0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
304 tayangan42 halaman

RKS Halaman Parkir Dan Taman

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 42

Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )


PEMBUATAN HALAMAN PARKIR DAN TAMAN
BADAN DIKLAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2012

Program : Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor


Kegiatan : Pembangunan Gedung Kantor
Pekerjaan : Pembangunan Halaman Parkir dan Taman, Kegiatan Pembangunan Gedung
Kantor
Lokasi : Jalan Rivaldin Samarinda Seberang

BAB I
SYARAT- SYARAT UMUM

A. PEMBERI TUGAS
Yang bertindak sebagai Pemberi Tugas adalah :
BADAN DIKLAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Jalan Rivaldin Samarinda Seberang
pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor,Kegiatan Pembangunan Gedung
Kantor
.
B. SUMBER DANA
Sumber dana untuk pekerjaan ini disediakan pada dana Provinsi kalimantan timur Tahun
Anggaran 2012
C. PERENCANA
Yang bertindak sebagai Konsultan perencana adalah CV. ROSIANA PRIMA MANDIRI
,yang berkedudukan di jalan Rivaldin Per. Bhumi Prestasi Kencana B1/21 Samarinda
Seberang

D. PELAKSANA
Yang dimaksud dengan pelaksana pekerjaan adalah Kontraktor Pemenang yang ditentukan
dalam proses lelang Umum melalui LPSE Kalimantan Timur.
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

BAB 2
SYARAT- SYARAT TEKNIS/
SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan:
:

1. Tidak mengarah kepada merk/ produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produk dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan criteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Harus Menunjukan Job Mix Sebelum Pengecoran

1. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup pekerjaan
Pembangunan Halaman Parkir dan Penataan Taman Dalam Lingkungan Bandiklat Propinsi
Kalimantan Timur

2. JENIS DAN MUTU BAHAN

2.1. Aturan dan Jenis mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan
Keppres Nomor 54 tahun 2010 .
2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-
bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Kuasa Pengguna Anggaran /
Direksi (secara tertulis).
2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis.
2.4. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan
atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya
menjadi tanggung jawab rekanan.
2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang
yang memuaskan Pemberi Tugas.

3. URAIAN PEKERJAAN

3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya.

3.2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti
apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat.
Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat dalam
kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan
dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.

4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi,
gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan
kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh mengubah atau
menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran. Gambar-
gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

4.2. Gambar-gambar tambahan


Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana
harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) yang disyahkan oleh Direksi, gambar-
gambar tersebut menjadi milik Direksi.

4.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah pemberi Tugas atau tidak, pengawas harus membuat gambar-gambar yang sesuai
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan
antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh
Rekanan.

4.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa
pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.

5. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)

5.1. Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau
bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang
melindungi kontrak ini.
5.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan pekerjaan
rekanan pemborong berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor
telpon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

6.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang dipakai/diikuti.
6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka dalam gambar yang diikuti.
6.3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang dipakai dalam RKS
tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
6.4. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas.
Setelah rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut akan
dibahas dalam rapat penjelasan.
6.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

7. PERSIAPAN DI LAPANGAN

7.1. Los Kerja / Direksi Keet.


a. Pemborong diwajibkan membuat bouwkeet untuk kantor pegawainya, dan gudang
untuk bahan-bahan yang perlu terhindar dari gangguan cuaca.
b. Bila dianggap perlu oleh Direksi lapangan, pemborong diwajibkan membuat los kerja
untuk tempat pekerja, sehingga terhindar dari matahari dan hujan.
7.2. a. Sebelum rekanan Pemborong mengadakan persiapan di lokasi, sebelumnya harus
memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan untuk memulai dengan
persiapan-persiapan pembangunan kepada Ketua Jurusan yang bersangkutan terutama
tentang dimana harus membangun bangunan, jalan masuk dan sebagainya.
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus mulai
aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum pada tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapat ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat
meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

8. JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari
Kuasa Pengguna Anggaran harus segera mengadakan persiapan antara lain pembuatan jadwal
pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu
yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam
kontrak. Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna
merah. Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah
untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN

9.1 Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan


Pemborong/rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan
kecakapan dan perhatian sepenuhnya.
Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik
urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada
didalam kontrak..

9.2. Pegawai pemborong yang melaksanakan :


9.2.1 Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan
pemborong harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai
bidang keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu
berada ditempat pekerjaan.
9.2.2 Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari
dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga
tidak terjadi kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang
harus dilaksanakan.
9.2.3 Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksana-
kan apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan
rapat Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong,
untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
9.2.4 Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari
pemborong berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam
hal ini pemborong harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan
Direksi.

10. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

10.1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala hal
yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama,
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala
peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
10.2. Terhadap wilayah orang lain
Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus mencegah
para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
10.3. Terhadap milik umum
Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari
bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan
oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan keru-
sakan menjadi tanggung jawab pemborong.
10.4. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian
yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan
dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang
dikehendaki atau diinstruksikan.

11. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

11.1 Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila hal
ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
11.2.Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut
pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
pemborong dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
11.3.Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN

Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan/menyiapkan alat-alat baik untuk


sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen dan sebagainya.
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

13.1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
13.2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik
bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap
defiktif.
13.3. Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya pengujian
/ pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
Diluar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman
yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

14. PEKERJAAN TIDAK BAIK

14.1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan
apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan
pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk disempurnakan
dengan kontrak.
14.2. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak.
14.3. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)

15.1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan
AV-41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh
Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala
sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun
satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.

15.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan
pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
15.3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

16. PAPAN NAMA PROYEK

16.1. Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

16.2. .Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
16.3. Pemborong harus memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,8 x 1,2 m2
warna dasar putih tulisan hitam.

17. PEKERJAAN PERSIAPAN

17.1. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi sebelumnya harus


memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan/perkenan untuk memulai dengan
persiapan-persiapan pembangunan kepada pemerintah daerah setempat, terutama
tentang dimana harus membangun Direksi Keet, bahan-bahan bangunan, jalan masuk
dan sebagainya.
17.2. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus mulai aktif
untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat
meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

A. SYARAT-SYARAT STRUKTUR

1. Lingkup 1.1. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan,


Pekerjaan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan ini secara lengkap serta mengadakan pengamanan,
pelaksanaan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
1.2. Pekerjaan pembersihan dan pengamanan dalam area kerja sebelum
pelaksanaan dan setelah pembangunan.
Dalam melaksanaan pembersihan, Kontraktor wajib melaporkan
terlebih dahulu kepada Direksi Proyek tentang bagian yang akan
dibersihkan untuk mendapatkan persetujuannya.
1.3. Pekerjaan pemeriksaan / pengecekan terdiri dari :
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan tugu patok dasar yang
digunakan sebagai referensi ketinggian permukaan yang telah
ada dilapangan.
b. Pengecekan ketinggian permukaan lantai struktur.
c. Pengecekan as-as kolom bangunan, bukaan atau lubang yang
terdapat pada bangunan, dan pengecekan lainnya yang dapat
mempengaruhi pekerjaan penyelesaian Arsitektur dan ME
dikemudian hari.
d. Bila ada ketidak sesuaian antara ukuran di lapangan dengan
yang terdapat pada gambar kerja, Kontraktor diwajibkan
memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Proyek secara
tertulis untuk mendapatkan cara penyelesain yang terbaik.
1.4. Setiap perubahan spesifikasi material/bahan dari yang ditentukan
dalam buku RKS ini harus mendapat persetujuan Direksi Proyek.
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

2. Pekerjaan Tanah 2.1. a. Pekerjaan tanah ini dilakukan sebelum pekerjaan struktur
dimulai.
b. Kontaktor bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan galian
dan pengurugan tanah, sesuai yang tercantum pada gambar
kerja.
c. Kontraktor harus mengajukan metode kerja penggalian kepada
Direksi Proyek untuk disetujui sebelum melaksanakan
pekerjaan tanah.
d. Segala sisa kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tanah
tersebut harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh
kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Proyek.
2.2. Pekerjaan tanah ini meliputi :
a. Pembersihan lokasi
b. Galian tanah
c. Urugan tanah dan pemadatan
2.3. Pembersihan Lokasi :
a. Daerah yang ada sesuai dengan gambar dan kebutuhan area
kerja, harus dibersihkan dari semua benda-benda yang akan
menghambat pembangunan seperti : pepohonan, sampah,
tonggak, humus, lumpur, lubang, dan tempat-tempat lain sesuai
petunjuk Direksi Proyek.
b. Daerah yang kondisi tanahnya ada sampah, humus, lumpur
harus dikupas setidak-tidaknya hingga 30cm dari permukaan
tanah. Tonggak pepohonan dan jalinan akar harus dibersihkan
sampai kedalaman + 1,5 m di bawah muka tanah.
c. Bekas lubang dan sumur serta tanah lembek yang ada harus
diambil, kemudian dilakukan pengurugan / pemadatan lapis
demi
2.4. Galian Tanah :
a. Galian tanah dilakukan ditempat-tempat seperti ditunjukkan
pada gambar kerja. Penggalian melebihi batas yang ditentukan
harus diurug kembali hingga mencapai kerataan peil yang
ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan.
b. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk pekerjaan
penggalian ini adalah kurang lebih 50 mm terhadap kerataan
peil yang ditentukan.
c. Penggalian dilaksanakan dalam keadaan kering, jika ternyata air
tanah lebih tinggi dari level penggalian, harus dilakukan
dewatering sesuai dengan ketentuan.
d. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja pelaksanaan
penggalian, terutama kemiringan galian dan metoda kerja
dewatering. Seluruh akibat, baik di dalam site maupun di
lingkungan sekitar pengalian selama proses menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2.5. Urugan dan Pemadatan :
a. Bahan un
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

b. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum per


lapis 20 cm (sebelum dipadatkan). Setiap lapis dipadatkan
dengan alat roller 12 ton atau dengan alat lain yang telah
disetujui oleh Direksi Proyek, hingga diperoleh CBR tuk
urugan digunakan tanah urug. Bahan urugan harus bersih dari
unsur-unsur perusak dan harus disetujui oleh Direksi Proyek.
setara 80% max d pada OMC. Apabila bahan urugan tidak
dapat mencapai kepadatan yang dimaksud, maka pekerjaan
diulangi atau diganti metode pelaksanaannya sehingga
diperoleh kepadatan yang dimaksud.
c. Jumlah dan lokasi titik pengetesan ditentukan oleh Direksi
Proyek. Setelah pemadatan atau pengurugan selesai maka
kelebihan tanah urugan dikeluarkan/dipindahkan sesuai
petunjuk Direksi Proyek.

3. Pekerjaan 3.1. Pekerjaan pondasi :


Pondasi a. Pekerjaan Pondasi Plat Beton (Poer)
b. Pekerjaan Pondasi Batu Kali

3.2. Pondasi plat beton (Poer) :


a. Spesifikasi teknis pondasi plat beton sesuai dengan
Pekerjaan beton (Bab VI.A pasal 4)
3.3. Pondasi batu kali
a. Batu kali harus berkualitas baik dan dipecah
dengan diamater antara 10 – 30 cm.
b. Batu kali harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh. Antara batu kali satu sama lain
harus terikat dengan adukan 1 Pc: 3 Ps.
c. Bentuk dan ukuran batu kali, dan tempat–tempat yang
menggunakan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar.
d. Di atas pondasi batu kali dipasang sloof beton bertulang dengan
ukuran sesuai gambar.
3.4. Instalasi M & E bawah tanah
a. Kontraktor bertangung jawab atas semua klaim yang mungkin
timbul karena kerusakan instalasi M & E bawah tanah, bila
mana instalasi tersebut sudah tertera dalam gambar.
b. Kontraktor supaya melaksanakan pekerjaannya begitu rupa
sehingga bangunan dan pondasi bangunan tetangga tidak
terganggu atau tidak rusak.

4. Pekerjaan Beton 4.1. Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan beton adalah sebagai
berikut :
a. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus menggunakan Beton mutu K175
b. Adukan beton harus memakai campuran Mesin/Ready Mix.
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

c. Mutu Pipa Galvanist tulangan yang dipergunakan untuk


seluruh struktur atas bangunan ini adalah sebagai berikut :
 Mutu Pipa Galvanist tulangan sampai dengan diameter 12
mm adalah BJTD24.
 Mutu Pipa Galvanist tulangan diameter 13 mm keatas adalah
BJTD39.
d. Bekisting untuk struktur bangunan memakai papan kayu
meranti 2/20 dan diberi lapisan plastik bila perlu. Bikisting dari
papan kayu meranti tersebut harus diperkuat dengan rangka
kayu meranti ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari
bahan lain yang disetujui oleh Direksi Proyek.
e. Bonding agent
Bonding agent dipergunakan pada elemen-elemen beton yang
harus disambungkan/ harus di cor secara terputus untuk
mendapatkan sistim struktur yang kokoh sesuai dengan desain
dan perhitungannya. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk
pabrik.
4.2. Kelas dan Mutu Beton
a. Kelas dan mutu mengunakan Beton mutu K175
b. Adukan beton harus memakai campuran Mesin/Ready Mix.
Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut
keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik
dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau
gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali
beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang
menjadi kering sebelum dipasang sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap
kali pengadukan sangat perlu.
4.3. Pipa Galvanist Tulangan
a. Semua Pipa Galvanist tulangan beton yang didatangkan harus
baru, tidak bekas, bebas karat dan disimpan/diletakkan di
tempat yang bersih, tidak basah dan terhindar dari segala
kondisi yang dapat menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran Pipa Galvanist tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm :-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm :-4%
c. Toleransi ukuran Pipa Galvanist tulangan beton dalam diameter
(Dihitung dari diameter terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
d. Mutu Pipa Galvanist tulangan beton yang didatangkan harus
benar, yang dinyatakan dengan surat/sertifikat keterangan dari
distributor/pabrik pembuatnya. Untuk menjamin kualitas Pipa
Galvanist tulangan sesuai dengan perencanaan, maka harus
dilakukan pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Direksi Proyek. Pengambilan contoh bahan pada semua jenis


diameter dan diambil secara random pada setiap datangnya
material di lokasi. Biaya test dibebankan pada kontraktor.
e. Pipa Galvanist tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada
gambar konstruksi. Pipa Galvanist tulangan beton tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang
merusak bahannya. Semua batang harus dibengkokan dalam
keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
Direksi proyek atau Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana. Untuk menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bendrat)
dengan bantalan balok beton cetak (beton decking) atau kursi-
kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk
besi beton yang horisontal harus digunakan penunjang yang
tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
g. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabilla tidak
ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,5 kali
ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
h. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan
gambar dan perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan
yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah
luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Proyek.
4.4. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
setiap bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam
gambar, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing –
masing konstruksi adalah sebagai berikut :

Lokasi / Tipe Struktur Selimut Beton


Beton yang berhubungan dengan tanah 7.5 cm
tanpa acuan
Beton yang berhubungan dengan tanah 5.0 cm
dengan acuan
Kolom :
- Tulangan Utama 4.0 cm
- Sengkang 2.5 cm
Shearwall 2.5 cm /
2 x Ø Tulangan
Balok :
- Tulangan Utama 2.5 cm
- Sengkang 1.5 cm
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Pelat :
- Tulangan Utama 2.5 cm
- Tulangan Pembagi 1.5 cm
Lokasi / Tipe Struktur Selimut Beton
Pada pengakhiran tulangan 2.5 cm /
2 x Ø Tulangan

4.5. Sambungan Pipa Galvanist Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat – tempat
lain dari yang tunjukan pada gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Direksi Proyek. Overlap pada sambungan –
sambungan tulangan minimal harus 40 x diameter batang, kecuali
jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan
harus mendapat persetujuan Direksi proyek.
4.6. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menempatkan dan mengawasi
jumlah dari masing – masing bahan beton. Perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Proyek.
4.7. Pengadukan
Bahan – bahan pengadukan beton harus dicampur dan diaduk
dalam mesin pengaduk beton yaitu bath mixer. Direksi proyek
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata atau seragam
dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituangkan lebih dahulu selama pekerjaan
penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih
– lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk
yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.
Mesin pengaduk yang disentralisir (batching mixing plant) harus
diatur hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah
dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi
dari kapasistas yang telah ditentukan.
4.8. Cetakan (Bekisting)
a. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada gambar
rencana.
b. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi proyek sebelum pembuatan cetakan
dimulai, tetapi persetujuan tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan – kerusakan yang mungkin dapat
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

timbul waktu pemakaian.


c. Sewaktu – waktu Direksi Proyek dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi
apapun dan kontraktor harus segera mengambil bentuk yang
diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
d. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu
dikerjakan dengan menggunakan mesin kecuali untuk detail
tertentu atas persetujuan Direksi proyek. Proses pengerjaan
tidak diperkenankan dilakukan ditempat pemasangan.
e. Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum
dalam gambar kerja adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi
penyimpangan tanpa persetujuan Direksi Proyek, Maka
kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa
mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
f. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, angker, dinabolt, fisher, sekrup paku dan lem
perekat harus rapi dan sempurna, tidak diperkenankan
mengotori bidang – bidang tampak. Khusus pada permukaan
bidang tampak/exposed tidak diperkenankan dipasang dengan
cara memaku, tetapi harus disekrup atau cara lain yang
disetujui Direksi Proyek. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat
dengan bor. Kepala sekrup harus tertanam, kemudian lubang
ditutup kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan lem
kayu sesuai persyaratan kemudian diratakan dengan amplas
halus sehingga permukaanya rata dan halus serta tidak tampak
bekas penutupan lubang. Hasil akhir dari pemasangan harus
rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm setiap
2 m.
4.9. Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada
tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting
dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang
akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban
/air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu,
dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika
dicor dengan beton baru. Pada sambungan ini harus dipakai
perekat beton yang disetujui oleh Direksi Proyek.
c. Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang
menutupinya harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan
air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum
beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistim
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

struktur/penulangan yang ada.


e. Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau wakilnya
yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat
kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus diusahakan
agar pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan Pipa Galvanist – Pipa
Galvanist tulangan, tidak diijinkan.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2
meter, semua penuangan beton harus selalu lapis perlapis
horisontal dan tebalnya tidak lebih dari 50cm. Direksi proyek
mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau
selama sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari
agregat kasar. Selain hujan, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint dan air semen atau spesi
yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan
4.10. Pemadatan
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil, dan menutup
rapat – rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakkan.
b. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di
bawah, lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan bahan
beton terpisah dengan yang airnya.
c. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran
permenit ketika dibenamkan dalam beton.
4.11. Perawatan Beton (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (curred) dengan air seperti
ditentukan di bawah ini. Direksi Proyek berhak menentukan
cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian –
bagian pekerjaan.
b. Beton yang dirawat (curred) dengan air harus tetap basah paling
sedikit 14 hari terus menerus segera sesudah beton cukup keras
untuk mencegah kerusakan, dengan cara menutupnya dengan
bahan yang dibasahi air atau dengan pipa–pipa yang
berlubang–lubang. Penyiraman mekanis, atau cara–cara yang
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

dibasahi yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air


yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi
spesifikasi– spesifikasi air untuk campuran beton.
4.12. Perlindungan (Protection)
a. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap segala
kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Proyek.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung, paling sedikit 3 hari sesudah
pengecoran.
c. Perlindungan semacam itu harus dibuat secepatnya setelah
pengecoran dilaksanakan.
4.13. Finishing Beton
a. Permukaan yang kelihatan
Beton yang permukaannya kelihatan (expose) harus difinish
dengan adukan. Lubang – lubang yang terjadi pada beton harus
diisi dengan adukan.
b. Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak
diperkenankan. Lubang – lubang pada permukaan beton tidak
boleh lebih dari 3 mm, lubang yang lebih besar dari diameter 3
mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi 0,5 % air
permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20
mm tidak diperkenankan.
4.14. Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan yaitu beton semi
esposed, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap tidak sesuai dengan spefisikasi ini dan harus dibuang
dan diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila
Direksi Proyek memberikan ijinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal – pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan
ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan – kerusakan
karena cetakan, lubang–lubang karena keropos, ketidak rata
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan
batu gerinda.
c. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat. Lubang lubang
pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor
sedemikian sehingga pengisian akan terikat/terkunci
ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.
d. Jika menurut pendapat Direksi Proyek, hal – hal tidak sempurna
pada bagian bangunan yang akan terlihat tidak cukup bila
hanya ditambal saja (karena menghasilkan sebidang dinding)
yang tidak memuaskan penglihatan, kontraktor diwajibkan
untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi plesteran 1 Pc :
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

3 PS ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm juga pada


dinding yang berbatasan ( yang bersambungan ), sesuai dengan
intruksi dari Direksi Proyek

5. Pekerjaan 5.1. Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan Kanopi adalah sebagai
Kanopi berikut :
a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut atau
disesuaikan dengan Standard Peraturan Perencana Bangunan
Pipa Galvanist Indonesia 1983, dengan mutu Pipa Galvanist ST
37.
b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari
pabrik atau sertifikat pengujian dari laboratorium yang
disetujui Direksi Proyek dan Konsultan Perencana.
c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal
baik, yang produknya memenuhi standarisasi industri yang
berlaku.
d. Bahan struktur Pipa Galvanist tidak boleh cacat atau bengkok-
bengkok, jadi harus betul-betul lurus. Profil yang tepat, bentuk,
tebal, ukuran, berat dan detail-detail Konstruksinya
ditunjukkan dalam gambar-gambar untuk itu.
e. Penyambungan dengan pengelasan harus dilaksanakan dengan
ketepatan dan keahlian tinggi. Pengelasan harus menggunakan
las listrik untuk bagian-bagian yang struktural. Permukaan
yang dilas harus sama dan rata dan kelihatan teratur. Las-lasan
yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas
biaya kontraktor.
f. Penyambungan dengan baut-baut. Las dan mur harus dilakukan
dengan seksama dan kokoh. Ukuran-ukuran baut-baut beserta
ring-ringnya harus disesuaikan. Mutu serta jenis Bahan harus
setidaknya sama dengan mutu Pipa Galvanist profil.
Penyambungan dengan baut harus diselenggarakan sedemikian
rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik tidak menimbulkan
cacat. Mutu bahan baut yang dipergunakan harus memenuhi
syarat mutu bahan standard pabrik dan rencana.
g. Pembakaran dibengkel atau dilapangan untuk pemotongan atau
penyambungan harus mendapat persetujuan dari Direksi
Proyek dan Konsultan MK. Dalam hal persetujuan diberikan,
maka bagian yang dibakar tersebut harus diselesaikan dengan
baik sehinga sama dengan hasil pemotongan.
h. Permukaan Bahan yang akan dicat harus dibersihkan dari
korosi dengan semprotan pasir (sand blasting) sama efektifnya
sehingga permukaan memperoleh warna Yang Baik. Bekas las-
lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan
lasnya.
i. Segera setelah dibersihkan seperti cara diatas, permukaan Pipa
Galvanist dicat dengan lapisan pelindung. Apabila ditentukan
pekerjaan galvanisasi untuk pelat Pipa Galvanist atau pipa-pipa
maka yang dimaksud proses galvanisasi celup panas. Kawat las
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

yang digunakan adalah ARCH – Welding dengan


menggunakan Mild Steeel Electrode jenis Eutetic Rod
Unimatic 6000(AC-DC) dengan tesile strength 68,000 psi =
4760 pascal atau kawat las lain yang setera. Pengelasan
kontruksi dan mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS
atau AISC Spesification.
5.2. Perlidungan Material pekerjaan Pipa Galvanist, baut dan alat
penyambung lainnya yang dipakai harus dilindungi dari
serangan karat. Perlindungan diadakan dengan pemberian
lapisan cat / meni. Sebelum dicat, permukaan bahan Pipa
Galvanist harus disikat dengan sikat kawat Pipa Galvanist
sehingga betul – betul bebas dari karat dan sesudah
dibersihkan segera dimeni. Semua permukaan bahan Pipa
Galvanist yang sukar dicapai setelah pemancangan harus
diberi lapisan pelindung terhadap karat sebelum pemasangan
diselenggarakan.
a. Kontraktor maupun sub kontraktor harus bertanggung jawab
atas pekerjaan ini. Persetujuan yang diberikan oleh Perencana
tidak berarti membebaskan kontraktor maupun sub kontraktor
dari tanggung jawab.
b. Perubahan ukuran/ dimensi dari profil Pipa Galvanist
rencananya, harus disetujui oleh Direksi Proyek dan Konsultan
MK.
c. Kontraktor diharuskan membuat gambar Kerja ( shop drawing
) dari pekerjaan Pipa Galvanist ini dan perhitungan konstruksi
apabila diadakan perubahan – perubahan praktis dari rencana
semula. Gambar kerja dan perhitungan ini diserahkan kepada
Direksi Proyek dan Konsultan MK.
d. Gambar kerja tersebut diatas meliputi seluruh bagian dari
pekerjaan kostruksi seperti detail – detail pemasangan,
penyambungan, lubang- lubang, baut – baut, las, pemotongan,
pertemuan pada pemutusan, penguatan, ukuran - ukuran ,
dimensi daru bahan dan lain – lain yang secara teknis
diperlukan. Gambar rencana berlaku sebagai gambar referensi
untuk gambar kerja.
5.2.1 Fabrikasi
Persyaratan umum untuk fabrikasi adalah sebagai berikut :
a. Tenaga – tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga – tenaga
ahli pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan petunjuk – petunjuk dari direksi dan
konsultan MK, serta teliti sehingga menjamin bahwa seluruh
bagian pekerjaan dapat cocok satu sama lain pada waktu
pemasangan.
b. Direksi Proyek dan Konsultan MK mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan
pekerjaan. Tidak satu pekerjaanpun dibongkar dan disiapkan
untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui Direksi proyek
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

dan Konsultan MK. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak


sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak
dan harus segera diperbaiki.
c. Sub kontraktor fabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri,
semua alat – alat perancah dan sebagainya yang diperlukan
dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan. Sub kontraktor
fabrikasi harus memperkenankan sub kontraktor montasi untuk
sewaktu–waktu memerisa pekerjaan dan untuk mendapatkan
keterangan mengenai cara–cara dan lain–lain yang
berhubungan dengan pemasangan ditempat pekerjaan. Sub
kontraktor montase tidak mempunyai wewenang untuk
memberikan intruksi – intruksi mengenai cara penyelenggaraan
Fabrikasi.

5.2.3 Pengelasan
a. Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tenaga las, dibawah
pengawasi langsung seorang yang menurut anggap direksi
proyek dan konsulan MK mempunyai kemampuan dan
pengalaman yang sesuai untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
b. Sub kontraktor harus mengajukan cara pengelasan kepada
Direksi proyek dan konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuan dan persetujuan yang telah diberikan tidak dapat
dirubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
c. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur
listrik) dengan ketentuan sebagai berikut :
- Tebal las minimum : 3,5mm
- Panjang las minimum : 70 mm
- Panjang las maksimum : 40 x tebal
d. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, minimal sama dengan
kekuatan Pipa Galvanist. Kelas E 60 atau grade SAW –1 sesuai
ASTM –A233.
e. Detail-detail khusus yang menyangkut cara persiapan
sambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran elektroda, tebal
masing – masing bagian yang dilas dan ukuran dari las serta
kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus diajukan sub
kontraktor terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Proyek dan Konsultan sebelum pekerjaan las listrik
tersebut dilakukan.
f. Ukuran elektroda arus dan tegangan listrik serta kecepatan
busur listrik yang digunakan pada las listrik harus seperti yang
dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak dapat
diadakan penyimpangan penyimpangan tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi Proyek dan Konsultan.
g. Plat–plat yang akan dilas harus bebas dari kotor – kotoran besi,
minyak, cat, karat atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi
mutu las. Las dengan retak susud, retak pada bagian dasar,
berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

h. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material.


Bila memungkinkan semua potongan–potongan & sebagainya
harus dijepit bersama–sama pada saat dilubangi, dibor
sehingga mata bor menembus tebal secara sekaligus. Cara lain
batang tersebut dilubangi sendiri–sendiri dengan menggunakan
mal.
i. Setelah selesai dibor seluruh kotoran besi harus disingkirkan
dan apabila diperlukan plat–plat dan sebagainya dapat dilepas
kembali. Diameter lubang untuk baut HTB adalah 1–1,5mm
lebih besar dari pada diameter yang tertera dalam gambar
rencana.
Dalam hal lubang tidak dibor sekaligus untuk seluruh tebal elemen
– elemen lubang dapat dibor dengan ukuran yang lebih kecil dan
diperbesar kemudia saat montase percobaan.

5.3. Pengecatan Pipa Galvanist


a. Semua kontruksi Pipa Galvanist yang akan dipasang perlu
dicat dipabrik dengan cat dasar yangtelah disetujui oleh Direksi
Proyek dan Konsultan kecuali pada bidang – bidang yang akan
dikerjakkan dengan mesin perkakas seperti misalnya pada
perletakan.
b. Pekerjaan pengecatan terdiri dari : Pembersihan seluruh
sambungan lapangan dan bidang – bidang yang telah dicat
akhir untuk seluruh bidang pekerjaan besi yang terbuka.
c. Seluruh permukaan pekerjaan Pipa Galvanist harus dibersihkan
dan dikupas dengan sand blasting atau caralain yang disetujui
agar menjadi logam yang bersih,bebas, karat, lumpur dan lain –
lain. Luas bidang permukaan yang dibersihkan harus segera
ditutup dengan cat dasar, sebelum terjadi oksidasi. Bila terjadi
oksidasi ( karat ), permukaan harus dibersihkan kembali
sebelum pengecatan dasar dilakukan.
d. Pengecatan dapat dilakukan dengan kuas tangan yang disetujui
atau dengan cara yang disyaratkan oleh Direksi proyek &
Konsultan. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca
berkabut, lembab atau berdebu atau pada cuaca lain yang jelek,
kecuali diusahakan tindakan – tindakan seperlunya yang sesuai
dengan pendapat Direksi proyek & konsultan untuk
menghindari pengaruh cuaca.
e. Permukaan yang dicat harus kering dan dan tidak berdebu,.
Lapisan berikutnya tidak dilakukan sebelum lapisan cat
sebelumnya kering betul.
f. lapisan penutup dilakukan diatas lapisan cat dasar dalam tempo
kurang lebih enam bulan & tidak boleh dilakukan lebih cepat
dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian,
maka permukaan bahan perlu dibersihkan kembali atau dicat
dasar lagi.
g. Cat ( termasuk penyemprotan ) harus disapu dengan kuat pada
permukaan Pipa Galvanist, baut – baut pada setiap sudut –
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

sudut, sambungan pelat, lekuk – lekuk dan sebagainya.


h. Setiap bagian yang menampung air, atau dapat dirembesi air
diisi dengan cat yang tebal atau digunakan semen kedap air
atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
i. Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama rata.
Pemakaian cat yang rata ialah 12,5 m2 sampai 15 m2 perliter
untuk cat dasar & 15 m2 sampai 20 m2 untuk lapisan
berikutnya. Cat untuk Pipa Galvanist menggunakan produk
ICI, Hempelindo atau yang setara.
j. Sebelum pengerjaan pengecatan dimulai, kontraktor harus
mengajukan contoh material cat yang akan dipakai kepada
Direksi Proyek & Konsultan.

B. SYARAT-SYARAT ARSITEKTUR

1. Lingkup 1.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi tenaga kerja, bahan – bahan,
Pekerjaan peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan penyelesaian arsitektur secara lengkap.
1.2. Pekerjaan penyelesaian arsitektur ini meliputi :
- Pekerjaan pasangan
- Pekerjaan plesteran
- Pekerjaan lantai
- Pekerjaan pengecatan
- Pekerjaan sanitair
- Pekerjaan pembersihan, pembongkaran dan pengamanan
setelah pembangunan.
1.3. Setiap perubahan spesifikasi material dari yang ditentukan dalam
RKS ini harus atas persetujuan Direksi Proyek / Konsultan.

2. Pekerjaan 2.1. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/material dan data


Pasangan teknis kepada Direksi dan Konsultan untuk mendapatkan
persetujuan.
2.2. Persyaratan pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan
memeriksa dengan seksama gambar kerja dan melihat keadaan
di lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan standard
spesifikasi dari bahan / material yang digunakan.
3. Kontraktor harus memperhatikan detail, bentuk profil
sambungan dan atau hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam gambar kerja.
4. Pemasangan batu bata
- Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus
tegak dan pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur


dengan tepat.
- Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku, kecuali apabila
pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam
gambar kerja.
- Untuk permukaan yang datar, batas teloransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m vertikal dan horisontal. Jika melebihi,
kontraktor harus membongkar atau memperbaiki, biaya untuk
pekerjaan ini ditanggung kontraktor dan tidak dapat diajukan
sebagai pekerjaan tambahan.
- Untuk setiap pertemuan dinding pasangan 1/2 bata maupun 1
bata dan atau permukaan dinding seluas 9 m2 dan atau seperti
tercantum dalam gambar harus dipasang kolom praktis dan
atau balok penguat beton dengan ukuran 12/15, jumlah
tulangan 4 Ø 12 mm dan begel Ø 8 – 200 mm atau seperti pada
gambar. Demikian pula untuk setiap lubang (kusen pintu /
jendela) atau lubang lainnya selebar > 90 cm harus dipasang
balok penguat beton terlepas apakah hal tersebut tergambar
atau tidak di dalam gambar.
Untuk dinding dengan panjang maksimal 400 cm harus diberi
kolom praktis dan untuk dinding setinggi maksimal 400 cm
harus diberi ring balok sebagai pengikat.
- Ukuran batu bata digunakan adalah 22 x 11 x 6 cm dengan
toleransi 0,5 cm
- Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan adukan
perekat / spesi antar bata harus sama setebal 2,50 – 3,00 cm.
Siar – siar ini harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan
rapi kemudian disiram air dan siap menerima plesteran. Semua
kolom, kolom praktis, balok pengikat beton, maupun beton
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang
angker Ø 6 mm setiap jarak 75 cm. panjang angker minimum
20 cm, 15 cm tertanam dalam bata, sisanya tertanam dalam
beton.
5. Adukan perekat
- Adukan perekat/spesi harus selalu dalam keadaan segar atau
belum mengeras pada waktu pemakaian.
Jarak waktu pencampuran adukan perekat/spesi dengan
pemasangan jangan melebihi 20 menit, terutama untuk adukan
kedap air.
- Pasangan batu bata dengan adukan perekat/ spesi 1 PC : 4 Psr,
di laksanakan mulai dari ketinggian 20 cm diatas lantai,
terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam
Gambar kerja.

6. Pemeliharaan
- Selama pemasangan dinding belum diberi lapisan bahan akhir
(difinish), kontrakor wajib memelihara dan menjaga atas
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

kerusakan atau pengotoran atas bahan lain.


- Apabila pada saat pemasangan bahan akhir terdapat kerusakan
berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Proyek /
Konsultan. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak
diajukan sebagai pekerjaan tambah

3. Pekerjaan 3.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja,


Plesteran bahan–bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi
pekerjaan plesteran dinding bata (baik dinding baru atau lama)
seperti tercantum dalam Gambar Kerja
3.2. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam
volume dengan cara pembuatannya menggunakan mixer.
b. Beraben dan Plesteran
- Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran kedap air,
yaitu 1 PC : 3Psr, dipakai untuk menutup permukaan dinding
pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke permukaan
tanah dan/atau lantai.
- Plesteran biasa adalah campuran 1PC : 4 Psr, adukan plesteran
ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan
bangunan, terkecuali yang dinyatakan kedap air.
- Plesteran kedap air dalam campuran 1PC : 3Psr, Adukan
plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding yang
disyaratkan harus kedap air seperti yang tercantum dalam
Gambar.
- Plesteran halus/aci halus adalah campuran semen (PC) dengan
air yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan
campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan
pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah adukan
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari atau
sudah kering betul.
c. Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar
dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara
waktu pencampuran adukan plesteran dengan pemasangan tidak
melebihi 20 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
d. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini khususnya untuk plesteran
aci halus.
e. Terkecuali untuk beraben, permukaan semua adukan plesteran
harus diratakan, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun
benda – benda lain yang membuat cacat.
f. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

dibasahi terlebih dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam


kurang lebih 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan
diplester, harus dibersihkan dari sisa – sisa bekisting, kemudian
di kretek/scratched. Semua lubang - lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup adukan plesteran.
g. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
selesai pemasangan instalasi pipa yang ada di seluruh bagian
dinding bangunan.
h. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat
dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
i. Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material
akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur – alur
garis horisontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut.
j. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 3 mm, untuk
setiap area 2 m1.
k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan tercantum dalam
gambar kerja. Tebal plesteran minimal 1,5 dan maksimal 2,5
cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan
menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan
kepermukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
3.3. Pemeliharaan
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar tidak berlangsung secara tiba – tiba.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari panas
matahari langsung dengan penutup yang mencegah penguapan
air secara cepat.
b. Pembasahan tersebut dilakukan selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai dengan selalu menyiram air sekurang –
kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
c. Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan /
material akhir, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya
terhadap kerusakan–kerusakan dan pengotoran, biaya
pemeliharaan adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak
dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
d. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan
bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 1 (satu) minggu,
plesteran harus cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat
lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang
disyaratkan oleh Direksi Proyek / Konsultan, maka Kontraktor
harus membongkar dan memperbaiki pekerjaan tersebut
sampai disetujui oleh Direksi Proyek / Konsultan
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

5.5 Persyaratan pelaksanaan pengecatan kayu


1. Untuk pekerjaan pengecatan kayu yang tidak ditampakkan
serat kayu
a. Semua pekerjaan kayu yang tidak ditampilkan seratnya
harus diberi meni kayu dan cat dasar/plamir.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan kuas.
c. Semua pekerjaan kayu tersebut dalam gambar kerja yang
dinyatakan kelihatan/tampak, harus dicat finish setelah
diberi lapisan meni sebanyak dua lapis dengan jarak waktu
pengecatan antar lapisan adalah rata-rata 16 jam atau sesuai
dengan standart pabrik.
d. Pekerjaan – pekerjaan dengan menggunakan roller atau
kuas.
e. Cara pengecatan, urutan pengecatan, ketebalan lapisan cat
dan tenggang antara pelapisan satu dengan pelapisan
lainnya harus sesuai dengan standard pabrik dan telah
disetujui oleh Direksi Proyek / Konsultan.
2. Untuk pekerjaan pengecatan kayu yang ditampakan serat kayu:
a. Kayu dihaluskan memakai kertas amplas no. 180 untuk
menghilangkan debu, kotoran dan bulu kayu.
Pengamplasan dilakukan searah serat kayu.
b. Pada kayu yang telah bersih diberi dilakukan proses
pewarnaan dengan menggunakan Plitur dengan bahan dasar
air (Waterbased). Warna ditentukan kemudian sesuai
dengan persetujuan Direksi Proyek / Konsultan.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan menggunakan
kuas. Setelah kondisi 80% - 90% kering, permukaan
dibersihkan dengan kain lap hingga bersih dan warna
menjadi rata. Untuk mendapatkan warna yang lebih tua,
pekerjaan wood stain harus dilakukan berulang kali, atau
minimum 2 (dua) kali. Tunggu hingga lapisan kering benar
sebelum pelapisan selanjutnya.
5.6. Persyaratan pelaksanaan pengecatan metal
1. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan khususnya pada pengecatan
cat dasar untuk komponen bahan/material metal, harus
dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
2. Persiapan sebelum pengecatan
Bersihkan permukaan dari kulit giling, kerak, karat, minyak,
lemak dan kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh,
sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan tampak
metal yang halus dan mengkilap.
3. Cara terbaik untuk membersihkan permukaan metal :
- Mencuci permukaan metal dengan bensin, kemudian dilap
dengan lap kering,untuk membersihkan minyak, lemak,
debu dan kotoran lain
- Dengan cara blast cleaning untuk permukaan metal yang
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

tidak diberi lapisan galvanis.


- Dengan cara solvent cleaning untuk permukaan metal yang
diberi lapisan galvanis. Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan sikat kawat mekanik/mechanical wire brush
hanya dilakukan apabila keadaan mendesak. Pembersihan
terakhir dilakukan dengan vacuum cleaner atau sikat yang
bersih.
4. Cara pengecatan, urutan pengecatan, ketebalan lapisan cat
tenggang waktu antara pelapisan satu dengan lainnya harus
sesuai dengan jenis permukaan metal dan standard pabrik
dengan persetujuan Direksi Proyek / Konsultan. Pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dengan menggunakan kuas atau sesuai
standard pabrik.
5. Lapisan cat yang terakhir dilakukan sebanyak 2(dua) lapis
dengan jarak waktu pengecatan antar lapisan rata-rata 12 jam.
6. Semua hasil pengecatan harus dilindungi agar terhindar dari
benturan atau cat lain akibat pekerjaan lain.
7. Kontraktor wajib mengganti bagian – bagian yang rusak tanpa
tambahan biaya sampai pekerjaan tersebut disetujui Direksi
Proyek / Konsultan. Hal tersebut tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.

6 Pekerjaan 6.1 Lingkup Pekerjaan Taman meliputi penanaman pohon atau


Taman tanaman. Setiap pekerjaan tersebut di atas harus diselesaikan
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan apa yang tercantum
dalam perjanjian kontrak, kecuali kalau ada addendum susulan
yang menyangkut masalah tersebut.
6.2 Cara penanaman, pola penamannya dan jenis tanaman sesua
dengan gambar rencana dan sesuai dengan persetujuan Direksi.

6.3 Nama dan Jenis pohon/ tanama yang dipakai adalah sebagai
berikut :
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 04 -

Gambar

Nama Tanaman CEMARA UDANG

Diskripsi Tanaman

Cara Penanaman

Cara Perawatan - Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan pupuk Kandang.
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb ) dan pemupukan 3 bulan sekali
menggunakan pupuk Kandang

Jarak Tanam
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 05 -

Gambar

Nama Tanaman PINANG MERAH

Diskripsi Tanaman - Tanaman ini bisa tinggi mencapai 4m atau lebih


- Tanaman ini juga disebut sebagai Tanaman Pelindung atau Peneduh

Cara Penanaman - Penanaman pohon ini secara sendiri dengan jarak tanam disesuaikan

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan menggunakan pupuk Kandang.

Jarak Tanam Antara 1m – 2m /phn


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 06 -

Gambar

Nama Tanaman BLIGO MERAH

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pelengkap
- Sebagai Tanaman Pagar

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok


- Biasanya difungsikan sebagai tanaman pagar

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemangkasan dilakukan secara rutin sesuai bentuk yang di kehendaki,
- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 80 - 100 ph/m² atau 10 phn /m


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 07& 08 -

Gambar

Nama Tanaman HELICONIA KUNING / MERAH

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pelengkap

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 40 - 60 ph/m²


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 09 -

Gambar

Nama Tanaman KANA ORANGE

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pelengkap

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 40 - 60 ph/m²


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 10 -

Gambar

Nama Tanaman KANA MERAH

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pelengkap

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 40 - 60 ph/m²


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 11 -

Gambar

Nama Tanaman PURING

Diskripsi Tanaman

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam 30-40 phn/m²


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 12 -

Gambar

Nama Tanaman PANGKAS KUNING

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pelengkap
- Sebagai Tanaman Pagar

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok


- Biasanya difungsikan sebagai tanaman pagar

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemangkasan dilakukan secara rutin sesuai bentuk yang di kehendaki,
- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 80 - 100 ph/m² atau 10 phn /m


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 13 -

Gambar

Nama Tanaman PANDANUS

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pelengkap
- Sebagai Tanaman Pagar

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok


- Biasanya difungsikan sebagai tanaman pagar

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 80 - 100 ph/m² atau 10 phn /m


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 16 -

Gambar

Nama Tanaman TEH-TEHAN

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pagar / Border
- Sebagai Tanaman Penggati Rumput

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok


- Biasanya difungsikan sebagai tanaman pagar

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemangkasan dilakukan secara rutin sesuai bentuk yang di kehendaki,
- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 80 - 100 ph/m²


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 17 -

Gambar

Nama Tanaman KACANG – KACANGAN

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pagar / Border
- Sebagai Tanaman Penggati Rumput

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok


- Biasanya difungsikan sebagai tanaman pagar

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemangkasan dilakukan secara rutin sesuai bentuk yang di kehendaki,
- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 80 - 100 ph/m²


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 18 -

Gambar

Nama Tanaman TELO

Diskripsi Tanaman - Sebagai Tanaman Perdu


- Sebagai Tanaman Pelengkap
- Sebagai Tanaman Pengganti rumput

Cara Penanaman - Penanaman dilakukan secara kelompok


- Biasanya difungsikan sebagai tanaman pengganti rumput

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemangkasan dilakukan secara rutin sesuai bentuk yang di kehendaki,
- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 80 - 100 ph/m² atau 10 phn /m


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 20 -

Gambar

Nama Tanaman BOEGENVILLE PARIGATA

Diskripsi Tanaman

Cara Penanaman - di tanam tunggal sebagai maskotmenyesuaikan dengan lahan yang ada

Cara Perawatan - Tanaman ini memerlukan air yang sedang


- Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan pupuk Kandang.
pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb ) dan pemupukan 3 bulan sekali
menggunakan pupuk Kandang

Jarak Tanam
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

Daftar Tanaman

No. - 21 -

Gambar

Nama Tanaman JABURAN

Diskripsi Tanaman

Cara Penanaman

Cara Perawatan - Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan


pupuk anorganik ( seperti. NPK, Urea, TSP, dsb )

Jarak Tanam Antara 80 - 100 ph/m²


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

GAMBAR-GAMBAR

Keterangan:

Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan


Rencana Kerja dan Syarat - Syarat

BAB VIII

DAFTAR KUANTITAS, ANALISA HARGA SATUAN


DAN METODA PELAKSANAAN

1. Daftar kuantitas terdiri dari:


a. Rekapitulasi daftar kuantitas pekerjaan;
b. Daftar rinci kuantitas dan harga.

2. Analisa harga pekerjaan:


a. Analisa harga satuan mata pembayaran utama;
b. Daftar upah;
c. Daftar harga bahan;
d. Daftar harga peralatan.

3. Metoda pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:


a. Metoda untuk melaksanakan pekerjaan sampai dengan selesai untuk masing-masing
pekerjaan utama;
b. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
c. Daftar personil inti yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan;
d. Daftar peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai