Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Psak
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Psak
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Psak
I. PENDAHULUAN
Laporan keuangan berisi kejadian – kejadian ekonomik selama satu periode pelaporan
yang diintreprestasikan dalam pos – pos atau akun – akun laporan keuangan. Pelaporan
keuangan umumnya memiliki periode pelaporan satu tahun. Dalam PSAK 1 dijelaskan bahwa
entitas menyajikan laporan keuangan lengkap setidaknya secara tahunan. Namun untuk
alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk melaporkan, sebagai contoh untuk
periode 52 minggu.
Meskipun terdapat batasan periode (cut off) pelaporan keuangan, aktifitas bisnis atau
kejadian – kejadian ekonomik akan terus berlangsung tidak terbatas oleh batasan periode
pelaporan keuangan tersebut. Oleh karena itu terdapat peristiwa – peristiwa setelah periode
pelaporan yakni peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan
keuangan diotorisasi untuk terbit. Memungkinkan terdapat peristiwa – peristiwa yang perlu
untuk penyesuaian. Sehingga PSAK 8 diterapkan untuk pengungkapan atas peristiwa setelah
periode pelaporan. Makalah ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengungkapan
peristiwa – peristiwa setelah tanggal pelaporan berdasarkan PSAK 8. Pada bagian akhir,
penulis memaparkan critical review atas PSAK 8 tersebut. Makalah ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai pengungkapan peristiwa – peristiwa
setelah tanggal pelaporan berdasarkan PSAK 8 dan memberikan saran kedepan mengenai
aturan dalam PSAK 8.
1
II. LANDASAN TEORI
2.1.Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode
pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang
menguntungkan maupun tidak menguntungkan. Peristiwa – peristiwa tersebut dibagi menjadi
dua yakni:
Tanggal Laporan Keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal yang lebih awal antara
tanggal manajemen telah memberikan asersi bahwa laporan keuangan telah diselesaikan dan
tanggal manajemen menyatakan bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut. Proses
dalam mengotorisasi laporan keuangan akan berbeda – beda tergantung pada peraturan
tertentu yang dipatuhi dalam finalisasi laporan keuangan. Dalam beberapa kasus, perusahaan
diminta untuk menyerahkan laporan keuangan kepada pemegang saham untuk diotorisasi,
dalam hal ini, tanggal otorisasi laporan keuangan yakni tanggal penerbitan laporan keuangan
bukan tanggal laporan keuangan disahkan oleh pemegang saham. Jadi, tanggal laporan
keuangan diotorisasi sesuai dengan tanggal manajemen menerbitkan laporan keuangan.
PSAK ini menggantikan PSAK 8 tahun 2003 tentang “Peristiwa Setelah Tanggal Neraca”.
PSAK 8 ini diterapkan untuk pengungkapan atas peristiwa setelah periode pelaporan. Tujuan
pernyataan ini adalah untuk menentukan:
2
Pernyataan ini mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas
dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa
penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.
III. PEMBAHASAN
Berikut ini adalah contoh peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan yang mensyaratkan
entitas untuk melakukan penyesuaian jumlah yang diakui dalam laporan keuangannya, atau
pengakuan dampak peristiwa yang sebelumnya tidak diakui:
3
3.1.2 Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan
Entitas tidak menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk
mencerminkan peristiwa non penyesuai setelah periode pelaporan.
Contoh dari peristiwa non penyesuai setelah periode pelaporan adalah penurunan nilai pasar
investasi di antara akhir periode pelaporan dan laporan keuangan di otorisasi untuk terbit.
Penurunan nilai pasar tersebut normalnya tidak terkait dengan kondisi investasi tersebut pada
akhir periode pelaporan namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya. Oleh karena
itu, entitas tidak menyesuaikan nilai investasi yang telah diakui dalam laporan keuangannya.
Perusahaan juga tidak perlu memutakhirkan pengungkapan jumlah investasi pada akhir
periode, meskipun entitas mungkin harus memberikan pengungkapan tambahan.
Dividen
Jika setelah periode pelaporan entitas mengumumkan pembagian dividen untuk pemegang
instrumen ekuitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50) maka entitas tidak mengakui
dividen itu sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan. Dividen tersebut diungkapkan
pada catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 1.
3.3 Pengungkapan
3.3.1 Tanggal Otorisasi untuk Terbit
4
Entitas mengungkapkan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan pihak yang
bertanggungjawab mengotorisasi laporan keuangan. Tanggal laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit penting diketahui oleh pengguna karena laporan keuangan tidak mencerminkan
peristiwa setelah tanggal otorisasi tersebut.
Jika entitas menerima informasi setelah periode pelaporan tentang kondisi yang ada pada
akhir periode pelaporan, maka entitas memutahirkan pengungkapan kondisi tersebut sesuai
dengan informasi terkini.
Peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang berdampak material jika tidak
diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan. Oleh
karena itu entitas mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok peristiwa
tersebut:
Dalam PSAK 8 tahun 2003 disebutkan tanggal otorisasi laporan keuangan dibedakan
menjadi dua yakni untuk laporan keuangan auditan, tanggal ini adalah tanggal laporan
auditor; sementara untuk laporan keuangan yang tidak diaudit, tanggal ini adalah tanggal
ketika laporan keuangan selesai disusun oleh manajemen. Hal tersebut menimbulkan
pengertian yang berbeda – beda dengan adanya dua kriteria tersebut dikhawatirkan akan
5
berdampak pada pengungkapan peristiwa – peristiwa setelah periode pelaporan. Sehingga
PSAK 8 di revisi dan diganti dengan pernyataan bahwa tanggal laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit sesuai dengan tanggal manajemen menerbitkan laporan keuangan dan
manajemen menyatakan bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut.
Dalam PSAK 8 setelah revisi ini menggunakan kalimat “peristiwa penyesuai setelah
periode pelaporan” untuk menjelakan peristiwa setelah periode pelaporan yang perlu
penyesuaian. Penggunaan kalimat tersebut lebih sulit difahami daripada kalimat yang
digunakan dalam PSAK 8 sebelum direvisi (2003) yakni “Peristiwa setelah tanggal neraca
yang memerlukan penyesuaian”. Begitu juga dengan kalimat „Peristiwa Nonpenyesuai
Setelah Periode Pelaporan” lebih sulit difahami daripada kalimat „Peristiwa setelah tanggal
neraca yang tidak memerlukan penyesuaian” dalam PSAK 8 (2003). Sehingga menurut penulis,
penggunaan kalimat tersebut dalam PSAK 8 sebelum direvisi (2003) lebih mudah difahami
daripada PSAK 8 setelah revisi.
6
V. KESIMPULAN
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode
pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang
menguntungkan maupun tidak menguntungkan.
Peristiwa – peristiwa tersebut dibagi menjadi dua yakni:
a. Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian yakni
Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode
pelaporan. peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan yang mensyaratkan
entitas untuk melakukan penyesuaian jumlah yang diakui dalam laporan
keuangannya, atau pengakuan dampak peristiwa yang sebelumnya tidak diakui
b. Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian yakni
Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan.
Entitas tidak menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk
mencerminkan peristiwa non penyesuai setelah periode pelaporan.
Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika
setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa perusahaan akan dilikuidasi
atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang
realistis kecuali melakukan hal tersebut.
Entitas mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok peristiwa tersebut:
- Sifat peristiwa, dan
- Estimasi atas dampak keuangan atau pernyataan bahwa estimasi tersebut tidak dapat
dibuat.
Sebaiknya PSAK ini tidak disertai keterangan penjelas yang lengkap mengenai pernyataan
utama. Selanjutnya penggunaan kalimat “Peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan
penyesuaian” dalam PSAK 8 sebelum direvisi (2003) lebih mudah difahami daripada
“peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan” pada PSAK 8 (2012) setelah revisi.
DAFTAR PUSTAKA