Farmasetika Furosemid
Farmasetika Furosemid
Farmasetika Furosemid
FUROSEMID
Obat furosemid ada 2 bentuk sediaan yang beredar di pasaran yaitu tablet dan injeksi.
TABLET
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI.V
tahun 2015 hal.52)
Alasan Pemilihan Sediaan Tablet (Lachman, 1986. The Theory&Practice of Industrial
Pharmacy 3rd Edision, Hal.294)
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain:
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang
paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan
pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti)
dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang (tertutupi) rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram
atau berhiasan timbul atau emboss;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus seperti tablet lepas tunda, lepas
lambat, lepas terkendali;
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan
untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling mudah diproduksi secara besar-besaran
dengan proses pengemasan yang mudah dan murah sehingga biaya produksi lebih rendah;
12. Pemakaian oleh pasien lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik,
dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Evaluasi :
Prinsip : (pilih salah satu dari di bawah ini, sesuaikan dengan sediaan kita)
2. Menetapkan kadar zat aktif dengan cara sampling pada beberapa titik (atas,
tengah, bawah) wadah pencampur
(pilih salah satu dari di bawah ini, sesuaikan dengan yang dilakukan)
Penafsiran Hasil: Aliran massa cetak baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan >4
g massa cetak adalah 1 detik
BJ mampat BJ nyata
%K 100%
BJ mampat
Alat : Granulometer
Prinsip : Granul dilewatkan melalui susunan pengayak dalam berbagai ukuran, yang
disusun bertingkat satu sama lain dengan pengayak berukuran paling halus diletakkan di
bawah. Granul yang tertinggal di tiap pengayak ditimbang dan dihitung persentasenya serta
ukuran diameternya
Evaluasi fisik
Persyaratan resmi
Prinsip : (untuk tablet tidak bersalut) Diambil 10 tablet secara acak lalu ditimbang
satu per satu dan dihitung bobot rata-ratanya. Berdasarkan hasil penetapan kadar,
dihitung jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 tablet tersebut dengan
anggapan zat aktif terdistribusi homogen.
Penafsiran hasil :
Keseragaman dosis terpenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10
tablet adalah 85-115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif
6%.
Jika 1 satuan berada di luar rentang tersebut dan tidak ada satuan berada dalam
rentang 75,0-125,0% dari kadar yang tertera pada etiket atau SBR > 6% atau jika
kedua kondisi tidak terpenuhi dilakukan uji 20 satuan tambahan Persyaratan:
Terpenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 sampel terletak di luar rentang 85,0-
115% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak
di luar rentang 75,0-125,0% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan SBR 30
satuan tidak lebih dari 7,8%
Prinsip : Menetapkan kadar 10 satuan tablet satu per satu sesuai penetapan kadar
Penafsiran hasil :
Keseragaman dosis terpenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10
tablet adalah 85-115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif
6%.
Jika 1 satuan berada di luar rentang tersebut dan tidak ada satuan berada dalam
rentang 75,0-125,0% dari kadar yang tertera pada etiket atau SBR > 6% atau jika
kedua kondisi tidak terpenuhi dilakukan uji 20 satuan tambahan Persyaratan:
Terpenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 sampel terletak di luar rentang 85,0-
115% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak
di luar rentang 75,0-125,0% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan SBR 30
satuan tidak lebih dari 7,8%
Bila sediaan tidak ada di monografi → kreatiflah menciptakan sistem dan persyaratan
uji disolusi. Persyaratan umum yang bisa dipegang : Q = 75% dalam 45 menit (Teori
dan Praktek Farmasi Industri hlm.662)
Prinsip : Pengukuran waktu yang diperlukan tablet untuk hancur sempurna dengan
menggunakan alat uji waktu hancur dalam media air (untuk tablet tidak bersalut)
bersuhu 37° ± 2° kecuali dinyatakan lain dalam monografi.
Penafsiran hasil : Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi,
semua tablet hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lain. Tidak kurang dari 16 dari 18 tablet uji harus hancur
sempurna.
Kalo sediaan ga ada di monografi → biasanya waktu hancur 30 menit (Teori dan
Praktek Farmasi Industri hlm.659)
Penafsiran hasil : Warna homogen, tidak ada binitk-bintik/noda, bau sesuai spesifikasi
(bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak sesuai), rasa sesuai spesifikasi
Penafsiran : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓ kali tebal
tablet.
3. Friabilitas (Teori dan Praktek Farmasi Industri hlm. 654, USP & NF 27 hal 2621-2622,
Modul Praktikum Tenologi Solida, hal 40)
Tujuan : Menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses, pengemasan
dan penghantaran.
Alat : Friabilator
Penafsiran hasil :
Alat : Friksibilator
Penafsiran hasil :
Penafsiran hasil : Kekerasan tablet yang baik adalahx(pilih salah satu aja):
INJEKSI
Definisi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspense atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi diracik dengan
melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau
dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. (FI III
tahun 1979 hal 13)
Larutan yang diberikan secara parenteral disebut Injeksi (FI V, hal 46)
Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah bertanda volume 100 ml atau
kurang. (FI IV, hal 10)
Definisi sediaan steril untuk penggunaan parenteral pada umumnya tidak berlaku untuk sediaan
biologik, karena sifat khusus dan persyaratan perizinan. (FI IV, hal 10)
Injeksi adalah larutan, emulsi atau suspensi steril yang dibuat dengan melarutkan,
mengemulsikan, atau mensuspensikan zat aktif dan menambahkan eksipien ke dalam air, pelarut
bukan air yang sesuai, atau dalam campuran kedua pembawa. (BP 2009, 6551)
1. Preparasi air. Periksa Item 6 yang akan digunakan untuk persiapan larutan dan pastikan
telah memenuhi batas konduktivitas NMT 1.0 S / detik dan kisaran pH 5.0 sampai 7.0.
2. Preparasi larutan. Perhatian: Produk sensitif terhadap cahaya. Lindungi dari cahaya
sebanyak mungkin selama pemrosesan.
a. Masukkan 900 mL Item 6 ke dalam wadah penyiapan dan gelemung gas N2 (Item 7)
untuk mengeluarkan oksigen terlarut. Pantau sensor O2 (Batas O2% = NMT 1).
b. Masukkan 300 mL Item 6 ke dalam wadah persiapan lain dan gelembung Item 7
selama 20 menit.
c. Tambahkan dan lepaskan Item 2 dan 3 ke dalam Langkah 2-wadah persiapan.
d. Tambahkan item 1 ke dalam larutan Langkah 2-c dan aduk sampai benar-benar larut
e. Periksa pH (kisaran 8,5 sampai 9.1).
f. Sesuaikan pH jika perlu dengan larutan natrium hidroksida 10% atau larutan asam
hidroklorida 1 N.
g. Setelah menyesuaikan pH, buatlah volume sampai 1 L dengan menggunakan item 6
dari Langkah 2-b dan campurkan selama 15 menit, diikuti dengan menggelembungkan
Item 7 selama 20 menit.
h. Periksa pH akhir (kisaran 8,5 sampai 9.1).
i. Ambil sampel untuk pengujian.
3. Persiapan ampul. Gunakan ampul gelas amber tipe I 2-mL yang disterilkan, USP.
4. Penyiapan perakitan filtrasi dan bagian mesin untuk produksi. Bersihkan dan sterilkan
perakitan filtrasi dan bagian mesin di autoklaf sesuai USP 24.
5. Integritas pengujian. Sebelum memulai filtrasi steril, periksa integritas kartrid saringan.
6. Aseptic filling. Isi larutan 2,15 mL (kisaran 2,1 sampai 2,2 mL) dari bulk ke masing-
masing ampul bersih bersih steril dan segel.
7. Sterilisasi terminal. Muatkan ampul penuh di dalam ruang otoklaf. Jalankan siklus pada
suhu sterilisasi 121,1 ° C dan waktu pemaparan 20 menit.
8. Uji kebocoran ampul. Lakukan tes kebocoran.
9. Pemeriksaan optik. Periksa ampul di bawah mesin pengecekan optik.
SIFAT ZAT
METODA STERILISASI KETERANGAN
AKTIF
Zat padat tahan Sterilisasi panas kering Zinc oxide, kalamin, talk, bismuth
panas dan tidak subnitrat, bismuth subkarbonat, calomel
mudah menguap (tahan pemanasan 160-180 ºC selama 1-
2 jam) Sulfanilamid, sulfadiazin,
sulfathiazole, sulfamerazin (thn
pemanasan 3 jam 140-150 ºC)
Larutan tahan Sterilisasi autoklaf (121 ºC
panas dan lembab selama 20 menit)
Zat padat sensitif Sterilisasi gas seperti
panas formaldehid, atau 10-20%
(thermolabil) etilen dioksida dicampur
dengan karbondioksida
Cairan sensitif Filtrasi menggunakan
panas membran, secara aseptis
Cairan minyak Sterilisasi oven (120-130 ºC Minyak mineral, petrolatum cair,
(tidak bercampur selama 1-2 jam) gliserin. Gliserin tidak dapat dipanaskan
dengan air) melebihi 150ºC. Minyak&petrolatum
cair tahan pemanasan sampai 200 ºC
Waktu kadaluarsa (Beyond Use Date) sediaan injeksi menurut kategori risiko kontaminasi
Suhu Penyimpanan Waktu Kadaluwarsa (Beyond Use Date)
Resiko Kontaminasi Resiko Kontaminasi Resiko Kontaminasi
Rendah Sedang Tinggi
Suhu kamar 48 jam 30 jam 24 jam
<25°C
Suhu sejuk 14 hari 9 hari 3 hari
2-8°C
Suhu beku 45 hari 45 hari 45 hari
<-10°C
Herawati; (2012 19 Desember). Beyond Use Date. Media Informasi Peresepan Volume 10 No 3.
http:/www.researchgate.net/profil/Faira-HerawatiBeyondusedate/Link.
3. Stabilitas Sediaan
Tablet stabil disimpan pada suhu 15-30°C pada wadah yang tertutup rapat dan tahan cahaya.
dan injeksi stabil disimpan pada suhu 15-30°C pada wadah yang terlindung cahaya. Buang
bagian injeksi yang tidak terpakai (AHFS 2011)
Kemasan :
- Primer : c/ wadah kaca, wadah plastik, alumunium foil, logam, blister
- Sekunder : c/ kertas dan kertas karton
Alumunium Foil : merupakan bahan kemasan yang paling umum digunakan untuk
membentuk sediaan padat yaitu tablet, kapsul, serbuk, karena karakteristik perlindungannya
terhadap efek kelembaban panas dan cahaya, dan pengehematan dalam biaya pengiriman
produk.
Blister : alumunium dan bahan lain (kertas atau plastik)
Strip : digunakan agar mencegah kelembaban dan transmisi gas, mudah untuk disobek
Pustaka (Arif Sabah, dkk. 2014. Features, Functions, and Selection of Pharmaceutical
Packaging Materials, International Journal of Pharmaceuticals and Neutraceuticals Research
Vol.1 (1). Hal.1-12)
Injekasi Furosemid : Dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda, tidak tembus cahaya,
dari kaca Tipe I (FI V tahun 2015 hal 470), penyimpanan pada suhu 15-30°C (AHFS 2011)
Jeni-jenis wadah kaca
Menurut karakteristik resistansi hidrolitik, wadah kaca diklasifikasikan sebagai berikut:
Wadah kaca tipe I
Kaca netral, dengan resistansi hidrolitik tinggi karena komposisi kimia kaca itu sendiri.
Wadah kaca tipe II
Biasanya gelas soda-kapur-silika dengan resistansi hidrolitik tinggi akibat perlakuan
permukaan yang sesuai.
wadah kaca tipe III
Biasanya gelas soda-kapur-silika dengan hanya tahan hidrolitik moderat.
wadah kaca tipe IV
Biasanya flint berkualitas rendah atau soda glass (AS) atau tidak untuk penggunaan
parenteral.
Pustaka (Arif Sabah, dkk. 2014. Features, Functions, and Selection of Pharmaceutical
Packaging Materials, International Journal of Pharmaceuticals and Neutraceuticals Research
Vol.1 (1). Hal.1-12)