0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
114 tayangan29 halaman

Rks Dak Penugasan Bidang Air Minum

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 29

BAB - I

PERSYARATAN ADMINISTRASI
PENJELASAN
KETENTUAN UMUN & TEKNIS TATA LAKSANA DI LAPANGAN

Pasal 1
PERSIAPAN DAN PENGUKURAN

1.1 URAIAN UMUM


I. Nama Kegiatan : DAK Penugasan Bidang Air Minum
II. Lingkup Pekerjaan :
a. Lingkup Pekerjaan Meliputi :
1. Perencanaan Teknik Pengembangan Jaringan Perpipaan SPAM Pasca
Pamsimas Desa Bijinangka Kec. Sinjai Borong
2. Perencanaan Teknik Pembangunan Tambahan Bangunan PMA
Kapasitas 2,0 l/d Desa Kalobba Kec. Tellulimpoe
3. Perencanaan Teknik Pembangunan Tambahan Bangunan PMA
Kapasitas 2,5 l/d Desa Polewali Kec. Sinjai Selatan
4. Perencanaan Teknik Pembangunan Tambahan Bangunan PMA
Kapasitas 2,0 l/d Desa Erabaru dan Pattongko Kec. Tellulimpoe
5. Perencanaan Teknik Pembangunan Tambahan Bangunan PMA
Kapasitas 2,0 l/d Desa Sukamaju Kec. Tellulimpoe
b. Lokasi Pekerjaan :
Lokasi Pekerjaan terletak di Kecamatan yaitu :
1. Tersebar di Kabupaten Sinjai
c. Sumber Dana :
Sumber Dana : Dana Alokasi Khusus Bidang Penugasan Air Minum

1.2 URAIAN PEKERJAAN


1.1 Lingkup Pekerjaan
DAK Penugasan Bidang Air Minum,
Minum mencakup antara lain :
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Utama

 Pekerjaan Struktur
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pembesian
 Pek. Pas. Batu Pondasi
 Pek. Tanah
 Pekerjaan Pipa / Sambungan Rumah ( SR )
 Pekerjaan Fhinising , Pengecatan Tembok dan Pembersihan

1.1.1. Sarana Bekerja


1.1.1 Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai dengan teknis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
1.1.2 Peralatan Bekerja.
Alat-alat bantu, seperti mesin, las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
1.1.3 Bahan-bahan Bangunan.
Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

1.2 Cara Pelaksanaan


Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita
Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Direksi.

1.2. PENJELASAN RKS & GAMBAR


1.2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perbahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
1.2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RKS.
1.2.3. Bila terdapat perbedaan-perbedaan dalam Dokumen perencanaan yag
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan akan menimbulkan
kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan Pengawas/Pengelola
Proyek serta Konsultan Perencana sebagai tembusan dan Kontraktor harus
mengikuti keputusan tersebut.
1.3. TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR

1.3.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
1.3.2. Kehadiran Direksi selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberik nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh
tersebut di atas.
1.3.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
1.3.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor
bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
1.3.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
1.3.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
1.3.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada di
lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang mauun belum; adalah tanggung-jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

1.4. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1.4.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan memdapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal
Sarjana Muda teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga)
tahun.
1.4.2. Dengan adanya Pelaksanana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagaian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
1.4.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan
Direksi, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
1.4.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek dan Direksi, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
dibertahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
1.4.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

1.5. KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

1.5.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syara(RKS) ini
maupundalam berita acarapenjelasan pekerjaan, bahan-bahan yang akan di
pergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI th. 1982), Satandar Nasional Indonesia (SNI), Standar Industri Indonesia
(SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
1.5.2. Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.
1.5.2.1. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
1.5.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar, memenuhi standard spesifikasi
bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
1.5.2.3. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak untuk untuk menunjuk tenaga
akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Suplier yang bersangkutan
tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak
mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
1.5.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.
1.5.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari laboratorium lokal/dalam negeri
baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh
Direksi secara tertulis. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium,
maka biaya tersebut harus ditanggung oleh kontraktor tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya tambahan.
1.5.3. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Pemberi
tugas, selanjutnya contoh tersebut harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 4
(empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standar of
appearance”. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2)
minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
1.5.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
1.5.5. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut di atas.
2 PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
2.1 Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua
bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh
yang telah disetujui Direksi
2.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kwalitas jelek yang
diynatakan afkir/ditolak oleh Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
2.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Direksi dan
ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka Direksi berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda
sebesar 1o/oo ( satu permil ) dari harga borongan.
2.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke
laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada direksi secara tertulis. Segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
2.5 Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan Pekerjaan-pekerjaan yang mengunakan bahan-bahan tersebut
diatas.
1.6. KOORDINASI PELAKSANAAN
2.6 Jadwal Pelaksanaan
1.6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan
berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
1.6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi, paling lambat dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor.
1.6.3 Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi, akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.
1.6.4 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1
(satu) salinan Rencana Kerja kepada Konsultan Perencana.
1.6.5 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding Bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
1.6.6 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
1.6.7 Suplier & Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)
2.6.7.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor
bawahan didalam hal pengadaan material dan
pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan
terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
2.6.7.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas
petunjuk Direksi dengan Kontraktor bawahan atau supplier
bahan.
2.6.7.3 Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di
Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan
pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.
2.7 Dasar Penentuan Ukuran/Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan
1.7.1 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang
tertera dalam gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di
lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
1.7.2 Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan ,patokan ukuran yang
dipakai adalah terhadap patok ukur (“Bench Mark”) yang telah ada
existing, dengan setiap kali menyesuaikan ukuran di gambar kerja atau
dipakai patokan-patokan yang ada didalam tapak.
1.7.3 Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di tapak untuk
patok titik mula setiap bagian dari pekerjaan.
1.7.4 Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan di Lapangan harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
pemecahannya. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas.

PASAL 2
BAHAN DAN ALAT

1. Bahan, alat dan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan
tersebut dalam Pasal 1 Bab I syarat-syarat administrasi ini harus disediakan penyedia
barang/jasa dan disetujui oleh Pengguna barang/jasa dan konsultan pengawas.

2. Penyedia barang/jasa wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk menyimpan
bahan-bahan dan alat-alat, serta menyediakan angkutan bahan-bahan dan alat-alat
tersebut guna lancarnya pekerjaan atas biaya sendiri.

3. Pengguna barang/jasa berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh
Penyedla barang/jasa Jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.

4. Jika bahan-bahan dan alat-alat ditolak oleh Pengguna barang/jasa maka Penyedia
barang/jasa harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut dari lokasi pekerjaan
dalam waktu 2 x 24 jam kemudian menggantinya dengan yang memenuhi persyaratan.

5. Tidak tersedianya bahan dan alat-alat di pasaran tidak dapat dijadikan alasan
keterlambatan pekerjaan.

PASAL 3
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Penyedla barang/jasa harus menyediakan tenaga keria yang cukup jumlahnya,


keahlian, dan ketrampilannya.

2. Ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung oleh
Penyedia barang/jasa.
3. Penyedia barang/jasa wajib menyelenggarakan program Asuransi Sosial Tenaga Keria
(ASTEK) sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

PASAL 4
PELAKSANAAN PENYEDIA
BARANG / JASA

1. Penyedia barang/jasa harus menempatkan pelaksana (site manajer) di lapangan yang


menguasai masalah teknis dan administrasi pelaksanaan pembangunan serta dapat
mengambil keputusan yang diperlukan di lapangan.

2. Pelaksana di lapangan harus mengerti gambar-gambar perencanaan pelaksanaannya dan


Ahli dibidangnya.

3. Jangka waktu masa kontrak 150 ( seratus lima puluh ) hari kalender dihitung sejak
penandatanganan kontrak, dengan masa pemeliharaan 180 ( seratus delapan puluh) hari
kalender yang dimulai sejak serah terima pertama.

PASAL 5
KENAIKAN HARGA

1. Kenaikkan harga bahan-bahan, alat-alat, dan upah selama pelaksanaan pekerjaan


berlangsung ditanggung sepenuhnya oleb Penyedia barang/jasa.

2. Penyedia barang/jasa tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim kecuali apabila terjadi


tindakan moneter yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam peraturan Pemerintah
untuk pekerjaan Pengadaan barang/jasa.

PASAL 6
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen kontrak,
maka pengguna barang/jasa bersama penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain:

a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam


kontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum
dalam perjanjian/kontrak awal.
3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna barang/jasa secara tertulis kepada
penyedia barang/jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
4. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
addendum kontrak.

5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadikan alasan untuk mengubah waktu
penyelesaian, kecuali atas persetujuan tertulis pengguna barang/jasa.

PASAL 7
KEAMANAN TEMPAT KERJA
DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA

1. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab atas keamanan/keselamatan tempat


keria/tenaga keria, kebersihan halaman bangunan-bangunan, gedung, alat-alat bangunan
selama pekerjaan berlangsung.

2. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga


keselamatan para tenaga kerja.

3. Jlka tejadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka penyedia barang/jasa wajib
memberi pertolongan medis kepada para korban dan segala biaya yang dikeluarkan
sebagai akibatnya, menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

4. Hubungan pekerja dengan penyedia barang/jasa tunduk pada peraturan perburuhan yang
berlaku.

PASAL 8
LAPORAN

1. Penyedia barang/jasa wajib membuat laporan harian mengenai pelaksanaan pekerjaan


secara keseluruhan dan segala yang berhubungan dengan pekejaan.

2. Penyedia barang/jasa berkoordinasi dengan konsultan pengawas wajib membuat bobot


kerja yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang dilaksanakannya, dan jika diminta
oleh Pemberi Tugas untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

3. Segala laporan dan catatan tersebut dibuat berbentuk buku harian rangkap 4 (empat), diisi
formulir yang telah disetujui penyedia barang/jasa dan selalu ada ditempat
pekejaan/direksi keet.

4. Penyedia barang/jasa wajib membuat dan menyerahkan kepada pengguna barang/jasa


foto-foto dokumentasi yang dimasukkan dalam album pekerjaan tentang pelaksanaan,
perkembangan kegiatan basil kerja dari tiap-tiap pos pelaksanaan/bagian pekejaan sampai
selesai, yang dibuat dalam 5(lima) phase, yaitu saat prestasi pekerjaan 0 % (nol persen),
25 % (dua puluh lima persen), 50 % (limapuluh persen), 75 % (tujuh puluh lima persen)
dan 100 % (seratus persen) pemborong wajib menyerahkan kepada pengguna barang/jasa
perubahan gambar-gambar pelaksanaan (As Built Drawing).

5. Penyedia barang/jasa wajib menyerahkan kepada Pengguna barang/jasa perubahan


gambar-gambar pelaksanaan (As Built Drawing) dalam gambar kalkir.
PASAL 9
DENDA DAN GANTI RUGI

1. Besarnya denda kepada penyedia barang/jasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan


adalah 1 o/oo (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari
keterlambatan.

2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna barang/jasa atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuaj ketentuan dalam dokumen kontrak.

3. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur di dalam dokumen kontrak.

4. Jika Pemborong setelah mendapat peringatan tertulis 2 (dua) kali berturut-turut tidak
mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak, maka
Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja/kontrak secara sepihak.

PASAL 10
RESIKO

1. Jika hasil pekerjaan Penyedia barang/jasa musnah/rusak sebagian atau keseluruhan akibat
kelalaian penyedia barang/jasa sebelum diserahkan kepada Pengguna barang/jasa, maka
penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul
akibat keadaan tersebut.
Jika hasil pekejaan penyedia barang/jasa sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar
kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan
memaksa, maka segala kerugian yang timbul akibat keadaan ini akan ditanggung oleh
kedua belah pihak.

2. Jika hasil pekerjaan penyedia barang/jasa sebagian atau seluruhnya musnah/rusak


disebabkan oleh suatu cacat-cacat tersembunyi dalam struktur atau disebabkan oleh
retaknya tanah, maka penyedia barang/jasa bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun
sejak pekerjaan diserah terimakan untuk yang kedua kalinya.

3. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak lain berkaitan dengan
pelaksanaan pekejaan ini sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab penyedia
barang/jasa di dalam maupun di luar pengadilan.

4. Bilamana selama penyedia barang/jasa melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan


kerugian PIHAK KETIGA (orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dalam pekejaan ini),
maka resiko tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya akan diselesalkan
secara musyawarah.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka diselesalkan
oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit, dibentuk dan diangkat oleh
kedua belah pihak yang terdiri dari :

 Seorang wakil dari pengguna barang/jasa sebagai anggota Seorang wakil dari
penyedia barang/jasa sebagai anggota.
 Seorang wakil dari pihak ketiga sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak.

3. Keputusan panitia pendamai ini mengikat kedua belah pihak.

Jika perselisihan sebagaimana dimaksud tidak dapat diselesaikan, maka akan diselesaikan
melalui Pengadilan Negeri Kabupaten Bangka Selatan.
BAB II

PEKERJAAN SIPIL DAN STRUKTUR

Pasal 1
PERSIAPAN DAN PENGUKURAN

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


1.1.1. Pengukuran kembali / pengecekan di lapangan terhadap semua ukuran, peil-peil
dan lain-lain dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum di dalam gambar,
BQ dan di lapangan.

1.1.2. Melakukan pemotretan terhadap setiap jenis/bagian pekerjaan sebelum


pekerjaan tersebut dimulai. Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk
meyakinkan :
 Areal pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Posisi / letak pekerjaan yang akan dikerjakan
 Peil-peil ketinggian yang diperlukan
 dan lain-lain

1.1.3. Mengadakan, mendatangkan mengerjakan, mengawasi dan lain-lain terhadap


bahan, peralatan, tenaga kerja dan sebagainya.

1.1.4. Pembuatan direksi keet dilengkapi meja rapat, meja & mesin gambar, papan
tulis, dan alat-alat tulis, serta bangsal kerja yang dilengkapi dengan peralatan-
peralatan yang diperlukan, seperti perancah-perancah, steger-steger, dolak-
dolak, persiapan tempat/bahan/air dan sebagainya.

1.2. PEKERJAAN PENGUKURAN

1.2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi
persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam
Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan Konsultan pengawas dan termasuk tim
ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang
memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.

1.2.2. Standar/rujukan
Tidak ada.

1.2.3. Prosedur Umum


Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok
akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang
dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka
dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan
keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan
dipertimbangkan oleh Konsultan pengawas.
1.2.4. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan
untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui
Konsultan pengawas.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan
dengan Poligon Tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon
Tertutup adalah sebagai berikut:
 Kerangka Horizontal (poligon):
- Salah menutup sudut = 10 n
(n = banyak titik/sudut)
- Salah relatif 1/1000

 Kerangka Vertikal (sifat Datar)


- Salah satu penutup beda tinggi = 10 D km (mm)
(D = total jarak terpendek)
Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.

1.2.5. Patok/Bench Mark


1.2.5.1. Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran
maupun patok-patok yang dibuatnya.
1.2.5.2. Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus
dihindarkan. Tidak diperkenankan mengikat binatang pada patok. Setiap
kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Konsultan pengawas.
Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan
mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya.
1.2.5.3. Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam
beton seperti dalam gambar berikut, kecuali bila ditentukan lain di
lokasi pekerjaan.
c
f

d
a b

Plain concrete

Stone bedding
Compacted subgrade
10 e 90-95% soildensity

a b c d e f.
Tanah Lunak : 100 90 15 20 45 2.5 Cm
Tanah Kasar : 70 50 15 15 15 2.5 Cm

Bila patok berada pada tanah lunak, baja dengan angker harus ditanam
dalam beton K-125 dan ukuran sesuai dengan yang disetujui Konsultan
pengawas.
Pondasi harus dibuat sesuai Spesifikasi Teknis ini.
1.2.5.4. Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok ditanah harus
dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air
dan tanah.
1.2.5.5. Kerangka horizontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm x 5 cm
panjang 30 cm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 2 cm di
atas permukaan tanah dengan paku di tengahnya sebagai tanda.

1.2.6. Tim Ukur dan Peralatan


Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan pengawas, dan mereka bertanggung jawab memeberikan
informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Konsultan
pengawas. Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang
memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan pengawas.

1.2.7. Bahan-bahan
Tidak ada.

1.2.8. Pelaksanaan Pekerjaan


1.2.8.1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan
teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek,
lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus buat untuk setiap kategori
berikut:
 Pemeriksaan melintang.
 Ketinggian patok.
 Lokasi pengukuran.
 Konstruksi pengukuran.
 Potongan melintang.
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung
sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan
yang menunjukan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Propil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan dalam buku
lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga
ditempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku
lagi dilakukan oleh Konsultan pengawas.

1.2.8.2. Pemeriksaan Ketepatan


Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus
diperiksa Konsultan pengawas pada waktu-waktu tertentu selama
pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Konsultan pengawas
selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan
lapangan:

Kesalahan sudut meyilang e1 = 1 n


Kesalahan garis menyilang e2 = (2) 2  ( D) 2
L= perbedaan antara garis lintang Utara dan garis lintang
Selatan.
D = perbedaan antara titik keberangkatan Timur dan titik keberangkatan
barat.
e
Ketepatan =
perimeter

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus


diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar
tepat terlihat jelas selama pemeriksaan.
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan pengawas tidak
membebaskan Kontraktor dari seluruh tanggung jawabnya membuat
pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan
posisi setiap struktur atau fasilitas.

PASAL 2
URAIAN LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Gudang

a. Gudang material harus baik, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan
dipergunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain,
b. Bahan untuk pembuatan gudang dipergunakan kayu yang kuat dan dinding tripleks
berkualitas baik.
c. Luas lantai gudang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
d. Gudang disediakan sendiri oleh penyedia barang/jasa. dengan biaya sendiri.
e. Lokasi gudang harus disetujui pengguna barang/jasa.

2. Papan Nama Pekerjaan

a. Penyedia. barang/jasa. wajib membuat papan nama pekerjaan sesuai ketentuan yang
berlaku dengan persetujuan pengguna barang/jasa.
b. Ukuran papan nama. pekerjaan 80 x 120 cm.
c. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.

3. Listrik dan Air Kerja

Penyediaan listrik dan air keda untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggungjawab penyedia barang/jasa.

4. Alat-alat kerja/alat-alat bantu

Penyedia barang/jasa harus menyedlakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan


pelaksanaan pekerjaan, misalnya beton molen, vibrator dan alat-alat lainnya yang
dinyatakan perlu oleh pengguna barang/jasa.

5. P3K

Penyedia barang/jasa diwajibkan menyedlakan kotak P3K termasuk isinya menurut


persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang strategis
dan mudah dicari.
6. Photo pekerjaan 3 phase

a. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa dengan


menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk
tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
b. Photo pekerjaan dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk PengawasTeknis,
disusun dalam tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi
tidak termasuk masa pemeliharaan.

c. Photo pekerjaan tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing adalah:

Untuk pekerjaan yang diawasi oleh konsultan:

(a) Satu set untuk Dinas Teknis terkait


(b) Satu set untuk Pengguna Barang/jasa
(c) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa
(d) Satu set untuk Konsultan Pengawas
(e) Satu set untuk Arsip

d. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan
petunjuk pengawas teknis atau pengguna barang/jasa.

e. Photo setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disahkan oleh pengguna barang/jasa, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.

f. Khusus untuk pemotretan pada kondisl keadaan kahar/memaksa force majeure diambil
3 (tiga) kali.

PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN

1. Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, pelaksanaan pekerjaan, perapihan dan


pekerjaan pasangan bata.

2. Persyaratan bahan

Batu bata. :

a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai
dengan persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84 dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm,
berkualitas baik dan telah diperiksa/disetujui Direksi.
b. Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30 kg/cm2, dan
bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2.
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau
hancur
d. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang, kecuali
untuk melengkapi, misalnya sudut.
e. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal
dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.

Portland Cement

a. Mutu/kwalitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksl beton, tidak
keras, tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala membatu.
b. Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk.
c. Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen (berdasarkan kwalitas
yang ditetapkan dalam SKSNI-1991).
d. Semen yang datang dl tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam gudang yang
lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.

Pasir Pasang

Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari bahan
organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan sebagainya sesuai
dengan syarat-syarat dalam PBI 1971.

Jenis Adukan

a. Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2 bagian
pasir pasang (trasram)
b. Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1 bagian
semen pc dan 4 bagian pasir pasang.

3. Pelaksanaan Pembuatan Adukan

a. Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai kapasitas
yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, yang
kernudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
b. Adukan vang sudah mongering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang
baru.

4. Pelaksanaan

Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru boleh
dilanjutkan setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus direndam
dalam air/direndam terlebih dahuiu. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah
diperhitungkan adanya fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam didalam pasangan
batu bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan ringbalk dari beton dipasang untuk
setiap luas dinding maksimun 6 m2 dan sesuai persyaratan pabrik pembuat batu bata atau
yang disetujul Direksi.

5. Perlindungan

Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Direksl.
Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air
bersih setiap pagi, atau sesuai dengan persyaratan.

PASAL 4
PEKERJAAN TANAH/PASIR

1. Pekerjaan Galian Tanah

a. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan Galian Tanah untuk Pipa Distribusi dan Transmisi
sehingga dapat ditanam dalam tanah dengan kedalaman minimal 50 cm dari
permukaan tanah.
b. Ukuran Galian Tanah adalah lebar Galian 25 – 30 cm dengan kedalaman 50 cm.
C. Pekerjaan Galian Tanah dapat dilakukan dengan cara manual dan menggunakan alat
berat dengan ketentuan dapat menjaga dan tidak merusak area sekitar pekerjaan .
d. Setiap Pelaksanan Galian Tanah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali.

a. Pekerjaan Urugan Tanah yang dimaksud adalah pekerjaan Urugan Kembali bekas
Galian Tanah untuk Pemasangan Pipa Transmisi dan Ditribusi.
b.Urugan Tanah dilakukan secara bertahap dan setiap tahap dilakukan pemadana manual
agar urugan tanah padat secara merata.
c. Bahan pemimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu-batu lain yang bersifat
merusak.

3. Pekerjaan Urugan Pasir.


a) Pekerjaan Urugan Pasir adalah pekerjaan Urugan Pasir yang berfungsi untuk menjaga
tekanan tanah tidak langsung pada Pipa .
b) Urugan Pasir dilaksanakan setelah pekerjaan Pemasangan Pipa hingga Pipa tertanam
sempurna sebelum di lakukan Urugan Tanah.
c) Pekerjaan Urugan Pasir terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik
dan Konsultan Pengawas.
d) Jenis Pasir yang digunakan adalah Pasir Halus sebagaimana dipersyaratkan untuk pasir
urug untuk bangunan dan pekerjaan lainnya.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan bahan, pembesian, penyetelan bekisting,


pengecoran dan perawatan.

a. Syarat-Syarat Mutu Beton


Disarankan kekuatan tekanan karakteristik minimum 175 kg/cm 2 (K-175) dan harus
tercapai setelah beton benimur 28 hari dan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
(NI-2)

2. Pekerjaan beton.

a. Meliputi pekerjaan beton bertulang dan beton tak bertulang.


b. Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan ringbalk praktis, kolom praktis, dan
lain-lain, sedangkan untuk pekerjaan beton tak bertulang meliputi lantai kerja.
c. Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat
pengaduk/pencampur beton secara mekanikal (mesin), dan semua pekerjaan beton
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di lapangan.
d. Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan pengguna barang/jasa.
e. Bahan untuk campuran beton tidak bertulang adalah 1 bagian semen pc : 3 bagian
pasir : 5 bagian kerikil, sedangkan untuk beton bertulang menggunakan mutu beton
minimum dengan karakteristik K225.
f Agregat harus disimpan bersih dari lumpur tanah liat atau bahan organis lainnya,
dianjurkan untuk menggunakan bak, bahan yang berlantai untuk mencegah
terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.
g. Semen yang digunakan hanya dari satu merek pada bagian pekerjaan struktur yang
tidak terpisah.
h. Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung alkali, garam,
bahan-bahan organis, asam dan airnya harus dapat diminum sesuai dengan ketentuan
PAM, jernih dan tawar.
i. Campuran beton harus homogen sehingga mencapai kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.
j. Tata cara pengecoran beton tidak bertulang :

o Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi


diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
o Beton harus diaduk dengan beton molen yang cukup kapasitasnya hingga
homogen setelah semua bahan masuk.
o Sebelum beton dibuat/dicor, bektisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan
bahan-bahan lain, begitu pula alat pengaduk.

k. Tata cara pengecoran beton bertulang :

o Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi


diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
o Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI
03-2410-1989.
o Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam
lapisan horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
o Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan dan
segera setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator).
o Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerak tulangan maupun
bekisting.
o Sambungan beton sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang
mengeras, permukaan yang lama harus diberslhkan dan dikasarkan,
permukaan sambungan disiram dengan air semen. Penyambungan beton yang
melebihi 7 hari dilapisi dengan bahan penyambung.

o Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang-bidang


beton selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus,
antara lain dengan menutupinya dengan karung basah (atau plastik untuk
struktur kolom).

3. Pekerjaan Pembesian.

a. Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang
lainnya (sesual gambar keria).
b. Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
c. Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel
harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan
sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal selimut
beton yang disyaratkan dalam SKSNI.
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
f Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-24.
g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.

4. Pekerjaan Bekisting.

a. Bekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada perubahan


bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap. Semua
acuan harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan
selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk
mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar leakage). Susunan
acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas. Penyusunan acuan
harus sedemiklan rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan
kerusakan pada bagian atau keseluruhan beton hasil pengecoran. Kekuatan
penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari konstruksi
acuan adalah merupakan tanggung jawab Pemborong.
b. Pada bagian terendah (dari settap tahapan pengecoran) dari acuan kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
c. Kayu acuan hanrus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
d. Pada tahapan ini dilakukan. pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-perlengkapan
lain yang harus tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan tidak akan mengurangi
kekuatan konstruksi (SNI 03 - 2847 - 1989).

BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1

PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.3. PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN


1.3.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


 Pekerjaan adukan untuk pasangan batu kali
 Pekerjaan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.3.2. Standar / Rujukan

1.3.2.1. Standar Nasional Indonesia ( SNI )


1.3.2.2. Standar Industri Indonesia (SII)
1.3.2.3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)

1.3.3. Persyaratan Bahan

1.3.3.1. Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan
Pembetonan.

1.3.3.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung
bahan organis.

1.3.3.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.3.4. Persyaratan Pelaksanaan

1.3.4.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.

1.3.4.2. Jenis Adukan


3.4.2.1. Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan
ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan,
yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar
kerja.

3.4.2.2. Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian


rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum
mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
3.4.2.3. Adukan kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan plesteran
ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian
luar/tepi luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan
permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap air
seperti tercantum dalam bestek hingga ketinggian 150 Cm dari
permukaan lantai.
Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga
ketinggian sampai 20 Cm dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar kerja.

3.4.2.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara


waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi
30 menit, terutama untuk daukan kedap air.

PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Llngkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran dan acian pada dinding bangunan
(yang terdiri dari pasangan batu bata dan Beton), yang dinyatakan dalam gambar.

2. Persyaratan bahan.

Semen dan pasir (Iihat pasal 1)

Air

a. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau larutan
minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
b. Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.

3. Daerah Plesteran

Daerah plesteran antara lain pada bata trasram 1 : 2 , Batu bata 1 : 4, kolom beton 1 : 3
diatas elevasi 0.00 dan pada daerah yang disesuaikan dengan gambar.

4. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran.

a. Tebal plesteran harus berkisar setebal I s/d 2 cm, tebal pasangan bata jadi max. 15 cm.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan pasangan batu bata
dan beton dibasahl atau disiram air terlebih dahulu.
c. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam kira-kira 1 cm
agar plesteran dapat lebih merata.

5. Adukan Plesteran

a. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran yang
disetujul Direksi.
b. Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
c. Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk mencapai
bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
d. Sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong diwajibkan
membuat contoh bidang plesteran.
e. Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diacl (semen dan air)
hingga halus.

6. Perbaikan Bidang Plesteran.

a. Bilamana Direksi mendapatkan bidang plesteran yang tidak memenuhi syarat misalnya
tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka Pemborong harus, memperbaiki pekerjaan
tersebut.
b. Bagian-bagian yang diperbalki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbalkan barus rata dengan sekitamya.

PASAL 3
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup pekerjaan

Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk Cat
yang menagdung Daya Rekat Kuat dan Anti Bocor yang Kuat.
Cat dinding luar/ exterior
- Primer : 1 lapis Primer, A 931 - 1050 interval 2 jam
- Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler A 931-49001 interval 2 jam
- Cat akhir Anti bocor : 2 lapis A 918 setebal 2x30 micron,
interval 2 jam, semua lapis sehingga. dicapai
permukaan yang merata & sama tebal
b. Sifat-sifat umum
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Tahan terhadap gesekan dan mudah diberslhkan
- Mengurangi Pori-Pori dan tembus uap air
- Tidak berbau
- Daya tutup tinggi
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 kg:
atau 25 kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau
Manager Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan agen/distributor
yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Pemborong
bertanggung jawab, babwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesual dengan
RKS.
d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) mInggu sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Manager Konstruksi.
Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas
biaya pemborong. Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna
khusus harus disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk
pembuatan dan pencampurannya.
e. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah
selesai dikerjakan.
Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Manager
Konstruksi
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel
dibersihkan
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih basah
dan lembab
- Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
Semua pekerjaan pengecatan harus menglkuti petunjuk dari pabrik pembuat cat
tersebut.
f. Pekerjaan Pengecatan
 Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
 Tembok yang akan dicat harus
mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah permukaan tembok kering
maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok
tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai
benar-benar bersih.
 Selanjutnya dilapis tipis dengan
plamur
 Pada bagian-bagian dimana banyak
reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi lapisan wall sealer
 Setelah kering permukaan tersebut
diamplas lagi sampai halus
 Kemudlan dicat dengan lapisan
pertama
 Bagian-bagian yang masih kurang
baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah kering
 Pengecatan logam dan baja
 Bersihkan debu, minyak, gemuk dan
kotoran lainnya dengan white spirit atau solvent
 Untuk baja galvanise, amplas dengan
kertas amplas ukuran 360 sebelum diprimer
 Oleskan 1 (satu) lapis Metal Primer
Chromate A540 -49020 produksi Vinilex atau setaraf
 Setelah primer kering (kurang lebih 6
jam), bersihkan dari debu dan kotoran lainnya, kemudian dimulal dengan cat
dasar A543 -101 produksi Vinilex atau setaraf
 Setelah cat dasar kering (kurang lebih
6 jam), teruskan dengan cat akhir A 365 produksl Vinilex atau setaraf
 Bahan-bahan logam yang tertanam di
dalam pasangan atau beton tidak diijinkan untuk dimeni.

PASAL 5
PEKERJAAN PIPA DAN SAMBUNGAN RUMAH ( SR )

1.Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan ( termasuk biaya Pengangkutan / langsiran ke
lokasi ) dan pemasangan Pipa .
Sambungan Rumah ( SR ) : yang dimaksud dengan Sambunagn Rumah ( SR)
adalahSambungan Pipa kedalam Rumah Masyarakat dengan menyambungkan
Meteran Air dan Pipa Distribusi Pipa GIP Ø ½ ‘’, sebagaialat ukur pemakaian air
setiap rumah masyarakat.

2. Bahan dan Material


Bahan dan Material Pipa yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :
a) Untuk Transmisi dan Distribusi menggunakan Pipa PVC Type AW , Ukuran Ø ½
‘’ Ø 3/4 ‘’, Ø 1 ‘’, Ø 2 ‘’, Ø 2½ ‘’,dan Ø 3 ‘’.
b) Untuk Tangga , Inlet , Out Let , Over Flaw dan Sambungan Rumah ( SR )
menggunakan Pipa GIP , ukuran Ø ½ ‘’ Ø 1½ ‘’,dan Ø 3 ‘.
c) Biaya Pemasangan Pipa sudah termasuk Biaya Aksessories , Upah kerja dan
Biaya Peralatan.
3. Pelaksanaan pekerjaan
a) Pelaksanaan Pekerjaan berpedoman pada Gambar Kerja dan Rencana
Anggaran Biaya yang telah ditentukan dalam Surat Perjanjian Kerja ( SPK ).
b) Setiap Pemotongan dan Penyambungan Pipa harus simetris dan memiliki
permukan rata dan halus.
c) Penyambungan dan Pemasangan Pipa harus menggunakan Lem Pipa sesuai
Jenis Pipa yang digunakan yang terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi teknis dan Konsultan Pengawas.
d) Setiap Ujung Sambungan Pipa terlebih dahulu dipastikan terbebas dari bahan
kimia dan sejenisnya yang dapat merusak zat senyawa dari bahan dasar Lem
dan Pipa sehingga dapat menghasilkan Sambungan yang Kuat dan Tahan
Lama.
e) Spesifikasi Bahan Pipa berdasarkan Syarat dan kententuan yang berlaku dan
telah di standarisasi sesuai Standar Nasional Indonesia ( SNI ) .

PASAL 6
PEKERJAAN FINISHING DAN PEMBERSIHAN

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pembersihan sisa pekerjaan termasuk pembersihan sisa galian
tanah dan lainnya yang berhubungan dengan hasil pekerjaan.
Termasuk Pekerjaan Finshing Akhir dan Penyempurnaan dan Pengetesan Hasil Pekerjaan,
untuk menentukan pekerjaan telah berjalan dengan baik dan dapat di fungsikan
sebagaiaman mestinya.

BAB - IV
P E N U T U P
PASAL - 1
PERHITUNGAN VOLUME
1. Volume pekerjaan yang dihitung sesuai dan berdasark Gambar Kerja Pelaksanaan
yang telah disetujui oleh Pengguna Barang / Jasa dan Diperhitungkan dalam
Satuan Masing - Masing Item Pelaksanaan Pekerjaan.
2. Harga Satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Barang / Jasa sudah harus meliputi ,
Upah, Tenaga, Bahan dan Peralatan yang digunakan termasuk " Overhead " dan
Keuntungan Penyedian Barang / Jasa.

SAL - 2
HAL - HAL LAIN YANG MENYANGKUT PEKERJAAN INI
1. Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan Pembangunan, yang belum
dicantumkan dalam Dokumen Lelang ini akan disampaikan pada waktu
pemberian penjelasan.
2. Tambahan dan perubahan-perubahan dalam hal ini akan dituangkan dalam
Berita Acara Penjelasan yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan
dengan Dokumen ini.
3. Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut di atas yang belum
tercantum dalam Dokumen, maupun dalam Berita Acara Penjalsan, akan
diatur dalam Surat perjanjian Kerja.
4. Semua bahan bangunan yang dipakai atau dipasang harus bahan yang
diproduksi dalam Negeri yang berkualitas baik. Sebelum digunakan contoh
bahan harus diperlihatkan kepada pengawas dan Tim Teknis Proyek untuk
mendapat persetujuan. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut
keluar lokasi pekerjaan.
Penyusun
CV. MEUTHIA MULTI KONSULTAN

Anda mungkin juga menyukai