Panduan Fmea Clear
Panduan Fmea Clear
Panduan Fmea Clear
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
NOMOR : 150 TAHUN 2019
TENTANG
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
BAB II
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 3
Ditetapkan di Kebumen
pada tanggal 9 Februari 2019
WIDODO SUPRIHANTORO
-4-
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
NOMOR : 150 TAHUN 2019
TENTANG
PANDUAN ANALISA MODUS
KEGAGALAN DAN DAMPAKNYA
(FAILURE MODE EFFECT
ANALYSIS/ FMEA) PADA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sebenarnya
dapat dicegah di rumah sakit telah lama menjadi pusat perhatian, di
Amerika the Joint Comission on Accreditation of Health Organization
(JCAHO) mewajibkan rumah sakit untuk melakukan setidaknya satu
Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) setiap tahun untuk dapat
mengidentifikasi berbagai upaya pencegahan.
FMEA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
perbaikan system yang telah terbukti dapat meningkatkan
keselamatan. FMEA merupakan teknik yang berbasis tim, sistematis,
dan proaktif yang digunakan untuk mencegah permasalahan dari
proses atau produk sebelum permasalahan tersebut muncul atau
terjadi. FMEA dapat memberikan gambaran tidak hanya mengenai
permasalahan – permasalahan apa saja yang mungkin terjadi namun
juga mengenai tingkat keparahan dari akibat yang ditimbulkan.
FMEA awalnya dikembangkan di luar bidang pelayanan
kesehatan dan sekarang digunakan di pelayanan kesehatan untuk
menilai risiko kegagalan dan kesalahan pada berbagai proses serta
untuk mengidentifikasi area – area penting yang membutuhkan
-5-
B. Tujuan
1. Mencegah error dan nearmiss
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan
3. Meningkatkan pendekatan pasien safety dalam pelayanan
-6-
BAB II
DEFINISI
B. Kegagalan
Hilangnya fungsi dibawah kondisi yang dinyatakan
C. Modus Kegagalan
Cara tertentu atau cara dengan mana kegagalan terjadi dalam hal
kegagalan item (menjadi bagian atau (sub) sistem) fungsi diselidiki;
umumnya dapat menggambarkan cara kegagalan terjadi.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Langkah-Langkah FMEA
1. Tentukan Topik Proses FMEA
2. Bentuk Tim
3. Gambarkan Alur Proses
4. Analisa Hazard Score
5. Tatalaksana dan Pengukuran Outcome
6. Standarisasi/Redesign proses/design control
7. Analisa dan Melakukan Uji Coba Proses Baru
8. Implementasi dan Monitoring proses yang baru
B. Pelaksanaan FMEA
1. Menentukan proses yang mempunyai risiko tinggi dan
membentuk tim
a. Proses Risiko Tinggi
1) Proses baru, misalnya proses mengoperasikan alat infuse
baru untuk pasien rawat jalan.
2) Proses yang sedang berjalan, misalnya proses pengadaan
dan penyimpanan gas medis di rumah sakit.
3) Proses dalam klinis, misalnya proses pemeriksaan darah di
laboratorium.
4) Proses non klinis, misalnya proses mengkomunikasikan
hasil pemeriksaan lab kepada dokter atau proses
identifikasi pasien yang berisiko jatuh.
b. Sumber Identifikasi Proses Risiko Tinggi
1) Data performance improvement internal
2) Feedback staff
3) Feedback customer
4) Data dari RS lain (grup/RS setara local/nasional)
5) Komite keselamatan Pasien RS
6) Literatur dari Asosiasi/Society/Profesional
7) Sentinel Event Database
8) Liability insurance
-8-
c. Membentuk Tim
1) Multidisiplin
2) Tidak lebih dari 10 orang (idealnya 4 – 8 orang)
3) Memiliki pengetahuan tentang proses yang dianalisis
(subject matter/process expert) dan komitmen pada
“performance improvement”.
4) Mewakili bidang yang akan dianalisis dan unit yang akan
terkena perubahan.
5) Mengikutkan orang yang tidak terlibat dalam proses tapi
memiliki “analytical skill”
6) Setidaknya ada satu pembuat keputusan (leader)
7) Satu orang yang memiliki “critical thinking” saat perubahan
akan dilaksanakan.
2. Menggambarkan alur atau diagram proses dan brainstorming
modus kegagalan
Alur atau Diagram Proses
a. Buat alur proses, bila perlu dibuat sub proses dan buat
masing–masing diagramnya.
b. Bila proses baru : bagaimana seharusnya
c. Bila proses lama : bagaimana saat ini
d. Buat flowchart untuk diagram proses
3. Analisa Hazard Score
a. Modus Kegagalan
“Perilaku yang dapat mengakibatkan kegagalan”
1) Tanyakan “bagaimana bisa gagal?”
2) Identifikasi semua modus kegagalan
b. Menentukan Dampak
Menentukan kemungkinan dampak jika kegagalan tersebut
terjadi dengan brainstorming atau diskusi diantara anggota
tim.
c. Prioritas Modus Kegagalan
Skala Peringkat modus kegagalan
-9-
Hazard Score
Tingkat Bahaya
Katastropik Mayor Moderat Minor
4 3 2 1
Sering
16 12 8 4
4
Kadang
12 9 6 3
3
Jarang
8 6 4 2
2
Hampir tidak pernah
4 3 2 1
1
1) Variable Input
a) Pasien
Keparahan penyakitnya
Komorbiditas
Pengobatan
Keinginan pasien
Usia
- 14 -
b) Pemberi pelayanan
Tingkat ketrampilan
Cara pendekatan melaksanakan tugas, dll
Proses pelayanan harus dapat mengakomodasi
variabilitas yang tidak dapat dihindarkan dan tidak
dapat dikontrol.
2) Kompleksitas
a) Proses dalam layanan kedokteran sangat kompleks,
terdiri dari puluhan langkah
b) Semakin banyak langkah dalam suatu proses, semakin
tinggi probabilitas terjadinya kesalahan
c) Donald Berwick
Bila proses terdiri 1 langkah, kemungkinan 1%
Bila proses 25 langkah, kemungkinan salah 22%
Bila proses 100 langkah, kemungkinan salahnya
63%
3) Kekurangan standarisasi
a) Variabilitas individual sangat tinggi
b) Perlu standar, misal :
SPO
Parameter
Protocol
Clinical pathways
c) Dapat membatasi pengaruh dari variabel yang ada
4) Keterkaitan yang Erat
a) Perpindahan satu langkah ke langkah lain dalam waktu
berurutan tanpa jeda, sehingga seringkali baru disadari
terjadi penyimpangan pada langkah berikutnya. Misal,
LASA
b) Keterlambatan dalam suatu langkah akan
mengakibatkan gangguan pada seluruh proses.
c) Kekeliruan dalam suatu langkah akan mengakibatkan
penyimpangan pada langkah berikut (cascade of failure)
d) Kesalahan biasanya terjadi pada saat perpindahan
langkah atau adanya langkah yang terabaikan
- 15 -
7) Keterbatasan waktu
Proses yang memiliki keterbatasan waktu cenderung
meningkatkan risiko kegagalan. Misal, ket golden period.
PDSA CYCLE
CONTOH FMEA
Langkah 2. Gambarkan Alur Proses
1 2 3 4 5
Dokter Dokter Penulisan Penyerahan resep Pelayanan obat
menegakkan menetapkan resep ke farmasi di farmasi
diagnosis terapi
Sub proses :
a. Anamnesis a. Menulis di a. Perawat a. Perawat a. Skrining
status RM menulis menyerahkan resep
permintaan resep ke b. Checking 1
obat pada keluarga
kitir obat pasien (jika
pasien tunai)
b. Pemeriksaan b. Pemilihan b. Dokter c. Perawat d. Penyiapan
fisik obat menulis menyerahkan e. Labeling
obat pada resep ke
kertas resep pembantu
perawat untuk
mengantar ke
farmasi (bila
pasien
tanggungan
asuransi/peru
sahaan/via
RS)
c. Pemeriksaan d. Pemilihan c. Pemberian d. Menyerahkan e. Penyerahan
Penunjang cara identitas ke petugas /
pemberian pasien pada farmasi pengiriman
obat kertas resep obat
e. Menentukan f. Perawat g. Recheck
dosis obat menulis resep
jumlah obat
pada status
RM
f. Menentukan h. Berhitung
frekuensi
pemberian
obat
g. Pemberian i. Mutasi
terapi melalui
telepon pada
perawat
h. Pesan pada j. Posisi
perawat yang
mengantar
visite
- 18 -
BAB V
DOKUMENTASI
BAB VI
PENUTUP