0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
658 tayangan8 halaman

Laporan FMEA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 8

LAPORAN EVALUASI

FMEA PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN GAWAT DARURAT DI


UGD

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH


SITI KHODIJAH GURAH
Alamat : Jl.Dr Soetomo 322 Sukorejo Gurah Kediri
Telp. (0354) 545481 fax(0354) 548838 mn,
Email :rsm.sitikhodijah.kediri@gmail.com Website: rsmskg.rsmuhammadiyahjat
LAPORAN EVALUASI
FMEA PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN GAWAT DARURAT DI UGD

I. PENDAHULUAN
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.Terdapat lima
isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient
safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah
sakit yang bias berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak pada pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang
terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit
dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan pencitraan rumah sakit.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: penilaian risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Manajemen Risiko adalah budaya, proses, dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan
peluang-peluang sambil mengelola efek yang tidak diharapkan (AS/NZS 4360:2004) atau kegiatan
terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko (ISO
31000:2009). Sumber lain menyebutkan manajemen risiko merupakan salah satu komponen penting
dari clinical governance dan merupakan proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,
meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh.
Failure Mode and Effects Analysis (selanjutnya disebut FMEA) adalah proses proaktif dalam
memperbaiki kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan sebelum terjadi, dimana
kesalahan dapat diprediksi dan diantisipasi sehingga dampak buruk akibat kesalahan itu dapat
dihilangkan atau diminimalisir demi keselamatan pasien.
RSM Siti Khodijah Gurah sebagai rumah sakit tipe D tentu tidak lepas dari issue-issue
keselamatan pasien, mulai dari insiden, upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, serta
sistem manajemen risiko. Sebagai sebuah fasilitas yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan
yang selalu berinteraksi dengan pasien, sudah dapat dipastikan akan selalu bersinggungan dengan
masalah keselamatan pasien, yang tentunya tidak selalu dapat dilakukan secara sempurna. Namun
demikian, upaya-upaya peningkatan keselamatan pasien akan selalu dilakukan sebagai bentuk
antisipasi adanya insiden keselamatan pasien.
II. MATERI LAPORAN
Dari hasil FMEA tentang pemberian obat pada pasien gawat darurat di UGD yang telah dilakukan muncul hasil sebagai berikut:

No Tahapan Failure Modes Penyebab Akibat Solusi Indikator Kegiatan yang Penanggung
Proses Mengukur dilakukan Jawab
keberhasilan
solusi
1 Perawat - Kurang - Adanya rasa - Akan terjadi salah - Perbaikan Kepatuhan Sosialisasi dan Tim Mutu
menyalin komunikasi sungkan interpretasi resep dalam penulisan terhadap Implementasi Unit UGD
permintaan terkait untuk sehingga resep dokter Pedoman Pedoman
obat dari dokter konfirmasi konfirmasi mengakibatkan - Konfirmasi Pelayanan Pelayanan
resep dengan resep salah dosis, salah resep ke dokter
dokter dengan obat,salah aturan penulis
- Kegagalan dokter pakai - Lakukan double
dalam - Terdapat - Dapat terjadi check identitas
identifikasi pasien salah pasien, pasien
pasien (resep dengan tertukar obat
tertukar) kondisi yang - Salah dalam
- Kegagalan sama dalam penyiapan obat, Monitoring dan
dalam waktu terapi tidak Evaluasi
membaca bersamaan sempurna
nama obat - Tulisan - Kesalahan dalam
- Kegagalan dokter yang penggunaan
dalam tidak jelas dosis
membaca
sediaan obat
2 Penyiapan obat - Kegagalan - Tulisan - Kegagalan - Lakukan double Kepatuhan Sosialisasi dan Tim Mutu
oleh farmasi dalam kurang jelas, pengobatan/terapi check identitas terhadap Implementasi Unit Farmasi
identifikasi petugas pasien Pedoman Pedoman
pasien kurang teliti, - Konfirmasi Pelayanan Pelayanan
resep bila ada
- Kegagalan pasien terlalu yang kurang
dalam banyak jelas Monitoring dan
pengambilan - Letak obat - Perbaikan Tata Evaluasi
obat yang letak obat
- Kegagalan berdekatan,
dalam nama obat
peracikan yang hampir
- Kegagalan sama
dalam
menempel
etiket
3 Penyerahan - Kegagalan - Beban kerja Dapat terjadi salah - Dibuatkan buku Kepatuhan Sosialisasi dan Tim Mutu
obat dari dalam yang terlalu pasien, tertukar obat pencatatan terhadap Implementasi Unit UGD
farmasi ke memberikan tinggi, tidak pasien beserta Pedoman Pedoman Unit Farmasi
perawat informasi obat teliti tanda terima Pelayanan Pelayanan
- Kegagalan penyerahan
dalam obat
identifikasi - Lakukan double
pasien cek identitas
pasien
- Pengajuan Monitoring dan
penambahan Evaluasi
karyawan
bagian farmasi
4 Perawat - Kegagalan - Obat - Dapat terjadi - Lakukan double Kepatuhan Sosialisasi dan Tim Mutu
memasukkan dalam menumpuk salah pasien, cek identitas terhadap Implementasi Unit UGD
atau identifikasi diruang tertukar obat pasien Pedoman Pedoman
menyerahkan pasien perawatan - Kegagalan - Perbaikan Pelayanan Pelayanan
obat ke pasien - Kegagalan karena pengobatan, ruang
UGD dalam pengelolaan pasien semakin penyimpanan
memberikan kurang baik parah, pasien obat di UGD
obat (salah - Kurang teliti, tidak sembuh, - Pengajuan
obat) nama yang tidak penambahan
mirip, beban perawat UGD Monitoring dan
- Kegagalan kerja yang mendapatkan Evaluasi
dalam tinggi informasi
membaca
aturan pakai
Dari hasil evaluasi FMEA yang telah dilakukan, maka muncul rekomendasi sebagai berikut:
No. Rekomendasi Evaluasi dan Outcome
1 Monitoring ketepatan identifikasi pasien Selalu melakukan komunikasi antar dokter
dalam pemberian obat di UGD dengan perawat, dokter dengan farmasi dan
perawat dengan farmasi.
Penyempurnaan regulasi tentang keselamatan
pasien

2 Monitoring penataan obat di UGD diatur Ada penyimpanan khusus untuk obat-obat.
untuk memastikan kestabilan dan kerapian
obat terjaga

3 Menyiapkan usulan penambahan tenaga Ada pengusulan penambahan tenaga perawat


perawat UGD dan tenaga farmasi untuk UGD dan farmasi dan dilakukan dengan jadwal
menunjang pelayanan yang lebih terstruktur
maksimal.
III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil evaluasi FMEA Pemberian Obat pada Pasien Gawat
Darurat di UGD ini adalah:
1. Insiden kesalahan pemberian obat dapat terjadi dari awal dokter menuliskan resep
2. Pentingkan komunikasi dan konfirmasi ulang antara perawat UGD dan dokter terkait resep yang
akan diberikan ke bagian farmasi
3. Penyimpanan obat dari bagian farmasi di UGD perlu diperhatikan agar tidak ada kesalahan
dalam pemberian obat
4. Penyempurnaan regulasi unit UGD tentang keselamatan pasien

Rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil evaluasi FMEA pemberian obat pada pasien gawat
darurat di UGD adalah :
1. Melakukan double check atau konfirmasi ulang resep untuk ketepatan identifikasi pasien
2. Adanya tempat untuk penyimpanan obat sementara di UGD
3. Wacana untuk penambahan tenaga karyawan perawat UGD dan bagian farmasi

IV. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat untuk dapat menjadi masukan dan evaluasi demi kemajuan
dan kebaikan serta peningkatan mutu dan keselamatan pasien RSM Siti Khodijah Gurah.

Kediri, 02 April 2019


Ketua Sub Komite Manrisk

dr. Nanda Sugesti

Anda mungkin juga menyukai