Peraturan Kehutanan P. 56/Menhut-II/2008
Peraturan Kehutanan P. 56/Menhut-II/2008
Peraturan Kehutanan P. 56/Menhut-II/2008
Nomor : P. 56/Menhut-II/2008
TENTANG
MENTERI KEHUTANAN,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam Pasal 1 ayat (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif
Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berasal Dari Penggunaan
Kawasan Hutan Untuk Kepentingan Pembangunan Di Luar Kegiatan
Kehutanan Yang Berlaku pada Departemen Kehutanan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara
Penentuan Luas Areal Terganggu dan Areal Reklamasi dan Revegetasi
Untuk Perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan
Kawasan Hutan;
MEMUTUSKAN…
-3-
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
8.L2...
-4-
BAB II
SUBYEK DAN OBYEK
PENGENAAN PNBP PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Pasal 2
PNBP Penggunaan Kawasan Hutan dikenakan kepada wajib bayar untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang telah memiliki izin pinjam pakai
kawasan hutan dari Menteri.
Pasal 3
(1) Obyek PNBP pada areal izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi areal L1, L2, dan L3.
(2) L1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. bukaan tambang aktif;
b. sarana prasarana penunjang yang bersifat permanen di bidang
pertambangan selama jangka waktu penggunaan kawasan hutan; dan
c. obyek pinjam pakai lainnya bukan pertambangan.
(3) Sarana prasarana penunjang yang bersifat permanen sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b antara lain:
a.pabrik...
-5-
a. pabrik pengolahan;
b. washing plant;
c. sarana penampungan tailing;
d. bengkel;
e. stockpile;
f. tempat penimbunan slag;
g. pelabuhan/dermaga/jetty;
h. jalan;
i. kantor;
j. perumahan karyawan;
k. sarana pengolahan;
l. instalasi penunjang;
m. tempat penyimpanan.
(4) Sarana pengolahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf k, antara lain
meliputi instalasi pengolah air limbah atau kolam pengolah air limbah tambang.
(5) Instalasi penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf l, antara lain
meliputi listrik, pipa, telepon dan helipad.
(6) Tempat penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf m, antara
lain bahan bakar dan pelumas, bahan peledak, suku cadang, penunjang
operasi, limbah B3, dan barang bekas.
(7) Obyek pinjam pakai lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
antara lain untuk keperluan :
a. religi;
b. pertahanan dan keamanan;
c. pembangunan ketenagalistrikan dan instalasi teknologi energi terbarukan;
d. penambangan Migas;
e. penambangan panas bumi;
f. pembangunan jaringan telekomunikasi ;
g. pembangunan jaringan instalasi air;
h. pembangunan jalan tol;
i. pembangunan jalan (rel) kereta api;
j. pembangunan saluran air bersih dan/atau air limbah ;
k. pengairan;
l. bak penampungan air;
m. repeater telekomunikasi;
n. fasilitas umum;
o. stasiun pemancar radio; dan/atau
p. stasiun relay televisi,
yang merupakan bagian rancangan yang disusun oleh Pimpinan
Perusahaan/Ketua Koperasi/pimpinan instansi pemegang izin pinjam pakai
kawasan hutan.
(8)L2...
-6-
BAB III
TATA CARA PENENTUAN LUAS AREAL TERGANGGU
DAN AREAL REKLAMASI
Pasal 4
(1) Baseline luas L1, luas L2 dan luas L3 disusun oleh pemegang izin pinjam pakai
kawasan hutan sesuai formulir PNBP-1 pada Lampiran 1 Peraturan Menteri ini
disampaikan kepada Kepala Badan Planologi Kehutanan dan Direktur Jenderal/
instansi terkait selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sejak terbitnya izin
pinjam pakai kawasan hutan.
(2) Baseline dan perkembangan luas L1, luas L2 dan luas L3 disusun oleh pemegang
izin pinjam pakai kawasan hutan sesuai formulir PNBP-2 pada Lampiran 2
Peraturan Menteri ini disampaikan kepada Kepala Badan Planologi Kehutanan dan
Direktur Jenderal/instansi terkait setiap akhir tahun.
(4) Besarnya dana PNBP Penggunaan Kawasan Hutan yang harus dibayarkan setiap
tahun dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian masing-masing kategori L1,
L2, dan L3 dengan tarif yang berlaku, menggunakan rumus :
PNBP...
-7-
(7) Pemutakhiran baseline dan perkembangan luas L1, luas L2 dan luas L3
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) didasarkan pada realisasi bukaan lahan,
keberhasilan reklamasi dan koreksi hasil verifikasi.
(8) Bagi bukaan tambang aktif yang dikategorikan sebagai L1 dan kemudian tidak
ada lagi aktivitas tambang dan menjadi bukaan tambang selesai (mined out),
ketegorinya berubah menjadi L2.
Pasal 5
Bagi pinjam pakai kawasan hutan bersifat non komersiil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 angka 4, pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan membayar PNBP
Penggunaan Kawasan Hutan dengan tarif sebesar Rp 0,-
Pasal 6
(1) Tata Cara pengenaan, pemungutan dan penyetoran Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Menteri Keuangan.
(3)Berdasarkan...
-8-
(3) Berdasarkan formulir PNBP-3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PNBP
Penggunaan Kawasan Hutan disetor oleh wajib bayar dengan menggunakan
Formulir PNBP-4 pada Lampiran 4 peraturan ini yaitu Surat Setoran Bukan Pajak
(SSBP) ke Kas Negara melalui Bank Persepsi paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari sejak terbit izin pinjam pakai kawasan hutan.
(4) Wajib Bayar secepatnya menyetorkan PNBP Penggunaan Kawasan Hutan pada
rekening Kas Negara dengan kode instansi : 2906 dan kode MAP : 421441.
Pasal 7
Pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan wajib menyampaikan laporan realisasi
penggunaan kawasan hutan pada akhir tahun dengan formulir sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 2 Peraturan Menteri ini kepada Menteri Kehutanan dan
Menteri teknis dengan tembusan :
a. Sekretaris Jenderal Depertemen Kehutanan;
b. Kepala Badan Planologi Kehutanan;
c. Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan;
d. Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;
e. Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial;
f. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi;
g. Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan;
h. Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;
i. Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi;
j. Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota; dan
k. Direktur Jenderal/instansi terkait.
BAB IV
REKLAMASI DAN REVEGETASI
Pasal 8
(1) Reklamasi dan revegetasi adalah upaya maksimal untuk mencapai kondisi awal
menuju ekosistem hutan.
(2) Untuk penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 khusus
untuk bidang pertambangan, reklamasi dilakukan sesuai dengan rencana
reklamasi yang tertuang dalam rencana kerja tahunan teknis dan lingkungan
yang telah disahkan oleh Menteri Bidang Pertambangan atau gubernur atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan.
a.Persentase...
-9-
(4) Apabila revegetasi dalam kegiatan reklamasi suatu areal terganggu pada L2 telah
dinyatakan berhasil, maka areal terganggu pada L2 dimaksud tidak dikenakan lagi
kewajiban membayar PNBP.
(6) Dalam hal pada baseline sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, L1 dan L2 yang
menurut pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan tidak dimungkinkan
dilakukan reklamasi dan revegetasi, maka lokasi tersebut dilakukan verifikasi.
BAB V
PENILAIAN KEPATUHAN PEMBAYARAN
DANA PNBP PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Pasal 9
(3)Hasil...
- 10 -
(3) Hasil verifikasi terhadap kewajiban pembayaran dana PNBP Penggunaan Kawasan
Hutan sebagaimana dimaksud ayat (2) dituangkan dalam Berita Acara.
(4) Verifikasi sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan secara uji petik.
BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 10
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
Ketentuan bagi pihak yang telah mempunyai perjanjian/izin pinjam pakai kawasan
hutan menyangkut lahan kompensasi diatur sebagai berikut:
a. pemegang perjanjian/izin pinjam pakai kawasan hutan dan telah melakukan
kegiatan penggunaan kawasan hutan tetapi belum menyediakan lahan
kompensasi dikenakan dana PNBP Penggunaan Kawasan Hutan sejak ditetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008 yang pembayarannya paling lambat
30 hari setelah ditetapkannya peraturan ini;
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 September 2008
MENTERI KEHUTANAN,
ttd
H. M.S. KABAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal : 24 September 2008
ttd
ANDI MATTALATTA
ttd
SUPARNO, SH
NIP. 080068472
Lampiran-1 : Formulir PNBP-1.
MATRIK BASELINE RENCANA PENGGUNAAN/PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN SESUAI KATEGORI L1, L2, L3 BERDASARKAN KONDISI AWAL PENUTUPAN LAHAN
2. L2
Keterangan :
to : Keadaan pada kondisi awal sebelum penggunaan kawasan hutan, antara lain : Disusun Oleh :
• Lahan Kosong,
• Batu Padas
• Belukar
• Alang-alang / savana / padang rumput Direktur / Pimpinan
• rawa / payau Perusahaan / Instansi
• Hutan primer
• Hutan sekunder
• hutan tanaman
MATRIK PEMUTAKHIRAN BASELINE BERDASARKAN REALISASI PENGGUNAAN KAWASAN DAN REKLAMASI YANG BERHASIL
Keterangan :
Kolom-1 : Jelas
Kolom-2 : Jelas
Kolom-3 : Luas to sesuai dengan luas penggunaan pada izin pinjam pakai
Kolom-4 : Rencana pembukaan (areal terganggu) pada tahun ke-1 berdasarkan baseline pada lampiran-1
Kolom-5 : Realisasi pembukaan (areal terganggu) pada akhir tahun ke-1 (Desember) berdasarkan baseline pada lampiran-1
Kolom-6 : Selisih antara Rencana dan realisasi pembukaan (area terganggu) Tahun ke-1
Kolom-7 : Keberhasilan revegetasi dalam kegiatan reklamasi untuk tahun ke-1 = 0 (penilaian keberhasilan pada tahun ke-3 sesudah penanaman
Kolom -8 : Luas Seluruh areal terganggu pada tahun ke-1 (kesatu)
Kolom-9 : Rencana pembukaan kumulatif tahun-1 (kesatu) dan 2 (kedua) = Renc pembukaan (areal terganggu) pada tahun ke-2 + ditambah kolom 8
Kolom-10 : Realisasi pembukaan (areal terganggu) pada akhir tahun ke-2 (Kedua pada Desember) berdasarkan baseline pada lampiran-1
Kolom-11 : Selisih antara Rencana dan realisasi pembukaan (area terganggu) Tahun ke-2
Kolom 12 : Keberhasilan revegetasi dalam kegiatan reklamasi untuk tahun ke-2 = 0 (penilaian keberhasilan pada tahun ke-3 sesudah penanaman
Kolom 13 : Luas Seluruh areal terganggu pada tahun ke-2 (kedua)
... untuk tahun ketiga dan seterusnya mengikuti pola perhitungan yang sama, terkecuali untuk reklamasi pada tahun keempat dst nilainya sesuai dengan nilai keberhasilan revegetasi
Lampiran-3 : Formulir PNBP-3.
PERHITUNGAN BESARNYA
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
BULAN............................ 200........
I IDENTITAS PERUSAHAAN
1 Izin Penggunaan/Pinjam Pakai Kawasan Hutan :
a. Nomor :
b. Tanggal :
c. Luas :
d. Jangka Waktu :
e. Penggunaan :
2 Lokasi :
a. Kabupaten :
b. Propinsi :
3 Alamat :
1 2 3 4 5 6
I L1
a. ...... ............. ................... ..................
b. ...... ............. .................. ..................
dst
II L2
a. ...... ........... ................... ...................
b. ...... .......... .................. ..................
dst
III L3
Keterangan :
Kolom 1 : Cukup jelas
Kolom 2 : L1, L2, L3 diisi dengan jenis penggunaan sesuai kategori dalam base line
Kolom 3 : Pada tahun pertama diisi berdasar base line tahun pertama, pada tahun kedua diisi dari base line
pada tahun kedua ditambah selisih antara rencana tahun pertama & realisasi tahun pertama, dan
seterusnya.
Kolom 4 : Tarif dibedakan menurut fungsi hutan (HP/HL) dan jenis penggunaan, sesuai PP 2 Tahun 2008
Kolom 5 : Kolom 3 dikalikan kolom 4
Kolom 6 : Cukup jelas
Lampiran 4.
Formulir PNBP-4.
DEPARTEMEN KEUANGAN RI SURAT SETORAN LEMBAR 1
DITJEN PERBENDAHARAAN BUKAN PAJAK UNTUK
LOGO KPPN (SSPB) WAJIB SETOR/WAJIB BAYAR/
……1) Nomor ……………….. 2) BENDAHARAWAN PENERIMA
Tanggal ……….…..… 3) SEBAGAI BUKTI SETOR
KE REKENING KAS NEGARA NOMOR : ………………...………………….…………………………………………………………. 4)
3 Alamat : …………………………………………………………………………………………….. 7)
…………………………………………………………………………………………. 16)
…………………………………..23)
NIP. …………………………………..24) Tanda Tangan…………………………………….26)
Nama Terang………………...…………………..27)