan
produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan
pemasaran.
4. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) Merupakan izin usaha
yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa bukan kayu dalam hutan alam
pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan,
pemeliharaan dan pemasaran.
5. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu (IPHHK) Merupakan izin untuk mengambil hasil
hutan berupa kayu pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan, pengangkutan, dan
pemasaran untuk jangka waktu dan volume tertentu.
6. Izin Pemungutan hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK) Merupakan izin untuk mengambil
hasil hutan berupa bukan kayu pada hutan lindung dan/atau hutan produksi antara lain
berupa rotan, madu, buah-buahan, getah-getahan, tanaman obat-obatan, untuk jangka
waktu dan volume tertentu. Selain izin yang disebutkan di atas, ada 2 jenis izin lain
yaitu: Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) Merupakan izin untuk memanfaatkan hasil hutan
kayu dan atau bukan kayu dari kawasan hutan produksi yang dikonversi, penggunaan
kawasan dengan status pinjam pakai, tukar menukar dan dari Areal Penggunaan Lain
(APL) atau Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) dan Izin Pinjam Pakai kawasan
Hutan (IPPKH)

B.HASIL HUTAN ALAM

Informasi Perizinan Izin Perluasan IUPHHK-Hutan Alam

Persyaratan
A. Persyaratan Administrasi
1. areal yang dimohon dilampiri peta skala minimal 1: 50.000 untuk luasan areal yang
dimohon di atas 10.000 (sepuluh ribu) hektar atau 1:10.000 untuk luasan areal yang
dimohon di bawah 10.000 (sepuluh ribu) hektar;
2. pertimbangan teknis dari Bupati/Walikota kepada Gubernur yang berisi tentang informasi
tata ruang wilayah Kabupaten/Kota atas areal yang dimohon yang berada di dalam Peta
Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan Pada Hutan Produksi Yang Tidak
Dibebani Izin Untuk Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, dengan dilampiri:
o peta skala 1 : 50.000; dan
o informasi terkait keberadaan masyarakat setempat yang berada di dalam areal
yang dimohon.
3. Rekomendasi dari Gubernur kepada Menteri Kehutanan yang didasarkan pertimbangan
teknis Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada huruf e;
4. laporan keuangan pemohon yang terakhir dan telah diaudit oleh akuntan publik bagi
pemohon BUMN, BUMD, dan BUMS yang telah berdiri lebih dari 1 (satu) tahun;
5. Sertifikat PHPL yang masih berlaku dengan nilai baik atau sedang

Prosedure
 Pendaftaran
 Verifikasi Administrasi dan Teknis
 Penerbitan Surat Persetujuan Prinsip (RATTUSIP)
 Penyusunan IL dan koordinat geografis
 Penerbitan Peta Areal Kerja (WA)
 Pemenuhan Kewajiban (Pembayaran SPP IUPHHK – HA)
 Drafting SK IUPHHK - HA
 Penerbitan SK IUPHHK - HA

Anda mungkin juga menyukai