Bab Iv
Bab Iv
Bab Iv
Distrik Abepura Kota Jayapura. Dengan luas wilayah sebesar 96 km2 dan
Jayapura Selatan (2) bagian baarat, berbatasan dengan Kabupaten Kerom (3)
bagian utara, berbtasan dengan dengan Kelurahan Asano Distrik Abepura (4)
Abepantai, Pustu Enggros, Nafri, Koya mempunyai letak pada lokasi yang
jiwa, dengan jumlah sebesar 3308 kepala keluarga, yang dibagi menjadi
perkampung yaitu Abepantai sebesar 10.427 jiwa, Nafri sebesar 2.109 jiwa,
Koya Koso sebesar 4.595 jiwa dan Enggros sebesar 584 jiwa.
Misi (1) Meningkatkan kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam
"Lalong Mbeot"
kesehatan sehingga masyarakat bisa mandiri (2) Meningkatkan
31 desember 2017 : Nakes PNS (1) Dokter sebanyak 3 orang (2) perawat
sebanyak 9 orang (3) bidan sebanyak 9 orang (4) sanitarian sebayak 1 orang
(5) gizi sebanyak 3 orang (6) analis kesehatan sebanyak 3 orang (7) asisten
Dengan Nakes non PNS (1) dokter kontrak sebanyak 1 orang (2) perawat
magang sebanyak 2 orang (3) bidan kontrak sebanyak 1 orang (4) sanitarian
magang sebanyak 1 orang (5) supir ambulance sebanyak 1 orang (6) cleaning
pembantu 4 buah (Enggros, Nafri, Koya Koso dan Koya Karang), posbindu 1
buah dan posyandu sebanyak 13 buah, dengan jumlah kader yang aktif yaitu
"Lalong Mbeot"
Keliling (pusling) sebanyak 2 buah dan Motor sebanyak 9 buah (Pustu Nafri,
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, paritas, penyakit infeksi, asupan protein dan asupan energi di
wilayah Puskesmas Abepantai Kota Jayapura (n=50)
Kasus Kontrol
No Variabel (%) (%) n
(n) (n)
1 Umur
a. <20 tahun 4 8 1 2 5
b. >20 tahun 21 42 24 48 45
Jumlah 25 50 25 50 100
2 Pendidikan
a. Rendah (SD- 1 2 9 18 10
SMP)
b. Tinggi (SMA-PT) 24 48 16 32 40
Jumlah 25 50 25 50 100
3 Pekerjaan
a. Bekerja 9 18 10 20 19
b. Tidak Bekerja 16 32 15 30 31
Jumlah 25 50 25 50 100
4 Pendapatan
a. Rendah 17 34 8 16 25
b. Tinggi 8 16 17 34 25
Jumlah 25 50 25 50 100
5 Paritas
a. > 3 anak 20 40 17 34 37
b. <3 anak 5 10 8 16 13
"Lalong Mbeot"
Kasus Kontrol
No Variabel (%) (%) n
(n) (n)
Jumlah 25 50 25 50 100
6 Penyakit Infeksi
a. Ya 7 14 4 8 11
b. Tidak 18 36 21 42 39
Jumlah 25 50 25 50 100
7 Asupan Energi
a. Rendah <80% 17 34 8
16 25
AKG
b. Cukup 80% AKG 8 16 17 34 25
Jumlah 25 50 25 50 100
8 Asupan Protein
a. Rendah <80%
18 36 8 26 26
AKG
b. Cukup 80% AKG 7 14 17 24 24
Jumlah 25 50 25 50 100
Sumber: Data Primer 2019
berdasarkan umur diketahui ibu dengan umur >20 tahun paling banyak
kelompok kontrol paling banyak ibu yang tidak bekerja sebanyak 15 30%)
(34%) orang.
"Lalong Mbeot"
Berdasarkan paritas paling banyak kelompok kasus dengan
paritas > 3 anak sebanyak 24 (40%) orang, dan kelompok kasus paling
asupan energi kelompok kasus paling banyak dengan asupan energi rendah
2. Analisis Bivariat
tahun 2019
Tabel 4.2 Hubungan antara umur ibu dengan kejadian kurang energi
kronik (KEK) pada ibu hamil di puskesmas Abepantai Kota
Jayapura tahun 2019
KEK
KEK Tidak KEK Jumlah
Umur Ibu
< 23,5 CM > 23,5 CM
n % n % n %
<20 tahun 4 8 1 2 5 10
>20 tahun 21 42 24 48 45 90
Jumlah 25 50 25 50 50 100
P value: 0,157 OR: 4.571 95% CI: .473-44.170
"Lalong Mbeot"
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 50
responden kelompok kontrol paling banyak dengan Tidak KEK > 23,5
kasus paling banyak dengan KEK < 23,5 CM sebanyak 21 (42%) orang.
nilai 4.571 dan nilai 95% CI (0,473 - 44.170), maka disimpulkan tidak
ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian kurang energi kronik
2019.
"Lalong Mbeot"
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square
nilai 0,074 dan nilai 95% CI (0,009 -.643), maka disimpulkan Ada
2019.
Tabel 4.4 Hubungan antara Pekerjaa ibu dengan kejadian kurang energi
kronik (KEK) pada ibu hamil di puskesmas Abepantai Kota
Jayapura tahun 2019
KEK
KEK Tidak KEK Jumlah
Pekerjaan
< 23,5 CM > 23,5 CM
n % n % n %
Bekerja 9 18 10 20 19 38
Tidak bekerja 16 32 15 30 31 62
Jumlah 25 50 25 50 50 100
P value: 0,771 OR: 0.844 95% CI: .269-2.647
nilai 0.844 dan nilai 95% CI (0, 269-2.647), maka disimpulkan tidak
"Lalong Mbeot"
kronik (KEK) pada ibu hamil di puskesmas Abepantai Kota Jayapura
tahun 2019.
(34%) orang.
2019.
"Lalong Mbeot"
e. Hubungan antara Paritas dengan kejadian kurang energi kronik
tahun 2019
nilai 1.882 dan nilai 95% CI (0.518- 6.845), maka disimpulkan Tidak
2019.
"Lalong Mbeot"
f. Hubungan antara Penyakit Infeksi dengan kejadian kurang energi
tahun 2019.
"Lalong Mbeot"
g. Hubungan antara Asupan Energi dengan kejadian kurang energi
2019.
"Lalong Mbeot"
h. Hubungan antara Asupan Protein dengan kejadian kurang energi
2019.
"Lalong Mbeot"
3. Analisis Mulitivariat
Tabel 4.10 Regresi logistik Ganda kejadian kurang energi kronik (KEK)
pada ibu hamil di puskesmas Abepantai Kota Jayapura tahun
2019
B S.E. Wald df Sig. Exp (B)
Umur 2,849 1,949 2,137 1 ,144 17,278
Pendidikan -2,702 1,397 3,739 1 ,053 ,067
Pekerjaan ,424 ,971 ,191 1 ,662 1,529
Pendapatan 2,591 1,222 4,496 1 ,034 13,345
Paritas -,384 ,971 ,157 1 ,692 ,681
Penyakit infeksi -1,190 1,352 ,774 1 ,379 ,304
Asupan energi 1,857 ,887 4,382 1 ,036 6,402
Asupan protein 3,087 1,185 6,786 1 ,009 21,922
Constant -9,622 6,060 2,521 1 ,112 ,000
Sumber: Data Primer 2019
pengaruh terhadap kejadian kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil di
"Lalong Mbeot"
4.3 Pembahasan
akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut atau lebih zat
konsumsi zat gizi pada tubuh, jika hal ini terjadi maka simpanan zat-zat pada
tubuh akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan bila keadaan ini terus
berlangsung lama, maka simpanan zat gizi tersebut akan habis sehingga
gizi seseorang berada pada kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat
biasanya dimana pertukaran dari hampir semua beban terjadi sangat aktif
terutama pada trimester III. Karena itu peningkatan jumlah konsumsi makan
semua kebutuhan ibu dan janin, maka kurang mengkonsumsi kalori akan
terjadinya KEK ibu hamil akan mempengaruhi tumbuh kembang janin antara
Energi Kronik) dapat dipicu atau disebabkan oleh beberapa hal seperti tingkat
"Lalong Mbeot"
pendidikan, pekerjaan, umur, pendapatan, jumlah anak, asupan gizi, dan
penyakit infeksi.
2019
kelompok kontrol paling banyak dengan Tidak KEK > 23,5 CM pada usia
>20 tahun sebanyak 24 (48%) orang, dan kelompok kasus paling banyak
muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari
gangguan kehamilan.
value = 0,157, hasil perhitungan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai 4.571
dan nilai 95% CI (0,473 - 44.170), maka disimpulkan tidak ada hubungan
"Lalong Mbeot"
antara umur ibu dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada ibu
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa usia ibu hamil tidak
paling banyak pada umur 20-35 tahun yang merupakan umur yang paling
baik untuk ibu hamil sehingga tidak ada hubungan umur pada penelitian
ini dengan kejadian KEK. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
pertamanya yang terlalu muda yang berumur kurang dari 20 tahun, hal
inilah yang menjadi penyabab ibu dengan umur yang muda memiliki
salah satu faktor penting dalam proses kehamilan dan persalinan, karena
kebutuhan gizi ibu. Usia kurang dari 20 tahun merupakan ibu hamil yang
kurang.
"Lalong Mbeot"
b. Hubungan antara Pendidikan ibu dengan kejadian kurang energi
tahun 2019
orang.
kurang energi kronik pada ibu hamil, karena tingkat pendidikan yang lebih
dari hasil wawancara yang didapatkan bahwa ibu hamil yang didaptkan
bahwa ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sulit
peluang 6,000 kali berisiko mengalami kurang energi kronik pada ibu
value = 0,005, hasil perhitungan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai 0,074
dan nilai 95% CI (0,009 -.643), maka disimpulkan Ada hubungan antara
"Lalong Mbeot"
pendidikan ibu dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada ibu
lebih baik. Berbedah dengan penelitian yang dilakukan oleh Efrianita Nur
"Lalong Mbeot"
seseorang dan individu dan mampu untuk membentuk pribadi individu
yang diharapkan orang yang berpendidikan tinggi akan semakin luas juga
tahun 2019
pekerjaan ibu yang tidak bekerja paling banyak kelompok kasus sebanyak
yang lebih untuk meperoleh informasi karena orang yang berkeja akan
lebih banyak berinteraksi dnegan ornag lain dari pada yang tidak bekrja
nafkah bagi kelurganya yang dilakukan secara berulang dan penuh dengan
peran terhadap timbulnya suatu masalah pada ibu hamil akan tetapi kondisi
"Lalong Mbeot"
istirahat saat bekerja berpengaruh besar terhadap kehamilan dan kesehatan
value = 0,771, hasil perhitungan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai 0.844
dan nilai 95% CI (0, 269-2.647), maka disimpulkan tidak ada hubungan
antara pendidikan ibu dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada
hubungan pekerjaan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di peroleh hasil
p-value = 0,009, dimana ibu yang tidak bekrja adalah IRT (ibu rumah
tangga) yang justru banyaka mengalami kejadian KEK. Namun hal ini
tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggi Nurhasna
pekerjaan ibu hamil dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas
yang dilakukan dengan wawancara bahwa ibu yang tidak berkeja adalah
IRT (ibu rumah tangga) justru banyak yang mengalami KEK, karena ibu
kebutuhan enrgi yang diperlukan, disamping itu ibu yang tidak bekerja
tidak memiliki akses info yang bayak karena setidaknya waktu dan beban
kerja yang dikerjakan setiap hari sangat bnayak seperti harus mengerjakan
"Lalong Mbeot"
suami sehingga beban kerja yang dilakukan ibu hamil sangat
lebih sedikit yang menyiapkan makanan yang berpengaruh pada status gizi
ibu hamil. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi
untuk ibu hamil. Status gizi juga didefinisika sebagai statsus kesehatan
nutrient.
2019
"Lalong Mbeot"
gizi, karena peningkatan pendapatan tersebut memungkinkan mereka
jumlah dan macam barang atau pangan yang tersedia dalam rumah tangga.
P value = 0,011, hasil perhitungan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai 4.516
pendapatan dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil
"Lalong Mbeot"
keseimbangan antara masukan makanan dengan kebutuhan makanan yang
diperlukan tubuh.
berasal dari suami. Pendapatan keluarga per bulan hanya berasal dari
suami rata-rata ≤ UMK Kota Jayapura tahun 2019, yaitu sebesar Rp.
termasuk kebutuhan kesehatan dan pemenuhan zat gizi. Hal ini pada
yang membuat gizi ibu semakin terpantau (Asiyah dkk, 2013). Akan tetapi
makanan atau pola konsumsi, penyakit infeksi, pengetahuan ibu, usia ibu
2019
paling banyak kelompok kasus dengan paritas > 3 anak sebanyak 24 (40%)
"Lalong Mbeot"
orang, dan kelompok kasus paling banyak dengan paritas > 3 anak
Paritas merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya KEK pada ibu
hamper sebagaian besar ibu hamil memiliki jumlah anak yang lebih dari 3,
namun dengan umur awal kehamilan, yang cukup muda memiliki masa
waktu yang cukup panjang hal ini yang membuat hampir seluruh ibu
memiliki jumlah anak yang lebih dari 3 dengan jarak yang cukup jauh
bahwa ibu hamil yang memiliki paritas lebih dari 4 orang lebih berisiko
mengalami KEK faktor terlalu sering dan terlalu bnayak melahirkan juga
"Lalong Mbeot"
menjadi penyebab tidak langsung pada kehamilan ibu hamil (Depkes R.I.
2000).
value = 0,333, hasil perhitungan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai 1.882
dan nilai 95% CI (0.518- 6.845), maka disimpulkan Tidak Ada hubungan
antara Paritas dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil
Novitasari (2016) tidak ada hubungan paritas dengan kejadian KEK pada
dengan nilai signifikan (p) = 0,384 > α (0,05). Namun hal ini berbeda
tingkatan rendah.
"Lalong Mbeot"
sebanyak 21 (42%) orang, dan kelompok kasus paling banyak tidak ada
gizi oleh adanya penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi
Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan kaadaan gizi yang
2002).
value = 0,333, hasil perhitungan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai 2.042
antara Penyakit Infeksi dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada
atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antara penyakit infeksi dengan
keadaan KEK pada ibu hamil di Kabupaten Banjarnegara tahun 2005. Dari
"Lalong Mbeot"
ibu hamil yang tidak terkena penyakit infeksi. Hal ini terjadi karena ibu
antara penyakit infeksi dengan keadaan KEK pada Ibu hamil di Kabupaten
Banjarnegara.
mencerna makanan. Parasite dalam usus seperti cacing gelang dan cacing
(2010), menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara interaksi
"Lalong Mbeot"
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam
mengukur status gizi masyarakat. Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari
energi dan protein, melainkan semua zat gizi dapat memberi kontribusi
diperlukan ibu untuk dapat berfungsi dengan baik. Ibu hamil yang
tinggi melahirkan bayi dan mengalami kerusakan otak dan sumsum tulang
"Lalong Mbeot"
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh P
value = 0,011, hasil perhitungan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai 4.516
Asupan Energi dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada ibu
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gotri Marsedi (2016)
didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan. Akibat kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil
"Lalong Mbeot"
Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan
nutrisi untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan
dalam jumlah yang banyak untuk pemenuhan gizi ibu sendiri dan
bukan hanya dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu
P value = 0,005, hasil perhitungan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai 4,516
Asupan Protein dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada ibu
oleh Fatma Dyah Nurbaiti (2016) Ada hubungan antara asupan energi dan
protein dengan kejadian KEK pada wanita usia 20-35 tahun di Desa
konsumsi energi protein dan zat besi ibu hamil dengan AKG (Angka
konsumsi energi, protein dan zat besi <80% AKG maka dikatakan tingkat
konsumsi energi, protein dan zat besi “kurang” sedangakan besi ≥80%
"Lalong Mbeot"
AKG maka dikatakan tingkat konsumsi energi, protein dan zat besi
“cukup”.
trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya, sedangkan pada trimester III
"Lalong Mbeot"