Forestry (Pengertian PSDH)
Forestry (Pengertian PSDH)
Forestry (Pengertian PSDH)
Dalam pengusahaan hutan negara, terdapat 4 (empat) jenis iuran kehutanan yang dipungut
oleh pemerintah yaitu: Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH), Provisi Sumber Daya
Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR) dan Ganti Rugi Tegakan (GR).
PSDH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai
instristik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan Negara. Selanjutnya definisi hutan Negara
mengacu pada UU No. 41 Tahun 1999 yaitu hutan yang berada pada tanah yang tidak
dibebani hak atas tanah.
Pemungutan PSDH oleh subyek PSDH oleh pejabat penagih didasarkan pada Laporan Hasil
Produksi (LHP) yang telah disahkan oleh P2LHP. Wajib bayar PSDH harus menyerahkan
salinan LHP kepada pejabat penagih PSDH, paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak LHP
disahkan.
Tagihan PSDH berbentuk Surat Perintah Pembayaran PSDH (SPP PSDH) yang dibuat
sebanyak 5 (lima) rangkap, dengan peruntukan:
1. Lembar pertama untuk wajib bayar
2. Lembar kedua untuk Kepala Dinas Kabupaten/Kota
3. Lembar ketiga untuk Kepala Dinas Provinsi
4. Lembar keempat untuk Kepala UPT Ditjen BUK (BPPHP)
5. Lembar kelima untuk arsip pejabat penagih
SPP PSDH harus dibayar kepada kas negara melalui rekening Bendaharawan Penerima
(untuk saat ini di Bank Mandiri) selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja sejak SPP PSDH
diterbitkan.
Berdasarkan PP No. 74 Tahun 1999 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan, maka tariff “kayu” untuk PSDH adalah 10%
dengan satuan volume meter kubik (m3). Adapun tarif PSDH ‘bukan kayu” sebesar 6%
dengan satuan volume ton, batang, kg, lembar, liter dan SMB. Tarif PSDH “bukan kayu”
masih disarkan pada PP No. 59 Tahun 1998. Harga patokan untuk perhitungan PSDH
didasarkan pada Permendag RI No. 8/M-DAG/PER/2007 tentang Penetapan Harga Patokan
Untuk Perhitungan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Kayu dan Bukan Kayu.