Rks Dak Penugasan Bidang Air Minum
Rks Dak Penugasan Bidang Air Minum
Rks Dak Penugasan Bidang Air Minum
PERSYARATAN ADMINISTRASI
PENJELASAN
KETENTUAN UMUN & TEKNIS TATA LAKSANA DI LAPANGAN
Pasal 1
PERSIAPAN DAN PENGUKURAN
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pembesian
Pek. Pas. Batu Pondasi
Pek. Tanah
Pekerjaan Pipa / Sambungan Rumah ( SR )
Pekerjaan Fhinising , Pengecatan Tembok dan Pembersihan
1.3.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
1.3.2. Kehadiran Direksi selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberik nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh
tersebut di atas.
1.3.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
1.3.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor
bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
1.3.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
1.3.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
1.3.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada di
lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang mauun belum; adalah tanggung-jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
1.4.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan memdapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal
Sarjana Muda teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga)
tahun.
1.4.2. Dengan adanya Pelaksanana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagaian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
1.4.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan
Direksi, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
1.4.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek dan Direksi, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
dibertahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
1.4.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
1.5.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syara(RKS) ini
maupundalam berita acarapenjelasan pekerjaan, bahan-bahan yang akan di
pergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI th. 1982), Satandar Nasional Indonesia (SNI), Standar Industri Indonesia
(SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
1.5.2. Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.
1.5.2.1. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
1.5.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar, memenuhi standard spesifikasi
bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
1.5.2.3. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak untuk untuk menunjuk tenaga
akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Suplier yang bersangkutan
tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak
mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
1.5.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.
1.5.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari laboratorium lokal/dalam negeri
baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh
Direksi secara tertulis. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium,
maka biaya tersebut harus ditanggung oleh kontraktor tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya tambahan.
1.5.3. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Pemberi
tugas, selanjutnya contoh tersebut harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 4
(empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standar of
appearance”. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2)
minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
1.5.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
1.5.5. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut di atas.
2 PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
2.1 Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua
bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh
yang telah disetujui Direksi
2.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kwalitas jelek yang
diynatakan afkir/ditolak oleh Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
2.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Direksi dan
ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka Direksi berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda
sebesar 1o/oo ( satu permil ) dari harga borongan.
2.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke
laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada direksi secara tertulis. Segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
2.5 Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan Pekerjaan-pekerjaan yang mengunakan bahan-bahan tersebut
diatas.
1.6. KOORDINASI PELAKSANAAN
2.6 Jadwal Pelaksanaan
1.6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan
berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
1.6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi, paling lambat dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor.
1.6.3 Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi, akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.
1.6.4 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1
(satu) salinan Rencana Kerja kepada Konsultan Perencana.
1.6.5 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding Bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
1.6.6 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
1.6.7 Suplier & Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)
2.6.7.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor
bawahan didalam hal pengadaan material dan
pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan
terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
2.6.7.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas
petunjuk Direksi dengan Kontraktor bawahan atau supplier
bahan.
2.6.7.3 Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di
Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan
pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.
2.7 Dasar Penentuan Ukuran/Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan
1.7.1 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang
tertera dalam gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di
lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
1.7.2 Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan ,patokan ukuran yang
dipakai adalah terhadap patok ukur (“Bench Mark”) yang telah ada
existing, dengan setiap kali menyesuaikan ukuran di gambar kerja atau
dipakai patokan-patokan yang ada didalam tapak.
1.7.3 Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di tapak untuk
patok titik mula setiap bagian dari pekerjaan.
1.7.4 Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan di Lapangan harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
pemecahannya. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas.
PASAL 2
BAHAN DAN ALAT
1. Bahan, alat dan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan
tersebut dalam Pasal 1 Bab I syarat-syarat administrasi ini harus disediakan penyedia
barang/jasa dan disetujui oleh Pengguna barang/jasa dan konsultan pengawas.
2. Penyedia barang/jasa wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk menyimpan
bahan-bahan dan alat-alat, serta menyediakan angkutan bahan-bahan dan alat-alat
tersebut guna lancarnya pekerjaan atas biaya sendiri.
3. Pengguna barang/jasa berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh
Penyedla barang/jasa Jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.
4. Jika bahan-bahan dan alat-alat ditolak oleh Pengguna barang/jasa maka Penyedia
barang/jasa harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut dari lokasi pekerjaan
dalam waktu 2 x 24 jam kemudian menggantinya dengan yang memenuhi persyaratan.
5. Tidak tersedianya bahan dan alat-alat di pasaran tidak dapat dijadikan alasan
keterlambatan pekerjaan.
PASAL 3
TENAGA KERJA DAN UPAH
2. Ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung oleh
Penyedia barang/jasa.
3. Penyedia barang/jasa wajib menyelenggarakan program Asuransi Sosial Tenaga Keria
(ASTEK) sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
PASAL 4
PELAKSANAAN PENYEDIA
BARANG / JASA
3. Jangka waktu masa kontrak 150 ( seratus lima puluh ) hari kalender dihitung sejak
penandatanganan kontrak, dengan masa pemeliharaan 180 ( seratus delapan puluh) hari
kalender yang dimulai sejak serah terima pertama.
PASAL 5
KENAIKAN HARGA
PASAL 6
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen kontrak,
maka pengguna barang/jasa bersama penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain:
2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum
dalam perjanjian/kontrak awal.
3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna barang/jasa secara tertulis kepada
penyedia barang/jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
4. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
addendum kontrak.
5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadikan alasan untuk mengubah waktu
penyelesaian, kecuali atas persetujuan tertulis pengguna barang/jasa.
PASAL 7
KEAMANAN TEMPAT KERJA
DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA
3. Jlka tejadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka penyedia barang/jasa wajib
memberi pertolongan medis kepada para korban dan segala biaya yang dikeluarkan
sebagai akibatnya, menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
4. Hubungan pekerja dengan penyedia barang/jasa tunduk pada peraturan perburuhan yang
berlaku.
PASAL 8
LAPORAN
3. Segala laporan dan catatan tersebut dibuat berbentuk buku harian rangkap 4 (empat), diisi
formulir yang telah disetujui penyedia barang/jasa dan selalu ada ditempat
pekejaan/direksi keet.
2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna barang/jasa atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuaj ketentuan dalam dokumen kontrak.
3. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur di dalam dokumen kontrak.
4. Jika Pemborong setelah mendapat peringatan tertulis 2 (dua) kali berturut-turut tidak
mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak, maka
Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja/kontrak secara sepihak.
PASAL 10
RESIKO
1. Jika hasil pekerjaan Penyedia barang/jasa musnah/rusak sebagian atau keseluruhan akibat
kelalaian penyedia barang/jasa sebelum diserahkan kepada Pengguna barang/jasa, maka
penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul
akibat keadaan tersebut.
Jika hasil pekejaan penyedia barang/jasa sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar
kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan
memaksa, maka segala kerugian yang timbul akibat keadaan ini akan ditanggung oleh
kedua belah pihak.
3. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak lain berkaitan dengan
pelaksanaan pekejaan ini sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab penyedia
barang/jasa di dalam maupun di luar pengadilan.
PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya akan diselesalkan
secara musyawarah.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka diselesalkan
oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit, dibentuk dan diangkat oleh
kedua belah pihak yang terdiri dari :
Seorang wakil dari pengguna barang/jasa sebagai anggota Seorang wakil dari
penyedia barang/jasa sebagai anggota.
Seorang wakil dari pihak ketiga sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Jika perselisihan sebagaimana dimaksud tidak dapat diselesaikan, maka akan diselesaikan
melalui Pengadilan Negeri Kabupaten Bangka Selatan.
BAB II
Pasal 1
PERSIAPAN DAN PENGUKURAN
1.1.4. Pembuatan direksi keet dilengkapi meja rapat, meja & mesin gambar, papan
tulis, dan alat-alat tulis, serta bangsal kerja yang dilengkapi dengan peralatan-
peralatan yang diperlukan, seperti perancah-perancah, steger-steger, dolak-
dolak, persiapan tempat/bahan/air dan sebagainya.
1.2.2. Standar/rujukan
Tidak ada.
d
a b
Plain concrete
Stone bedding
Compacted subgrade
10 e 90-95% soildensity
a b c d e f.
Tanah Lunak : 100 90 15 20 45 2.5 Cm
Tanah Kasar : 70 50 15 15 15 2.5 Cm
Bila patok berada pada tanah lunak, baja dengan angker harus ditanam
dalam beton K-125 dan ukuran sesuai dengan yang disetujui Konsultan
pengawas.
Pondasi harus dibuat sesuai Spesifikasi Teknis ini.
1.2.5.4. Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok ditanah harus
dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air
dan tanah.
1.2.5.5. Kerangka horizontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm x 5 cm
panjang 30 cm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 2 cm di
atas permukaan tanah dengan paku di tengahnya sebagai tanda.
1.2.7. Bahan-bahan
Tidak ada.
PASAL 2
URAIAN LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Gudang
a. Gudang material harus baik, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan
dipergunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain,
b. Bahan untuk pembuatan gudang dipergunakan kayu yang kuat dan dinding tripleks
berkualitas baik.
c. Luas lantai gudang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
d. Gudang disediakan sendiri oleh penyedia barang/jasa. dengan biaya sendiri.
e. Lokasi gudang harus disetujui pengguna barang/jasa.
a. Penyedia. barang/jasa. wajib membuat papan nama pekerjaan sesuai ketentuan yang
berlaku dengan persetujuan pengguna barang/jasa.
b. Ukuran papan nama. pekerjaan 80 x 120 cm.
c. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.
Penyediaan listrik dan air keda untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggungjawab penyedia barang/jasa.
5. P3K
c. Photo pekerjaan tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing adalah:
d. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan
petunjuk pengawas teknis atau pengguna barang/jasa.
e. Photo setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disahkan oleh pengguna barang/jasa, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.
f. Khusus untuk pemotretan pada kondisl keadaan kahar/memaksa force majeure diambil
3 (tiga) kali.
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN
2. Persyaratan bahan
Batu bata. :
a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai
dengan persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84 dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm,
berkualitas baik dan telah diperiksa/disetujui Direksi.
b. Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30 kg/cm2, dan
bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2.
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau
hancur
d. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang, kecuali
untuk melengkapi, misalnya sudut.
e. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal
dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.
Portland Cement
a. Mutu/kwalitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksl beton, tidak
keras, tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala membatu.
b. Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk.
c. Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen (berdasarkan kwalitas
yang ditetapkan dalam SKSNI-1991).
d. Semen yang datang dl tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam gudang yang
lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.
Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari bahan
organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan sebagainya sesuai
dengan syarat-syarat dalam PBI 1971.
Jenis Adukan
a. Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2 bagian
pasir pasang (trasram)
b. Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1 bagian
semen pc dan 4 bagian pasir pasang.
a. Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai kapasitas
yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, yang
kernudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
b. Adukan vang sudah mongering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang
baru.
4. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru boleh
dilanjutkan setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus direndam
dalam air/direndam terlebih dahuiu. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah
diperhitungkan adanya fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam didalam pasangan
batu bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan ringbalk dari beton dipasang untuk
setiap luas dinding maksimun 6 m2 dan sesuai persyaratan pabrik pembuat batu bata atau
yang disetujul Direksi.
5. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Direksl.
Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air
bersih setiap pagi, atau sesuai dengan persyaratan.
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH/PASIR
a. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan Galian Tanah untuk Pipa Distribusi dan Transmisi
sehingga dapat ditanam dalam tanah dengan kedalaman minimal 50 cm dari
permukaan tanah.
b. Ukuran Galian Tanah adalah lebar Galian 25 – 30 cm dengan kedalaman 50 cm.
C. Pekerjaan Galian Tanah dapat dilakukan dengan cara manual dan menggunakan alat
berat dengan ketentuan dapat menjaga dan tidak merusak area sekitar pekerjaan .
d. Setiap Pelaksanan Galian Tanah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas.
a. Pekerjaan Urugan Tanah yang dimaksud adalah pekerjaan Urugan Kembali bekas
Galian Tanah untuk Pemasangan Pipa Transmisi dan Ditribusi.
b.Urugan Tanah dilakukan secara bertahap dan setiap tahap dilakukan pemadana manual
agar urugan tanah padat secara merata.
c. Bahan pemimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu-batu lain yang bersifat
merusak.
PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG
2. Pekerjaan beton.
3. Pekerjaan Pembesian.
a. Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang
lainnya (sesual gambar keria).
b. Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
c. Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel
harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan
sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal selimut
beton yang disyaratkan dalam SKSNI.
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
f Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-24.
g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.
4. Pekerjaan Bekisting.
BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
1.3.3.1. Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan
Pembetonan.
1.3.3.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung
bahan organis.
1.3.3.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Llngkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran dan acian pada dinding bangunan
(yang terdiri dari pasangan batu bata dan Beton), yang dinyatakan dalam gambar.
2. Persyaratan bahan.
Air
a. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau larutan
minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
b. Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.
3. Daerah Plesteran
Daerah plesteran antara lain pada bata trasram 1 : 2 , Batu bata 1 : 4, kolom beton 1 : 3
diatas elevasi 0.00 dan pada daerah yang disesuaikan dengan gambar.
a. Tebal plesteran harus berkisar setebal I s/d 2 cm, tebal pasangan bata jadi max. 15 cm.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan pasangan batu bata
dan beton dibasahl atau disiram air terlebih dahulu.
c. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam kira-kira 1 cm
agar plesteran dapat lebih merata.
5. Adukan Plesteran
a. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran yang
disetujul Direksi.
b. Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
c. Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk mencapai
bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
d. Sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong diwajibkan
membuat contoh bidang plesteran.
e. Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diacl (semen dan air)
hingga halus.
a. Bilamana Direksi mendapatkan bidang plesteran yang tidak memenuhi syarat misalnya
tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka Pemborong harus, memperbaiki pekerjaan
tersebut.
b. Bagian-bagian yang diperbalki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbalkan barus rata dengan sekitamya.
PASAL 3
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk Cat
yang menagdung Daya Rekat Kuat dan Anti Bocor yang Kuat.
Cat dinding luar/ exterior
- Primer : 1 lapis Primer, A 931 - 1050 interval 2 jam
- Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler A 931-49001 interval 2 jam
- Cat akhir Anti bocor : 2 lapis A 918 setebal 2x30 micron,
interval 2 jam, semua lapis sehingga. dicapai
permukaan yang merata & sama tebal
b. Sifat-sifat umum
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Tahan terhadap gesekan dan mudah diberslhkan
- Mengurangi Pori-Pori dan tembus uap air
- Tidak berbau
- Daya tutup tinggi
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 kg:
atau 25 kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau
Manager Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan agen/distributor
yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Pemborong
bertanggung jawab, babwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesual dengan
RKS.
d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) mInggu sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Manager Konstruksi.
Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas
biaya pemborong. Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna
khusus harus disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk
pembuatan dan pencampurannya.
e. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah
selesai dikerjakan.
Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Manager
Konstruksi
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel
dibersihkan
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih basah
dan lembab
- Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
Semua pekerjaan pengecatan harus menglkuti petunjuk dari pabrik pembuat cat
tersebut.
f. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
Tembok yang akan dicat harus
mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah permukaan tembok kering
maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok
tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai
benar-benar bersih.
Selanjutnya dilapis tipis dengan
plamur
Pada bagian-bagian dimana banyak
reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi lapisan wall sealer
Setelah kering permukaan tersebut
diamplas lagi sampai halus
Kemudlan dicat dengan lapisan
pertama
Bagian-bagian yang masih kurang
baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah kering
Pengecatan logam dan baja
Bersihkan debu, minyak, gemuk dan
kotoran lainnya dengan white spirit atau solvent
Untuk baja galvanise, amplas dengan
kertas amplas ukuran 360 sebelum diprimer
Oleskan 1 (satu) lapis Metal Primer
Chromate A540 -49020 produksi Vinilex atau setaraf
Setelah primer kering (kurang lebih 6
jam), bersihkan dari debu dan kotoran lainnya, kemudian dimulal dengan cat
dasar A543 -101 produksi Vinilex atau setaraf
Setelah cat dasar kering (kurang lebih
6 jam), teruskan dengan cat akhir A 365 produksl Vinilex atau setaraf
Bahan-bahan logam yang tertanam di
dalam pasangan atau beton tidak diijinkan untuk dimeni.
PASAL 5
PEKERJAAN PIPA DAN SAMBUNGAN RUMAH ( SR )
1.Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan ( termasuk biaya Pengangkutan / langsiran ke
lokasi ) dan pemasangan Pipa .
Sambungan Rumah ( SR ) : yang dimaksud dengan Sambunagn Rumah ( SR)
adalahSambungan Pipa kedalam Rumah Masyarakat dengan menyambungkan
Meteran Air dan Pipa Distribusi Pipa GIP Ø ½ ‘’, sebagaialat ukur pemakaian air
setiap rumah masyarakat.
PASAL 6
PEKERJAAN FINISHING DAN PEMBERSIHAN
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pembersihan sisa pekerjaan termasuk pembersihan sisa galian
tanah dan lainnya yang berhubungan dengan hasil pekerjaan.
Termasuk Pekerjaan Finshing Akhir dan Penyempurnaan dan Pengetesan Hasil Pekerjaan,
untuk menentukan pekerjaan telah berjalan dengan baik dan dapat di fungsikan
sebagaiaman mestinya.
BAB - IV
P E N U T U P
PASAL - 1
PERHITUNGAN VOLUME
1. Volume pekerjaan yang dihitung sesuai dan berdasark Gambar Kerja Pelaksanaan
yang telah disetujui oleh Pengguna Barang / Jasa dan Diperhitungkan dalam
Satuan Masing - Masing Item Pelaksanaan Pekerjaan.
2. Harga Satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Barang / Jasa sudah harus meliputi ,
Upah, Tenaga, Bahan dan Peralatan yang digunakan termasuk " Overhead " dan
Keuntungan Penyedian Barang / Jasa.
SAL - 2
HAL - HAL LAIN YANG MENYANGKUT PEKERJAAN INI
1. Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan Pembangunan, yang belum
dicantumkan dalam Dokumen Lelang ini akan disampaikan pada waktu
pemberian penjelasan.
2. Tambahan dan perubahan-perubahan dalam hal ini akan dituangkan dalam
Berita Acara Penjelasan yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan
dengan Dokumen ini.
3. Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut di atas yang belum
tercantum dalam Dokumen, maupun dalam Berita Acara Penjalsan, akan
diatur dalam Surat perjanjian Kerja.
4. Semua bahan bangunan yang dipakai atau dipasang harus bahan yang
diproduksi dalam Negeri yang berkualitas baik. Sebelum digunakan contoh
bahan harus diperlihatkan kepada pengawas dan Tim Teknis Proyek untuk
mendapat persetujuan. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut
keluar lokasi pekerjaan.
Penyusun
CV. MEUTHIA MULTI KONSULTAN